Articles by "Account Receivable"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts with label Account Receivable. Show all posts

 posisi ni merupakan posisi yang sangat penting di perusahaan Jobdesk Account Receivable, Tugas dan Tanggung Jawab

A. Pengertian Account Receivable

Bicara ihwal Account receivable, posisi ni merupakan posisi yang sangat penting di perusahaan. Hal ini dikarenakan, bersama account Payable, posisi inilah yang memilih keseimbangan cashflow dan neraca sebuah perusahaan dimana keduanya memegang peranan sebagai peserta dan pembayar. Tentunya anda tahu bahwa kehidupan sebuah perusahaan bergantung pada pembayaran dan Penerimaan ini. Perlu diketahui, secara sederhana Bagian ini merupakan kebalikan dari Account payable. Kedua istilah posisi ini berasal dari bahasa Inggris. Jika payable mempunyai arti = yang harus dibayar, maka receivable ialah sebaliknya, yang akan diterima dimana receive berasal dari bahasa inggris yang artinya menerima, dan payable berasal dari bahasa Inggris Pay, yang artinya membayar. Posisi ini berada dalam ranah akuntansi dan sangat dekat kaitannya dengan purchasing, storage, dan warehousing. Akan tetapi dikarenakan kurangnya profesionalitas kerja dan demi efisiensi pekerja, terkadang posisi Account Receivable dan Account Payable ini disatukan sehingga berbagai pekerja yang berada di posisi ini merasa kesulitan. Kembali pada Account Receivable, posisi Account receivable ini secara umum mempunyai kiprah untuk menyediakan layanan keuangan, melaksanakan kinerja klerikal dan manajemen untuk memastikan pembayaran yang efisien, sempurna waktu dan akurat di bawah kendalinya oleh klien yang memang mempunyai utang terhadap perusahaan daerah ia bekerja. Utang ini tentunya berasal dari pengunaan jasa atau produk perusahaan daerah ia bekerja oleh klien yang biasanya merupakan perusahaan lain yang memakai jasa dan produk perusahaan daerah ia bekerja.
Untuk lebih lengkapnya silakan lanjut ke pembahasan di bawah ini ;

B. Tugas Account Receivable

1. Melakukan sistem penagihan yang up-to-date

Secara sistematis dan sesuai Standar Operasional Perusahaan, seorang Account Receivable bertugas untuk melaksanakan penagihan terhadap klien yang telang memakai dan memesan jasa atau produk perusahaan daerah ia bekerja. Penagihan yang up to date mempunyai artian, seorang account receivable haruslah mempunyai warta teraktual mengenai klien mana saja yang belum membereskan pembayarannya terhadap perusahaan. Karena kalau terjadi kesalahan, atau salah menagih, misalkan, seorang Account Receivable melaksanakan penagihan terhadap klien yang sudah membayar, tentunya hal ini akan mendatangkan complain dan merusak nama baik perusahaan.

2. Menghasilkan dan mengirimkan faktur

Dalam proses pembelian, Faktur ialah hal yang sangat penting. Jika anda belum memahami apa itu faktur, faktur bisa diartikan secara sederhana menjadi kwitansi pembayaran kalau terjadi dalam kondisi yang lebih pribadi. Tapi di perusahaan kwitansi ini lebih dikenal dengan nama faktur. Faktur ini merupakan lawan dari PO (Purchase Order) yang mempunyai arti Order Pembelian. Kaprikornus sesudah klien mengirimkan PO atau Purchase Order kepada perusahaan kita, seorang Accoutn Receivable bertugas untuk menciptakan dan mengirimkan Faktur sesegera mungkin terhadap klien yang memesan.

3. Menindaklanjuti, mengumpulkan dan mengalokasikan pembayaran

Jika pembayaran sudah dilakukan oleh klien, Account Receivable bertugas untuk melaksanakan tindak lanjut terhadap pembayaran itu, yaitu dengan mengumpulkan dan mengalokasikan pembayaran pembayaran tersebut sesuai dengan kebijakan perusahaan (aturan tiap perusahaan berbeda beda). 
4. Melakukan penagihan, pengumpulan dan pelaporan aktivitas sesuai tenggat waktu tertentu
Jika terdapat Klien yang menunggak, seorang Account Receivable bertugas untuk melaksanakan penagihan terhadap klien tersebut dan melaksanakan perjanjian ulang, atau sederhananya meminta klien menciptakan pernyataan kesiapan pelunasan pada tanggal yang sempurna dan spesifik. Setelah selesai, dilakukan pengumpulan data data tersebut sebagai materi laporan untuk atasan dan sebagai materi penelitian AR Aging.

5. Pantau rincian akun pelanggan untuk non-pembayaran, pembayaran tertunda dan penyimpangan lainnya

Seorang Account Receivable juga bertugas untuk melaksanakan pemantauan terhadap klien baik yang lancer maupun yang mengalami penunggakan atau keterlambatan pembayaran dalam proses pembayaran. Data data yang dihasilkan menjadi sebuah laporan lengkap mengenai track record seorang klien dari awal sampai akhir. Inilah yang disebut AR Aging. Dari sini seorang Account Receivable sanggup menilai kepatuhan seorang klien dilihat dari track recordnya tersebut, kalau dirasa terdapat kesalahan atau keterlambatan yang terlalu banyak dan terlalu sering, bisa dilakukan blacklist terhadap perusahaan yang melaksanakan keterlambatan tersebut.

6. Mengatasi perbedaan pembayaran

Jika terdapat kesalahan dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh klien, maka sekali lagi seorang Account Receivable bertugas untuk menuntaskan problem ini sampai didapat nilai nominal yang sempurna bagi kedua belah pihak.

C. Tanggung Jawab Account Receivable

Dalam menjalankan tugasnya seorang Account Receivable mempunyai tanggung jawab untuk ;
1. Menghasilkan analisis usia (AR Aging)
2. Review AR aging untuk memastikan kepatuhan
3. Memelihara file dan catatan pelanggan piutang
4. Mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan untuk memproses kuitansi, uang tunai dan lain-lain
5. Memproses pembayaran kartu kredit
6. Menyiapkan deposito bank
7. Menganalisa dan menuntaskan undangan pelanggan
8. Menyesuaikan proses pembayaran
9. Mengembangkan sistem pemulihan dan melaksanakan upaya pengumpulan
10. Melakukan komunikasi dengan pelanggan via telepon, email, surat atau pribadi
11. Membantu Closing Akunting di selesai bulan
12. Mengumpulkan data dan menyiapkan matriks bulanan

D. Kualifikasi Account Receivable

Dalam proses rekrutmen, biasanya sebuah perusahaan akan mengharapkan kandidat dengan Pendidikan minimal Diploma 3, Jurusan Akuntansi dengan pengalaman kerja lebih dari 3 tahun, di bidang Akuntansi umum atau seorang Sarjana Akuntansi dan Magister Akuntansi dengan pengalaman minimal satu tahun di bab Akuntansi Umum. Tentunya Kandidat yang dicari ialah kandidat yang benar-benar mempunyai pengetahuan ihwal piutang dagang, manajemen dan mekanisme kantor, mekanisme pembukuan umum, prinsip akuntansi umum, standar peraturan dan persyaratan kepatuhan serta mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan minimal satu aplikasi akunting secara professional misalakn Microsoft Excel, atau Accelera, dan lain lain.

E. Keahlian Khusus

Seorang Account Receivable dibutuhkan mempunyai kemampuan utnuk berpikir secara detail dan akurat, serta mempunyai kemampuan komunikasi mulut dan tertulis yang baik. Selain itu ia juga harus mempunyai kemampuan berorganisasi dan cukup memahami mengenai manajemen warta serta bisa mengatasi problem dengan sempurna dan bisa berada dalam tekanan kerja serta jam kerja yang mungkin saja bisa membuatnya lembur sampai malam hari.
Berikut itulah Jobdesk, Tugas dan Tanggung jawab seorang Account Receivable, Jika dirasa bermanfaat, silakan share artikel ini bagi teman atau kerabat anda yang sedang membutuhkannya, kalau terdapat kesalahan atau kekurangan silakan ditambahkan atau diperbaiki di kolom komentar.
Salam

 Sebelum kita membahas kiprah account direktur Jobdesk Accounts Administrator, Tugas dan Tanggung Jawab

A. Pengertian Account Administrator

Sebelum kita membahas kiprah account administrator, ada baiknya kalau anda mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari Account Administrator itu sendiri. Dari segi etimologi Account Administrator ini sendiri berasal dari Bahasa Inggris dimana account ini berarti segala hal yang berkaitan dengan account atau biasanya dikaitkan dengan utang dan piutang perusahaan, sedangkan administrator berarti sosok atau posisi yang bertugas menangani segala hal yang berkaitan dengan administrasi. Makara bila diartikan secara harfiah, Account Administrator yakni sosok yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan manajemen utang dan piutang. Tentunya posisi ini merupakan salah satu posisi yang sangat penting di perusahaan dan masuk di bab akunting.

B. Tugas Account Administrator

Dalam kesehariannya bekerja, ada beberapa kiprah yang harus dilakukan oleh seorang Account Administrator menyerupai diantaranya :

1. Mengatur Obligasi Terhadap Supplier, Costumer dan Vendor Pihak Ketiga

Dengan mendengan kata supplier, customer dan vendor saja pastinya anda sudah bisa menebak kalau pekerjaan dari seorang Account direktur ini akan berkaitan dengan pihak pihak lain yang bekerja sama dengan perusahaan. Ya benar, seorang account direktur berkewajiban untuk mengurusi segala hal yang berkaitan dengan obligasi alias kewajiban kewajiban perusahaan yang tercantum dalam perjanjian bersama customer dan supplier yang bekerja sama. Account Administrator akan memastikan dokumen kelengkapan terkait obligasi ini dan memastikan kalau hal dan kewajiban perusahaan bersama rekan bisnisnya terlaksanan dengan baik sesuai perencanaan. Obligasi ini biasanya berkaitan dengan jadwal bayar, jadwal kedatangan barang atau jasa, denda keterlambatan, dan banyak hal hal penting lainnya yang bisa anda cari sendiri.

2. Mengurus Aset Perusahaan di Bank

Selain mengurusi obligasi dengan vendor dan customer perusahaan, seorang account direktur juga bertugas untuk mengurusi semua aset perusahaan yang ada di bank. Apakah itu deposit, utang piutang, pembayaran, payroll, dan banyak hal lain yang berkaitan dengan bank. Tapi pastinya seorang account direktur tidak bisa bekerja sendiri untuk menangani hal ini. Akan dilakukan koordinasi dengan bab payroll dan bab belahan terkait lainnya supaya proses ini menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Melakukan Verifikasi dan Validasi Financial Statement Dari Perusahaan

Setiap financial statement yang dikeluarkn oleh perusahaan, seorang account direktur bertugas melaksanakan rekonsiliasi atau pembiasaan data data yang ada dengan pernyataan yang dikeluarkan oeh perusahaan tersebut. Penyesuaian data ini bisa dilakukan dengan cara wawancara terhadap pihak pihak terkait atau dengan survei secara pribadi dan melihat fakta fakta yang ada menyerupai contohnya kwitansi, struk, faktur, invoice, dan lain sebagainya.

4. Mengatur Akun Payable dan Receivable

Berkoordinasi dengan account staff account payable dan staff account receivable, seorang account direktur juga akan pribadi turun tangan untuk menangani segala hal yang berkaitan dengan utang dan piutang perusahaan terhadap pihak lain. Inilah kiprah seorang account direktur yang terakhir.

5. Mempersiapkan Mengirim dan Mendokumentasikan Invoice

Masih berkaitan dengan utang piutang yang dimiliki oleh perusahaan, seorang account direktur juga mempunyai kiprah untuk mempersiapkan dan mengirimkan invoice terhadap klien atau customer perusahaan. Tapi ada juga yang menimbulkan ini sebagai kiprah dari Staff Account Receivable. Tergantung dari kebijakan setiap perusahaan. Tapi tentunya akan sangat baik jikalau anda memahami hal ini juga. Setelahnya anda juga akan bertugas untuk melaksanakan dokumentasi dari invoice tersebut.

6. Menghubungi customer perusahaan dan memastikan pembayaran

Masih berkaitan dengan utang piutang dari perusahaan, seorang account direktur juga mempunyai kiprah untuk  menghubungi customer atau klien perusahaan untuk memastikan segala hal yang berkaitan dengan utang dan piutang dari dan ke perusahaan. Dalam proses penagihan mungkin akan dilakukan sistem pengingat, dan penagihan dalam bentuk lainnya.

7. Melakukan validasi alamat jikalau terdapat perbedaan

Jika ada perbedaan atau kesalahan dalam dokumentasi, baik itu dari segi alamat atau hal hal lainnya, seorang account direktur juga bertugas melaksanakan pengecekan secara terencana dengan menghubungi customer terkait.

8. Input Pajak

Jangan lupa, seorang account direktur juga mempunyai kiprah untuk melaksanakan input perpajakan dari setiap order yang berlangsung secara sukses di antara perusahaan dan klien / customernya.

9. Melaporkan status account payable dan receivable

Setelah semuanya selesai, seorang account direktur akan pribadi melaksanakan tugasnya untuk melaporkan statu dari utang dan piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Setelahnya beliau akan mengupdate database akunting beserta dengan spreadsheets perusahaan sebagai bentuk dokumentasi dan materi referensi.

C. Tanggung Jawab Account Administrator

Inilah beberapa tanggung jawab dari seorang Account Administrator yang mungkin anda tidak ketahui :

  1. Memastikan proses obligasi perusahaan besama dengan supplier, customer dan vendor berjalan dengan lancar tanpa terkendala.
  2. Memastikan asest perusahaan di Bank terjaga dan terdistribusi dengan baik
  3. Memastikan kalau financial statement yang dikeluarkan oleh perusahaan update dan sudah direkonsiliasi.
  4. Memastikan status akun receivable dan akun payable serta menciptakan laporannya
  5. Memastikan invoice yang dikirimkan ke suplier atau customer terselesaikan sempurna waktu.
  6. Berkoordinasi dengan klien dan supplier atau vendor terkait proses pembayaran atau pelunasan
  7. Memastikan update alamat dari klien atau vendor berjalan dengan lancar dan tersedia
  8. Mengurusi tax (pajak) yang berkaitan dengan segala proses yang di handle terlaporkan dengan benar dan sempurna waktu.


D. Kualifikasi Account Administrator

Ada berbagai pekerjaan yang harus dihandle oleh seorang account direktur dan untuk memaksimalkan pekerjaan ini biar sukses, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi menyerupai contohnya ;

  1. Latar pendidikan S1 Akuntansi, atau Diploma Akuntansi dengan pengalaman di posisi yang sama selama minimal 2 tahun.
  2. Memiliki pengetahuan yang sangat dalam mengenai finance atau akunting dan familiar dengan pembukuan. 
  3. Memiliki pemahaman mengenai proses dan regulasi penagihan terhadap customer
  4. Memiliki pengetahuan perihal software akuntansi
  5. Memiliki pengetahuan yang sangat anggun perihal Microsoft Excel terutama dalam hal formulasi finansial dan menciptakan spreadsheet baru.
  6. Memiliki ketelitian yang tinggi dan mempunyai kemampuan untuk mengindentifikasi kesalahan angka.
  7. Memiliki kemampuan data entry yang bagus
  8. Memiliki kemampuan organisasi yang baik dan mempunyai manajemen waktu yang bagus.

Inilah beberapa klarifikasi yang bisa kami sampaikan mengenai jobdeskt, kiprah dan tanggung jawab seorang accout direktur serta beberapa kualifikasi yang dibutuhkan. Jika artikel ini bermanfaat silakan dishare, tapi jikalau terdapat kesalahan atau keurangan silakan ditambahkan di kolom komentar.

Salam

 namanya utang dan piutang ialah salah satu siklus yang selalu ada dan wajib dilaksanakan Jobdesk Account Receivable & Collection, Tugas dan Tanggung Jawab

A. Pengertian Account Payable & Collection

Dalam segala perusahaan, namanya utang dan piutang ialah salah satu siklus yang selalu ada dan wajib dilaksanakan oleh bab Finance dan Accounting. Adapun staff yang menangani hal ini ialah Staff Account Receivable dan Staff Account Payable dimana keduanya bertugas menangani utang dan piutang perusahaan. Perlu anda tahu, seringkali setiap perusahaan menamakannya dalam istilah yang berbeda menyerupai contohnya staff Account Receivable & Collection yang akan kita bahas ini.

Sebelum kita eksklusif melaksanakan pembahasan mengenai kiprah dan tanggung jawab dari account receivable & Collection ini, ada baiknya bila anda memahami apa pengertian dari Account Payable itu sendiri. Account disini berasal dari bahas Inggris yang mewakili akun sedangkan receivable berasal dari kata Receive dan able itu berarti mampu. Account receivable bisa diartikan seseorang atau bab yang menangani segala aset yang seharusnya dimiliki perusahaan. Hal ini bisa dikaitkan dengan hutang perusahaan lain terhadap perusahaan anda baik itu berupa uang, jasa, serta material lain sesuai perjanjian sebelumnya.

B. Tugas Account Receivable & Collection

Sebagaimana kiprah Account Receivable, seorang account receivable & collection juga bertugas dalam melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan pengolahan isu dan penagihan secara eksklusif terhadap perusahaan lain yang mempunyai utang kepada perusahaan daerah ia bekerja. Secara spesifik bisa dipaparkan menyerupai ini.

1. Memeriksa keseluruhan invoice klien yang akan jatuh tempo atau mungkin sudah jatuh tempo dari tanggal yang ditentukan dalam perjanjian bersama.

Seorang account receivable & collection mempunyai kiprah penting dalam melaksanakan pengecekan invoice yang sudah diberikan kepada klien dan melaksanakan penagihan dengan hukum yang sudah ditetapkan bila memang klien tersebut telat dalam melaksanakan pembayaran. Biasanya ada estimasi waktu tertentu yang menjadi kebijakan setiap perusahaan terkait keterlambatan pembayaran invoice ini.

2. Menyiapkan data piutang yang sudah dibayar klien

Selanjutnya seorang account receivable & Collection juga diharuskan melaksanakan update data di komputer dengan mengacu pada data pituang yang sudah dibayarkan oleh klien. Kemudian seorang account receivable & collection juga diharuskan menciptakan laporan pemotongan piutang tersebut supaya data data tetap menjadi balance dan tidak salah.

3. Melakukan penagihan kepada klien yang menunggak pembayaran

Tidak hanya itu saja, seorang account receivable & collection juga mempunyai kiprah untuk melaksanakan penagihan kepada klien yang memang mempunyai tunggakan dan sudah melebihi batas jatuh tempo. Biasanya akan ada standar penagihan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Anda harus mengikuti standar ini supaya tidak terjadi persoalan tata krama kedepannya. Seorang penagih yang baik selalu mengutamakan sopan santun dibanding kesuksesan penagihannya. 

4. Mengumpulkan dan mengelompokkan invoice yang sudah memasuki aktivitas kunjung atau aktivitas tagih

Setiap harinya seorang Account Receivable & Collection juga diharuskan untuk melaksanakan pengolahan data data klien yang akan ditagih dan sudah memasuki jatuh tempo. Klien yang sudah melaksanakan akad pembayaran juga masuk ke dalam kategori ini. Anda harus melaksanakan pengolahan data dengan sangat teliti supaya tidak ada kesalahan dalam penagihan yang bisa merusak gambaran perusahaan daerah anda bekerja.

5. Membuat laporan secara terpola kepada manajemen

Terakhir, seorang account receivable & collection juga diharuskan menciptakan laporan secara terpola kepada administrasi dimana ia bekerja dan memastikan kalau laporan yang ia buat benar benar Up to Date.

C. Tanggung Jawab Account Receivable & Collection

1. Memastikan investigasi invoice klien yang akan jatuh tempo atau sudah jatuh tempo bisa terealisasi dengan baik.
2. Memastikan keberadaan data piutang yang sudah dibayar klien terupdate dengan baik ke sistem
3. Memastikan penagihan dengan sopan kepada klien hingga terjadi pembayaran sesuai perjanjian
4. Memastikan pengumpulan data invoice yang akan ditagih ada dan up to date sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penagihan.
5. Memastikan ketersediaan laporan untuk manajemen.

D. Kualifikasi Account Receivable & Collection

Seorang account receivable biasanya diperlukan mempunyai kriteria sebagai berikut ini ;
1. Memiliki ketelitian yang luar biasa
2. Memiliki kemampuan perundingan yang baik
3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. Mampu bekerja di bawah tekanan
5. Bersedia bekerja dengan target
6. Mampu mengejar Deadline
7. Pendidikan minimal D3 semua jurusan dengan pengalaman di bidang yang berkaitan minimal satu tahun.

Itulah sedikit klarifikasi yang bisa kami sampaikan mengenai apa saja jobdesk, kiprah dan tanggung jawab dari seorang Account Receivable & Collection. Semoga bermanfaat.

Salam

Jobdesk Account Receivable Controller Staff Jobdesk Account Receivable Controller Staff, Tugas dan Tanggung Jawab

A. Pengertian Account Receivable Controller Staff

Dalam divisi finance dan akunting ada berbagai posisi yang dibuat supaya proses akuntansi menjadi lebih lancar dan terealisasi dengan baik. Salah satu posisi yang dibuat ialah Account Receivable Controller Staff. Posisi satu ini memegang peranan yang cukup penting pada perusahaan alasannya bisa menciptakan proses penerimaan uang perusahaan menjadi terkendali dan sesuai perencanaan yang dibuat oleh perusahaan khususnya divisi accounting dan finance. Sebelum kita pribadi melaksanakan pembahasan mengenai jobdesk, kiprah dan tanggung jawab dari posisi satu ini, sudahkah anda memahami apa pengertian dari Account Receivable Controller itu sendiri?

Istilah jabatan satu ini berasal dari bahasa Inggris dan terdiri dari beberapa kata. Account sendiri mewakili akunting atau penghitungan dari kata count. Receivable berasal dari kata receive yang berarti mendapatkan dan able yang berarti bisa atau mampu. Kata yang terakhir, controller berasal dari kata control yang berarti mengontrol atau mengatur dan mengawasi. Jika dipadukan, posisi Account Receivable Controller Staff Bisa diartikan seorang pegawai yang bertugas untuk mengontrol, mengatur dan mengawasi aset atau piutang perusahaan dalam segala bentuk supaya bisa dikalkulasikan dan didapatkan sesuai dengan sasaran yang sudah ditentukan.

B. Tugas Account Receivable Controller Staff

Dalam kesehariannya, seorang Account Receivable Controller Staff mempunyai beberapa kiprah utama diantaranya :

1. Mengecek Tagihan Bulanan Dan Melakukan Analisa Dari Awal Hingga Akhir

Dalam menangani kiprah ini dibutuhkan ketelitian dan kesabaran tingkat tinggi alasannya anda diperlukan bisa menganalisa dengan baik bagaimana proses penagihan dan penerimaan yang dimiliki oleh perusahaan dari awal sampai selesai dan menciptakan kesimpulan dari kinerja serta menunjukkan saran pengembangan untuk kemajuan perusahaan di bidang ini. Dibutuhkan komunikasi dengan pihak dan banyak contoh data untuk melakukannya. Anda harus mengecek semua faktur dan invoice kemudian mengakumulasikan data datanya.

2. Mengecek dan Mengalokasikan Semua Penagihan Untuk Klien

Selain kiprah utama di atas, anda juga mempunyai kiprah untuk menganalisa dan melaksanakan pengecekan terhadap tagihan klien. Apakah sudah terealisasi dengan baik? Apakah klien memahami tanggung jawabnya, dan beberapa aspek lain yang berafiliasi dengan sinerginya proses penagihan dari perusahaan anda terhadap klien.

3. Melakukan Pengecekan atau Rekonsiliasi data AR Balance Bulanan

Selanjutnya ada juga diperlukan bisa menciptakan pembiasaan data (rekonsiliasi) konkret dengan data yang ada di buku besar dan memastikan keseimbangan penagihan perusahaan (AR balance) dalam tempo satu bulan. Dibutuhkan data data pendukung untuk memastikan kelancaran kiprah ini. Karenanya anda harus menyimpan semua data data penagihan dengan terstruktur dan rapi.

4. Menyediakan Daftar Penagihan Untuk Atasan Langsung dan Staff Senior

Untuk klien yang menunggak, anda diperlukan menciptakan daftar nama klien tersebut dan menganalisa mana yang alasan keterlambatannya realistis dan mana yang tidak. Buatlah laporan dan atasan anda akan memutuskan tidakan apa yang harus dilakukan untuk menangani kondisi ibarat ini. Tapi tidak jarang di beberapa perusahaan, account receivable staff yang mempunyai kiprah untuk melaksanakan penagihan secara pribadi terhadap klien yang menunggak tanpa harus berkoordinasi dengan atasan terlebih dahulu dan hanya mengacu pada data saja.

5. Mengecek Daftar Tagihan dan Melakukan Penagihan Kepada Klien Yang Menunggak

Seperti yang sudah dibahas pada poin sebelumnya, jikalau anda menempati posisi account receivable controller anda akan mempunyai kiprah untuk melaksanakan penagihan terhadap klien yang belum melaksanakan pembayaran pada ketika tenggat waktu pebayaran sudah melewati batas kesepakatan.

6. Mengimplementasikan Syarat dan Ketentuan Perjanjian Finansial Dengan Para Klien

Dalam setiap kesepakatan yang didapat dengan klien anda diperlukan bisa menciptakan klien memahami apa saja intisari dan poin poin yang ada di dalam ketentua kerjasama tersebut, terutama yang berkaitan dengan persoalan pembayaran dari klien

7. Mengupdate Perkiraan Cashflow Penerimaan Dan Tunggakan AR

Selain melaksanakan penagihan dan kiprah tugas di atas, anda juga harus memperkirakan cashflow perusahaan dilihat dari keseimbangan antara jumlah penagihan dari klien yang berhasil dan yang menunggak. Mengenai estimasi waktu updatenya, biasanya setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda beda.

8. Mengimplementasikan aspek lain dari permbaruan kebijakan perusahaan.

Jika kemudian terdapat pembaruan di dalam kesepakatan, seoang account receivablio controller diperlukan bisa melaksanakan pembaruan dan berkoordinasi dengan pihak klien untuk segera memahami kebijakan gres perusahaan ini.

C. Tanggung Jawab Account Receivable Cotroller Staff

Kalau semua kiprah tugasnya telah terpenuhi, maka tanggung jawa yang harus diemban oleh seorang Account Receivable ialah sebagai berikut ;

1. Memastikan pengecekan dan analisa tagihan bulanan para debitur terealisasi dengan baik
2. Memastikan alokasi data penagihan bulanan klien tersedia untuk diproses selanjutnya
3. Memastikan data balance AR tersedia dan sudah direkonsiliasi (disamakan) dengan data lapangan.
4. Memastikan keterediaan daftar penagihan
5. Memastikan klien yang masuk daftar tagihan ditagih sesuai perjanjian yang berlaku.
6. Memastikan Syarat dan Ketentuan Perjanjian Finansial Dengan Para Klien diimplementasikan dengan baik
7. Memastikan update asumsi cashflow penerimaan dan tunggakan AR tersedia.

D. Kualifikasi Accounts Receivable Controller

Agar pekerjaannya bisa terealisasi dengan baik, biasanya seorang Account Receivable Controller diharuskan mempunyai kualifikasi sebagai berikut ;
1. Memiliki kemampuan dalam mengolah buku besar atau berpengalaman dalam bidang penagihan.
2. Berpengalaman dengan pekerjaan yang mobile dengan tekanan yang tinggi.
3. Memiliki anutan yang positif, analitik, pintar mencari solusi dan gampang dihubungi.
4. Memiliki kemampuan untuk membangun hubungan
5. Memiliki kemampuan akuntansi yang elok terutama dalam aplikasi Excel dan aplikasi penunjang akuntansi lainnya.
6. Pendidikan Minimal S1 Akuntansi dan atau S1 semua jurusan dengan pengalaman yang relevan di bidang yang sama.

Ituah sedikit pembahasan mengenai apa saja yang berkaitan dengan jobdesk, kiprah dan tanggung jawab dari seorang Account Receivable Controller Staff atau AR-Controller Staff. Jika artikel ini bermanfaat silakan dishare, jikalau terdapat kesalahan atau kekurangan silakan ditambahkan di kolom komentar.

Salam

 rasanya penjualan dengan credit sudah menjadi keharusan PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG (AR)Di dunia perdagangan khususnya (bisnis secara luas) yang begitu competitive cerdik balig cukup akal ini, rasanya penjualan dengan credit sudah menjadi keharusan. Jika tidak, mungkin pelanggan (terlebih-lebih) calon pelanggan akan menentukan membeli dari competitor (pesaing) kita. Menyediakan kemudahan credit kepada customer sudah merupakan keharusan. Trend penjualan dengan cara credit (pembayaran di masa yang akan datang) menjadikan beberapa issue (masalah) baik dalam operasional maupun administrative-nya (pencatatan). Bagaimana menggolongkan Piutang (Account Receivable)?, Bagaimana accounting treatment atas receivable (piutang)? apa saja dilema (issue) yang biasa timbul di dalam piutang? Bagaimana melaksanakan control (pengendalian) atas piutang? Bagimana jikalau piutang sulit ditagih? Akan dibahas di posting ini dan serie-nya.


Yang menjadi concern kita di accounting tentu sisi adminstratif-nya (perlakuannya). Mulai dari cara menentukan besarnya piutang (measuring), pengukuhan (recognizing), pengelompokan (classifying) dan pelporannya (reporting/disclosure).

Sedangkan bagi mereka yang berada di bab keuangan (financial) atau yang mengendalikan kedua-duanya, maka penentuan a syncronized credit policy with sales force, sekaligus meminimalisasi piutang tak tertagih (bad debt) ialah kiprah utama yang hanya akan terealisasi dengan baik jikalau didukung oleh manajemen yang akurat dan sempurna waktu.

Kita akan mulai bahas topic ini satu persatu…..mudah-mudahan saya berkesempatan (bisa atur schedule) biar dapat mempostingnya secara lengkap mulai dari administrative-nya (accounting treatment), credit policy, account receivable control (pengendalian piutang), sampai how to deal with bad debitor, bagaimana menghadapi penghutang yang susah ditagih, dengan mengedepankan professionalisme yang akan tetap menjaga gambaran perusahaan di waktu yang sama.

Saya akan mulai dengan “how to classify receivables” bagaimana mengklasifikasikan piutang (yang pada prakteknya berdasarkan saya masih rada simpang siur).

Sering kita mengalami keraguan dalam mengelompokkan piutang. Banyak istilah yang terkadang tumpang tindih dan cenderung tidak beraturan, terutama di perusahaan-perusahaan gres yang system-nya belum tersusun dengan baik. Bisa dimengerti, alasannya ialah perjuangan kecil (terlebih-lebih yang gres merintis) sudah niscaya mengarahkan semua focus dan sumberdayanya untuk business development development, sedangkan sisi administrative masih di perioritas setelahnya, alasannya ialah keterbatasan sumberdaya manusianya (sebagai konsekwensi dari capital yang kecil juga tentunya).

Sering kita melihat neraca yang mengandung dua jenis piutang: Piutang Dagang dan Piutang Usaha. Apa beda antara kedua jenis piutang ini? Apakah pengelompokkan ini sudah baik?

Kadang ada juga yang melaporkan adanya unsur Piutang Wesel (Notes Receiavble) di Neraca. Jenis piutang apa itu? Apa bedanya dengan jenis piutang yang lainnya?

Tidak jarang juga kita menemukan laporan keuangan (dalam hal ini mereca/balance sheet) yang tidak membedakan jenis-jenis piutang ini secara terpisah, melainkan disebutkan menjadi satu saja yaitu: Account Receivable (AR) atau Piutang saja. Mengapa?

Baca selengkapnya di…[[Account Receivable – Perlakuan Akuntansi Piutang]]

Berapa besarnya piutang yang dilaporkan?, bagaimana jikalau piutang sulit ditagih atau bahkan gagal ditagih? Kapan suatu piutang dinyatakan sebagai piutang tak tertagih (bad debt)? Apa antisipasinya? Apa itu cadangan kerugian piutang (doubtful receivable allowance) dan bagaimana menentukan besarnya? Bagaimana membersihkannya? Bagaimana mekanisme abolisi piutang (writte-off)?, kapan suatu account receivable boleh di writte-off? How to control (melakukan pengendalian) receivable? Ikuti kelanjutan serie ini, jadilah member di: Accounting, Financial, Taxation yang baru.

 Ada beberapa issue yang sudah di bahas disana Account Receivable (Akuntansi Piutang) -2ndAccount receivable (akuntansi Piutang) the second series sudah di posting di Accounting, Financial, Taxation yang baru. Ada beberapa issue yang sudah di bahas disana. Diantaranya: Penilaian Account Receivable (Piutang), termasuk discount, return dan garansi, Pembentukan Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debt), sampai pengahapusannya (how to writte of the allowance). Seperti biasa posting dilengkapi dengan contoh-contoh sederhana yang gampang dipahami, disertai penjelasan-penjelasan dan logikanya. Menjurnal account receivable (piutang), memang mudah. Mahasiswa, bahkan anak SMEA (SMK Akuntansi) pun niscaya bisa. Tetapi ada banyak issue di balik kesederhanaan-nya, yang mungkin selama ini terlewatkan. Menjadi complex dikala dihadapkan dengan realita operasional business yang sebenarnya. Ada loopholes, ada kekeliruan umum (common mistakes) yang menjadi sumber ke-kusut-an dalam implementasinya.

Jauh lebih penting dari semua itu, ialah bagaimana memaintenance account receivable dengan baik.

Buku catatan (bookkeeping) sudah rapi, catatan sudah balance, perlakuan cadangan kerugian piutang sudah bisa, menghapuskan cadangan di satu sisi dan menghapuskan piutang tak tertagih (bad debt) sudah bisa, that is great! But....

But what is next? Apakah cukup hanya perlakuan yang benar saja?.

Untuk level clerk sampai bookkeeper, iya maybe itu sudah cukup. Tetapi bagi mereka yang ingin membuatkan diri, tampaknya itu belumlah cukup. Yang diperlukan oleh perusahaan bukan hanya sekedar buku yang rapi dan benar, jauh lebih penting ialah usaha-usaha meminimalisasi potensi lost-nya, merancang strategy-strategy yang dapat mencegah credit macet (bad debt), penentuan credit policy yang sesuai, melaksanakan pengawasan piutang (receivable controll) yang ketat, menangani debitor yang nakal, dan masih banyak issue lainnya yang perlu ditangani.

Issue-issue berikut ini akan dibahas di account receivable serie berikutnya (serie 3) di accounting, financial dan taxation yang baru: Lebih Detail dan Mendalam mengenai discount, return and after sales service (warranty), Exclusive Analisa Umur Piutang (Account Receivable Aging), kemudia credit policy tak kalah pentingnya (akan menjadi satu topic), account receivable control (pengendalian piutang) juga topic yang tak ingin anda lewatkan pastinya. Yang terakhir, sebagai epilog serie saya akan bahas mengenai “How to deal with a bad debt (bagaimana menghadapi piutang tak tertagih) sebuah case study, yang akan mengintegrasikan aneka macam kajian dan strategy, akan menjadi nilai tambah gres kalau anda menghadapi situasi ini. Silahka baca selengkapnya di: Account Receivable Treatment (Perlakuan Piutang) -2nd dan ikuti terus serie-serie berikutnya di: Accounting, Financial, Taxation yang baru. Jika belum menjadi member, silahkan register.

 Bagimana perlakuan sales return dan provision for sales return Perlakuan : Diskon, Retur Penjualan, Garansi
Bagimana perlakuan atas diskon (potongan)? Bagaimana prosedurnya?. Bagimana perlakuan sales return dan provision for sales return? Bagaimana garansi diperpalukan? Itulah topic yang dibahas dalam posting ini. Keberadaan diskon (potongan), retur penjualan, dan garansi memang sering kurang menerima porsi yang cukup dalam pembahasan-pembahasan akuntansi, baik di buku-buku maupun di kursi kuliah. Kenyataannya, bagi perusahaan-perusahaan trading, terutama retailer, discount, sales return dan warranty ialah issue-issue yang sangat mendominasi dalam pelaksanaan manajemen perusahaan.
Discount (Diskon)

Ada 2 jenis discount yang biasa diberikan kepada customers, yaitu: Trade Discount/Rebate (Potongan Dagang/Rabat) dan Sales (Cash) Discount (Potongan Penjualan). Banyak diantara kita yang masih mixed-up mengenai kedua jenis discount ini.

Sebagai citra singkat:

Sebagian besar retailer memasang publish price di catalog atau brosurnya, harga bersama-sama diberikan pada ketika realisasi penjualan terjadi. Lalu bagaimana pencatatannya? Ini ialah issue yang jamak terjadi dalam dunia perdagangan.

Pada payment term (i.e: 2/10;N/30), perusahaan selaku penjual juga memperlihatkan discount lain sebagai perangsang bagi pelanggan untuk melaksanakan pembayaran lebih cepat. Bagimana prosedurnya, bagaimana keterkaitannya dengan discount yang telah diberikan pada ketika konfirmasi pembelian terjadi. This is another issue, problem kedua yang perlu kita ketahui.

Sales Return (Retur Penjualan).

Dalam setiap penjualan, selalu ada kemungkinan barang kembli (retur), entah alasannya ialah barang cacat atau alasannya ialah tidak memenuhi spesifikasi pesanan. Bagaimana penanganan retur dilakukan? Bagaimana pengaruhnya terhadap PPN? Bagaimana pengaruhnya terhadap revenue dan account receivable (piutang)? Ini ialah problem berikutnya yang dibahas dalam topic ini.

Warranty (Garansi)

Sebagai strategy perjuangan dagang yang terakhir, “after sales service (layanan purna jual)” berupa garansi (warranty) ialah sudah menjadi keharusan yang tidak tertulis dalam praktek perdagangan sampaumur ini. Menjadi salah satu pertimbangan penting dalam penentuan keputusan pembelian bagi pelanggan (customer).

Teram and Condition dari garansi (warranty) sanggup bermacam-macam, misalnya:

[-]. Penggantian dengan barang baru
[-]. Penggantian Spare-part
[-]. Service (repair)

Bagi penjual yang menyediakan warranty, ini ialah pengeluaran-pengeluaran nyata, artinya memang benar-benar suatu pengeluaran, akan tetapi di sisi lainnya, pengeluaran ini tidak diikuti oleh sales event (kejadian penjualan). Tidak sanggup disandingkan, bukan? Bagimana penanganannya?


Semua topic di atas saya bahas di satu posting khusus, yaitu : Accounting Treatment : Discount, Sales Return and Warranty di Accounting, Financial, Taxation yang baru. Bagi yang berminat dengan masalah-masalah diskon (potongan harga), retur (pengembalian barang) dan garansi (jaminan), sanggup dibaca di sana. Jangan lupa register dahulu di ruang member. Have a nice day!

 rasanya penjualan dengan credit sudah menjadi keharusan PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG (AR)Di dunia perdagangan khususnya (bisnis secara luas) yang begitu competitive pandai balig cukup akal ini, rasanya penjualan dengan credit sudah menjadi keharusan. Jika tidak, mungkin pelanggan (terlebih-lebih) calon pelanggan akan memilih membeli dari competitor (pesaing) kita. Menyediakan akomodasi credit kepada customer sudah merupakan keharusan. Trend penjualan dengan cara credit (pembayaran di masa yang akan datang) menjadikan beberapa issue (masalah) baik dalam operasional maupun administrative-nya (pencatatan). Bagaimana menggolongkan Piutang (Account Receivable)?, Bagaimana accounting treatment atas receivable (piutang)? apa saja persoalan (issue) yang biasa timbul di dalam piutang? Bagaimana melaksanakan control (pengendalian) atas piutang? Bagimana bila piutang sulit ditagih? Akan dibahas di posting ini dan serie-nya.


Yang menjadi concern kita di accounting tentu sisi adminstratif-nya (perlakuannya). Mulai dari cara menentukan besarnya piutang (measuring), legalisasi (recognizing), pengelompokan (classifying) dan pelporannya (reporting/disclosure).

Sedangkan bagi mereka yang berada di bab keuangan (financial) atau yang mengendalikan kedua-duanya, maka penentuan a syncronized credit policy with sales force, sekaligus meminimalisasi piutang tak tertagih (bad debt) ialah peran utama yang hanya akan terlaksana dengan baik bila didukung oleh manajemen yang akurat dan sempurna waktu.

Kita akan mulai bahas topic ini satu persatu…..mudah-mudahan saya berkesempatan (bisa atur schedule) supaya mampu mempostingnya secara lengkap mulai dari administrative-nya (accounting treatment), credit policy, account receivable control (pengendalian piutang), sampai how to deal with bad debitor, bagaimana menghadapi penghutang yang susah ditagih, dengan mengedepankan professionalisme yang akan tetap menjaga citra perusahaan di waktu yang sama.

Saya akan mulai dengan “how to classify receivables” bagaimana mengklasifikasikan piutang (yang pada prakteknya menurut saya masih rada simpang siur).

Sering kita mengalami keraguan dalam mengelompokkan piutang. Banyak istilah yang terkadang tumpang tindih dan cenderung tidak beraturan, terutama di perusahaan-perusahaan gres yang system-nya belum tersusun dengan baik. Bisa dimengerti, alasannya ialah usaha kecil (terlebih-lebih yang gres merintis) sudah pasti mengarahkan semua focus dan sumberdayanya untuk business development development, sedangkan sisi administrative masih di perioritas setelahnya, alasannya ialah keterbatasan sumberdaya manusianya (sebagai konsekwensi dari capital yang kecil juga tentunya).

Sering kita melihat neraca yang mengandung dua jenis piutang: Piutang Dagang dan Piutang Usaha. Apa beda antara kedua jenis piutang ini? Apakah pengelompokkan ini sudah baik?

Kadang ada juga yang melaporkan adanya unsur Piutang Wesel (Notes Receiavble) di Neraca. Jenis piutang apa itu? Apa bedanya dengan jenis piutang yang lainnya?

Tidak jarang juga kita menemukan laporan keuangan (dalam hal ini mereca/balance sheet) yang tidak membedakan jenis-jenis piutang ini secara terpisah, melainkan disebutkan menjadi satu saja yaitu: Account Receivable (AR) atau Piutang saja. Mengapa?

Baca selengkapnya di…[[Account Receivable – Perlakuan Akuntansi Piutang]]

Berapa besarnya piutang yang dilaporkan?, bagaimana bila piutang sulit ditagih atau bahkan gagal ditagih? Kapan suatu piutang dinyatakan sebagai piutang tak tertagih (bad debt)? Apa antisipasinya? Apa itu cadangan kerugian piutang (doubtful receivable allowance) dan bagaimana menentukan besarnya? Bagaimana membersihkannya? Bagaimana prosedur pembatalan piutang (writte-off)?, kapan suatu account receivable boleh di writte-off? How to control (melakukan pengendalian) receivable? Ikuti kelanjutan serie ini, jadilah member di: Accounting, Financial, Taxation yang baru.

 sangat penting dalam pengendalian piutang  Pengendalian: Kebijakan Kredit (Credit Policy)Kebijakan Kredit (credit policy) sangat penting dalam pengendalian piutang (receivable). Banyak atau sedikitnya piutang tak tertagih (bad debt) sangat dipengaruhi oleh kebijakan cerdit yang anda terapkan di perusahaan. Ketika sales force dilakukan tanpa kendali, saldo account receivable membumbung tinggi, sementara masih banyak aktifitas operasional perusahaan yang memerlukan pendanaan segera juga. Gaji karyawan, pembelian raw material, office supplies, semuanya mendesak. Sampai dimana anda setting batas credit? kepada siapa anda dapat memperlihatkan cerdit? untuk jangka berapa usang credit anda sedikanan bagi customer? intinya; Bagaimana credit policy anda?. Apakah sudah syncrone antara credit policy, sales force dan ketersediaan cash di dalam perusahaan? Itulah topic yang dibahas di artikel ini.


Kata "policy", sekilas konotasinya mirip-mirip kata "police/polisi" atau "politic/politik", dan semua itu terdengar menyeramkan, mengekang dan menekan. Setidak-tidaknya, policy and procedure dapat menimbulkan kesan sesuatu yang akan menghambat dan memperlambat. Konotasi dan persepsi itu ada benarnya, jikalau policy yang dibentuk tidak mengikuti rytme perusahaan, terperinci itu akan menjadi pengahmbat, menjadi birokrasi yang tidak penting.

Tetapi, jikalau anda menciptakan kebijakan yang tepat, justru kebijakan yang anda buat malah mendukung, menopang, dan menaikkan productifitas perusahaan. Meningkatkan value added, sekaligus menjadi pencegah kebocoran dan pemborosan. Bagaimana caranya?

Segala sesuatu yang berisi kata "policy (kebijakan)" terdengar agak sakral. Sesuatu yang taboo untuk diubah. Kenyataannya, operasional perusahaan berjalan begitu dynamic, mengikuti tumbuh kembangnya perusahaan, market competitiveness, global musim yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Benarkah credit policy dilarang diubah?


Bukan hanya sekedar berbicara bagaimana sebuah credit policy sebaiknya di set, tetapi saya juga memperlihatkan panduan bagaimana menciptakan kebijakan kredit (credit policy). Sebagai aksesori saya akan post satu contoh credit policy (kebijakan kredit) yang mungkin dapat dijadikan sebagai reference. Posting selengkapnya ada di blog saya yang gres (Accounting, Financial, Taxation yang baru), jikalau anda tertarik anda dapat baca melalui link ini: Receivable Control: Credit Policy (Kebijakan Kredit).

 Ada beberapa issue yang sudah di bahas disana Account Receivable (Akuntansi Piutang) -2ndAccount receivable (akuntansi Piutang) the second series sudah di posting di Accounting, Financial, Taxation yang baru. Ada beberapa issue yang sudah di bahas disana. Diantaranya: Penilaian Account Receivable (Piutang), termasuk discount, return dan garansi, Pembentukan Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debt), sampai pengahapusannya (how to writte of the allowance). Seperti biasa posting dilengkapi dengan contoh-contoh sederhana yang mudah dipahami, disertai penjelasan-penjelasan dan logikanya. Menjurnal account receivable (piutang), memang mudah. Mahasiswa, bahkan anak SMEA (SMK Akuntansi) pun pasti bisa. Tetapi ada banyak issue di balik kesederhanaan-nya, yang mungkin selama ini terlewatkan. Menjadi complex dikala dihadapkan dengan realita operasional business yang sebenarnya. Ada loopholes, ada kekeliruan umum (common mistakes) yang menjadi sumber ke-kusut-an dalam implementasinya.

Jauh lebih penting dari semua itu, ialah bagaimana memaintenance account receivable dengan baik.

Buku catatan (bookkeeping) sudah rapi, catatan sudah balance, perlakuan cadangan kerugian piutang sudah bisa, menghapuskan cadangan di satu sisi dan menghapuskan piutang tak tertagih (bad debt) sudah bisa, that is great! But....

But what is next? Apakah cukup hanya perlakuan yang benar saja?.

Untuk level clerk sampai bookkeeper, iya maybe itu sudah cukup. Tetapi bagi mereka yang ingin menyebarkan diri, sepertinya itu belumlah cukup. Yang diharapkan oleh perusahaan bukan hanya sekedar buku yang rapi dan benar, jauh lebih penting ialah usaha-usaha meminimalisasi potensi lost-nya, merancang strategy-strategy yang mampu mencegah credit macet (bad debt), penentuan credit policy yang sesuai, melaksanakan pengawasan piutang (receivable controll) yang ketat, menangani debitor yang nakal, dan masih banyak issue lainnya yang perlu ditangani.

Issue-issue berikut ini akan dibahas di account receivable serie berikutnya (serie 3) di accounting, financial dan taxation yang baru: Lebih Detail dan Mendalam mengenai discount, return and after sales service (warranty), Exclusive Analisa Umur Piutang (Account Receivable Aging), kemudia credit policy tak kalah pentingnya (akan menjadi satu topic), account receivable control (pengendalian piutang) juga topic yang tak ingin anda lewatkan pastinya. Yang terakhir, sebagai penutup serie saya akan bahas mengenai “How to deal with a bad debt (bagaimana menghadapi piutang tak tertagih) sebuah case study, yang akan mengintegrasikan aneka macam kajian dan strategy, akan menjadi nilai tambah gres jikalau anda menghadapi situasi ini. Silahka baca selengkapnya di: Account Receivable Treatment (Perlakuan Piutang) -2nd dan ikuti terus serie-serie berikutnya di: Accounting, Financial, Taxation yang baru. Jika belum menjadi member, silahkan register.

 Bagimana perlakuan sales return dan provision for sales return Perlakuan : Diskon, Retur Penjualan, Garansi
Bagimana perlakuan atas diskon (potongan)? Bagaimana prosedurnya?. Bagimana perlakuan sales return dan provision for sales return? Bagaimana garansi diperpalukan? Itulah topic yang dibahas dalam posting ini. Keberadaan diskon (potongan), retur penjualan, dan garansi memang sering kurang mendapat porsi yang cukup dalam pembahasan-pembahasan akuntansi, baik di buku-buku maupun di dingklik kuliah. Kenyataannya, bagi perusahaan-perusahaan trading, terutama retailer, discount, sales return dan warranty yakni issue-issue yang sangat mendominasi dalam pelaksanaan manajemen perusahaan.
Discount (Diskon)

Ada 2 jenis discount yang biasa diberikan kepada customers, yaitu: Trade Discount/Rebate (Potongan Dagang/Rabat) dan Sales (Cash) Discount (Potongan Penjualan). Banyak diantara kita yang masih mixed-up mengenai kedua jenis discount ini.

Sebagai gambaran singkat:

Sebagian besar retailer memasang publish price di catalog atau brosurnya, harga bahu-membahu diberikan pada ketika realisasi penjualan terjadi. Lalu bagaimana pencatatannya? Ini yakni issue yang jamak terjadi dalam dunia perdagangan.

Pada payment term (i.e: 2/10;N/30), perusahaan selaku penjual juga menyampaikan discount lain sebagai perangsang bagi pelanggan untuk melaksanakan pembayaran lebih cepat. Bagimana prosedurnya, bagaimana keterkaitannya dengan discount yang telah diberikan pada ketika konfirmasi pembelian terjadi. This is another issue, dilema kedua yang perlu kita ketahui.

Sales Return (Retur Penjualan).

Dalam setiap penjualan, selalu ada kemungkinan barang kembli (retur), entah alasannya yakni barang cacat atau alasannya yakni tidak memenuhi spesifikasi pesanan. Bagaimana penanganan retur dilakukan? Bagaimana pengaruhnya terhadap PPN? Bagaimana pengaruhnya terhadap revenue dan account receivable (piutang)? Ini yakni dilema berikutnya yang dibahas dalam topic ini.

Warranty (Garansi)

Sebagai strategy usaha dagang yang terakhir, “after sales service (layanan purna jual)” berupa garansi (warranty) yakni sudah menjadi keharusan yang tidak tertulis dalam praktek perdagangan cerdik balig cukup akal ini. Menjadi salah satu pertimbangan penting dalam penentuan keputusan pembelian bagi pelanggan (customer).

Teram and Condition dari garansi (warranty) mampu bermacam-macam, misalnya:

[-]. Penggantian dengan barang baru
[-]. Penggantian Spare-part
[-]. Service (repair)

Bagi penjual yang menyediakan warranty, ini yakni pengeluaran-pengeluaran nyata, artinya memang benar-benar suatu pengeluaran, akan tetapi di sisi lainnya, pengeluaran ini tidak diikuti oleh sales event (kejadian penjualan). Tidak mampu disandingkan, bukan? Bagimana penanganannya?


Semua topic di atas saya bahas di satu posting khusus, yaitu : Accounting Treatment : Discount, Sales Return and Warranty di Accounting, Financial, Taxation yang baru. Bagi yang berminat dengan masalah-masalah diskon (potongan harga), retur (pengembalian barang) dan garansi (jaminan), mampu dibaca di sana. Jangan lupa register dahulu di ruang member. Have a nice day!

 sangat penting dalam pengendalian piutang  Pengendalian: Kebijakan Kredit (Credit Policy)Kebijakan Kredit (credit policy) sangat penting dalam pengendalian piutang (receivable). Banyak atau sedikitnya piutang tak tertagih (bad debt) sangat dipengaruhi oleh kebijakan cerdit yang anda terapkan di perusahaan. Ketika sales force dilakukan tanpa kendali, saldo account receivable membumbung tinggi, sementara masih banyak aktifitas operasional perusahaan yang memerlukan pendanaan segera juga. Gaji karyawan, pembelian raw material, office supplies, semuanya mendesak. Sampai dimana anda setting batas credit? kepada siapa anda mampu menunjukkan cerdit? untuk jangka berapa lama credit anda sedikanan bagi customer? intinya; Bagaimana credit policy anda?. Apakah sudah syncrone antara credit policy, sales force dan ketersediaan cash di dalam perusahaan? Itulah topic yang dibahas di artikel ini.


Kata "policy", sekilas konotasinya mirip-mirip kata "police/polisi" atau "politic/politik", dan semua itu terdengar menyeramkan, mengekang dan menekan. Setidak-tidaknya, policy and procedure mampu mengakibatkan kesan sesuatu yang akan menghambat dan memperlambat. Konotasi dan persepsi itu ada benarnya, kalau policy yang dibuat tidak mengikuti rytme perusahaan, terang itu akan menjadi pengahmbat, menjadi birokrasi yang tidak penting.

Tetapi, kalau anda membuat kebijakan yang tepat, justru kebijakan yang anda buat malah mendukung, menopang, dan menaikkan productifitas perusahaan. Meningkatkan value added, sekaligus menjadi pencegah kebocoran dan pemborosan. Bagaimana caranya?

Segala sesuatu yang berisi kata "policy (kebijakan)" terdengar agak sakral. Sesuatu yang taboo untuk diubah. Kenyataannya, operasional perusahaan berjalan begitu dynamic, mengikuti tumbuh kembangnya perusahaan, market competitiveness, global musim yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Benarkah credit policy tidak boleh diubah?


Bukan hanya sekedar berbicara bagaimana sebuah credit policy sebaiknya di set, tetapi saya juga menunjukkan panduan bagaimana membuat kebijakan kredit (credit policy). Sebagai embel-embel saya akan post satu contoh credit policy (kebijakan kredit) yang mungkin mampu dijadikan sebagai reference. Posting selengkapnya ada di blog saya yang gres (Accounting, Financial, Taxation yang baru), kalau anda tertarik anda mampu baca melalui link ini: Receivable Control: Credit Policy (Kebijakan Kredit).

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.