Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New


EVALUASI KINERJA DAN INISIASI PENYESUAIAN KOREKTIF

Mengevaluasi Kinerja Dan Memulai Penyesuaian Hasil
Komponen kelima administrasi taktik dalam proses pemantauan perkembangan eksternal baru, mengevaluasi kemajuan perusahaan, dan membuat adjustments korektif yaitu titik pemicu untuk memutuskan apakah akan melanjutkan atau mengubah visi dan misi, tujuan, taktik perusahaan, dan / atau metode taktik eksekusi (Thompson et.al., 2012).

Corporate Governance : Peran Dewan Direksi Dalam Proses Pelaksana Strategi
Menurut Thompson et.al (2012), ada lima tugas yang dilakukan oleh manajemen strategis dengan cara yang ada di kepentingan pemegang saham terbaik dan pemangku kepentingan lainnya, seorang administrator perusahaan memiliki empat kewajiban penting untuk dipenuhi, yaitu :
1.             Mengawasi perusahaan dalam bidan akuntansi keuangan dan praktik pelaporan keuangan. 
2.             Kritis menilai arah perusahaan, strategi, dan pendekatan bisnis.
3.             Evaluasi keterampilan kepemimpinan strategis eksekutif senior.
4.             Lembaga rencana kompensasi untuk eksekutif puncak yang menunjukkan penghargaan kepada mereka atas tindakan dan hasil yang menyajikan kepentingan pemegang saham. 

Poin Utama
Proses administrasi strategis terdiri dari lima peran yang saling terkait (Thompson et.al., 2012) :
1.             Mengembangkan visi strategis dari masa depan perusahaan, sebuah pernyataan misi yang mendefinisikan tujuan perusahaan ketika ini, dan satu set nilai-nilai inti untuk memandu mengejar visi dan misi. Tugas manajerial ini dalam menunjukkan isyarat bagi perusahaan, menginspirasi karyawan perusahaan, panduan tindakan seluruh organisasi, dan berkomunikasi dengan stakeholder administrasi aspirasi untuk masa depan perusahaan.
2.             Menetapkan tujuan untuk mengubah visi dan misi ke dalam target kinerja dan menggunakan hasil yang ditargetkan sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja perusahaan. 
3.             Menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan memindahkan perusahaan sepanjang proses strategis. Strategi datang dari jago yang melaksanakan hal-hal berbeda dari pesaing itu penting yang menjadi lebih berdayaguna, menjadi lebih imajinatif dan menyesuaikan diri lebih cepat. Dalam perusahaan diversifikasi besar, hirarki taktik pembuatan terdiri dari empat tingkat, yang masing-masing melibatkan tingkat yang sesuai administrasi : taktik perusahaan, taktik bisnis (strategi bisnis individu yang bersaing dalam industri tunggal), fungsional taktik dalam setiap bisnis (misalnya, pemasaran, R & D, logistik), dan operasi strategi. Dengan demikian, pembuatan taktik yaitu acara kolaboratif inklusif yang melibatkan tidak hanya eksekutif senior perusahaan tetapi juga kepala divisi bisnis utama, manajer fungsional daerah, dan manajer operasi utama. Semakin besar dan lebih beragam operasi suatu perusahaan, semakin banyak poin dari inisiatif strategis yang telah dan semakin tingkat administrasi yang memainkan membuat peran taktik menjadi lebih penting.
4.             Pelaksana taktik yang dipilih dan mengubah rencana strategis ke dalam tindakan. Mengelola pelaksanaan taktik merupakan acara operasi yang berorientasi membentuk kinerja acara bisnis inti mendukung secara strategi. Manajemen penanganan dari proses implementasi taktik dapat dianggap berhasil kalau ada yang cukup lancar bahwa perusahaan memenuhi atau mengalahkan sasaran strategis dan keuangan kinerja dan menunjukkan kemajuan yang baik dalam mencapai administrasi visi strategis. 
5.             Pemantauan perkembangan, evaluasi kinerja, dan memulai menyesuaikan dalam pengalaman nyata, perubahan kondisi, ide-ide gres dan peluang baru. Ini peran dari proses administrasi taktik yaitu titik pemicu untuk memutuskan apakah akan melanjutkan atau mengubah visi perusahaan dan metode misi, tujuan, strategi, dan / atau pelaksanaan strategi.

PPh Pasal 21 perhitungan dan perlakuan akuntansinya, tetapi tidak ada salahnya kalau me-reference ke kawasan lain juga.

Karena banyaknya kasus sejenis (masalah Pajak dan status ketenaga kerjaan orang asing) yang saya terima, maka saya menganggap perlu untuk sedikit berbicara mengenai bentuk tubuh usaha, status ke-tenaga kerja-an dan pajak gaji atas tenaga kerja asing, sebelum eksklusif menjawab pertanyaan Ms. Ci.


Bentuk/Status Usaha dan Pajak atas gaji Tenaga Kerja Asing.

Perhitungan PPh Pasal 21/26 tidak terpengaruh oleh bentuk maupun status perusahaan. Entah itu UD, Fa, CV, PT, PT (PMDN), BUT maupun PT (PMA). Tetapi tenaga kerja orang absurd ada kaitannya dengan bentuk usaha. Untuk menyederhanakan penjelasan, saya mulai dengan pertanyaan:

Siapa (pihak mana) saja yang boleh mempekerjakan orang asing?

Yang boleh mempekerjakan orang absurd hanya tubuh usaha yang berbentuk: BUT, PT (PMA) dan PT lokal PMDN or NON-PMDN) menengah dan besar.


Lalu pertanyaan berikutnya:

Apa criteria ukuran sekala perusahaan (kecil, menengah dan besar)?

Yang menjadi ukuran resmi ialah “Modal”:

[-]. Modal lebih kecil dari Rp 100 juta: PT. Kecil
[-]. Modal antara Rp 100 juta s/d 600 juta : PT. Menengah (Sedang)
[-]. Modal lebih besar dari Rp 600 juta: PT. Besar

Jika anda pegang SIUP dan TDP, cobalah periksa, disana akan disebutkan apakah SIUP kecil, menengah atau, besar.

Tips:

Bagi rekan-rekan yang berencana akan mempekerjakan orang absurd atau mengeluarkan sponsorship untuk tenaga kerja asing, sebaiknya dari awal sudah memperhitungkan (mencocok-kan) rencana penggunaan tenaga kerja absurd nya dengan besaran modal perusahaan, biar tidak bermasalah ditengah jalan.

Jika somehow, tenaga kerja asing-nya sudah berada di Indonesia tetapi usaha yang rencananya akan menunjukkan sponsorship tergolong PT Kecil, bagaimana?.

Jika itu yang terjadi, maka status calon tenaga kerja asing-nya belum boleh dipekerjakan dan masih akan berstatus sebagai tourist. Akan tetapi seharusnya itu tidak boleh terjadi, dan termasuk tindakan illegal. Warga negara absurd yang visa-nya visa tourist atau VOA (Visa On Arrival lainnya) seharusnya tidak boleh bekerja di Indonesia, alasannya ialah memang purpose awalnya datang ke Indonesia bukan untuk bekerja.

Dalam kasus di atas, tenaga kerja absurd (pegawai BUT-nya) memakai visa on arrival, alasannya ialah masih menunggu work permit (ijin kerja) selama tiga bulan. Apakah itu boleh (legal)?

Jawabannya: boleh, dengan catatan sebelum work permit keluar yang bersangkutan belum occupied (dipekerjakan).

Bagaimana kalau terlanjur sudah dipekerjakan, apakah itu masalah?

 Penting bagi mereka yang memiliki tenaga kerja absurd PPh Pasal 21/26 Tenaga Kerja Asing - KasusPPh Pasal 21/26 TKA - Gaji Diperkecil.

Penggabungan Usaha ialah salah satu strategy dari acara perluasan perjuangan yang banyak dilakukan. Dan penggabungan perjuangan pilihannya ada 2 (dua), yaitu: Merger & Acquisition. Sebagai pegawai accounting dan keuangan (mulai dari staff sampai management) mau tidak mau harus memahami mekanisme dan bisa melaksanakan manajemen atas bencana ekonomi ibarat ini. Itulah sebabnya mengapa memahami Merger & Acquisition Accounting ialah penting bagi orang-orang accounting dan keuangan. Di posting ini saya akan mebahas apa itu penggabungan usaha, mengapa, dan bagaimana bentuk Merger & Acquisition. Diakhir posting nanti saya akan tampilkan slide show mengenai "Merger & Takeover Ditinjau dari perspektif Financial Planning".

Jika dicarikan definisinya, penggabungan usaha ialah aktifitas perluasan perjuangan yang dilakukan dengan cara menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk memperluas usaha.

Tentu banyak possibilities penyebab mengapa melaksanakan penggabungan usaha, diantara banyaknya kemungkinan yang ada, berikut ini ialah kemungkinan penyebab (alasan) yang paling common:

[-]. Investment profitability
Melakukan investasi pada perusahaan yang sehat dan mempunyai tingkat profitability yang tinggi ialah salah satu alasan mengapa penggabungan perjuangan ialah pilihan perluasan usaha. Dengan berinvestasi pada perusahaan yang profitable, maka perusahaan akan berkesempatan untuk ikut menikmati laba yang didapatkan oleh perusahaan investee.

[-]. Business Diversification
Diversifikasi perjuangan (business diversification) ialah strategy lainnnya yang banyak ditempuh. Dengan menguasai banyak sekali bidang perjuangan yang berbeda-beda akan membuka kesempatan untuk memperoleh gain yang lebih banyak lagi dalam business.

[-]. Business Scale
Peningkatan skala perusahaan (business scale) ialah alasan lain mengapa dilakukan penggabungan usaha. Setelah penggabungan terjadi, tentu asset perusahaan akan bertambah, kapasitas bertambah, jangkauan pasar akan lebih luas dan yang tentunya akan diikuti oleh peningkatan omset, integrasi dari peningkatan itulah yang akan mengakibatkan skala perusahaan menjadi bertambah besar.

[-]. Risk Reduction
No business could be a risk free. Definitely no. Dengan kata lain; ialah mustahil menghilangkan resiko dari sebuah business, yang mungkin ialah berusaha me-manage resiko yang ada, tentunya dengan banyak sekali strategy yang diterapkan. Menjalankan satu perjuangan saja, disamping kesempatan untuk memperoleh gain yang lebih besar menjadi lebih terbatas (dibandingkan bila melaksanakan diversifikasi), juga sama artinya dengan menaruh business pada potensi resiko tanpa jalan keluar. Dengan perluasan perjuangan dibutuhkan resiko akan lebih tersebar sehingga akan menjadi lebih ringan, atau resiko kerugian pada perusahaan yang satu, mungkin akan bisa ditutup oleh perusahaan lain yang dimiliki.

[-]. Controlling power gain
Controlling power gain is a typical reason. Ini ialah satu alasan khas mengapa suatu perusahaan melaksanakan penggabungan usaha. Bisa dikatakan alasan inilah yang paling mendominasi. Ada banyak sekali kemungkinan alasan mengapa suatu perusahaan ingin mendapat kendali atas perusahaan lain, diantaranya:

a). Market penetration
Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mengalami kesulitan untuk memasuki suatu area pasar tertentu.
Contoh:
Danone ingin memasuki pasar air mineral di Indonesia, sementara Aqua sudah mengurat akar di masyarakat konsumen Indonesia, Danone tidak mempunyai pilihan lain selain membeli Aqua untuk bisa memasuki pasar terbesar di south east asia (khususnya Indonesia).

b). Supplies sustainability
Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar yang mengalami kesulitan supply akhir raw material dikuasai oleh perusahaan lain. Untuk memastikan sustainability supplies, perusahaan tidak mempunyai pilihan lain selain membeli perusahaan tersebut.

c). Technology advancement
Banyak perusahaan yang invest (read:acquisites) lantaran perusahaan investee mempunyai technology yang dianggap unggul dan bisa menopang kelangsungan businessnya. Contoh: Google Inc mengakuisisi Feed Burner. Atau Times Warner yang mengakuisisi AOL.

d). Reducing competition
Menguasai perusahaan competitor ialah salah satu strategy untuk memenangkan persaingan.
Contoh:
Issue yang paling hot ketika ini ialah penjualan Yahoo. Google Inc dan Microsoft Inc. sedang berusaha keras untuk bisa mengakuisi Yahoo. Kita ketahui ketiganya ialah raksasa search engine terbesar di muka bumi ini untuk kala sekarang. Kita sama-sama lihat apakah nanti yahoo karenanya akan di akuisi oleh Google Inc. atau Microsoft Inc. Bagi saya pribadi sebagai publisher (walaupun kecil-kecilan) saya sangat berharap Google lah yang nantinya mengakuisi yahoo. Saya punya interest tersendiri mengapa saya berharap Google (bukan Microsoft), bukan lantaran saya pemakai blogspot (anak perusahaan google), tetapi lebih lantaran search engine strategy saja.

Okay, saya rasa cukup untuk alasan mengapa penggabungan usaha.


Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha

Pengambila-alihan suatu perjuangan lain, sejatinya hanya dengan 2 (dua) kemungkinan cara, yaitu:

[a]. Net Asset Acquisition (Pengambil-alihan “Aktiva Bersih”)

Jika yang diambil-alih ialah aktiva bersihnya, maka penggabungan perjuangan tersebut diacatat sebagai MERGER atau bisa jadi CONSOLIDATION. Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah kini berada di bawah satu entitas.

So, iZZit a Merger or a consolidation?.

Okay….

Jika sesudah pengambil-alihan terjadi, perusahaan investee dibubarkan (dilikuidasi) dan perusahaan hasil penggabungan menggunakan bendera perusahaan investor (pengakuisisi), maka bentuk penggabungan ini disebut dengan “MERGER”.

Contoh: Perusahaan XX + Perusahaan YY = Perusahaan XX

Sedangkan bila sesudah penggabungan terjadi, kedua perusahaan atau lebih semuanya dibubarkan (dilikuidasi) dan muncul bendera gres dengan nama entitas gres sebagai hasil peleburan kedua perjuangan (atau lebih) yang melanjutkan usaha, maka bentuk penggabungan ini disebut dengan “CONSOLIDATION”.

Contoh : Perusahaan XX + Perusahaan YY = Perusahaan ZZ


[-]. Share Acquisition (Pengambil-alihan saham).

Dalam hal ini, pengambil-alihan dilakukan dengan cara membeli saham lebih banyak didominasi berhak-suara perusahaan investee (bukan dengan mengambil alih aktiva bersihnya).

Selanjutnya….

Jika perusahaan yang diambil-alih dibubarkan (dilakuidasi), maka bentuk ini dicatat sebagai “MERGER” atau bisa jadi “CONSOLIDATION” (berlaku ibarat net asset acquisition di atas).

Sedangkan bila perusahaan terakuisisi tidak dibubarkan dan tetap sama-sama beroperasi, maka penggabungan ini dicatat sebagai “SHARE ACQUISITION”. Selanjutnya, perusahaan pengakuisisi disebut sebagai "PARENT COMPANY (Perusahaan Induk)" sedangkan perusahaan terakuisisi selanjutnya disebut sebagai “SUBSIDIARY (Anak Perusahaan)”.

Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali, cukup hanya dengan menguasai saham mayoritas.

Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk perusahaan (parent company) ialah perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui pemilikian lebih banyak didominasi di saham biasa.


Merger & Acquisition - Financial Planning View

Berikut ini ialah slideshow, yang mempresentasikan "Bagaimana Merger & takeover dilihat dari perspektif Financial Planning" sebuah kajian dari sudut pandang berbeda mengenai Merger & Acquisition. Sangat manis bagi rekan-rekan yang ketika ini sedang mengelola keuangan dan mungkin sedang berencana (atau sudah) melaksanakan acquisition (takeover). It is a good knowledge about "how a merger & takeover should be financed and what the implication is".

Slideshow ini disediakan oleh sahabat baik saya yang sedang menempuh study Master Financial Planning di Griffith University. Thanks Yulie untuk materi ini. Best of luck for you as always. GBU.


Merger & Acquisition Accounting – Part 2 dengan pola kasus, penjurnalan sampai pelaporannya.


KOMPONEN STRATEJIK YANG RELEVAN TERHADAP LINGKUNGAN MAKRO PERUSAHAAN

Menurut Arthur A. Thompson (Crafting and Excuting Strategy : 2012) digambarkan bahwa terdapat lingkungan makro dari sebuah perusahaan di luar dari industri perusahaan itu. Gambar ini memperlihatkan faktor apa saja yang dapat mensugesti bisnis dari sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya, yang terdapat beberapa komponen yang termasuk di dalam lingkungan makro  atau lingkungan eksternal perusahaan.

Lingkungan makro menggambarkan suatu situasi diluar perusahaan yang dapat mensugesti kinerja perusahaan. Perusahaan mengamati lingkungan makro dengan melaksanakan penelitian dalam mengantisipasi lingkungan yang mudah berubah, harus memperhatikan enam komponen yang dapat mensugesti perusahaan dalam berusaha. Komponen – komponen tersebut meliputi faktor demografi, ekonomi, lingkungan alam, teknologi, politik, dan hukum serta lingkungan sosial budaya. Setiap komponen dalam lingkungan makro dapat mensugesti perusahaan dalam menghadapi iklim persaingan dinamis.


Sumber : Thompson A., Peteraf, M., Gamble, J., & Strickland, L. (2012, p47). Crafting and Excuting Strategy 18th edition. New York : McGraw - Hill
·                Faktor Politik dan Hukum
Tindakan pemerintah juga akan mensugesti taktik yang dapat menawarkan peluang maupun hambatan usaha. Keuntungan ekonomi merupakan salah satu alasan pemerintah memberi perlindungan kepada perusahaan, karena alasan keamanan dan tenaga kerja serta alasan lainnya. Bantuan tersebut dapat berupa subsidi, proteksi, pembelian dalam jumlah besar untuk barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan kecerdikan yang mengarah pada perkembangan perusahaan (Bloom dan Boone, 2006:45).

·                Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi spesifik yang umum dianalisis dalam lingkungan pemasaran ialah tahap siklus bisnis, gejala inflasi, kebijakan keuangan, kebijakan fiskal dan neraca pembayaran (TH. Goh dan Kheng – Hor, 2003:47).

·                Faktor Sosial Budaya
Masyarakatlah yang membentuk keyakinan dan nilai dasar pada diri kita, bentuk standar yang memerintahkan bagaimana kita berafiliasi dan berinteraksi dengan orang lain. Setiap tempat memiliki nilai dasar yang berbeda mengenai, kebebasan, kepribadian, kepraktisan, pencapaian, peningkatan, perikemanusiaan, kenyamanan dan kesehatan merupakan hal yang penting untuk mengadaptasi produk ddengan nilai dasar budaya yang dipegang oleh para konsumen (Bloom dan Boone, 2006:44).

·                Faktor Teknologi
Faktor teknologi dapat mensugesti acara pemasaran karena teknologi memungkinkan untuk mengubah cara hidup dan contoh konsumsi manusia. Hasil yang optimal akan diperoleh jikalau didukung dengan penggunaan teknologi yang modern misalnya komputer untuk kasir akan mempercepat pembayaran (Kotler, 2004:169).

·                Faktor Lingkungan Alam
Lingkungan alam dapat berkembang menjadi rusak disebabkan ulah manusia. Kerusakan lingkungan menyebabkan penipisan sumber daya alam, dan penipisan ini akan menimbulkan korelasi ekologis antara insan dan alam semakin tidak bersahabat. Tindakan bijaksana diharapkan dalam mengantisipasi kekurangan materi baku, meningkatnya biaya energi, populasi penduduk, dan perubahan tugas pemerintah dalam perlindungan lingkungan hidup (Kotler, 2004:167).

·                Faktor Demografi
Faktor yang merupakan huruf statistik dari pasar yang anda tuju, mencakup skala atau ukuran, distribusi usia, komposisi keluarga, gabungan etnik, mobilitas, serta distribusi strategis dan kesemua variabel yang telah dituliskan menentukan potensi dan daya beli serta perubahan – perubahan yang terjadi dipasar (Bloom dan Boone, 2006:42).
 
Analisa tersebut menggunakan teknik PESTEL yang merupakan singkatan dari Economy, Social, Political dan Technology serta ditambahkan Environment dan Law & Regulations. Kerangka PESTEL digunakan untuk mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan makro yang dapat mensugesti taktik bisnis, dan menilai bagaimana faktor tersebut dapat mensugesti kinerja bisnis dikala ini dan masa yang akan datang. Teknik ini dapat membantu dalam melihat secara keseluruhan kondisi lingkungan dari Industri yang akan dituju.

Apa faktor strategis yang relevan di dalam lingkungan makro? Industri berbeda secara signifikan bagaimana mereka dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro yang luas. Mengidentifikasi faktor-faktor ini ialah strategis yang relevan ialah langkah pertama untuk memahami bagaimana sebuah perusahaan terletak di lingkungan eksternal. Analisis PESTEL faktor politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, lingkungan / ekologi, dan hukum / peraturan menyediakan kerangka kerja untuk mendekati problem ini secara sistematis. Mengidentifikasi fitur strategis yang relevan dari lingkungan makro menetapkan tahapan untuk analisis yang akan datang, karena mereka memainkan tugas penting dalam menentukan potensi industri untuk keuntungan yang menarik.

Setelah kita bahas Teori konsolidasi, sekarang saatnya untuk bahas tehnik konsolidasi, bagaimana membuat laporan keuangan konsolidasi. Untuk memastikan topic ini mampu dipahami dengan mudah, saya akan mencoba menunjukkan penjelasan dari teori dan pola yang paling sederhana dahulu. Nanti semakin ke belakang akan semakin di kembangkan dengan pola kasus yang lebih rumit, seiring dengan berkembangnya pemahaman.

Untuk mempersingkat waktu, kita pribadi ke problem konsolidasi.



Laporan Keuangan Konsolidasi dikala akuisi.

Contoh: Pengambil-alihan aktiva bersih

Putra Inc (P) mengambil alih net asset (aktiva bersih) PT. Sherrine (S) dengan cash $500,000. Asumsi: Nilai Buku sama dengan nilai wajarnya/Harga pasarnya (Fair/Market Value). Neraca kedua perusahan sebelum proses akuisi nampak ibarat dibawah ini:



 sekarang saatnya untuk bahas tehnik konsolidasi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – 1Laporan Keuangan Konsolidasi - Part2.

Sejauh ini kita di Accounting, Finance & Taxation sudah berinteraksi dengan cukup baik, akan tetapi itu gres komunikasi dua arah saja (member & author/admin), rasanya masih kurang lengkap. Rasanya akan lebih indah dan lebih hangat bila kita sanggup mewujudkan komunikasi 4 (empat arah). Terlebih-lebih bila kita sanggup saling mengenal dalam scheme yang lebih real (lebih nyata) lagi, sangat mungkin kita (author vs member, member vs member) sanggup membina persaudaraan, kekerabatan, bersilaturahmi, persahabatan, bahkan mungkin mengembangkan network untuk kepentingan business/usaha atau career, why not?


Komunikasi 4 (empat) arah

Komunikasi 4 (empat) arah yang saya maksudkan disini adalah:

Member Vs Author
Member Vs Member

Sebenarnya, hal itu sudah dimungkinkah oleh flatform blog ini, yaitu di sajian “komentar (comment)” yang telah disediakan.

Interaksi sanggup dilakukan dengan cara member menanggapi pertanyaan, keluhan (atau apapun itu) dari member lain. Sejauh ini saya belum melihat adanya member menanggapi pertanyaan member yang lain. Padahal mungkin itu sangat bermanfaat, saling menanggapi dalam kerangka “saling mengisi dan melengkapi”.

Misalnya:

[-]. Salah satu member (atau pengunjung non-member) menanyakan sesuatu, member lain sanggup menawarkan balasan (atau tanggapan) mengenai pertanyaan itu, dengan menulis komentar dihalaman yang sama.

[-]. Salah satu member (atau pengunjung non-member) menanggapi goresan pena saya, member sanggup menawarkan tanggapan (apapun itu tanggapannya, entah itu berupa pertanyaan atau pernyataan, dsb) dengan menulis komentar dihalaman yang sama.

[-]. Jika member lain merasa punya pandangan (pendapat/opini) yang berbeda terhadap pandangan/opini member yang sudah disampaikan, sanggup disampaikan juga dengan cara menulis komentar di halaman yang sama.

Itulah fungsi-nya link komentar (Comment Link) yang disediakan di ujung bawah article, tujuannya: supaya model komunikasi ibarat di atas sanggup diwujudkan.

Mungkin saya agak terlambat untuk mensosialisasikan hal ini. Di kesempatan ini, saya ingin encourage, saya ingin mengajak rekan-rekan pengunjung (member maupun non-member) untuk berinteraksi dengan lebih intensif lagi, biar suasana kekeluargaan dan kebersamaan layaknya sebuah community sanggup kita rasakan bersama.

Ada sebuah quote classic : “Beban yang sama akan terasa lebih ringan bila dipikul bersama orang banyak dibandingkan bila dipikul sendiri”.

Saya tambahkan satu quote lagi: “Suka cita (kegembiraan) akan bermetamorfosis kebahagiaan yang indah apabila kita nikmati bersama-sama”.

Yet, saya percaya (setidaknya berdasarkan saya) berkomunikasi; memberikan pendapat, menaggapi pernyataan orang lain, mempertahankan pendapat, ber-argumentasi, berkompromi, bersabar, bersopan-santun, bertegur sapa, yaitu salah satu pembelajaran penting sebagai manusia untuk menuju ke-kedewasaan yang tidak seharusnya kita abaikan, termasuk peningkatan jenjang career.

Saya tidak sanggup bayangkan bila saya harus berhadapan dengan seorang supervisor/kepala bagian/kepala seksi/manager/director yang tidak sanggup berkomunikasi, yang hanya sanggup memperlihatkan power (kekuasaan) nya untuk mengoperasikan pekerjaan atau usaha. Atau hanya berilmu sendiri, tanpa sanggup menawarkan bimbingan pembinaan kepada bawahannya.

Yang saya sampaikan berikut ini, mungkin hal yang bodoh (silly) bagi rekan-rekan sekalian, tapi buat saya ini yaitu sangat penting….

10 hingga 7 tahun yang lalu….. saya desperately ingin sanggup tersenyum dan tertawa dengan lepas (read;tulus). Saya merasa mengalami kesulitan besar lantaran tidak sanggup tersenyum & tertawa dengan lepas. Mungkin hal ini disebabkan oleh kebiasaan saya yang selalu serius bahkan cenderung tegang semenjak jaman kuliah akuntansi hingga tahun-tahun pertama saya bekerja. Belajar untuk sanggup memasang tampang hirau taacuh dan serius, rasanya sudah cukup bagi saya. I can perform those tasks very well, julukan “wajah dingin, preman accounting, heartless, dsb” is enough buat saya, yang mana saya samasekali tidak gembira oleh karenanya.

Justru sesudah saya semakin usang bekerja, saya merasa kesulitan lantaran saya tidak sanggup tertawa/tersenyum dengan lepas. Waktu itu, saya selalu merasa… setiap kali saya mencoba tertawa, rasanya hambar bahkan cenderung masam. Ugh!... sungguh sebuah beban bagi saya. Saya pikir “bisa tertawa lepas” itu yaitu pecahan dari pembelajaran untuk sanggup menjadi lebih dewasa, termasuk lebih professional.

Sampai ketika inipun, saya masih belum sebagus rekan-rekan di marketing/management lainnya dalam hal tertawa/tersenyum dengan lepas. Tetapi saya terus take practices, practices, selalu banyak tersenyum/tertawa disetiap kesempatan (tentunya tidak pada ketika meeting duduk perkara penting dengan stakeholder!).

So, let’s learn to communicate :-) jangan hingga ibarat saya (untuk berguru tertawa pun rasanya lebih sulit dibandingkan berguru analysis korelasi/regresi).


Berbagi Profile

Saya mengerti, mungkin komunikasi menjadi tersendat (tidak lancar) lantaran merasa tidak cukup saling mengenal (tak kenal maka tak komunikatif).

Untuk itu, saya berencana untuk menampilkan profile rekan-rekan member disini. Tentunya ini bagi rekan-rekan yang mau menyebarkan profile dengan member yang lain, yang bersedia/mau di publikasikan, dilihat oleh member yang lain. Bagi rekan-rekan yang tidak ingin dipublikasikan tentu saja boleh (itu pilihan anda), saya menghargai privacy rekan-rekan sekalian.

Untuk mewujudkan hal itu, saya meminta kesediaan rekan-rekan untuk mengirimkan profilenya kepada saya di: lie.dharma.putra@gmail.com

Contoh profile:

Photo diri: boleh tanpa photo (tetapi alangkah bagusnya bila dengan photo)

 akan tetapi itu gres komunikasi dua arah saja  ACCOUNTING, FINANCE & TAXATION COMMUNITY
Nama: Lie Dharma Putra (wajib isi)
Profesi: Accountant & Financial Controller (wajib isi)
Tahun Lahir: 1945 (wajib isi)
Alamat: Taman Danau Biru No. 6, Lippo Karawachi, Tangerang (boleh tidak isi)
Kota: Tangerang (wajib di isi)
Telp Kantor: 021-855559999 (boleh tidak isi)
Telp Rumah: 021-681324500 (boleh tidak isi)
Mobile: 0811194545 (boleh tidak isi)
E-mail: lie.dharma.putra@gmail.com (wajib diisi/di usahakan email yang valid)

Profile nanti akan saya store di satu halaman besar, kemudian dipublikasikan. Semua member (baik yang punya profile atau tidak) akan sanggup mengakses (melihat profile yang dipublikasikan).

Dengan profile yang dipublikasikan nanti, antar member sanggup saling mengenal dengan lebih baik, sehingga sanggup membina persaudaraan/persahabatan ibarat yang diharapkan.

Sekalilagi, ini hanyalah anjuran (bagi yang mau) saja, bukan suatu keharusan. Sekali lagi, saya menghargai privacy anda.

Saya tidak akan pernah mempublikasikan/memberikan/mensharing/memindah-tangankan data apapun yang pernah anda kirimkan kepada saya (never!) tanpa seijin anda.

Apapun pendapat anda mengenai planning pembentukan “Accounting, Financial & Taxation Community” ini, saya menunggu tanggapan dari rekan-rekan sekalian. Silahkan sampaikan pendapatnya di halaman ini (hitung-hitung berguru memberikan pendapat), mari kita bersuara. Sebelumnya saya ucapkan terimaksih.

Merger & Acquisition Accounting melibatkan keputusan-keputusan yang bekerjasama dengan; bagaimana transaksinya distrukturisasi, bagaimana akad (M&A) dicatat, kapan konsolidasi dilakukan. Yang paling penting ialah "bagaimana laporan M&A disusun" biar bisa me-representansi posisi keuangan obyektif baik itu di sisi perusahaan induk (acquirer/parent company) maupun subsidiary (acquire). Artikel ini ialah lanjutan dari Merger & Acquisition Accounting -Part1.

So, you are questioning mewhere/what is importance of accounting in M&A areas?

Here they are:

[-]. M&As require understanding of accounting (no doubt!)

[-]. Need to see “behind the numbers”

[-]. Combining firms results in substantially different financial statements, you should know about how to account this.

[-]. Controversy regarding M&A accounting: Purchase accounting & Pooling-of-interests accounting.

Okay, tapi bagaimana?, saya benar-benar tidak mengerti.

Terimaksih untuk tetap bersabar :-), saya bisa mengerti jikalau ini sedikit lebih sulit untuk dipahami (terutama bagi rekan-rekan pemula, atau yang basic accountingnya tidak cukup kuat), untuk itu saya tidak menganjurkan biar anda memaksakan diri untuk menyukai ataupun memahaminya. Tapi jikalau berusaha dan bersabar, percayalah ini tidak akan sesulit yang dibayangkan.

Anyway, from now on, I am going to make it sound easier and faster for you… ;-) just let’s go back to the topic.


Metode pencatatan M&A

Ada 2 (dua) metode pencatatan:

[1]. Purchase Method (Metode Pembelian):
Metode ini mengakui adanya goodwill, dengan nilai goodwill sebesar selisih dari harga beli dan harga masuk akal aktiva dan kewajiban yang diakuisisi.

Catatan:
Goodwill considered as a factor yang menimbulkan perusahaan sanggup memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Seperti aktiva lainnya goodwill dinilai menurut biaya perolehan awalnya dari pembeli jikalau sanggup secara objective ditentukan, untuk selanjutnya di amortisasi.

[2]. Pooling of Interest Method (Metode Penggabungan kepemilikan)
Metode ini tidak mengakui adanya goodwill lantaran tidak ada harga beli, hanya nilai buku yang terbawa (diakui).

FASB No 141 ”Busines Combination” tahun 2001 menyatakan penghapusan “Pool of Interest Method. So semenjak statement#141 dikeluarkan, dibutuhkan semua M&A memakai metode pembelian.

Pada prakteknya, masih banyak M&A yang memakai Pool of Interest Method.

Know Why it is so......

[-]. Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang direvaluasi.
[-]. Terhindar dari beban amortisasi goodwill.
[-]. Peningkatan fleksibilitas administrasi terkait dengan dividen.
[-]. Manajemen mempunyai kesempatan membuat keuntungan yang sebelumnya belum dilaporkan
[-]. Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam M&A’s
[-]. Melindungi administrasi dari kritik pemegang saham (harga beli aktiva yang lebih tinggi dari nilai masuk akal aktiva)

Karena Pool Of Interest Method tidak dibenarkan, mungkin pool of interest method tidak perlu saya bahas, let’s focus on the valid method to make it easier & faster.


Mendeterminasi “Nilai Beli” dalam “Purchase Method” M&A

Pembeli memperhitungkan seluruh biaya perolehan sehubungan dengan akuisisi aktiva higienis atau saham perushaan lain sebagai belahan dari harga beli.

Ada beberapa expenditure yang mungkin timbul dari M&A’s:

Direct Expenditure: imbal jasa bagi penemu (finder’s fee), Accounta fee, Lawyer Fee dan Appraisal fee

Expenditure pengeluaran efek: biaya registrasi efek, audit, dan aturan sehubungan registrasi saham dan komisi pialang.

Indirect & General Expenditure: biaya honor accountant yang merupakan pegawai perusahaan pengakuisisi dalam M&A’s

Contoh Kasus:

Pada tanggal 1 Januari 2008, Royal Bali Inc. (RBC) membeli semua aktiva dan kewajiban PT. Baik Baik Saja (BBS) dalam satu merger dengan mengeluarkan 10,000 lembar saham PT. Baik Baik Saja dengan nilai nominal $ 10. Saham yang dikeluaran tersebut mempunyai nilai pasar $ 600,000.

Royal Bali Inc mengeluarkan Legal expense dan Appraisal expense sebesar $40,000 sehubungan dengan M&A’s dan biaya pengeluaran saham sebesar $25,000.

Total harga beli saham, sama dengan nilai saham yang dikeluarkan Royal Bali Inc ditambah biaya tambahan yang terjadi sehubungan dengan akuisisi aktiva.

Total Harga Beli sanggup dihitung:
Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $ 600,000
Other Acquisition Cost = $40,000
--------------------------------------------------------
Total Harga Beli = $640,000

Saham yang dikeluarkan oleh Royal Bali Inc untuk melaksanakan M&A’s dinilai pada nilai wajar dikurangi dengan biaya pengeluaran saham.

Nilai tercatat sahamnya dihitung dengan:
Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $600,000
Biaya Pengeluaran Saham = ($25,000)
--------------------------------------------------------
Nilai tercatat saham = $575,000


Perbandingan Nilai Buku dengan Nilai Wajar M&A’s melalui pembelian aktiva higienis PT. Baik Baik Saja menjadi sebagai berikut:

representansi posisi keuangan obyektif baik itu di sisi perusahaan induk  Merger & Acquisition Accounting – Part 2

Transaksi M&A dicatat dengan jurnal:

[Debit]. Kas dan Piutang = $ 45,000
[Debit]. Persediaan = $ 75,000
[Debit]. Tanah = $ 70,000
[Debit]. Bangunan & Peralatan = $ 350,000
[Debit]. Paten = $ 80,000
[Debit]. Goodwill = $ 130,000

[Credit]. Kewajiban lancar = $ 110,000
[Credit]. Saham biasa = $ 100,000
[Credit]. Tambahan modal disetor = $ 475,000
[Credit]. Biaya merger tangguhan = $ 40.000
[Credit]. Biaya pengeluaran Saham tangguhan = $ 25.000

Catatan:

[-]. Goodwill sebesar $ 130,000 berasal dari total harga beli aktiva higienis dikurangi dengan nilai masuk akal dari aktiva bersih; $640,000 – $510,000 = $130,000

[-]. Nilai Saham Biasa = $10 x $ 10,000 = $ 100,000

[-]. Tambahan Modal disetor = Nilai tercatat saham–Saham biasa= 575,000-100,000 = $475,000


M&A’s melalui Pembelian Saham (Share Acquisition)

M&A’s yang dilakukan melalui pembelian saham berhak bunyi dari perusahaan lain bukan melalui akuisisi aktiva higienis disebut dengan SHARE ACQUISITION (read;Acquisition saja).

Contoh kasus:

Royal Bali Inc menukarkan 10,000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar $ 600,000 untuk semua saham PT. Baik Baik Saja dalam transaksi pembelian, timbul biaya merger sebesar $40,000 dan biaya pengeluaran saham $ 25,000 yang sebelumnya dicatat dalam Account tangguhan.

Untuk mencatat pembelian saham PT Baik Baik Saja, maka di jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham PT. Baik Baik Saja = $640,000
[Credit]. Saham biasa = $100,000
[Credit]. Tambahan Modal disetor = $475,000
[Credit]. Biaya merger tangguhan = $40,000
[Credit]. Biaya pengeluaran saham tangguhan = $25,000


Pelaporan Kepemilikan Antar-Perusahaan

Untuk investasi pada saham biasa, pelaporan kepemilikan antar-perusahaan sanggup memakai 3 (tiga) method, yaitu:

[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi
[-]. Expense Method
[-]. Equity Method

Penerapan metode tergantung pada ”Control Level Factor” yang dimiliki investor pada investee.

[-]. Expense Method: untuk tingkat kepemilikan 0% - 20 % mempunyai Control Level yang tidak signifikan.

[-]. Equity Method: untuk tingkat kepemilikan > 20% - 50 % mempunyai Control Level yang signifikan.

[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi: Tingkat kepemilikan > 50 % mempunyai Control Level yang dominant.

Selanjutnya kita bahas satu persatu untuk masing-masing method di atas.


Expense Method

Outlined:

[-]. Dicatat oleh investor menurut biaya historisnya.
[-]. Pendapatan diakui oleh investor jikalau deviden diumumkan oleh invstee
[-]. Expense Method dipakai dikala investor tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau tidak mempunyai efek yang signifikan atas investee, yang disebabkaan besarnya investasi investor ke investee (kurang dari 20%)


Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja (BBS) senilai $100,000 pada awal tahun tetapi tidak mempunyai efek sigifikan kepada BBS. Selama tahun berjalan BBS mempunyai laba bersih $50,000 dan membayar dividen $20,000.

PT. Royal Bali Cemerlang mencatatnya dengan jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham biasa BBS = $100,000
[Credit]. Kas = $100,000
(Catatan: Untuk mencatat pembelian pada saham biaya PT. Baik Baik Saja).

[Debit]. Kas = $4,000
[Credit]. Pendapatan Dividen = $ 4,000
(Catatan: Untuk mencatat pendapatan dividen dari PT. Baik Baik Saja=$20.000 x 20%).

Catatan:

RBC hanya mencatat bagiannya atas keuntungan yang di bagikan oleh BBS dan tidak membuat jurnal untuk belahan yang tidak dibagikan. Nilai tercatat investasi tetap sebesar biaya perolehan awal $ 100,000.


Equity Method (Metode Ekuitas)

Outlined:

[-]. Ditujukan untuk mencerminkan perubahan Equity atau kepemilikan investor dalam investee.

[-]. Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan diubahsuaikan tiap periode untuk belahan investor atas keuntungan atau rugi investee dan dividen yang diumumkan oleh investee

Equity Method diharuskan penggunaannya untuk pelaporan investasi dalam saham perusahaan jenis berikut ini:

[-]. Corporate Joint Venture: Perush dimiliki dan dioperasikan oleh kelompok perjuangan kecil, dimana tidak satu pun yang mempunyai kepemilikan mayoritas dalam saham biasa joint venture tsb.

[-]. Perusahaan dengan kepemilikan investor atas saham berhak suara, memberikan investor ”kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan" atas kebijakan operasi dan keuangan perusahaan.


Investor’s Equity Outlined:

Atas “Laba bersih” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
[-]. Dicatat pendapatan dari investasi
[-]. Peningkatan account investasi

Atas ”Rugi bersih” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
Kebalikan jikalau “Laba Bersih”

Atas ”Pembagian Dividen” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
[-]. Dicatat Kas/Piutang
[-]. Mencatat Penurunan Account investasi

Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi efek signifikan atas BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan.

RBC mencatat bagiannya atas keuntungan BBS sebesar $ 12,000 dengan jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham BBS = $12,000
[Credit]. Pendapatan dari Investee = $12,000
(Pendapatan dari investasi pada PT. Baik Baik Saja $60,000 x 20% = $12,000)

Catatan:

Jurnal ini disebut sebagai “Accrual Equity” yang biasanya dibentuk sebagai Adjustment jurnal pada tamat periode. Apabila investee melaporkan kerugian untuk periode tersebut, investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat investasi sebesar jumlah porsi kerugian.

Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi efek signifikan atas BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan. BBS juga mengumumkan dan membayar dividen sebesar $20,000.

RBC mencatat bagiannya atas dividen BBS dengan jurnal:

[Debit]. Kas = $4,000
[Credit]. Investasi (pd saham PT. Baik Baik Saja)= $4,000
(Penerimaan dividen dari PT. Baik Baik Saja 20% x 20.000)

Pada buku investasi akan kelihatan:

[-]. Biaya Perolehan Awal Investasi = $100,000
[-]. Accrual Equity = $12,000 [=$60,000 x 20%]
[-]. Dividen = ($4,000) [=$20,000 x 20%]
----------------------------------------------------------
Saldo Investasi pada BBS = $108,000


Laporan Keuangan Konsolidasi

Setelah Merger & Acquisition Accounting – Part 2 ini, akan dibahas secara mengkhusus mengenai Laporan Keuangan Konsolidasi yang melibatkan penggabungan untuk pelaporan keuangan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban individual untuk dua atau lebih perusahaan yang bekerjasama istimewa seolah-olah ialah satu entity. Termasuk mekanisme pengeliminasian semua kepemilikan dan acara antar perusahaan.


industri  memberi  peluang yang menarik untuk tumbuh

Sebuah industri yang menarik yakni industri yang memperlihatkan potensi keuntungan. Sebaliknya, industri yang tidak menarik yakni industri yang tidak memperlihatkan potensi keuntungan. Jika sebuah perusahaan menggunakan Porter analisis dan menyimpulkan bahwa struktur kompetitif industri memiliki peluang untuk keuntungan tinggi, maka perusahaan dapat memilih untuk masuk ke dalam industri atau pasar tersebut. Selanjutnya, jikalau perusahaan sudah bersaing di dalam industri atau pasar, metode Porter dapat digunakan untuk menentukan posisi yang optimal di dalam pasar.

Menurut analisis lima kekuatan kompetitif industri Michael Porter (1980), industri yang menarik memiliki karakteristik sebagai berikut : bahaya pendatang gres rendah, kekuatan tawar pemasok lemah, kekuatan tawar pembeli lemah, bahaya produk pengganti rendah, intensitas persaingan antara kompetitor industri rendah dan perhiasan produk atau jasa terbatas atau tidak tersedia. Sebaliknya, industri yang tidak menarik memiliki karakteristik yang berlawanan dengan industri yang menarik.

tanggal pentingnya biar tidak hingga ketinggalan USAP/CPA EXAM 2008 SOAL & JAWABANUSAP/CPA Indonesia Exam Periode I 2008 akan segera dilaksanakan. Bagi yang berencana untuk ikut CPA EXAM (USAP=Ujian Sertifikasi Akuntan Publik) ada baiknya mengetahui tanggal-tanggal pentingnya biar tidak hingga ketinggalan. Saya juga akan posting Soal-soal CPA International Exam beserta balasan dan pembahasannya. Baca detailnya.

Siapa tahu di antara rekan-rekan member maupun pengunjung blog ini ada yang sudah berencana atau tertarik untuk ikut Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (CPA EXAM).

Berikut ialah hal-hal penting yang perlu diketahui untuk mengikuti USAP.



Syarat Peserta

Ujian hanya dapat diikuti oleh mereka yang memiliki gelar atau sebutan akuntan yang dibuktikan dengan Nomor Register Akuntan sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-undangan yangberlaku.


Jadwal Pendaftaran dan Ujian


tanggal pentingnya biar tidak hingga ketinggalan USAP/CPA EXAM 2008 SOAL & JAWABAN Tanggal-tanggal Penting


tanggal pentingnya biar tidak hingga ketinggalan USAP/CPA EXAM 2008 SOAL & JAWABAN

Mata Ujian dan Waktunya

USAP akan dilakukan selama dua hari pada setiap periode. Untuk tahun 2008 USAP Periode I akan dilaksanakan pada tanggal 2-3 Juli 2008 dengan jadwal sebagai berikut:

Hari Pertama

1. Pelaporan dan Akuntansi Keuangan...... (08.00-12.00 WIB)
Istirahat........................................... (12.00-13.00 WIB)
2. Auditing dan Jasa Atestasi Lainnya
(Assurance services)............................ (13.00-17.00 WIB)

Hari Kedua

1. Perpajakan dan Hukum Komersial......... (08.00-11.30 WIB)
Istirahat............................................. (11.30-12.30 WIB)
2 Akuntansi Manajemen dan -
Manajemen Keuangan............................ (12.30-14.30 WIB)
Istirahat............................................. (14.30-15.00 WIB)
3. Sistem Informasi Akuntansi.................. (15.00-17.30 WIB)


Pengumuman Hasil Ujian dan Sertifikasi

1. Pengumuman mengenai kelulusan akan dikirimkan melalui surat 2 (dua) bulan setelah ujian berakhir.

2. Apabila setelah 3 (tiga) bulan semenjak tanggal ujian berakhir, penerima belum mendapatkan surat mengenai kelulusannya, maka yang bersangkutan dapat menanyakan eksklusif kepada Sekretariat IAI-USAP.

3. Hasil ujian bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.

4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akan menunjukkan Sertifikat Akuntan Publik untuk mereka yang telah lulus seluruh mata Ujian Sertifikasi Akuntan Publik.

5. Peserta USAP yang telah lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik dapat mengambil eksklusif akta tersebut pada Sekretariat IAI-USAP, atau dengan menulis surat kepada Sekretariat IAI-USAP dengan terlebih dahulu menunjukkan surat pengumuman mengenai kelulusannya dan menyerahkan kembali Kartu Ujian ke Sekretariat IAI USAP.


Buku Pedoman Peserta USAP 2008

Panduan detail mengenai USAP (Jadwal, Materi Ujian, Tata Tertib, dll) mampu dibaca di Buku Pedoman Peserta USAP 2008. Untuk memperoleh buku fatwa silahkan hubungi IAI(Ikatan Akuntan Indonesia) atau paniati penyelenggara USAP 2008. Bagi yang malas meminta buku panduan ke IAI, kebetulan saya punya, so boleh meminta copy-nya ke saya (PDF File 197 Kb).

Isinya kurang lebih ibarat dibawah ini:

A. Pendahuluan
B. Tujuan USAP
C. Sebutan dan Sertifikasi
D. Syarat Peserta USAP
E. Mata Ujian
F. Kriteria Kelulusan
G. Waktu Penyelenggaraan
H. Tempat Penyelenggaraan
I. Tatacara Pendaftaran
J. Biaya Ujian
K. Potongan Harga
L. Kesempatan dan Batas Waktu Mengikuti Ujian
M. Pengumuman Hasil Ujian dan Sertifikasi
N. Tata Tertib
O. Sanksi atas Pelanggaran Tata Tertib

LAMPIRAN 1: DESKRIPSI DAN SILABUS MATA UJIAN

Daftar Silabus: Ujian Sertifikasi Akuntan Publik

A. Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
B. Auditing dan Jasa Atestasi Lainnya (Assurance Services)
C. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan
D. Sistem Informasi Akuntansi
E. Perpajakan dan Hukum Komersial

LAMPIRAN 2: CONTOH SOAL USAP

A. Pilihan Ganda
B. Essai/Problem


Disclaimer

Blog ini samasekali tidak memiliki korelasi dengan IAI maupun panitia penyelenggara USAP dalam bentuk apapun. Blog ini tidak pernah mewakili maupun bermaksud mewakili IAI maupun panitia penyelenggara USAP.

Informasi ini ditampilkan (disampaikan) di sini semata-mata hanya alasannya ialah info ini dianggap perlu atau mungkin di perlukan oleh pengunjung blog ini.


Soal-Soal Ujian International CPA beserta jawabannya.

Saya berpikir, perlukah saya posting ”Soal-Soal Ujian International CPA Beserta Jawabannya” di blog ini?

Jika memang diharapkan saya akan tampilkan di sini secara berserie (mungkin 1x seminggu @5 soal multiple choices + 1 Soal Essay), tentunya disertai balasan dan pembahasannya.

Saya akan coba tunggu response-nya selama satu bulan, jikalau memang response-nya tinggi, saya akan tampilkan. Silahkan isi polling di sidebar (sisi kanan halaman di atas shoutbox/ di atas Interaksi Dengan Author) atau sampaikan pendapatnya dengan menulis komentar.

Akhirnya, mudah-mudahan posting USAP/CPA EXAM 2008 ini bermanfaat, Amin. Dan mungkin rencana penampilan Contoh Soal+Jawaban Ujian CPA International ini akan mendapat sambutan positif? Sekali lagi silahkan isi polling di sidebar (sisi kanan halaman di atas shoutbox/ di atas Interaksi Dengan Author). Atau sampaikan pendapatnya dengan menulis komentar. Thanks!

Literature/buku/referensi apakah yang anggun digunakan untuk bidang accounting (akuntansi) dan perpajakan (taxation)?. Buku manakah yang digunakan sebagai pola (referensi)? Sekarang saya ingin bertukar pikiran dengan anda….. (Sekedar untuk materi berpikir, bila anda masih punya space untuk berpikir di sela-sela pekerjaan).

Jika kita kelompok-kelompokkan, best knowledge sources (sumber pengetahuan terbaik) itu berasal dari 4 (empat) sumber:


[1]. Accounting Theory’s & Concept

Concept sangat penting untuk level manapun, zone/wilayah manapun. Concept ialah peta sekaligus navigator untuk melalui persoalan-persoalan.

John Locke : “A general idea is created by abstracting, drawing away, or removing the common characteristic or characteristics from several particular ideas”.

William James (Some Problems of Philosophy, "Percept and Concept - The Import of Concepts"):

Untuk memahami sebuah concept “Concept” dan mendiskusikan arti pentingnya, sebuah konsep mungkin diuji dengan sebuah pertanyaan “Apa perubahan logis yang akan ditimbulkan oleh kebenarannya (kebenaran concept tersebut) bagi seseorang?

Dari kedua sumber diatas, sanggup saya simpulkan bahwa: sesuatu sanggup dikatakan sebagai sebuah concept hanya bila sanggup menawarkan perubahan kebenaran yang logis atas sesuatu (read:persoalan).

Sedangkan “Theory” ialah framework yang konsisten untuk mendeskripsikan serangkaian sikap social atau alam.

Apakah concept equal dengan theories? Jawabannya, tidak. Theory lebih menitik beratkan peranannya sebagai descriptor (pemberi penjelasan), sedangkan concept lebih pada approach yang akan bermuara pada sikap (attitude) akan sesuatu.

Both theories and concepts are basic needs.

Principles, termasuk dalam category theories dan concept.

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan theory dan concept-concept akuntansi, silahkan baca buku-buku akuntansi mulai dari Basic hingga Advance Accounting, mulai dari goresan pena tetua-tetua (orang yang lebih dahulu belajar) accounting di Indonesia (Zaki Baridwan, Al Haryono Yusuf, Henry Simamora, Sofyan Syafri, Munawir, Suwarjono, Amir Abadi Jusuf, dll), atau buku-buku akuntansi saduran (terjemahan) hingga karya author akuntansi dunia (Earl K Stice, James K. Stice, Robert N Anthony, Bruce W Chase, Jay M Smith. K. Fred Skousen, Floyd A Beams). Dari Classic Accounting hingga Lean Accounting (Just In Time & Activities Based System) ala Toyota. Dari ROE, ROI, hingga Sarbanes-Oxley. Plenty of books out there.


[2]. Accounting Standard.

Standard ialah serangkaian norma dan ketentuan yang dibuat, yang biasanya berupa dokumen resmi yang diterbitkan untuk menseragamkan suatu perlakuan (treatment), biasanya berbentuk technical criteria, methods, process dan practices. A standard definition is formally established terminology.

Suatu standard, sanggup dibentuk oleh pihak pribadi, organisasi, asosiasi (perkumpulan), institusi resmi maupun pihak uniteral lainnya.

Standard keberadaannya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

[-]. Voluntary Standard : dibentuk dan diterbitkan oleh individu, organisasi, maupun pihak-pihak independent dan ditujukan oleh pihak yang mungkin berkepentingan (to whom it may concern), termasuk anggota assosiasi yang mengeluarkan standard.

Jika suatu voluntary standard diterbitkan oleh suatu assosiasi, maka standard tersebut tidak bersifat memaksa, melainkan himbauan untuk memperlakukan sesuatu secara seragam (uniform). yang bila tidak dipatuhi tidak akan menyebabkan resiko hukum, melainkan mungkin akan dikenakan sangsi moril (dikeluarkan dari anggota asosiasi).

[-]. Mandatory standard: dibentuk oleh institusi resmi pemerintah dan ditujukan kepada siapa saja yang memenuhi criteria yang dimaksudkan dalam standard. Mandatory standard jelas-jelas bersifat setengah memaksa, yang bila tidak dipatuhi sanggup jadi akan berakibat hukum. Tergantung pada efek yang ditimbulkan tanggapan pelanggaran tersebut.

Sebagian atau keseluruhan dari sebuah voluntary standard sanggup saja diadopsi menjadi mandatory standard bila standard tersebut dianggap reliable.

Suatu process standarisasi mungkin melibatkan suatu consensus formal dari sekumpulan technical experts.

Macam-macam standard:

[-]. A standard specification: is an explicit set of requirements for an item, material, component, system or service

[-]. A standard test: Method describes a definitive procedure which produces a test result. It may involve making a careful personal observation or conducting a highly technical measurement.

[-]. A standard procedure (or standard practice): Gives a set of instructions for performing operations or functions.

[-]. A standard guide: Is general information or options which do not require a specific course of action.

The existence of a published standard does not imply that it is always useful, sekali lagi does not imply that it is always useful or correct.

Contoh: Jika sebuah item mungkin comply (sesuai/cocok) dengan suatu standard, but there is not necessarily assurance that it is fit for any particular use. Tidak mesti/selalu cocok untuk practices item yang lain atau bahkan item yang sama di kawasan yang lain.

However…..the people who use the item or service (engineers, trade unions, etc) or specify it (building codes, government, industry, etc) alangkah bagusnya bila selalu:

[-]. Consider the available standards
[-]. Specify the correct one
[-]. Enforce compliance; and
[-]. Use the item correctly.
[-]. Validation of suitability is necessary.

Dan suatu standard, semestinya sering-sering ditinjau dan di update secara terencana supaya selalu current dan comply dengan current practices (praktek-praktek yang terkini).

Bagaimana dengan ACCOUNTING STANDARD?

Berlaku hal yang sama menyerupai standard lainnya yang dibentuk oleh organisasi/asosiasi professi lainnya. Tidak bersifat memaksa, hanya himbauan, yang jika anda bukan anggota asosiasi IAI, maka anda tidak dipaksa untuk menggunakan ketentuan-ketentuan IAI. Jauh lebih valid standard yang dibentuk oleh perusahaan anda, lebih memaksa lantaran anda ialah pegawai/manajemen perusahaan dimana anda bekerja sekarang.

So, mengetahui (membaca) standard-standard maupun statement-statement IFRS, FASB, IAS, AAA, GAAP, SEC, PSAK (IAI), termasuk ketentuan-ketentuan Bappepam ialah penting, but if you are not a member of any those above association, IT IS NOT NECESSARILY DEAD MUST COMPLY WITH THE STATEMENT!.

Bagaimana dengan peraturan perpajakan?


[3]. Tax Law

Perpajakan bukanlah theory, bukan concept, bukan juga standard. Perpajakan ialah “HUKUM”, “A TAX LAW”. Bersifat memaksa, yang bila fail (baca;salah/keliru) dalam melaksanakan ketentuan aturan perpajakan, maka sudah niscaya berakibat hukum. Mau tidak mau, suka tidak suka harus dilaksanakan. Semua ketentuannya sudah dibentuk dan ditetapkan dengan perundang-undangan dan ketentuan hukum.

Namun demikian, tentu ada kriteria kesalahan:

[-]. Lalai:

Kita di Indonesia biasa menyebutkanya lalai/alpa, kesalahan jenis ini disebabkan oleh ketidak tahuan, ke-alpa-an.Bisa dikatakan un-proposed mistakes (not ”stupid mistakes ; Garet Gates”). Atas kekeliruan yang timbul, tentu tetap ada ganjaran (punishment/hukum), sudah niscaya berupa aturan juga, hanya saja masih bersifat perdata (kesalahan yang ditebus dengan suatu nilai monetary) yang biasanya berupa denda/fenalty (2% monthly rate hingga 200% of sum), tergantung tingkat dan di tahapan mana kekeliruan terjadi.

[-]. Tidak Patuh:

Tidak patuh, terang artinya mangkir, dengan sengaja tidak mematuhi, bahasa kompeni-nya ”violance”. Untuk ketidak patuhan hukumnya tentu ketentuan pidana yang diterapkan.

Untuk tetap sanggup compliance dan patuh/tunduk, rajin-rajinlah bertandang ke situs resmi-nya Ditjend Pajak untuk up-date perundang-undangan, peraturan-peraturan hingga surat edaran Ditjend pajak, Jika punya waktu buka-bukalah situsnya IRS dan SEC sebagai pembanding. Termasuk mengikuti perkembangan “tax treaties”.


The Gaps and Loop-holes

Jika anda membandingkan ketiga sources bacaan di atas (Books Based Theories/Concept Vs Standard Vs Law Vs Journal,White Paper Case Study Report), mungkin anda akan terkagum-kagum, atau terkaget-kaget, atau heran-heran, saat anda menemukan banyaknya gap diantara mereka.loop-holes antara yang satu dengan yang lainnya.

Lebih kaget lagi (jika tidak shock dan risikonya stress) saat anda mencoba menerapkannya di perusahaan kawasan anda bekerja kini tetapi anda mengalami kesulitan, menerima resistances dari aneka macam pihak di perusahaan (buruh, office staff, colleague di management, board director hingga stockholder).

Jika anda pernah mengalaminya, mungkin anda akan berpikir:

Mengapa mereka menolak, anti, resistant terhadap theories, concept dan standard yang ingin saya terapkan, padahal theory dan standard yang ingin diterapkan bersumber dari refeernsi-referensi yang reliable, bahkan standard-standard international, WHY?"

Di mana/apa sumber masalahnya?

Tolong jangan tersinggung bila saya katakan “andalah sumber masalahnya”.

Mengapa?

Anda tidak salah saat anda ingin compliance/patuh terhadap suatu standard yang berlaku umum (let’s say PSAK, atau FASB, atau IFRS), bahkan mungkin standard International, tetapi itu akan menjadi masalah ketika anda referring (merujuk) suatu standard yang tidak in-line (seiring-sejalan) dengan objective perusahaan. Tentu pihak board director atau stockholder tidak akan membiarkan perusahaan melaksanakan aktivitas-aktivitas (apalagi yang berakibat cost) untuk hal-hal yang tidak mensupport goal/objective perusahaan/organisasi dimana anda bekerja.

UNLESS, bila perusahaan (tempat anda bekerja) ialah anggota dari suatu association, tentu anda (perusahaan anda) harus compliance dengan standard yang ditetapkan oleh asosiasi.

Misalnya:

[-]. Perusahaan anda ialah perusahaan perseroan terbuka (PT.Tbk) yang ikut listing di BEJ, tentu perusahaan harus compliant terhadap ketentuan-ketentuan Bappepam, dan ketentuan-ketentuan IAI (PSAK) yang di adopsi oleh bapeppam juga.

[-]. Anda bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) atau anda seorang private accountant yang merupakan anggota dari IAI, tentu dalam menjalankan praktek professi anda harus tunduk terhadap SPAP dan PSAK. Itu pasti.

[-]. Anda bekerja di sebuah bank (institusi keuangan), tentu anda harus compliant dengan standard Bank Indonesia.

[-]. Atau mungkin anda bekerja di sebuah rumah sakit/klinik kesehatan, yang merupakan anggota dari IDI, tentu anda harus compliant dengan standard-standard IDI.

Bagaimana bila perusahaan kawasan saya ialah sebuah private company, yang bukan anggota dari assosiasi apapun? Standard apa yang sebaiknya saya pakai?.

Good question......

Jawabannya ialah ”BEST PRACTICES”, bila kawasan anda bekerja ialah sebuah entitas business, pergunakanlah “BUSINESS’S BEST PRACTICES”.

Apakah ”best practices” ialah sebuah standard?. Tentu saja tidak, best practices ialah pola kebiasaan business practices yang banyak digunakan orang dan terbukti baik dan ampuh untuk mensupport company’s goal achievement. Pola yang sanggup anda modify, ganti, bongkar-pasang, sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Apakah ”best practices” sanggup di adopsi atau di transform menjadi suatu standard?

Oh ya, tentu, best practices suatu perusahaan (entitas/organisasi) tentu sanggup di jadikan standard, hanya saja satandard tersebut hanya berlaku dan mengikat pihak-pihak (bagian) dari perusahaan (entitas) yang bersangkutan saja. Apabila sudah dijadikan suatu standard, semua pihak yang associated (terkait) intensively dengan perusahaan seharusnya tunduk terhadap standard yang telah ditetapkan.

Theories, concept, standard, ada rujukannya. Bagaimana dengan best practices?, apa rujukan/referensi-nya?.

Jawabannya adalah: Semua, apapun. Bisa suatu theories, concept, standard manapun atau a combination, SEPANJANG acuan yang dirujuk in-line (sejalan) dengan objective (goal) perusahaan.

Inilah yang saya sebut sebagai sources ke-empat:

[4]. Accounting and Tax Journals, White papers & Case study

Bisa berupa artikel, laporan-laporan research, penerbitan hasil laporan study kasus, hingga karya ilmiah popular mengenai accounting, keuangan hingga kasus-kasus perpajakan. Semua ini biasanya mengandung best practices yang mixed and matched dengan theories, concept and standard bahkan law.

Jika anda punya waktu yang cukup, saya anjurkan untuk banyak membaca Journal terbitan popular publishers macam: ICPA, Wallstreet Journal hingga McGraw-Hill International Publishing.

Mungkin ada satu lagi yang jarang orang lakukan, ialah mencari dan membaca white paper case study report dari the Big four Accounting Firms : KPMG, Deloitte, Ernest & Young & Arthur Anderson.

There are tons (if not a world) accounting, statements, journals, reports and tax law out there. They are all best sources.


Mungkin banyak rekan-rekan yang membaca goresan pena saya ini berpikir, mengapa disini tidak pernah disebutkan literature (referensi buku) yang dipakai?. Sebenarnya acuan apa yang dipakai?

Bisa saya tegaskan disini: Yang saya pakai (bahas) di blog ini ialah ”My Best Accounting & Financial Practices” sesuatu yang saya mixed & matched dari aneka macam sumber & refernsi (theories, concept & standard), experiences dan practices yang sudah saya alami dan terapkan.

Apakah berarti apa yang saya bahas disini “Is the best?” lebih baik dari buku-buku itu? Jawaban saya terang “NO”. Best untuk saya belum tentu best untuk anda (orang lain).

Jangankan best practices, standardpun tidak selalu baik/cocok untuk semua pihak (orang).

Apakah anda samasekali tidak menggunakan reference buku-buku itu?,

Oh ya, tentu saya sangat banyak membaca buku. Dari 12 jam malam yang tersisa, 5 jam saya habiskan untuk membaca buku dan researching, saya banyak membaca journals, white paper dan case study, dari yang bersifat deskriptif hinggá yang bersifat analytical and practical, mulai dari accounting, Industrial management, marketing, statistik, hingga buku-buku motivasi.

Fortunately, saya berkesempatan untuk membandingkannya dengan day-to-day roles saya sehari-hari di perusahaan kecil kawasan saya bekerja. Tidak sebatas membaca dan menuturkan-nya kembali dari apa yang telah saya baca.

There are tons (if not a world) accounting, statements, journals, reports and tax law out there. They are all best sources for brainstorming.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.