Articles by "Akuntansi Biaya"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts with label Akuntansi Biaya. Show all posts

Pada perusahaan manufaktur atau industri, penggunaan materi baku dan materi penolong sudah pasti ada. Sebagian besar sumberdaya perusahaan teralokasi di kelompok ini. Transaksi didominasi oleh post “Bahan Baku (Raw Material)” dan “Bahan Penolong (Component)”.

Bagi yang gres saja memasuki akuntansi untuk manufaktur, menentukan suatu pengeluaran dikelompokkan ke post BAHAN BAKU atau BAHAN PENOLONG, mungkin menjadi kesulitan tersendiri. Masalh serupa bahkan mungkin juga dialami oleh mereka yang sudah memiliki pengalaman di manufaktur tetapi gres saja memasuki sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berbeda dari perusahaan sebelumnya.

Untuk jenis industri perakitan, menentukan post materi baku atau materi penolong bukanlah suatu masalah.. Karena diantara kedua jenis post tersebut mampu dibedakan dengan mudah. Hal yang sama juga mungkin dialami oleh industri-industri yang memproduksi barang yang terbuat dari materi baku tunggal. Misalnya : Pabrik tepung, pabrik semen, dll.

Unlike perusahaan-perusahaan yang membuat produk yang item variance-nya banyak, dan menggunakan materi baku & materi penolong yang banyak macamnya pula. Menentukan suatu pengeluaran ke post Bahan Baku atau Bahan Penolong menjadi kesulitan tersendiri.

Contoh Kasus 1 :

Perusahaan Garment-A memproduksi pakian rajut (knitted garment), untuk berproduksi perusahaan membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Diantara bahan-bahan yang dibeli tersebut, manakah yang tergolong “Bahan Baku” dan mana yang tergolong “Bahan Penolong” ?.

Contoh Kasus 2 :
Perusahaan Garment-B memproduksi ladies’s gawn, membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang jahit, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Sama ibarat pada tumpuan kasus pertama di atas.

Contoh Kasus 3 :
Perusahaan Garment-C memproduksi accessories dan sandal, membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang jahit, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Sama ibarat pada tumpuan kasus pertama & kedua di atas.

Untuk menentukan apakah tergolong ke dalam materi baku atau materi penolong, apakah dilihat dari porsi penggunaannya ?. atau dari nilai-nya (material/immaterial) ?


Determinasi Bahan Baku (Raw Material) atau Bahan Penolong (Component)

Untuk mendeterminasi, apakah suatu materi tergolong materi baku atau materi penolong, hendaknya dilihat dari kedudukan fungsi (peranan) dari masing-masing materi tersebut di dalam proses produksi.

Kriteria Bahan Baku :
(-) Dilihat dari fungsinya : bila tanpa materi ini, barang tidak akan jadi atau tidak akan berfungsi samasekali.
(-) Dilihat dari porsi penggunaannya : Porsi penggunaan materi ini dominant dibandingkan materi yang lain.

Kriteria Bahan Penolong :
(-) Dilihat dari fungsinya : tanpa materi ini, produk akan tetap mampu diselesaikan, hanya saja kesannya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, atau fungsinya tidak sempurna.
(-) Dilihat dari porsi penggunaannya : materi ini hanyalah porsi kecil dari keseluruhan materi yang dipakai.


Penjelasan Contoh kasus :

Bagi Garment-A (memproduksi pakaian rajut), tanpa benang, pakian rajut tidak akan jadi, dan benang menduduki porsi terbesar dalam penggunaannya. Maka benang tergolong materi baku. Tanpa kain, barang masih mampu diselesaikan, kain hanya dibutuhkan untukmembuat aplikasi-aplikasi kecil (hiasan) yang akan menghiasi pakian rajut yang akan dihasilkan. Maka bagi Garment-A, kain dikelompokkan ke dalam materi penolong, sequin, dan beads pun digolongkan ke dalam materi penolong, karena tanpa sequin atau beads, pakian rajut masih tetap mampu menjadi pakian.

Bagi Garment-B, benang bukanlah materi utama, diperguanakan hanya dalam porsi yang sedikit dibandingkan kain. Tanpa kain, gawn tidak akan jadi. Maka bagi garment-B, Kain dikelompokkan ke dalam Bahan Baku, sedangkan benang, sequin maupun beads hanya merupakan materi penolong.

Bagi Garment-C, benang maupun kain hanya menduduki porsi terkecil dari keseluruhan materi yang dipakai, maka benang maupun kain dikelompokkan ke dalam materi penolong. Tanpa sequin dan beads, accessories maupun sandal yang akan dibuat tidak akan jadi, oleh karena itu, bagi Garment-C, sequin dan beads merupakan materi baku.

Dengan determinasi dan tumpuan kasus diatas, saya yakin anda tidak akan kesulitan lagi untuk menentukan jenis materi mana saja yang hendaknya digolongkan ke dalam Bahan Baku, dan materi yang mana yang seharusnya digolongkan ke dalam kelompok materi penolong. Apapun jenis industri-nya, apapun jenis materi baku yang dipakai, apapun produk yang akan dihasilkan.

Expenditure biasanya sudah terjadi semenjak sebelum perusahaan didirikan, entah itu berupa PREPAID COST yang lumrah dikenal dengan COMPANY SET-UP, maupun expense yang lebih dikenal dengan PREPAID EXPENSE (Uang Muka Biaya). Ada juga expenditures yang terjadi setelah perusahaan established tetapi belum mampu diakui sebagai biaya. Bagaimana perlakuan akuntansinya? Pengeluaran macam apa saja yang tergolong ke dalam company set-up? Apa bedanya dengan akreditasi harga perolehan aktiva? Apa beda diantara keduanya?. Kita akan bahas di posting kali ini beberapa ketika lagi.

Artikel ini akan saya bahas dalam bentuk study kasus (tetapi fiktif adanya) hanya untuk mempermudah ilustrasi saja, dan saya dedikasikan khusus untuk mereka yang sedang menangani perusahaan yang gres berdiri, atau perusahaan sudah bangun tetapi akuntansinya gres digarap.

Kasus : Kebingungan Linda… (ahh…. menyerupai judul novel…. :P).

Hari ini yaitu hari pertama Linda (23 tahun, jebolan polytechnic terkenal di Singapura, rencanannya wisuda tgl 30 Maret nanti, GPA 3.75) bekerja di PT. Makmur Sentosa. Pagi-pagi sudah dipanggil oleh pak administrator dan berikan plastic folder yang isinya campuran nota-nota pengeluaran, akte-akte notaris, premium insurance, termasuk voucher pulsa prabayar yang sudah digosok :P.

Dasar Linda smart, begitu hingga di mejanya, ia eksklusif mengeluarkan dan memilah- milah isi folder tersebut sambil memasukkannya ke dalam spreadsheet.

Nah, dibawah ini yaitu spreadsheet-nya Linda:

 biasanya sudah terjadi semenjak sebelum perusahaan didirikan Prepaid Expenses, Costs & Company Set-up

10 menit kemudian Linda masih geser-geser mouse-nya, tidak terlihat sedang mengetik, sekarang Linda malah mengeluarkan pengikat rambut, rambut yang tadinya digerai sekarang mulai diikat, menyerupai orang yang sedang gerah, padahal AC diruangannya bertemperatur 16 derajat celcius, cukup hirau taacuh bukan?.

Wah….rupanya Linda sedang kebingungan, mau diposting kemana pengeluaran-pengeluaran tersebut, bagaimana menjournalnya?

Siapa yang mau bantu Linda? Pastinya semua mau bantu, ada sahabat kebingungan dan perlu bantuan, tentu kita bantu bukan?

Okay, mari kita sama-sama bantu Linda….


Ada 3 (tiga) key point yang harus kita perhatikan:


Key Point-1: Relevansi Transaksi

Akui pengeluaran-pengeluaran hanya yang terkait dengan perusahaan maupun persiapan pendirian perusahaan, dan eliminasi (jangan akui) pengeluaran-pengeluaran yang tidak relevan.

Kita perhatikan daftar transaksi yang dibuat Linda di atas:

Cantik Spa and Terapist, apakah relevan? Big no, kembalikan notanya ke boss!
Pembuatan akte pendirian perusahaan, apakah relevan? Of course, akui!
Materai @Rp 6000, untuk apa? Untuk isi draft akte, relevan, akui!
Pulsa prabayar, untuk apa? Boss telepon notaris dan konsultan, relavan, akui!
Konsultan, tentu relevan, so akui!
Photocopy, relevan, akui!
Bank Account Set-up, sangat relevan, akui!
Sewa daerah usaha (Kantor), so pasti, akui!
Pembuatan akte sewa menyewa, yoi!, akui!
Ongkos Cat Ruangan Kantor, ya iyalah relevan, akui!
Asuransi Gedung, yupz relevan, akui!
Deposit supplier, ok relevan, akui!
Pasang paping ditempat parkir, sangat relevan!


Okay, kita sudah temukan mana yang relevan mana yang tidak relevan, lalu pengeluaran-pengeluaran relevan tersebut kita akui sebagai apa?

Sabar….sabar…. kita masuk ke key point berikutnya….


Key Point-2: Tanggal Pendirian Perusahaan

Dari mana kita mampu tahu tanggal pendirian perusahaan? Apakah dari tanggal pengeluaran atas pembayaran ke notaris? Salah…..kita lihat dari TANGGAL AKTE PENDIRIAN, biasanya terletak di sampul depan akte, yang disamping berisi tanggal akte juga termuat NOMOR AKTE dan NAMA NOTARIS-nya. Setelah saya intip, tanggal akte pendirian PT. Makmur Sentosa yaitu 11 Februari 2008 (bukan 10 Februari), rupanya pak notaris dibayar didepan.

Apa kekerabatan tanggal pendirian perusahaan dengan akreditasi atas pengeluaran perusahaan?

Segala pengeluaran relevan yang terjadi sebelum tanggal pendirian perusahaan hendaknya diakui sebagai COMPANY SET-UP COST yang nantinya akan kita kelompokkan ke dalam AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Asset), sedangkan segala pengeluaran relevan yang terjadi setelah tanggal pendirian diakui sesuai dengan jenis pengeluarannya.

Mungkin anda ingin bertanya: Bagaimana dengan pengeluaran untuk pulsa prabayar dan photocopy yang terjadi sebelum tanggal pendirian perusahaan? Apakah akan diakui sebagai company set-up dan akan menjadi intangible asset? “WOW!

Sabar…sabar… kita lanjutkan ke key-point selanjutnya…..


Key Point-3: Potensi Masa Manfaat

Pengeluaran sebelum tanggal pendirian yang memiliki potensi masa manfaat lebih dari satu tahun buku diakui sebagai PREPAID COST yang akan kita golongkan ke dalam COMPANY SET-UP, sedangkan yang potensi masa manfaatnya kurang dari satu tahun buku (i.e.: meterai, photocopy, pulsa prabayar) kita akui sebagai PREPAID EXPENSE.

Kedua pengeluaran tersebut akan eksklusif masuk ke dalam SALDO AWAL NERACA perusahaan, dicatat dengan mengkredit rekening MODAL.


Bedanya?.

Prepaid Expense (Uang Muka Biaya):

Masuk ke dalam kelompok AKTIVA LANCAR, dan setelah perusahaan beroperasi, rekening pre-paid diconvert menjadi expense yang sesuai.

Jurnalnya:

Sebelum perusahaan beroperasi:
[Debit]. Prepaid Expense (Uang Muka Biaya)
[Credit]. Capital (Modal)

Catatan: Jurnal di atas akan membuat Saldo Awal Neraca Akan terisi dengan Prepaid Expense di sisi aktiva dan Capital di sisi Equity.

Setelah perusahaan beroperasi (i.e.: sebelum penutupan buku periode pertama), prepaid expense diconvert dengan menjurnal:
[Debit]. Expense (i.e.:Telephone/Misc Exp/Office Supplies)
[Credit]. Prepaid Expense (Uang Muka Biaya)

Catatan: Jurnal kedua diatas, akan membuat prepaid expenses yang kita akui pada ketika perusahaan belum bangun akan terhapus (washed) dan menjelma expense yang kita bebankan pada periode pertama perusahaan beroperasi.


Prepaid Cost (Company Set-up):

Masukkan ke dalam AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD, dan DIAMORTISASI setelah perusahaan beroperasi.

Jurnalnya:

Sebelum perusahaan beroperasi:

[Debit]. Company Set-up (Intangible Asset)
[Credit]. Modal (Capital)


Setelah perusahaan beroperasi (i.e.: menjelang penutupan buku) diamortisasi dengan jurnal:

[Debit]. Amortisasi Aktiva Tak Berwujud
[Credit]. Company Set-up

Wait.... mungkin anda ingin bertanya: Berapa lama Company Setup diamortisasi?

Umumnya setiap usaha tentunya diperlukan dapat beroperasi selama mungkin, dengan kata lain; tidak ada pemilik usaha yang berharap perusahaannya beroperasi hanya untuk periode tertentu saja, tetapi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas telah diatur (kalau saya tidak salah) 30 tahun. Untuk lebih pastinya, bacalah di Akte Pendirian Perusahaan. Untuk itu, Company Set-up diamortisasi selama umur usaha.

Bagaimana dengan expenditures setelah tanggal pendirian perusahaan?

Perlakuannya sama saja dengan pengeluaran-pengeluaran setelah perusahaan beroperasi:

Pengeluran-pengeluaran yang berpotensi menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun buku, akui sebagai acquisition cost (harga perolehan aktiva), untuk disusutkan/diamortisasi nantinya. Sedangkan bila hanya akan memberi manfaat satu tahun buku saja atau kurang, maka akui sebagai expenses (biaya), tentunya dikelompokkan ke dalam rekening biaya yang sesuai. Hanya saja…………

Hanya saja, semoga memperoleh demam isu analisis yang wajar dan memenuhi the matching principle, maka perhatikanlah unsur revenue (pendapatan) yang terjadi pada ketika itu. Jika atas biaya tersebut akan menjadikan revenue pada periode yang sama, maka mampu eksklusif diakui sebagai biaya sekaligus. Jika belum, maka akuilah sebagai BIAYA DIBAYAR DIMUKA (prepaid expense), dan nanti bila pengeluaran tersebut mulai menghasilkan revenue, maka convert prepaid expense menjadi biaya yang sesuai.

Dalam kasus ini, asuransi gedung yang masa pertanggungannya yaitu tahunan, maka pada bulan pertama dicatat dengan jurnal:

[Debit]. Prepaid Expense (i.e.: pre-paid insurance)
[Credit]. Cash

Nantinya bila sudah mulai menghasilkan revenue, prepaid expense diconvert menjadi biaya dengan jurnal:

[Debit]. Insurance
[Credit]. Prepaid Insurance



Kesimpulan

Dari 3 Key Point di atas, maka daftar transaksi Linda di atas dapat kita jurnal menyerupai dibawah ini:

 biasanya sudah terjadi semenjak sebelum perusahaan didirikan Prepaid Expenses, Costs & Company Set-up

Dari Author

Dengan study kasus yang saya angkat ini, mudah-mudahan Linda-Linda yang lain tidak kebingungan lagi, jikapun masih ada Linda-Linda lainnya yang belum membaca study kasus ini, saya mengharapkan anda yang sudah memahami kasus ini dapat membantu Linda-Linda yang sedang kebingungan :-) Jikapun masih ada yang belum mengerti atau ragu-ragu, atau punya view yang berbeda atas kasus ini, silahkan tulis komentar anda disini. Feel free !

To your success,

Lie Dharma Putra

Pada perusahaan manufaktur atau industri, penggunaan materi baku dan materi penolong sudah niscaya ada. Sebagian besar sumberdaya perusahaan teralokasi di kelompok ini. Transaksi didominasi oleh post “Bahan Baku (Raw Material)” dan “Bahan Penolong (Component)”.

Bagi yang gres saja memasuki akuntansi untuk manufaktur, memilih suatu pengeluaran dikelompokkan ke post BAHAN BAKU atau BAHAN PENOLONG, mungkin menjadi kesulitan tersendiri. Masalh serupa bahkan mungkin juga dialami oleh mereka yang sudah mempunyai pengalaman di manufaktur tetapi gres saja memasuki sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berbeda dari perusahaan sebelumnya.

Untuk jenis industri perakitan, memilih post materi baku atau materi penolong bukanlah suatu masalah.. Karena diantara kedua jenis post tersebut dapat dibedakan dengan mudah. Hal yang sama juga mungkin dialami oleh industri-industri yang memproduksi barang yang terbuat dari materi baku tunggal. Misalnya : Pabrik tepung, pabrik semen, dll.

Unlike perusahaan-perusahaan yang menciptakan produk yang item variance-nya banyak, dan memakai materi baku & materi penolong yang banyak macamnya pula. Menentukan suatu pengeluaran ke post Bahan Baku atau Bahan Penolong menjadi kesulitan tersendiri.

Contoh Kasus 1 :

Perusahaan Garment-A memproduksi pakian rajut (knitted garment), untuk berproduksi perusahaan membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Diantara bahan-bahan yang dibeli tersebut, manakah yang tergolong “Bahan Baku” dan mana yang tergolong “Bahan Penolong” ?.

Contoh Kasus 2 :
Perusahaan Garment-B memproduksi ladies’s gawn, membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang jahit, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Sama menyerupai pada teladan kasus pertama di atas.

Contoh Kasus 3 :
Perusahaan Garment-C memproduksi accessories dan sandal, membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang jahit, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Sama menyerupai pada teladan kasus pertama & kedua di atas.

Untuk memilih apakah tergolong ke dalam materi baku atau materi penolong, apakah dilihat dari porsi penggunaannya ?. atau dari nilai-nya (material/immaterial) ?


Determinasi Bahan Baku (Raw Material) atau Bahan Penolong (Component)

Untuk mendeterminasi, apakah suatu materi tergolong materi baku atau materi penolong, hendaknya dilihat dari kedudukan fungsi (peranan) dari masing-masing materi tersebut di dalam proses produksi.

Kriteria Bahan Baku :
(-) Dilihat dari fungsinya : kalau tanpa materi ini, barang tidak akan jadi atau tidak akan berfungsi samasekali.
(-) Dilihat dari porsi penggunaannya : Porsi penggunaan materi ini dominant dibandingkan materi yang lain.

Kriteria Bahan Penolong :
(-) Dilihat dari fungsinya : tanpa materi ini, produk akan tetap dapat diselesaikan, hanya saja karenanya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, atau fungsinya tidak sempurna.
(-) Dilihat dari porsi penggunaannya : materi ini hanyalah porsi kecil dari keseluruhan materi yang dipakai.


Penjelasan Contoh kasus :

Bagi Garment-A (memproduksi pakaian rajut), tanpa benang, pakian rajut tidak akan jadi, dan benang menduduki porsi terbesar dalam penggunaannya. Maka benang tergolong materi baku. Tanpa kain, barang masih dapat diselesaikan, kain hanya dibutuhkan untukmembuat aplikasi-aplikasi kecil (hiasan) yang akan menghiasi pakian rajut yang akan dihasilkan. Maka bagi Garment-A, kain dikelompokkan ke dalam materi penolong, sequin, dan beads pun digolongkan ke dalam materi penolong, lantaran tanpa sequin atau beads, pakian rajut masih tetap dapat menjadi pakian.

Bagi Garment-B, benang bukanlah materi utama, diperguanakan hanya dalam porsi yang sedikit dibandingkan kain. Tanpa kain, gawn tidak akan jadi. Maka bagi garment-B, Kain dikelompokkan ke dalam Bahan Baku, sedangkan benang, sequin maupun beads hanya merupakan materi penolong.

Bagi Garment-C, benang maupun kain hanya menduduki porsi terkecil dari keseluruhan materi yang dipakai, maka benang maupun kain dikelompokkan ke dalam materi penolong. Tanpa sequin dan beads, accessories maupun sandal yang akan dibentuk tidak akan jadi, oleh alasannya yakni itu, bagi Garment-C, sequin dan beads merupakan materi baku.

Dengan determinasi dan teladan kasus diatas, saya yakin anda tidak akan kesulitan lagi untuk memilih jenis materi mana saja yang hendaknya digolongkan ke dalam Bahan Baku, dan materi yang mana yang seharusnya digolongkan ke dalam kelompok materi penolong. Apapun jenis industri-nya, apapun jenis materi baku yang dipakai, apapun produk yang akan dihasilkan.

Expenditure biasanya sudah terjadi semenjak sebelum perusahaan didirikan, entah itu berupa PREPAID COST yang lumrah dikenal dengan COMPANY SET-UP, maupun expense yang lebih dikenal dengan PREPAID EXPENSE (Uang Muka Biaya). Ada juga expenditures yang terjadi sesudah perusahaan established tetapi belum sanggup diakui sebagai biaya. Bagaimana perlakuan akuntansinya? Pengeluaran macam apa saja yang tergolong ke dalam company set-up? Apa bedanya dengan legalisasi harga perolehan aktiva? Apa beda diantara keduanya?. Kita akan bahas di posting kali ini beberapa ketika lagi.

Artikel ini akan saya bahas dalam bentuk study masalah (tetapi fiktif adanya) hanya untuk mempermudah ilustrasi saja, dan saya dedikasikan khusus untuk mereka yang sedang menangani perusahaan yang gres berdiri, atau perusahaan sudah bangun tetapi akuntansinya gres digarap.

Kasus : Kebingungan Linda… (ahh…. menyerupai judul novel…. :P).

Hari ini yaitu hari pertama Linda (23 tahun, jebolan polytechnic populer di Singapura, rencanannya wisuda tgl 30 Maret nanti, GPA 3.75) bekerja di PT. Makmur Sentosa. Pagi-pagi sudah dipanggil oleh pak eksekutif dan berikan plastic folder yang isinya adonan nota-nota pengeluaran, akte-akte notaris, premium insurance, termasuk voucher pulsa prabayar yang sudah digosok :P.

Dasar Linda smart, begitu hingga di mejanya, beliau pribadi mengeluarkan dan memilah- milah isi folder tersebut sambil memasukkannya ke dalam spreadsheet.

Nah, dibawah ini yaitu spreadsheet-nya Linda:

 biasanya sudah terjadi semenjak sebelum perusahaan didirikan Prepaid Expenses, Costs & Company Set-up

10 menit kemudian Linda masih geser-geser mouse-nya, tidak terlihat sedang mengetik, kini Linda malah mengeluarkan pengikat rambut, rambut yang tadinya digerai kini mulai diikat, menyerupai orang yang sedang gerah, padahal AC diruangannya bertemperatur 16 derajat celcius, cukup hambar bukan?.

Wah….rupanya Linda sedang kebingungan, mau diposting kemana pengeluaran-pengeluaran tersebut, bagaimana menjournalnya?

Siapa yang mau bantu Linda? Pastinya semua mau bantu, ada teman kebingungan dan perlu bantuan, tentu kita bantu bukan?

Okay, mari kita sama-sama bantu Linda….


Ada 3 (tiga) key point yang harus kita perhatikan:


Key Point-1: Relevansi Transaksi

Akui pengeluaran-pengeluaran hanya yang terkait dengan perusahaan maupun persiapan pendirian perusahaan, dan eliminasi (jangan akui) pengeluaran-pengeluaran yang tidak relevan.

Kita perhatikan daftar transaksi yang dibentuk Linda di atas:

Cantik Spa and Terapist, apakah relevan? Big no, kembalikan notanya ke boss!
Pembuatan akte pendirian perusahaan, apakah relevan? Of course, akui!
Materai @Rp 6000, untuk apa? Untuk isi draft akte, relevan, akui!
Pulsa prabayar, untuk apa? Boss telepon notaris dan konsultan, relavan, akui!
Konsultan, tentu relevan, so akui!
Photocopy, relevan, akui!
Bank Account Set-up, sangat relevan, akui!
Sewa kawasan perjuangan (Kantor), so pasti, akui!
Pembuatan akte sewa menyewa, yoi!, akui!
Ongkos Cat Ruangan Kantor, ya iyalah relevan, akui!
Asuransi Gedung, yupz relevan, akui!
Deposit supplier, ok relevan, akui!
Pasang paping ditempat parkir, sangat relevan!


Okay, kita sudah temukan mana yang relevan mana yang tidak relevan, lalu pengeluaran-pengeluaran relevan tersebut kita akui sebagai apa?

Sabar….sabar…. kita masuk ke key point berikutnya….


Key Point-2: Tanggal Pendirian Perusahaan

Dari mana kita sanggup tahu tanggal pendirian perusahaan? Apakah dari tanggal pengeluaran atas pembayaran ke notaris? Salah…..kita lihat dari TANGGAL AKTE PENDIRIAN, biasanya terletak di sampul depan akte, yang disamping berisi tanggal akte juga termuat NOMOR AKTE dan NAMA NOTARIS-nya. Setelah saya intip, tanggal akte pendirian PT. Makmur Sentosa yaitu 11 Februari 2008 (bukan 10 Februari), rupanya pak notaris dibayar didepan.

Apa hubungan tanggal pendirian perusahaan dengan legalisasi atas pengeluaran perusahaan?

Segala pengeluaran relevan yang terjadi sebelum tanggal pendirian perusahaan hendaknya diakui sebagai COMPANY SET-UP COST yang nantinya akan kita kelompokkan ke dalam AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Asset), sedangkan segala pengeluaran relevan yang terjadi sesudah tanggal pendirian diakui sesuai dengan jenis pengeluarannya.

Mungkin anda ingin bertanya: Bagaimana dengan pengeluaran untuk pulsa prabayar dan photocopy yang terjadi sebelum tanggal pendirian perusahaan? Apakah akan diakui sebagai company set-up dan akan menjadi intangible asset? “WOW!

Sabar…sabar… kita lanjutkan ke key-point selanjutnya…..


Key Point-3: Potensi Masa Manfaat

Pengeluaran sebelum tanggal pendirian yang mempunyai potensi masa manfaat lebih dari satu tahun buku diakui sebagai PREPAID COST yang akan kita golongkan ke dalam COMPANY SET-UP, sedangkan yang potensi masa keuntungannya kurang dari satu tahun buku (i.e.: meterai, photocopy, pulsa prabayar) kita akui sebagai PREPAID EXPENSE.

Kedua pengeluaran tersebut akan pribadi masuk ke dalam SALDO AWAL NERACA perusahaan, dicatat dengan mengkredit rekening MODAL.


Bedanya?.

Prepaid Expense (Uang Muka Biaya):

Masuk ke dalam kelompok AKTIVA LANCAR, dan sesudah perusahaan beroperasi, rekening pre-paid diconvert menjadi expense yang sesuai.

Jurnalnya:

Sebelum perusahaan beroperasi:
[Debit]. Prepaid Expense (Uang Muka Biaya)
[Credit]. Capital (Modal)

Catatan: Jurnal di atas akan menciptakan Saldo Awal Neraca Akan terisi dengan Prepaid Expense di sisi aktiva dan Capital di sisi Equity.

Setelah perusahaan beroperasi (i.e.: sebelum penutupan buku periode pertama), prepaid expense diconvert dengan menjurnal:
[Debit]. Expense (i.e.:Telephone/Misc Exp/Office Supplies)
[Credit]. Prepaid Expense (Uang Muka Biaya)

Catatan: Jurnal kedua diatas, akan menciptakan prepaid expenses yang kita akui pada ketika perusahaan belum bangun akan terhapus (washed) dan bermetamorfosis expense yang kita bebankan pada periode pertama perusahaan beroperasi.


Prepaid Cost (Company Set-up):

Masukkan ke dalam AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD, dan DIAMORTISASI sesudah perusahaan beroperasi.

Jurnalnya:

Sebelum perusahaan beroperasi:

[Debit]. Company Set-up (Intangible Asset)
[Credit]. Modal (Capital)


Setelah perusahaan beroperasi (i.e.: menjelang penutupan buku) diamortisasi dengan jurnal:

[Debit]. Amortisasi Aktiva Tak Berwujud
[Credit]. Company Set-up

Wait.... mungkin anda ingin bertanya: Berapa usang Company Setup diamortisasi?

Umumnya setiap perjuangan tentunya dibutuhkan sanggup beroperasi selama mungkin, dengan kata lain; tidak ada pemilik perjuangan yang berharap perusahaannya beroperasi hanya untuk periode tertentu saja, tetapi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas telah diatur (kalau saya tidak salah) 30 tahun. Untuk lebih pastinya, bacalah di Akte Pendirian Perusahaan. Untuk itu, Company Set-up diamortisasi selama umur usaha.

Bagaimana dengan expenditures sesudah tanggal pendirian perusahaan?

Perlakuannya sama saja dengan pengeluaran-pengeluaran sesudah perusahaan beroperasi:

Pengeluran-pengeluaran yang berpotensi menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun buku, akui sebagai acquisition cost (harga perolehan aktiva), untuk disusutkan/diamortisasi nantinya. Sedangkan bila hanya akan memberi manfaat satu tahun buku saja atau kurang, maka akui sebagai expenses (biaya), tentunya dikelompokkan ke dalam rekening biaya yang sesuai. Hanya saja…………

Hanya saja, biar memperoleh demam isu analisis yang masuk akal dan memenuhi the matching principle, maka perhatikanlah unsur revenue (pendapatan) yang terjadi pada ketika itu. Jika atas biaya tersebut akan menjadikan revenue pada periode yang sama, maka sanggup pribadi diakui sebagai biaya sekaligus. Jika belum, maka akuilah sebagai BIAYA DIBAYAR DIMUKA (prepaid expense), dan nanti bila pengeluaran tersebut mulai menghasilkan revenue, maka convert prepaid expense menjadi biaya yang sesuai.

Dalam masalah ini, asuransi gedung yang masa pertanggungannya yaitu tahunan, maka pada bulan pertama dicatat dengan jurnal:

[Debit]. Prepaid Expense (i.e.: pre-paid insurance)
[Credit]. Cash

Nantinya bila sudah mulai menghasilkan revenue, prepaid expense diconvert menjadi biaya dengan jurnal:

[Debit]. Insurance
[Credit]. Prepaid Insurance



Kesimpulan

Dari 3 Key Point di atas, maka daftar transaksi Linda di atas sanggup kita jurnal menyerupai dibawah ini:

 biasanya sudah terjadi semenjak sebelum perusahaan didirikan Prepaid Expenses, Costs & Company Set-up

Dari Author

Dengan study masalah yang saya angkat ini, mudah-mudahan Linda-Linda yang lain tidak kebingungan lagi, jikapun masih ada Linda-Linda lainnya yang belum membaca study masalah ini, saya mengharapkan anda yang sudah memahami masalah ini sanggup membantu Linda-Linda yang sedang kebingungan :-) Jikapun masih ada yang belum mengerti atau ragu-ragu, atau punya view yang berbeda atas masalah ini, silahkan tulis komentar anda disini. Feel free !

To your success,

Lie Dharma Putra

 ialah salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan System Pengendalian Gaji
Pengendalian Gaji (Payroll Control) ialah salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan. Mengapa? Karena sebagian besar sumber daya keuangan perusahaan dialokasikan untuk keperluan upah dan gaji. Menjadi semakin vital alasannya penggajian melibatkan cash disbursment yang sangat tinggi, didistribute kepada banyak orang (karyawan), sangat rentant akan penggelapan disamping erroneous (kesalahan-kesalahan) yang tidak disengaja, yang pribadi berakibat pada kerugian bagi pihak perusahaan. Bagaimana tidak, uang perusahaan pribadi dipindahkan keluar kas perusahaan. Apa saja jenis kesalahan dan modus penggelapan yang biasa dilakukan di dalam proses penggajian?, bagimana mencegahnya? bagaimana mendeteksi dan menangkapnya?


Selengkapnya dapat dibaca di Accounting Financial Taxation, disana saya posting panduan detailnya. silahkan dibaca disana. Perlu saya ingatkan bahwa untuk dapat membaca content yang ada di sana, anda perlu menjadi member, cara pendaftaran sangat mudah. silahkan pendaftaran sekarang.

 yaitu salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan System Pengendalian Gaji
Pengendalian Gaji (Payroll Control) yaitu salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan. Mengapa? Karena sebagian besar sumber daya keuangan perusahaan dialokasikan untuk keperluan upah dan gaji. Menjadi semakin vital alasannya yaitu penggajian melibatkan cash disbursment yang sangat tinggi, didistribute kepada banyak orang (karyawan), sangat rentant akan penggelapan disamping erroneous (kesalahan-kesalahan) yang tidak disengaja, yang eksklusif berakibat pada kerugian bagi pihak perusahaan. Bagaimana tidak, uang perusahaan eksklusif dipindahkan keluar kas perusahaan. Apa saja jenis kesalahan dan modus penggelapan yang biasa dilakukan di dalam proses penggajian?, bagimana mencegahnya? bagaimana mendeteksi dan menangkapnya?


Selengkapnya mampu dibaca di Accounting Financial Taxation, disana saya posting panduan detailnya. silahkan dibaca disana. Perlu saya ingatkan bahwa untuk mampu membaca content yang ada di sana, anda perlu menjadi member, cara registrasi sangat mudah. silahkan registrasi sekarang.

Pengantar Pentingnya Biaya - Adalah Untuk dapat memahami fungsi dan pengertian akuntansi biaya dapat diawali dengan pemahaman bahwa perusahaan dalam pengelolaan dan pencapaian tujuannya memerlukan alat. Alat bantu tersebut ialah administrasi yang dapat membantu perusahaan dalam pengelolaannya dan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.  Manajemen ialah proses yang sistematis dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan serta pengendalian pada seluruh sumber daya perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

Di dalam Manajemen dikenal ada beberapa tingkatan, tingkatan tersebut ialah : 
1. Top management dengan orang yang bertanggungjawab ialah administrator utama, para administrator dan chief executive officer 
2. Midlle management dengan orang yang bertanggungjawab ialah general manager, manager dan kepala disvisi 
3. Lower management dengan orang yang bertanggungjawab ialah supervisor 

Dalam acara operasionalnya seluruh tingkatan administrasi memerlukan data biaya. Data biaya tersebut digunakan dalam proses pengambilan keputusan operasional perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif secara ringkas proses administrasi ialah sebagai berikut : 
1. Perencanaan ialah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai dan mengatur taktik yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Proses ini dapat disusun dalam jangka pendek dan panjang serta sekaligus menjadi alat dalam pengendalian. 
2. Pengorganisasian ialah proses mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dan mengelola penggunaan sumber daya tersebut secara efisien. 
3. Pengarahan ialah proses mengarahkan, memimpin dan memotivasi biar pelakasanaan rencana dan penggunaak sumber daya sempurna dan optimal 
4. Pengawasan dan pengendalian ialah proses yang memastikan bahwa seluruh perencanaan dilaksanakan dengan benar dan akan dilakukan tidakan koreksi bila terjadi suatu penyimpangan. 

Dalam proses pengalokasian seluruh sumber daya perusahaan dibutuhkan sebuah struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi perusahaan akan bermanfaat pada sistem akuntansi biaya pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam penyusunan sistem biaya, pelaporan biaya dan pertanggungjawaban biaya ialah sesuai dengan wewenang dan hierarkhi organisasi 
2. Dalam penyusunan sistem informasi keuangan yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan 

Pada gambar 1.1. dapat dilihat pola struktur organisasi perusahaan dengan struktur lini dimana divisi produksi terpisah alasannya ialah berafiliasi pribadi dengan penentuan harga pokok produk dan divisi keuangan menandakan data biaya sebagai dasar dalam proses transaksi dan laporan biaya.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan Lini

 Adalah Untuk dapat memahami fungsi dan pengertian akuntansi biaya dapat diawali dengan pe Pentingnya  Biaya



Sekian mengenai Pentingnya Biaya, semoga ini dapat membantu.

Pengertian dan Proses Biaya - Adalah Menurut Para Ahli Definisi akuntansi biaya menurut Mulyadi yaitu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan produk dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Informasi yang disajikan dalam suatu laporan pembuatan dan penjualan produk tergantung kepada pemakainya. Apabila pemakai isu tersebut yaitu di dalam perusahaan maka, akuntansi biaya menjadi bab dari akuntansi manajemen. Sedangkan apabila isu yang disajikan yaitu untuk pemakai di luar perusahaan maka akuntansi biaya akan menjadi bab dari akuntansi keuangan. Karena itu akuntansi biaya harus tunduk kepada prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yaitu Standar Indonesia dalam hal ini maka standar akuntansi yang digunakan yaitu standar untuk Indonesia. 

biaya memiliki memiliki tiga tujuan utama yaitu : 
1. Menentukan harga pokok.
Pada akuntansi keuangan, akuntansi biaya akan menyajikan isu harga pokok dalam biaya historis, sedangkan pada akuntansi manajemen, akuntansi biaya tidak terikat kepada aturan tertentu tetapi diubahsuaikan dengan kebutuhan manajmen di dalam perusahaan. 
2. Mengendalikan biaya.
Proses pengendalian biaya diawali dengan menentukan biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk, kemudian akuntansi biaya melaksanakan analisis terhadap penyimpangan dari biaya bersama-sama dengan yang direncanakan. 
3. Pengambilan keputusan.
biaya akan menyajikan isu biaya yang berafiliasi dengan masa depan, selanjutnya irmasi tersebut akan menjadi contoh dalam pengambilan keputusan. 

biaya yaitu salah satu cabang dari ilmu akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan mencatat transaksi biaya secara sistematis dan kemudian menyajikan laporan biaya. Pada awalnya konsep akuntansi biaya hanya ditujukan unutk menentukan harga pokok produk atau jasa. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pentingnya biaya non produksi ibarat biaya pemasaran dan manajemen umum maka akuntansi biaya sat ini menyajikan isu biaya baik biaya produksi maupun non produksi. Dengan kata lain konsep akuntansi biaya ini tidak hanya dapat digunakan pada industry manufaktur saja tetapi juga pada industry jasa. 


Sebelumnya mengenai Pentingnya Biaya ini mungkin  dapat membantu

Aktivitas dari akuntansi biaya dapat dilihat pada gambar 1.2. Ilustrasi gambar proses tersebut menjelaskan bahwa proses transaksi biaya dalah sebagai berikut : 
1. Seluruh proses transaksi didukung oleh semua dokumen yang sah untuk kemudian digolong-golongkan dan dicatat ke dalam jurnal serta rekening pembantu biaya 
2. Secara periodik seluruh transasksi yang tercatat di jurnal di masukan dalam buku besar sesuai dengan rekening buku besar 
3. Catatan dalam rekening buku besar dan buku pembantu biaya menjadi dasar pembuatan laporan biaya yang terdiri dari laporan biaya produksi, laporan harga poko penjualan, laporan biaya  pemasaran dan laporan biaya manajemen umum.
4. Bentuk laporannya dapat berupa historical cost, perbandingan atau komparasi dan analisa penyimpangan biaya atau predetermined cost 


 Adalah Menurut Para Ahli Definisi akuntansi biaya menurut Mulyadi yaitu proses pencatata Pengertian dan Proses  Biaya


Secara menyeluruh maka peran dari sebuah proses akuntansi biaya yaitu sebagai berikut : 
1. Menyediakan data yang diharapkan sebagai dasar perencanaan dan pengendalian kegiatan 
2. Menyediakan data biaya sebagai dasar pengambilan keputusan sehari-hari baik keputusan produksi normal maupun keputusan khusu untuk memilih alternative proyek yang harus diambil  Ikut dalam proses memvariasikan penyusunan anggaran 
3. Menetapkan metode dan prosedur pengendalian baik berupa perbaikan operasi serta kegiatan pengurangan biaya (cost reduction program) 
4. Menyusun laporan biaya lengkap. 


Ini ia mengenai Pengertian dan Proses Biaya, supaya ini mampu memiliki kegunaan bagi kita semua.

Konsep Biaya  - Konsep akuntansi biaya digunakan dengan tujuan sebagai anutan di dalam penyusunan laporan biaya. Ada beberapa konsep yang sering digunakan, bebrapa diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Harga perolehan atau harga pokok atau expenses yaitu adanya sejumlah uang yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk : 
o Kas yang dikeluarkan atau dibayarkan 
o Nilai aktiva yang digunakan 
o Nilai jasa yang digunakan 
o Utang yang timbul 
o Tambahan modal

 Konsep akuntansi biaya digunakan dengan tujuan sebagai anutan di dalam penyusunan lapora Konsep  Biaya



Yang semuanya dalam rangka pemilikan barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi baik dimasa lalu maupun dimasa kini (harga perolehan yang telah terjadi dan yang akan terjadi) 

2. Biaya atau cost yaitu harga perolehan yang digunakan untuk memperoleh pendapatan (revenue) sehingga akan mengurangi penghasilan . Biaya akan digolongkan dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya manajemen dan umum, biaya bungan dan biaya pajak. 

Sebelumnya mengenai Pengertian Biaya Menurut Para Ahli ini mungkin dapat membantu


3. Penghasilan atau revenues yaitu penghasilan dalam bentuk jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk 
o Kas yang diterima 
o Piutang yang timbul 
o Nilai aktiva lain yang diterima 
o Nilai jasa yang diterima 
o Pengurangan utang dan pengurangan modal 
Yang semuanya dalam rangka penjualan barang dagangan baik bentuk barang maupun jasa. 

4. Rugi dan laba atau profit & loss yaitu hasil dari proses membandingkan antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam suatu periode akuntansi yang sama denghan criteria jikalau penghasilan lebih besar dari biaya maka selisihnya yaitu laba bersih demikian sebaliknya jikalau penghasilan lebih kecil dari semuabiaya makan selisihnya dalah rugi bersih 

5. Rugi atau losses yaitu konsep lain dalam rugi yaitu berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan disebabkan karena pengambilan modal oleh pemilik namun tidak ada manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut. 

Bagaimana mengenai Konsep Biaya ini, apa yang telah dipaparkan diatas biar dapat berguna, serta dapat membantu kita semua yang membutuhkan info ini.

Macam Penggolongan Biaya Perusahaan - biaya bertujuan untuk menyajikan gosip biaya yang sempurna dan akurat untuk digunakan dalam banyak sekali tujuan. Dalam prosesnya penggolongan biaya akan tergantung pada maksud dan tujuan dari biaya tersebut digolongkan dimana untuk tujuan yang berbeda diharapkan penggolongan yang berbeda. Pada pelaksanannya tentu tidak ada satu model penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan penyampaian gosip wacana biaya.

Dalam praktek akuntansi biaya mengenal penggolongan biaya menjadi empat kelompok besar yaitu : 
1. Penggolongan biaya sesuai dengan kegiatan perusahaan 
2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi ( pembebanan biaya) 
3. Penggolongan biaya terhadap perubahan aktivitas 
4. Penggolonggan biaya sesuai dengan sentra biaya yang dibiayai 


  biaya bertujuan untuk menyajikan gosip biaya yang sempurna dan akurat untuk di Macam Penggolongan Biaya Perusahaan




Penggolongan Biaya Sesuai dengan Aktivitas Perusahaan
Pada prinsipnya kegiatan perusahaan dibagi menjadi empat kegiatan utama yaitu : kegiatan produksi, kegiatan pemasaran, kegiatan manajemen dan umum serta kegiatan keuangan.

Selanjutnya penggolongan biayanya yaitu sebagai berikut : 
1. Biaya produksi yaitu semua biaya yang terkait dengan kegiatan pengolahan materi baku menjadi barang jadi. Biaya produksi selanjutnya akan dibagi menjadi : biaya materi baku, biaya tenaga kerja pribadi dan biaya overhead pabrik. Pamahaman biaya materi baku dimulai dari barang yang akan dikonsumsi perusahan digolongkan ke dalam golongan materi atau materials yang merupakan barang yang akan diolah menjadi barang jadi dan materi non materials yang hanya dikonsumsi dan bukan merupakan bab dari produk jadi. Bahan dapat digolongkan kedalam materi baku (direct materials) dan materi baku penolong atau pembantu (indirect material). Biaya materi baku yaitu harga perolehan materi baku yang terpakai dalam pengolahan produk, demikian juga pada materi baku penolong harga perolehan materi penolong yang terpakai dalam pengolahan produk.
2. Biaya tenga kerja yaitu semua karyawan ataupekerja yang menawarkan jasa bagi perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa. 
Biaya tenaga kerja akan digolongkan sesuai dengan fungsinya menyerupai golongan tenaga kerja pabrik atau produksi, golongan tenaga kerja manajemen dan umum dan golongan tenaga kerja keuangan. Biaya tenaga kerja akan dibagi menjadi dua bab yaitu : biaya tenaga kerja pribadi dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Pada biaya overhead pabrik yaitu baiaya produksi diluar biaya materi baku dan biaya tenaga kerja pribadi maka penggolongan biayanya yaitu menjadi : 
o Biaya materi penolong, 
o Biaya tenaga kerja tidak langsung 
o Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap 
o Pemeliharaan aktiva tetap 
o Biaya listrik dan air 
o Biaya asuransi 
o Biaya overhead lainya 

Biaya pemasaran yaitu biaya yang timbul pada proses penjualan produk jadi samapai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya pemasaran terdiri dari biaya dalam kegiatan : 
o Penjualan 
o Penggudangan barang jadi 
o Pengepakan dan pengiriman 
o Periklanan 
o Pemberian kredit hingga pengumpulan pitang 
o Administrasi penjualan 

Biaya manajemen dan umum yaitu seluruh biaya yang berafiliasi dengan fungsi manajemen dan umum. Umumnya biaya ini meliputi biaya yang timbul dari proses manajemen perusahaan secara menyeluruh. 

Biaya keuangan yaitu biaya yang timbul akhir proses pelaksanaan fungsi keuangan, menyerupai misalnya biaya bunga untuk memperoleh modal atau bunga santunan untuk membeli materi baku.

Sebelumnya mengenai Konsep Biaya ini mungkin dapat membantu



Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode  
Metode penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya tersebut dibebankan maka terlebih dahulu biaya digolongkan pada waktu pengeluarannya yang akan menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran tersebut yaitu sebagai berikut : 
1. Pengeluaran modal atau capital expenditure
yaitu pengeluaran untuk memperoleh aktiva dimana akan member manfat pada periode akuntansi dikala ini atau di masa datang. Prosesnya yaitu pada dikala terjadi pengeluaran akan dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang mencicipi manfaatnya 
2. Pengeluaran penghasilan atau revenue expenditure
yaitu baiaya yang pribadi bermanfat ketika dikeluarkan menjadi biaya dan tidak dikapitalisasi sebagai aktiva. 

Pada bidang usaha manufaktur sering menjumpai kesulitan ketika harus memisahkan suatu pengeluaran apakah menjadi pengeluaran modal atau pengeluaran penghasilan.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut dapat menggunakan solusi sebagai berikut :
1. Bila terjadi pengeluran untuk membeli mesin maka mesin tidak hanya bermanfat untuk satu periode akuntnasi saja sehingga pengeluarannya dikapitalisasi pada harga perolehan aktiva dan diberlakukan biaya penyusutan pada setiap periode akuntansi yang menikmati manfaaatnya 
2. Pada pengeluaran yang relative kecil untuk membeli peralatan maka akan digolongkan pada pengeluaran penghasilan saja dan diberlakukan pribadi sebagai biaya . 
3. Pengeluaran yang hanya bermanfaat pada periode akuntansi timbulnya pengeluaran baik untuk jumlah besar maupun kecil akan digolongkan pada pengeluaran penghasilan. 
4. Pengeluaran yang relative kecil dan sulit dirasakan manfatnya pada beberapa periode akuntansi, harus melalui keputusan manajemen perusahaan untuk penggolongan baiayanya. 



Penggolongan Biaya Terhadap Perubahan Aktivitas 
Dalam proses produksi sering terjadi perubahan yang berafiliasi dengan tujuan perencanaan dan pengendalian. Kecenderungan perubahan biaya dapat digolongkan menjadi : 
1. Biaya tetap atau fixed cost
yaitu biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan yang tidak terpengaruh oleh kegiatan produksi hingga jumlah tertentu, shingga jikalau dipandang dari biaya satuan maka berbanding terbalik dengan volume produksi.
2. Biaya variable atau variable cost
yaitu biaya yang jumlahnya berubah-rubah sesuai dengan volume produksi, sehingga biaya satuan menjadi konstan 
3. Biaya semi variable atau semi variable cost
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan volume produksi tetapi perubahannya tidak sebanding. Pada biaya satuan dimana samapai pada kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuannya demikian juga semakin rendah volume kegiatan maka akan semakin tinggi baiaya satuannya. 



Penggolongan biaya seuai dengan sentra biaya 
Yang dimaksud dengan sentra biaya yaitu daerah dari produk atau jasa yang dihasilkan menyerupai bab atau departemen dalam perusahaan dan individu. Penggolongan sentra biaya dibagi menjadi : 
1. Biaya pribadi yaitu biaya yang manfaatnya dapat teridentifikasi pada obyek tertentu sebagai sentra biaya 
2. Biaya tidak pribadi yaitu biya yang manfaatnya tidak dapat teridentifikasi pada obyek tertentu tetapi justru dapat bermanfaat pada beberapa obyek sebai sentra biaya.

Bila dihubungkan dengan barang jadi maka biaya akan dibagi menjadi biaya pribadi kepada produk yang terdiri dari biaya materi baku dan biaya tenaga kerja pribadi dan biaya tidak pribadi kepada produk yaitu biaya overhead pabrik. Pada umumnya penggolongan biaya juga akan dilakukan berdasarkan bab atau departemen yang ada dalam produksi tujuannya yaitu : lebih telitinya pembebanan harga poko dan bagaimana mengendalikan biaya. 

Selanjutnya pembagian departemen dalam pabrik yaitu sebagai berikut :
Departemen produksi yang mengolah materi baku menjadi barang jadi. 
Departemen jasa yang menghasilkan jasa dan dapat dinikmati oleh departemen lain dalam perusahaan (tidak melaksanakan kegiatan pengolahan materi baku)

Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja - Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja ialah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja insan tersebut Dalam perusahaan manufaktur penggolongan acara tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut : 

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. 
Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi ke dalam tiga fungsi pokok: produksi, pemasaran dan administrasi. Oleh alasannya ialah itu perlu ada penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja nonpabrik. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja nonpabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi, melainkan merupakan unsur biaya usaha.

Sebelumnya mengenai Penggolongan Biaya Perusahaan ini mungkin dapat membantu

Biaya tenaga kerja perusahaan manufaktur digolongkan menjadi : 
a. Biaya tenaga kerja produksi: 
Gaji karyawan pabrik 
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik 
Upah lembur karyawan. Pabrik 
Upah mandor pabrik 
Gaji manajer pabrik 

 Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah p Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja


b. Biaya tenaga kerja pemasaran: 
Upah karyawan pemasaran 
Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran 
Biaya komisi pramuniaga 
Gaji manajer pemasaran 

c. Biaya tenaga kerja manajemen dan umum: 
Gaji karyawan Bagian  
Gaji karyawan Bagian Personalia 
Gaji karyawan Bagian Sekretariat 
Biaya kesejahteraan karyawan Bagian
Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Personalia 
Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Sekretariat 


2. Penggolongan menurut acara departemen-departemen dalam perusahaan. 
Penggolongan menurut acara departemen-departemen dalam perusahaan. Misalnya departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen: Bagian Pulp, Bagian Kertas, dan Bagian Penyempurnaan. Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di departemen-departemen nonproduksi digolongkan pula menurut departemen yang menjadi kawasan kerja mereka. Dengan demikian biaya tenaga kerja di departemen-departemen non produksi dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja Bagian , biaya tenaga kerja Bagian Personalia, dan lain sebagainya. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen yang bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja karyawan dan biaya tenaga kerja yang terjadi dalam departemennya 


3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. 
Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor, dan supervisor. Dengan demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi: upah operator, upah mandor, dan upah supervisor. Penggolongan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja. 


4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk. 
Penggolongan menurut hubungannya dengan produk. Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi: tenaga kerja eksklusif dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja eksklusif ialah semua karyawan yang secara eksklusif ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara eksklusif pada produk, dan yang upahnya merupakan bab yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja eksklusif diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja eksklusif dan diperhitungkan eksklusif sebagai unsur biaya produksi. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara eksklusif dapat diusut pada produk disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja tak eksklusif ini disebut biaya tenaga kerja tak eksklusif dan merupakan unsur biaya overhead pabrik. Upah tenaga kerja tak eksklusif dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.

Inilah mengenai Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja, supaya apa yang ada pada bahan dapat membantu anda.

Biaya Tenaga Kerja - Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu: 
(1) gaji dan upah reguler yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan-potongan ibarat pajak penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari bau tanah ; 
(2) premi lembur 
(3) biaya-biaya yang berafiliasi dengan tenaga kerja (labor related costs). 



1 Gaji dan Upah 
Ada banyak sekali macam cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan. Salah satu cara yaitu dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu. 
Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan yaitu kartu hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket). Kartu hadir yaitu suatu catatan yang digunakan un mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. Jika jam kerja perusahaan dimulai jam 08.00 hingga den jam 16-00, maka kartu hadir karyawan akan berisi jam kedatangan di perusahaan jam pergi dari perusahaan setiap hari kerja. Jika seorang karyawan hadir di perusahaan dari jam 08.00 hingga dengan jam 16.00, maka ia hadir di perusahaan selama 8 jam yang merupakan jam kerja reguler perusahaan. Jika karyawan tersebut bekerja lebih dari 8 jam sehari, kelebihan jam kerja di atas jam kerja reguler tersebut dinamakan jam lembur.
Pada setiap selesai minggu, kartu hadir tiap karyawan dikirim ke bab pembuat daftar gaji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan per minggu, Di samping kartu hadir, perusahaan menggunakan kartu jam kerja untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan pabrik, dalam mengerjakan banyak sekali pekerjaan atau, produk. Kartu jam kerja ini biasanya hanya digunakan untuk mencatat pemakaian waktu hadir tenaga kerja pribadi di pabrik.
Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian diubahsuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan dikirim ke Bagian Biaya untuk keperluan distribusi gaji dan upah (labor cost distribution) tenaga kerja langsung. Kartu jam kerja sangat penting dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan dalam perhitungan harga pokok produknya. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, kartu jam kerja tersebut tidak diperlukan, alasannya yaitu karyawan melaksanakan pekerjaan atau membuat produk yang sama dalam departemen tertentu dari hari ke hari, sehingga distribusi biaya tenaga kerja tidak diperlukan.

Sebelumnya mengenai Penggolongan Biaya Tenaga Kerja ini mungkin dapat membantu

biaya gaji dan upah dilakukan dalam empat tahap pencatatan berikut ini:
a. Tahap pertama, berdasarkan kartu hadir karyawan (baik karyawan produksi, pemasaran maupun manajemen dan umum), bab pembuatan daftar gaji dan upah kemudian membuat daftar gaji dan upah Karyawan. Dari daftar gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi gaji dan upah untuk mengelompokkan gaji dan upah tersebut menjadi: gaji dan upah karyawan pabrik, gaji dan upah karyawan manajemen dan umum, serta dan upah karyawan pemasaran. Gaji dan upah karyawan pabrik dirinci lagi ke dalam upah karyawan pribadi dan karyawan tak pribadi dalam hubungannya dengan produk Atas dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, Jurnalnya yaitu sebagai berikut : 

 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja



b. Tahap kedua, atas dasar daftar gaji dan upah tersebut Bagian Keuangan membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dari bank. Atas dasar bukti kas keluar tersebut, Jurnalnya yaitu sebagai berikut : 


 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja



c Tahap ketiga, Setelah cek diuangkan di bank, uang gaji dan upah kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah tiap karyawan. Uang gaji dan upah karyawan kemudian dibayarkan oleh juru bayar kepada tiap karyawan yang berhak. Tiap karyawan menandatangani daftar gaji dan upah sebagai bukti telah diterimanya gaji dan upah mereka setelah tiap karyawan mengambil gaji dan upahnya, atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan, Jurnalnya yaitu sebagai berikut : 


 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja



d. Tahap keempat, penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke Kas Negara. Jurnalnya yaitu sebagai berikut : 

 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja


Dalam hubungannya dengan gaji dan upah, perusahaan menunjukkan insentif kepada karyawan supaya dapat bekerja lebih baik. Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau kombinasi di antara keduanya. 

Terdapat a beberapa cara dalam pinjaman insentif yaitu : 
a. Insentif satuan dengan jam minimum (Straight Piecework with a Guarantee Hourly Minimum Plan) 
Karyawan dibayar atas dasar tarif perjam untuk menghasilkan jumlah satuan output standar. Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar tersebut, karyawan mendapatkan jumlah upah pelengkap sebesar jumlah kelebihan satuan keluaran di atas standar kali tarif upah per satuan. Tarif upah per satuan dihitung dengan cara membagi upah standar per jam dengan satuan keluaran standar per jam. Seperti pada ilustrasi berikut dimana menurut sebuah time study dibutuhkan waktu 5 menit untuk menghasilkan 1 satuan produk, maka jumlah keluaran standar per-jam yaitu 12 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp600 per jam, maka tarif upah per satuan yaitu Rp50. Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam, tetap dijamin mendapatkan upah Rp600 per jam. Tetapi bila ia dapat menghasilkan 14 satuan per jam (ada kelebihan 2 satuan dari jumlah satuan standar per jam) maka upahnya dihitung sebagai berikut :

 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja



b. Taylor differential piece rate plan 
Cara pinjaman insentif ini yaitu semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam. Untuk memudahakan pemahaman dapat diilustrasikan sebagai berikut karyawan dapat mendapatkan upah Rp 4.200 per hari (7 jam kerja). Misalkan rata-rata seorang karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per jam, sehingga upahnya per satuan Rp50 {upah per hari dibagi dengan jumlah yang dihasilkan per hari Rp 4.200. Dalam Taylor plan ini, misalnya ditetapkan tarif upah Rp 45 per satuan untuk karyawan yang menghasilkan 14 satuan atau kurang per jam dan Rp 65 per satuan untuk karyawan yang menghasilkan 16 satuan per jam, maka upah per jam karyawan dihitung sebagai berikut: Rp 65 x 16 =Rp l.040 per jam. Sedang bila karyawan hanya menghasilkan 12 satuan per jam, maka upah per jam dihitung sebagai berikut: Rp45 x 12 = Rp540 



2 Premi Lembur 
Dalam perusahaan, jikalau karyawan bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak mendapatkan uang lembur dan premi lembur. Misalnya dalam satu ahad seorang karyawan bekerja selama 44 jam dengan tarif upah (dalam jam kerja biasa maupun lembur) Rp600 per jam. Premi lembur dihitung sebesar 50% dari tarif upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut:

 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja


Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja pribadi dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen kawasan terjadinya lembur tersebut. Perlakuan ini dibenarkan bila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelangganan mau mendapatkan beban pelengkap alasannya yaitu lembur tersebut. 
Premi lembur dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode (period expenses). Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat dibenarkan jikalau lembur tersebut terjadi alasannya yaitu ketidakefisienan atau pemborosan waktu kerja. 



3 Biaya-Biaya Yang Berhubungan Dengan Tenaga Kerja (Labor Related Costs) 
Seringkali terjadi sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemula produksi (set up costs). Biaya awal produksi diharapkan pada waktu pabrik atau proses mulai dijalankan atau dibuka kembali atau pada waktu produk gres diperkenalkan. Biaya awal produksi meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk pembuatan rancang bangunan penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan dan kerugian-kerugian yang timbul akhir belum adanya pengalaman 

Ada tiga cara perlakuan terhadap biaya awal produksi: 
1. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung. Bila biaya awal produksi dapat diidentifikasikan pada pesanan tertentu, maka biaya ini seringkali dimasukkan dalam kelompok biaya tenaga kerja pribadi dan dibebankan pribadi ke rekening Barang Dalam Proses. 
2. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Biaya awal produksi dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Jurnal untuk mencatat biaya pemula produksi yaitu sebagai berikut: 

 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja


3. Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Biaya awal produksi dapat dibebankan kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri, yang terpisah dari biaya materi baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini menjadikan waktu menganggur bagi karyawan (Idle Time). Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Untuk memudahkan pemahaman dapat dilustrasikan sebagai berikut seorang karyawan harus bekerja 40 jam per minggu. Upahnya Rp 600 per jam. Dari 40 jam kerja tersebut misalnya 10 jam merupakan waktu menganggur dan sisanya digunakan untuk mengerjakan pesanan tertentu. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut yaitu :

 Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yaitu  Biaya Tenaga Kerja


Sekian mengenai Biaya Tenaga Kerja, semoga ini dapat membantu semua yang membutuhkan.

Siklus Biaya - dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus acara usaha perusahaan tersebut. Pada perusahaan dagang siklus acara dimulai dengan pembelian barang dagangan kemudian tanpa melalui pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan dagang siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang yaitu untuk menyajikan isu harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya manajemen dan umum, serta biaya pemasaran. 
Pada perusahaan jasa siklus acara dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan jasa siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. biaya dalam perusahaan jasa bertujuan untuk menyajikan isu harga pokok per satuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa. 

Sebelumnya mengenai Biaya Tenaga Kerja ini mungkin dapat membantu

Pada perusahaan manufaktur siklus acara dimulai dengan pengolahan materi baku di bab produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bab gudang. Dalam perusahaan manufaktur siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok materi baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh Bagian Produksi ke Bagian Gudang. biaya dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan isu harga pokok produksi per satuan produk jadi yang diserahkan ke Bagian Gudang. 
Pada prosesnya akuntansi biaya akan tampak pada siklus di perusahaan manufaktur . Oleh alasannya yaitu itu pembahasan metode harga pokok pesanan akan menitik beratkan pada proses di perusahaan manufaktur saja. Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk mengikuti proses pengolahan produk, semenjak dari dimasukkannya materi baku ke dalam proses produksi hingga dengan dihasilkannya produk jadi dari proses produksi tersebut. (Gambar 4.1)

 dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus acara usaha perusahaan tersebut Siklus  Biaya


Selanjutnya siklus akuntansi biaya juga dapat digambarkan melalui korelasi rekening-rekening buku besar, menyerupai tampak pada penjelasan penampungan biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan materi baku menjadi produk jadi berikut ini : 

Barang Dalam Proses 
Digunakan untuk mencatat biaya materi baku, biaya tenaga kerja eksklusif dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Bagian Gudang (kredit).
Persediaan Bahan Baku 
Digunakan untuk mencatat harga pokok materi baku yang dibeli (debit), dan harga pokok materi baku yang dipakai dalam produksi (kredit). 

Gaji dan Upah 
Rekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji dan upah (debit) dan upah eksklusif yang digunakan untuk mengolah produk (kredit). 

Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 
Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka (kredit). 

Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya 
Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang bersama-sama terjadi (debit). 

Persediaan Produk Jadi 
Digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer dan bab produksi ke bab gudang (debit), dan harga pokok produk jadi yang dijual (kredit). 

Persediaan Produk dalam Proses 
Digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang pada selesai periode masih dalam proses (debit). 


Sekian mengenai materi Siklus Biaya, biar ini mampu membantu kalian semua yang membutuhkan.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.