Articles by "Expense"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts with label Expense. Show all posts

Posting ini akan membahas bagaimana mendeterminasi COST Vs EXPENSE, anda juga mampu mendapat sebuah free tool, yaitu: EFFECIENCY CALCULATOR melalui sebuah contest terkait dengan topic ini. Yang akan saya bicarakan bukanlah mengenai penggunaan istilah "cost" atau "kos" atau "biaya" atau "beban". Itu sudah dibahas oleh senior kita Pak Suwarjono. Saya tidak bermaksud menyaingi beliau. Saya yakin anda juga sudah membacanya.

Yang akan saya bahas yaitu sisi penerapannya, yaitu: Bagaimana mendeterminasi (menentukan) apakah suatu pengeluaran termasuk "Cost" atau "Expense" (bahasa international), regardless apakah dalam bahasa ibu kita disebut "kos" atau "Kos-kos-an", "Akuntansi Biaya" atau "Akuntansi Biayakan" (bahasa jawa ala Pak Suwarjono). Beyond pro's-con's tersebut.

Ini juga bukan sebuah "kajian empiric" yang biasanya memakai judul "Blah Blah Blah... at a Glance", itulah sebabnya mengapa saya tidak memakai judul "Cost and Expense Determination at a Glance". Itu terlalu sakral buat saya. Yang ringan-ringan dan kalem saja (kalau mampu sesederhana mungkin, mudah dipahami tapi mampu di aplikasikan secara nyata).

Di blog ini anda banyak menjumpai penggunaan istilah asing. Mungkin bagi sebagian orang itu "sok keren" atau "kurang nasionalis", boleh-boleh saja dipandang begitu. Yang penting maksud saya bukanlah demikian. Tetapi jujur saja, saya merasa lebih nyaman memakainya. Bagi rekan-rekan yang terkadang malah menjadi sulit memahami karena istilah-istilah absurd yang dipakai, saya mohon maaf, dan saya yakin kalau dibiasakan akan menjadi biasa.

Benar yang dikatakan oleh Pak Suwarjono, alih bahasa (translation) bahasa akuntansi yang aslinya memang tidak berasal dari rumpun melayu, kemudian ditranslasikan menjadi bahasa melayu, menyebabkan kerancuan yang lumayan serius. Akibatnya, pembelajaran akuntansi menjadi sesuatu yang sulit, hanya karena pemaparan yang bahasanya sangat tingkat tinggi, sangat ilmiah. Saya pribadi (maaf) tidak oke kalau pemahaman di kebelakangkan hanya untuk menjaga agar literature-literature, karya-karya ilmiah, jurnal-jurnal akuntansi tidak "kehilangan pamor (=wibawa?) hanya gara-gara tidak menggunakan gaya bahasa, dan gaya pembahasan karya ilmiah yang baku. Hmmm... buat saya itu "pemikiran konservative" yang rada-rada (maaf) "naif". Come on, we've been on "21th" century now, it is "Lean Accounting Era now"!. Maaf kalau ada yang insulted. I don't meant it.

Cukup mengenai penggunaan bahasa akuntansi, that is not our main focus here.

Dari balasan quiz untuk menerima "Spreadsheet Cash Flow-Free" yang sudah berlangsung kemaren (sekarang soalnya sudah saya ganti), kita sudah melihat pemikiran wacana cost vs expense ternyata beraneka ragam. Lain orang lain pengertian (pemahaman-nya). Padahal mendeterminasi cost dan expense hampir kita lakukan setiap menit di accounting (itu artinya critical). Terdorong oleh hal tersebutlah maka saya membahas topic ini.

Okay, kita pribadi ke persoalan: Bagaimana mendeterminasi "Cost" dan "Expense". Agar mudah dipahami, saya akan memakai gambar-gambar dan denah sederhana, mudah-mudahan mampu mempermudah.


Gambar dan Bagan-1:
Cost of Goods Sold atau dialokasikan melalui Penyusutan (depreciation) atau amortisasi.

[2]. Suatu expenditure (pengaluaran) disebut "Expense" apabila kebalikan dari yang diatas, artinya pengeluaran tersebut dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang tidak berpotensi menghasilkan cash kembali (alias keluar begitu saja, pergi selamanya tanpa pesan :P ).

Sesederhana itu? Ya, it's not a high rocket science.... :)

Accounting Contest-1

From now on, tentu anda sudah mampu mendeterminasi Cost dan Expense dengan mudah, tidak akan pernah ragu/bimbang lagi, bukan?

Jika iya, sekarang saya tantang anda; masih mendeterminasi "Cost" atau "Expense".

Apa tantangannya? CONTEST!, ya.. Accounting Contest.

Aturan contest
Contest artinya, anda dan rekan-rekan yang lain (siapa saja) bersaing untuk memenangkan contest dengan melaksanakan tantangan yang akan saya berikan. Tantangannya sederhana saja, yaitu menjawab sebuah pertanyaan dan memperlihatkan penjelasan (atau analisa) yang sebagus mungkin. Jawaban saya tunggu sampai hari senen (1-Jun-2008, pukul 13:00 WIB).

Saya akan memilih 15 contestant yang akan memperlihatkan balasan terbaik. Hasil penilian saya umumkan pukul 15:00 WIB di hari penutupan.

Hadiah Contest

Pemenangnya akan memperoleh; "EFFICIENCY CALCULATOR"

"Efficiency Calculator" yaitu spreadsheet yang saya rancang khusus untuk menghitung effisiensi atas suatu pengeluaran (pengeluaran apapun itu), akan sangat membantu dalam menghitung effisiensi (pengiritan) yang telah/akan anda lakukan. Baik itu untuk pengeluaran pribadi maupun pengeluaran perusahaan.

Contoh pengukuran effsiensi pengeluaran pribadi:

Anda menyukai (naksir) 2 orang gadis, yang sama-sama cantik, dan pintar. Let's say yang satu namanya "Jenny" yang satunya lagi namanya "Melinda". Anda bingung menentukan mana calon terbaik buat bakal istri. Sebagai orang accounting, mungkin (sekali lagi mungkin), effsiensi yaitu criteria utama dalam melaksanakan penilaian. Jenny suka makan Breadtalk™ yang menghabiskan rata-rata Rp 150,000/minggu, sedangkan Melinda suka makan sushi yang menghabiskan rata-rata Rp 200,000/minggu. Hmmm effisiensi-nya hanya Rp 50,000/minggu. Not significant, am I right?. Nah jika anda menikah dengan Jenny di usia 28 tahun, kemudian anda merencanakan pensiun di usia 60 tahun, berapa effisiensi-nya kalau anda menikah dengan jenny dibandingkan kalau anda menikah dengan Melinda? Calculator ini akan membantu menghitungkannya untuk anda dalam beberapa detik saja!, SUDAH MEMPERHITUNGKAN "NET PRESENT VALUE" DAN "NET FUTURE VALUE" UANG! Bisa anda bayangkan seberapa powerful calculator ini untuk mengukur effisiensi atas pengeluaran tertentu di kantor.

Bukan hanya itu, pemenang juga akan pribadi saya ikutkan (tanpa seleksi awal) di contest putaran berikutnya, untuk memenangkan sebuah grand price, yaitu sebuah "FLASHDISK 1 GIGABYTE", berisi freeware-freeware yang berkhasiat untuk keperluan kantor maupun pribadi anda, bukan CD, tetapi "flashdisk 1 gigabyte berisi freeware!", sehingga mampu anda hapus dan isi lagi sesuai keperluan anda. Contest putaran berikutnya akan disponsori oleh perusahaan tertentu yang sudah confirm untuk memperlihatkan sponsor.
Wah, saya pikir grand price-nya Mobil Mercy Compressor.... yah cuma flashdik 1GB.....
Memangnya ini Bank/Perusahaan Tbk? heheheeheh... ini cuma for fun, yet, sekalian sambil berguru kan?.

Tantangan Accounting Contest-1

 melalui sebuah contest terkait dengan topic ini DETERMINASI COST & EXPENSE - Terapan
Perhatikan gambar di atas:

Ada young lady, dia yaitu seorang professional marketer.

Pertanyaan-nya: Jika dia bekerja untuk perusahaan anda, atas pengeluaran yang akan dibayarkan untuk dia, apakah anda akan akui sebagai cost atau expense? jelaskan mengapa!.

Tulis balasan dengan analisa (penjelasan sebaik mungkin menurut anda) di komentar, dan jangan lupa sertakan email address anda.

Ingat, Accounting Contest-1 saya buka mulai posting ini dipublish, dan ditutup pada hari senen 01 June 2008 pukul 13:00 WIB.

Happy Contest!

Posting ini akan membahas bagaimana mendeterminasi COST Vs EXPENSE, anda juga sanggup mendapat sebuah free tool, yaitu: EFFECIENCY CALCULATOR melalui sebuah contest terkait dengan topic ini. Yang akan saya bicarakan bukanlah mengenai penggunaan istilah "cost" atau "kos" atau "biaya" atau "beban". Itu sudah dibahas oleh senior kita Pak Suwarjono. Saya tidak bermaksud menyaingi beliau. Saya yakin anda juga sudah membacanya.

Yang akan saya bahas yaitu sisi penerapannya, yaitu: Bagaimana mendeterminasi (menentukan) apakah suatu pengeluaran termasuk "Cost" atau "Expense" (bahasa international), regardless apakah dalam bahasa ibu kita disebut "kos" atau "Kos-kos-an", "Akuntansi Biaya" atau "Akuntansi Biayakan" (bahasa jawa ala Pak Suwarjono). Beyond pro's-con's tersebut.

Ini juga bukan sebuah "kajian empiric" yang biasanya menggunakan judul "Blah Blah Blah... at a Glance", itulah sebabnya mengapa saya tidak menggunakan judul "Cost and Expense Determination at a Glance". Itu terlalu sakral buat saya. Yang ringan-ringan dan santai saja (kalau sanggup sesederhana mungkin, gampang dipahami tapi sanggup di aplikasikan secara nyata).

Di blog ini anda banyak menjumpai penggunaan istilah asing. Mungkin bagi sebagian orang itu "sok keren" atau "kurang nasionalis", boleh-boleh saja dipandang begitu. Yang penting maksud saya bukanlah demikian. Tetapi jujur saja, saya merasa lebih nyaman memakainya. Bagi rekan-rekan yang terkadang malah menjadi sulit memahami lantaran istilah-istilah ajaib yang dipakai, saya mohon maaf, dan saya yakin kalau dibiasakan akan menjadi biasa.

Benar yang dikatakan oleh Pak Suwarjono, alih bahasa (translation) bahasa akuntansi yang aslinya memang tidak berasal dari rumpun melayu, kemudian ditranslasikan menjadi bahasa melayu, menjadikan kerancuan yang tidak mengecewakan serius. Akibatnya, pembelajaran akuntansi menjadi sesuatu yang sulit, hanya lantaran pemaparan yang bahasanya sangat tingkat tinggi, sangat ilmiah. Saya pribadi (maaf) tidak oke kalau pemahaman di kebelakangkan hanya untuk menjaga semoga literature-literature, karya-karya ilmiah, jurnal-jurnal akuntansi tidak "kehilangan pamor (=wibawa?) hanya gara-gara tidak menggunakan gaya bahasa, dan gaya pembahasan karya ilmiah yang baku. Hmmm... buat saya itu "pemikiran konservative" yang rada-rada (maaf) "naif". Come on, we've been on "21th" century now, it is "Lean Accounting Era now"!. Maaf kalau ada yang insulted. I don't meant it.

Cukup mengenai penggunaan bahasa akuntansi, that is not our main focus here.

Dari tanggapan quiz untuk mendapat "Spreadsheet Cash Flow-Free" yang sudah berlangsung kemaren (sekarang soalnya sudah saya ganti), kita sudah melihat pemikiran perihal cost vs expense ternyata beraneka ragam. Lain orang lain pengertian (pemahaman-nya). Padahal mendeterminasi cost dan expense hampir kita lakukan setiap menit di accounting (itu artinya critical). Terdorong oleh hal tersebutlah maka saya membahas topic ini.

Okay, kita eksklusif ke persoalan: Bagaimana mendeterminasi "Cost" dan "Expense". Agar gampang dipahami, saya akan menggunakan gambar-gambar dan skema sederhana, mudah-mudahan sanggup mempermudah.


Gambar dan Bagan-1:
Cost of Goods Sold atau dialokasikan melalui Penyusutan (depreciation) atau amortisasi.

[2]. Suatu expenditure (pengaluaran) disebut "Expense" apabila kebalikan dari yang diatas, artinya pengeluaran tersebut dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang tidak berpotensi menghasilkan cash kembali (alias keluar begitu saja, pergi selamanya tanpa pesan :P ).

Sesederhana itu? Ya, it's not a high rocket science.... :)

Accounting Contest-1

From now on, tentu anda sudah sanggup mendeterminasi Cost dan Expense dengan mudah, tidak akan pernah ragu/bimbang lagi, bukan?

Jika iya, kini saya tantang anda; masih mendeterminasi "Cost" atau "Expense".

Apa tantangannya? CONTEST!, ya.. Accounting Contest.

Aturan contest
Contest artinya, anda dan rekan-rekan yang lain (siapa saja) bersaing untuk memenangkan contest dengan melaksanakan tantangan yang akan saya berikan. Tantangannya sederhana saja, yaitu menjawab sebuah pertanyaan dan menawarkan klarifikasi (atau analisa) yang sebagus mungkin. Jawaban saya tunggu sampai hari senen (1-Jun-2008, pukul 13:00 WIB).

Saya akan menentukan 15 contestant yang akan menawarkan tanggapan terbaik. Hasil penilian saya umumkan pukul 15:00 WIB di hari penutupan.

Hadiah Contest

Pemenangnya akan memperoleh; "EFFICIENCY CALCULATOR"

"Efficiency Calculator" yaitu spreadsheet yang saya rancang khusus untuk menghitung effisiensi atas suatu pengeluaran (pengeluaran apapun itu), akan sangat membantu dalam menghitung effisiensi (pengiritan) yang telah/akan anda lakukan. Baik itu untuk pengeluaran pribadi maupun pengeluaran perusahaan.

Contoh pengukuran effsiensi pengeluaran pribadi:

Anda menyukai (naksir) 2 orang gadis, yang sama-sama cantik, dan pintar. Let's say yang satu namanya "Jenny" yang satunya lagi namanya "Melinda". Anda bingung menentukan mana calon terbaik buat bakal istri. Sebagai orang accounting, mungkin (sekali lagi mungkin), effsiensi yaitu criteria utama dalam melaksanakan penilaian. Jenny suka makan Breadtalk™ yang menghabiskan rata-rata Rp 150,000/minggu, sedangkan Melinda suka makan sushi yang menghabiskan rata-rata Rp 200,000/minggu. Hmmm effisiensi-nya hanya Rp 50,000/minggu. Not significant, am I right?. Nah jika anda menikah dengan Jenny di usia 28 tahun, kemudian anda merencanakan pensiun di usia 60 tahun, berapa effisiensi-nya kalau anda menikah dengan jenny dibandingkan kalau anda menikah dengan Melinda? Calculator ini akan membantu menghitungkannya untuk anda dalam beberapa detik saja!, SUDAH MEMPERHITUNGKAN "NET PRESENT VALUE" DAN "NET FUTURE VALUE" UANG! Bisa anda bayangkan seberapa powerful calculator ini untuk mengukur effisiensi atas pengeluaran tertentu di kantor.

Bukan hanya itu, pemenang juga akan eksklusif saya ikutkan (tanpa seleksi awal) di contest putaran berikutnya, untuk memenangkan sebuah grand price, yaitu sebuah "FLASHDISK 1 GIGABYTE", berisi freeware-freeware yang berkhasiat untuk keperluan kantor maupun pribadi anda, bukan CD, tetapi "flashdisk 1 gigabyte berisi freeware!", sehingga sanggup anda hapus dan isi lagi sesuai keperluan anda. Contest putaran berikutnya akan disponsori oleh perusahaan tertentu yang sudah confirm untuk menawarkan sponsor.
Wah, saya pikir grand price-nya Mobil Mercy Compressor.... yah cuma flashdik 1GB.....
Memangnya ini Bank/Perusahaan Tbk? heheheeheh... ini cuma for fun, yet, sekalian sambil mencar ilmu kan?.

Tantangan Accounting Contest-1

 melalui sebuah contest terkait dengan topic ini DETERMINASI COST & EXPENSE - Terapan
Perhatikan gambar di atas:

Ada young lady, dia yaitu seorang professional marketer.

Pertanyaan-nya: Jika dia bekerja untuk perusahaan anda, atas pengeluaran yang akan dibayarkan untuk dia, apakah anda akan akui sebagai cost atau expense? jelaskan mengapa!.

Tulis tanggapan dengan analisa (penjelasan sebaik mungkin berdasarkan anda) di komentar, dan jangan lupa sertakan email address anda.

Ingat, Accounting Contest-1 saya buka mulai posting ini dipublish, dan ditutup pada hari senen 01 June 2008 pukul 13:00 WIB.

Happy Contest!

Updated Determinasi Cost Vs Expense yaitu penjelasan lebih detail untuk “Determinasi Cost & Expense – Terapan” yang memang saya buat belum detail, alasannya saya rancang untuk menjadi materi pertanyaan dalam Accounting Contest-1. Sudah saya bayangkan bahwa kesimpulan pendek tersebut masih meninggalkan keraguan, bahkan mungkin kekeliruam persepi. Di posting ini saya akan jelaskan secara tuntas, sekalian membahas perihal marketing expenditure issue yang ada di Accounting Contest-1, jangan dimasukkan ke dalam hati. That is funny side of a game :-) so, no hurt feeling. Okay?


Determinasi Cost dan siklusnya

Seperti telah saya sampaikan di Determinasi Cost & Expense – Terapan, bahwa suatu expenditure (pengeluaran) disebut "Cost" apabila atas pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang nantinya mampu mendatangkan cash atau potensi cash kembali. Kembalinya cash mampu dalam jangka pendek (misalnya: inventory, contoh: pembelian baut oleh toko bangunan atau pembelian polo shirt oleh anda), atau dalam jangka panjang (misalnya: aktiva tetap, contoh: pembelian piano).

Common issue yang membuat pemahan perihal cost menjadi terpenggal (tidak utuh) yaitu ”Siklus perubahan dari cash kembali ke cash”. Mohon dibaca baik-baik kalimat di bawah ini:

”..........untuk memperoleh sesuatu yang nantinya mampu mendatangkan cash atau potensi cash kembali

Warning!: Ini bukan problem main kalimat atau kata-kata, most of us from ”Economic” bukan orang-orang linguistic yang jago dalam bermain kalimat (kata). Sengaja saya bahas kalimat ini, merely supaya jangan hingga menjadikan salah persepi dan membingungkan, biar kita benar-benar memperoleh pemahaman yang terperinci dan mantap (neither ambigous nor bias).

[a]. Untuk memperoleh sesuatu yang nantinya mendatangkan cash.

Dari kalimat ini terperinci ada siklus dari cash hingga menjadi cash kembali. Siklus-nya ibarat ini:


 alasannya saya rancang untuk menjadi materi pertanyaan dalam  Updated Determinasi Cost & Expense


Tentu anda sudah tahu, asset itu mampu bermacam-macam: mampu piutang, persediaan, aktiva tetap atau aktiva laib-lain. So, perubahan dari asset untuk kembali lagi ke cash itu mampu memakan waktu lama (karena melalui siklus yang panjang) atau mampu jadi pendek.

Misalnya:

Anda mengeluarkan Cash (asset) Rp 100,000 untuk membeli materi baku (inventory=asset), dari materi baku dijadikan barang dalam proses (another asset), dari barang dalam proses kemudian dijadikan barang jadi (inventory=asset), dari barang jadi dijual ke customer menjadi piutang (another asset), dari piutang gres menjadi cash (asset). Maka pengeluaran untuk membeli materi baku tadi yaitu Cost.

atau:

Anda membayar buruh, buruh menghasilkan barang setengah jadi (inventory=asset), dan seterusnya ibarat yang di atas hingga menjadi cash.

Atau siklus pendek:

Anda membeli barang jadi (inventory), kemudian anda jual kembali dan menghasilkan cash (sales term: cash on delivery).

Selanjutnya, kepingan kalimat yang kedua....................


[b].Untuk memperoleh sesuatu yang nantinya berpotensi mendatangkan cash.

Critical point (jangan hingga anda terkecoh):

Kalimat pada pint [b] di atas yang mengenadung kata “potensi” sangat terperinci (potensi=expected=diharapkan) terperinci mencerminakan bahwa “bisa jadi cost tidak menghasilkan cash kembali”. Pada ketika itulah terjadi “LOST” atau “KERUGIAN” (dan diakui sebagai lost/kerugian). It is a lost!

Misalnya:

Anda membeli raw material, ternyata raw materialnya terbakar atau hilang, atau setelah diproses ternyata product yang dihasilkan gagal (rusak). It is another lost!

Atau:

Anda membeli barang jadi (inventory), lalu anda jual, ternyata buyer (customer) tidak mau membayar (bad debt). It is lost as well!.

How about Expense?


Determinasi Expense dan Siklusnya.

Expense apabila atas pengeluaran tersebut dipergunakan untuk memperoleh sesuatu yang tidak menghasilkan atau berpotensi menghasilkan cash kembali.

Batasan ini tidak berarti bahwa atas expense yang terjadi tidak akan menghasilkan apa-apa. Tentu saja menghasilkan sesuatu. Hanya saja hasilnya bukan asset atau cash kembali, melainkan hanya support, yaitu manfaat yang mampu memperlancar operasional perusahaan.



 alasannya saya rancang untuk menjadi materi pertanyaan dalam  Updated Determinasi Cost & Expense


Critical point (don’t let this fool ya!):

Batasan inilah yang terkadang mampu stretch (deutch:molor) hingga mengaburkan, bahkan mampu menjadikan kebingungan. Pada dasarnya, tidak ada satu pun perusahaan yang mau melaksanakan pengeluaran (baik yang berupa cost maupun expense) untuk sesuatu yang sama sekali tidak bermanfaat (read:manfaat ekonomis).

Misalnya:

Perusahaan membeli kertas photocopy. Ini hádala expense. Apakah kertas ini tidak menunjukkan manfaat?. Bukankah kertas ini nantinya akan membuat bab penagihan mampu membuat debit note, dan dari debit note tersebut mampu menghasilkan cash?.

atau:

Perusahaan membeli kerupuk untuk perlombaan makan kerupuk pada tanggal 17-August. Ini yaitu expense. Apakah itu tidak bermanfaat? Bukankah dengan adanya perayaan 17-August mampu menjadikan keakraban pegawai, mampu memupuk kerjasama, membentuk a solid teamwork, dan jadinya mampu meningkatkan produktifitas perusahaan, sehingga keuntungan meningkat?

Jawabannya adalahYes, they are all great support for the company!” but….

Artinya, semua itu memang memberi manfaat bagi kelancaran dan kelangsungan usaha, akan tetapi manfaat yang dihasilkan “TIDAK MEMPENGARUHI ATAU DIPENGARUHI OLEH OUTPUT PRODUCT/JASA PERUSAHAAN MAUPUN REVENUE PERUSAHAAN“. Itulah batasan manfaat atas suatu expense.

Seperti pola di atas, pembelian kertas photo copy atau pembelian kerupuk untuk lomba 17-august, meskipun memberi manfaat akan tetapi samasekali tidak kuat terhadap dan juga tidak mensugesti output product atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

So, how about the "young-professional marketer-lady"?


Jawaban Accounting Contest-1

Dari penjelasan saya di atas, apakah anda masih memerlukan jawabannya?

Anyway, jawabannya:

Jika professional marketer dibayar berdasarkan target revenue atau sales (monthly/quarterly/annual revenue), maka pengeluaran untuk pembayaran kepadanya yaitu "COST" otherwise it is "EXPENSE".

Mengapa?

Karena kalau besarnya pembayaran diukur berdasarkan TARGET REVENUE/SALES atau by COMISSION , maka expenditure tersebut akan dipengaruhi oleh total revenue (sales) yang dihasilkan. Dan atas pengeluara tersebut terperinci kuat terhadap revenue (which could be account payable or cash) kembali yang akan diterima perusahaan.

Misalnya:

Professional Marketer akan dibayar Rp 1000,- kalau berhasil menghasilkan revenue Rp 1,000,000 s/d 5,000,000. akan dibayar Rp 2,000,000 kalau menghasilkan revenue di atas Rp 5,000,000.

atau:

Professional Marketer mendapatkan komisi 5% untuk setiap sales yang dihasilkan.

Bagimana kalau sebuah kombinasi?

Misalnya:

Diberikan Gaji Pokok Rp 500/bulan dan 5% comission per sales.

Maka yang Rp 500 yaitu expense, sedangkan yang 5% x sales yaitu "Cost of sales"

Mungkin anda ingin mengatakan: “Waktu saya kuliah dosen mengatakan bahwa: Expense (biaya operasional) yaitu pengeluaran yang mau tidak mau harus dikeluarkan oleh perusahaan guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan, apakah batasan itu boleh dipakai?"

Boleh juga, hanya saja masih ada kelemahannya.

Apakah pak putra mampu menyebutkan kelemahan batasan itu?

Okay, saya beri satu contoh:

Biaya kertas, bukankah itu expense?, bagaimana kalau mulai hari ini saya tidak mengijinkan anda memakai kertas lagi?, sebagai gantinya, semua document harus di simpan dalam softcopy (digital), discan, dan lain-lain. So, mulai hari ini tidak ada kertas di kantor. Dan perkiraan biaya kertas saya hapus! Apakah operasional perusahaan menjadi tidak lancar? (Atau malah lebih lancar dan lebih effisien? :-P)

Mau pola lain lagi?

Biaya listrik, bukankah itu expense?, bagaimana kalau mulai hari ini kita pakai genset, tidak pakai listrik lagi. Apakah tanpa biaya listrik perusahaan akan berhenti beroperasi?.

Jika tanggapan anda semuanya: ”tidak”, maka saya mau bertanya, apakah ”pengeluaran wajib/tidak wajib” masih relevan untuk dijadikan batasan untuk mendeterminasi cost dan expense?

Updated Determinasi Cost Vs Expense ialah klarifikasi lebih detail untuk “Determinasi Cost & Expense – Terapan” yang memang saya buat belum detail, alasannya saya rancang untuk menjadi materi pertanyaan dalam Accounting Contest-1. Sudah saya bayangkan bahwa kesimpulan pendek tersebut masih meninggalkan keraguan, bahkan mungkin kekeliruam persepi. Di posting ini saya akan jelaskan secara tuntas, sekalian membahas ihwal marketing expenditure issue yang ada di Accounting Contest-1, jangan dimasukkan ke dalam hati. That is funny side of a game :-) so, no hurt feeling. Okay?


Determinasi Cost dan siklusnya

Seperti telah saya sampaikan di Determinasi Cost & Expense – Terapan, bahwa suatu expenditure (pengeluaran) disebut "Cost" apabila atas pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang nantinya sanggup mendatangkan cash atau potensi cash kembali. Kembalinya cash sanggup dalam jangka pendek (misalnya: inventory, contoh: pembelian baut oleh toko bangunan atau pembelian polo shirt oleh anda), atau dalam jangka panjang (misalnya: aktiva tetap, contoh: pembelian piano).

Common issue yang menciptakan pemahan ihwal cost menjadi terpenggal (tidak utuh) ialah ”Siklus perubahan dari cash kembali ke cash”. Mohon dibaca baik-baik kalimat di bawah ini:

”..........untuk memperoleh sesuatu yang nantinya sanggup mendatangkan cash atau potensi cash kembali

Warning!: Ini bukan problem main kalimat atau kata-kata, most of us from ”Economic” bukan orang-orang linguistic yang jago dalam bermain kalimat (kata). Sengaja saya bahas kalimat ini, merely supaya jangan hingga menjadikan salah persepi dan membingungkan, semoga kita benar-benar memperoleh pemahaman yang terang dan mantap (neither ambigous nor bias).

[a]. Untuk memperoleh sesuatu yang nantinya mendatangkan cash.

Dari kalimat ini terang ada siklus dari cash hingga menjadi cash kembali. Siklus-nya menyerupai ini:


 alasannya saya rancang untuk menjadi materi pertanyaan dalam  Updated Determinasi Cost & Expense


Tentu anda sudah tahu, asset itu sanggup bermacam-macam: sanggup piutang, persediaan, aktiva tetap atau aktiva laib-lain. So, perubahan dari asset untuk kembali lagi ke cash itu sanggup memakan waktu usang (karena melalui siklus yang panjang) atau sanggup jadi pendek.

Misalnya:

Anda mengeluarkan Cash (asset) Rp 100,000 untuk membeli materi baku (inventory=asset), dari materi baku dijadikan barang dalam proses (another asset), dari barang dalam proses kemudian dijadikan barang jadi (inventory=asset), dari barang jadi dijual ke customer menjadi piutang (another asset), dari piutang gres menjadi cash (asset). Maka pengeluaran untuk membeli materi baku tadi ialah Cost.

atau:

Anda membayar buruh, buruh menghasilkan barang setengah jadi (inventory=asset), dan seterusnya menyerupai yang di atas hingga menjadi cash.

Atau siklus pendek:

Anda membeli barang jadi (inventory), kemudian anda jual kembali dan menghasilkan cash (sales term: cash on delivery).

Selanjutnya, belahan kalimat yang kedua....................


[b].Untuk memperoleh sesuatu yang nantinya berpotensi mendatangkan cash.

Critical point (jangan hingga anda terkecoh):

Kalimat pada pint [b] di atas yang mengenadung kata “potensi” sangat terang (potensi=expected=diharapkan) terang mencerminakan bahwa “bisa jadi cost tidak menghasilkan cash kembali”. Pada dikala itulah terjadi “LOST” atau “KERUGIAN” (dan diakui sebagai lost/kerugian). It is a lost!

Misalnya:

Anda membeli raw material, ternyata raw materialnya terbakar atau hilang, atau sehabis diproses ternyata product yang dihasilkan gagal (rusak). It is another lost!

Atau:

Anda membeli barang jadi (inventory), kemudian anda jual, ternyata buyer (customer) tidak mau membayar (bad debt). It is lost as well!.

How about Expense?


Determinasi Expense dan Siklusnya.

Expense apabila atas pengeluaran tersebut dipergunakan untuk memperoleh sesuatu yang tidak menghasilkan atau berpotensi menghasilkan cash kembali.

Batasan ini tidak berarti bahwa atas expense yang terjadi tidak akan menghasilkan apa-apa. Tentu saja menghasilkan sesuatu. Hanya saja hasilnya bukan asset atau cash kembali, melainkan hanya support, yaitu manfaat yang sanggup memperlancar operasional perusahaan.



 alasannya saya rancang untuk menjadi materi pertanyaan dalam  Updated Determinasi Cost & Expense


Critical point (don’t let this fool ya!):

Batasan inilah yang terkadang sanggup stretch (deutch:molor) hingga mengaburkan, bahkan sanggup menjadikan kebingungan. Pada dasarnya, tidak ada satu pun perusahaan yang mau melaksanakan pengeluaran (baik yang berupa cost maupun expense) untuk sesuatu yang sama sekali tidak bermanfaat (read:manfaat ekonomis).

Misalnya:

Perusahaan membeli kertas photocopy. Ini hádala expense. Apakah kertas ini tidak menawarkan manfaat?. Bukankah kertas ini nantinya akan menciptakan bab penagihan sanggup menciptakan debit note, dan dari debit note tersebut sanggup menghasilkan cash?.

atau:

Perusahaan membeli kerupuk untuk perlombaan makan kerupuk pada tanggal 17-August. Ini ialah expense. Apakah itu tidak bermanfaat? Bukankah dengan adanya perayaan 17-August sanggup menjadikan keakraban pegawai, sanggup memupuk kerjasama, membentuk a solid teamwork, dan karenanya sanggup meningkatkan produktifitas perusahaan, sehingga laba meningkat?

Jawabannya adalahYes, they are all great support for the company!” but….

Artinya, semua itu memang memberi manfaat bagi kelancaran dan kelangsungan usaha, akan tetapi manfaat yang dihasilkan “TIDAK MEMPENGARUHI ATAU DIPENGARUHI OLEH OUTPUT PRODUCT/JASA PERUSAHAAN MAUPUN REVENUE PERUSAHAAN“. Itulah batasan manfaat atas suatu expense.

Seperti referensi di atas, pembelian kertas photo copy atau pembelian kerupuk untuk lomba 17-august, meskipun memberi manfaat akan tetapi samasekali tidak besar lengan berkuasa terhadap dan juga tidak mensugesti output product atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

So, how about the "young-professional marketer-lady"?


Jawaban Accounting Contest-1

Dari klarifikasi saya di atas, apakah anda masih memerlukan jawabannya?

Anyway, jawabannya:

Jika professional marketer dibayar menurut sasaran revenue atau sales (monthly/quarterly/annual revenue), maka pengeluaran untuk pembayaran kepadanya ialah "COST" otherwise it is "EXPENSE".

Mengapa?

Karena kalau besarnya pembayaran diukur berdasarkan TARGET REVENUE/SALES atau by COMISSION , maka expenditure tersebut akan dipengaruhi oleh total revenue (sales) yang dihasilkan. Dan atas pengeluara tersebut terang besar lengan berkuasa terhadap revenue (which could be account payable or cash) kembali yang akan diterima perusahaan.

Misalnya:

Professional Marketer akan dibayar Rp 1000,- kalau berhasil menghasilkan revenue Rp 1,000,000 s/d 5,000,000. akan dibayar Rp 2,000,000 kalau menghasilkan revenue di atas Rp 5,000,000.

atau:

Professional Marketer mendapatkan komisi 5% untuk setiap sales yang dihasilkan.

Bagimana kalau sebuah kombinasi?

Misalnya:

Diberikan Gaji Pokok Rp 500/bulan dan 5% comission per sales.

Maka yang Rp 500 ialah expense, sedangkan yang 5% x sales ialah "Cost of sales"

Mungkin anda ingin mengatakan: “Waktu saya kuliah dosen menyampaikan bahwa: Expense (biaya operasional) ialah pengeluaran yang mau tidak mau harus dikeluarkan oleh perusahaan guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan, apakah batasan itu boleh dipakai?"

Boleh juga, hanya saja masih ada kelemahannya.

Apakah pak putra sanggup menyebutkan kelemahan batasan itu?

Okay, saya beri satu contoh:

Biaya kertas, bukankah itu expense?, bagaimana kalau mulai hari ini saya tidak mengijinkan anda menggunakan kertas lagi?, sebagai gantinya, semua document harus di simpan dalam softcopy (digital), discan, dan lain-lain. So, mulai hari ini tidak ada kertas di kantor. Dan asumsi biaya kertas saya hapus! Apakah operasional perusahaan menjadi tidak lancar? (Atau malah lebih lancar dan lebih effisien? :-P)

Mau referensi lain lagi?

Biaya listrik, bukankah itu expense?, bagaimana kalau mulai hari ini kita pakai genset, tidak pakai listrik lagi. Apakah tanpa biaya listrik perusahaan akan berhenti beroperasi?.

Jika balasan anda semuanya: ”tidak”, maka saya mau bertanya, apakah ”pengeluaran wajib/tidak wajib” masih relevan untuk dijadikan batasan untuk mendeterminasi cost dan expense?

Yakinkah anda dengan angka-angka yang ada pada debit note shipping charge yang ditagih oleh shipping agent? Bagaimana semoga anda merasa nyaman membayarnya?. Itulah kira-kira yang menjadi topic di posting ini. Dari beberapa email yang masuk, masih banyak yang ragu-ragu (sebagian lagi tidak tahu) mengenai unsur apa saja yang ditagihkan oleh shipping agent, dan apakah charges tersebut wajar?.

Bagaimana semoga anda merasa nyaman membayarnya Menganalisa Shipping ChargeCOGS, PPN & PPh Imprt (Pasal 22).

[2]. membawa mesin atau peralatan hingga peralatan tersebut dapat berfungsi (read: beroperasi) ialah bab dari harga perolehan mesin atau peralatan tersebut (jika yang di-import ialah mesin atau peralatan). Baca artikel: Perolehan Aktiva Tetap

Yang menjadi masalah adalah; terdiri dari apa sajakah biaya-biaya tersebut?


Okay, read on the detail….

Lets assume freight forwarder (or shipping line for sea shipment) or the shipping agent (broker) mengirimkan deit note (tagihan) kepada kita selaku importer. Tentu ada banyak unsur yang dibebankan kepada kita, diantaranya:


[1]. Freight cost

Adalah beban (charge) yang ditagihkan oleh airlines (shipping lines for sea shipment) yang diteruskan oleh pihak shipping agent kepada kita. Ideally, shipping agent tidak melaksanakan mark-up atas beban ini. Purely hanya memindahkan angka debit note dari airlines/shipping-lines ke dalam debit notenya sendiri.

To make it sure (in the case kalau anda tidak yakin), mampu di check eksklusif ke airlines/shipping lines-nya. Tetapi ada cara yang terbaik ialah selalu meminta quotation sebelum menunjuk shipping agent (meskipun anda sudah memiliki regular agent), you never know that might tens of other shipping agents attempts to get a business from you with a better quotes (saya akan post satu tips khusus secara terpisah, yaitu: How hire a shipping agent in smart way).


[2]. PIB (pemberitahuan import barang)

Dalam hal import barang, iya benar PIB dibutuhkan (it’s a must), dan kalau importer tidak memiliki ijin import, iya biasanya forwarder mengenakan fee ini diluar document/admin fee (karena mungkin forwarder akan mempergunakan ijin import pihak ke-3). Dalam hal impoter memiliki ijin import sendiri, seharusnya, pengurusan PIB telah included dalam document fee.


[3]. Handling Fee (Handling Charge)

Adalah charge yang dikenakan sebagai imbal balik atas jasa bongkar muat hingga barang naik ke truck. Handling ini mampu disebutkan berbeda-beda antara satu shipping agent dengan shipping agent yang lain: ada yang menyebutnya ”Ground Handling” mampu disebut ”Terminal Handling”. Kita yang bukan orang shipping, tentunya lumayan dibuat galau oleh sebutan-sebutan ini. Yang konyol, terkadang handling charge (fee) di sebutkan dua kali dalam satu debit note. Yang satunya di sebut THC (=terminal handling charge) yang satunya lagi disebut handling saja (handling ”toq) entah apalagi yang di handle selain mengeluarkan barang dari custom.


[4]. Red Line Inspection Charge

Untuk regular CI (=Custom Inspection) ialah tidak berbayar, alasannya ialah itu sudah menjadi tanggung jawabnya bea cukai. Tetapi ”Red Line Inspectionadalah charge untuk custom clearance dalam hal barang yang diimport bermasalah e.g.: kondisi muatan (barang) tidak sesuai dengan apa yang tercantum di document Import, atau barang yang dilarang untuk di import, atau prosedur kemasan barang tidak memenuhi standard custom, yang terkadang di over-ride oleh oknum yang biasa berstatus ”pak ogah”. Bagaimana kalau efek (barang kiriman) anda baik-baik saja alias no problem, should shipping agent charge us for a red line inspection? They should not!.

Tips: hindari masalah ini dengan meminta guide-lines dari shipping agent sebelum import dilakukan (shipping agent should be able to provide a proper guide-lines, otherwise you may consider to recruit a better agent), lalu koordinasikan guidelines tersebut dengan pihak exporter atau shipping agent anda yang di di luar negeri sana, semoga semuanya compliance dengan regulation di both departure custom and destination custom (again: saya akan post tips khusus mengenai cara memilih shipping agent secara terpisah, get a more insightful tips about this).


[5]. Trucking (pengangkutan dari port ke gudang)

It should been quiet obvious already.


[7]. Documents Charge/fee

Seperti sudah saya sampaikan di point no.2 di atas (PIB), segala document import (kertas, pengurusan fee yang di charge oleh pihak ketiga) seharusnya telah termasuk di sini. Dirinci satu-persatu secara terpisah ialah bagus, tetapi hati-hati dengan double-charged.


[8]. Storage (demurage charge)

This is another tricky charge (so watchout). Demurage diperlukan kalau barang hingga menginap di port karena kondisi barangnya itu sendiri (e.g.: barang perlu di re-packed) atau alasannya ialah barangnya bermasalah di custom, diluar masalah menyerupai itu mustinya demurage charge menjadi tanggung jawab forwarder/broker, alasannya ialah mereka lambat dalam menangani proses clearance. So, hati-hati dengan charge menyerupai ini.


Mengenai Bea Masuk (Import Duty): silahkan baca article mengenai menghitung be masuk (import duty calculation), mengenai pajak import: silahkan baca artikel import tax calculation.


Hey, tahukah anda: ada satu jenis charge yang belum saya sebutkan dalam menganalisa shipping charge di atas?, apa itu? PPN! :-P, bukan PPN Import, tetapi PPN yang dikenakan oleh shipping agent atas jasa mereka. Berapakah besarnya PPN yang dikenakan oleh shipping agent? Berapa tariff-nya (clue: ada tariff biasa ada tariff effective), mengapa ada tariff effective? berapa tariff effective-nya?, bagaimana menghitung PPN Shipping agent dengan tariff effective? Bagaimana mengitung PPN shipping jasa shipping agent dengan tariff biasa?. Kita bahas di posting saya selanjutnya: Menghitung PPN untuk Shipping Agent.

Yakinkah anda dengan angka-angka yang ada pada debit note shipping charge yang ditagih oleh shipping agent? Bagaimana biar anda merasa nyaman membayarnya?. Itulah kira-kira yang menjadi topic di posting ini. Dari beberapa email yang masuk, masih banyak yang ragu-ragu (sebagian lagi tidak tahu) mengenai unsur apa saja yang ditagihkan oleh shipping agent, dan apakah charges tersebut wajar?.

Bagaimana biar anda merasa nyaman membayarnya Menganalisa Shipping ChargeCOGS, PPN & PPh Imprt (Pasal 22).

[2]. membawa mesin atau peralatan hingga peralatan tersebut sanggup berfungsi (read: beroperasi) ialah pecahan dari harga perolehan mesin atau peralatan tersebut (jika yang di-import ialah mesin atau peralatan). Baca artikel: Perolehan Aktiva Tetap

Yang menjadi dilema adalah; terdiri dari apa sajakah biaya-biaya tersebut?


Okay, read on the detail….

Lets assume freight forwarder (or shipping line for sea shipment) or the shipping agent (broker) mengirimkan deit note (tagihan) kepada kita selaku importer. Tentu ada banyak unsur yang dibebankan kepada kita, diantaranya:


[1]. Freight cost

Adalah beban (charge) yang ditagihkan oleh airlines (shipping lines for sea shipment) yang diteruskan oleh pihak shipping agent kepada kita. Ideally, shipping agent tidak melaksanakan mark-up atas beban ini. Purely hanya memindahkan angka debit note dari airlines/shipping-lines ke dalam debit notenya sendiri.

To make it sure (in the case jikalau anda tidak yakin), sanggup di check pribadi ke airlines/shipping lines-nya. Tetapi ada cara yang terbaik ialah selalu meminta quotation sebelum menunjuk shipping agent (meskipun anda sudah mempunyai regular agent), you never know that might tens of other shipping agents attempts to get a business from you with a better quotes (saya akan post satu tips khusus secara terpisah, yaitu: How hire a shipping agent in smart way).


[2]. PIB (pemberitahuan import barang)

Dalam hal import barang, iya benar PIB dibutuhkan (it’s a must), dan jikalau importer tidak mempunyai ijin import, iya biasanya forwarder mengenakan fee ini diluar document/admin fee (karena mungkin forwarder akan mempergunakan ijin import pihak ke-3). Dalam hal impoter mempunyai ijin import sendiri, seharusnya, pengurusan PIB telah included dalam document fee.


[3]. Handling Fee (Handling Charge)

Adalah charge yang dikenakan sebagai imbal balik atas jasa bongkar muat hingga barang naik ke truck. Handling ini sanggup disebutkan berbeda-beda antara satu shipping agent dengan shipping agent yang lain: ada yang menyebutnya ”Ground Handling” sanggup disebut ”Terminal Handling”. Kita yang bukan orang shipping, tentunya tidak mengecewakan dibentuk galau oleh sebutan-sebutan ini. Yang konyol, terkadang handling charge (fee) di sebutkan dua kali dalam satu debit note. Yang satunya di sebut THC (=terminal handling charge) yang satunya lagi disebut handling saja (handling ”toq) entah apalagi yang di handle selain mengeluarkan barang dari custom.


[4]. Red Line Inspection Charge

Untuk regular CI (=Custom Inspection) ialah tidak berbayar, sebab itu sudah menjadi tanggung jawabnya bea cukai. Tetapi ”Red Line Inspectionadalah charge untuk custom clearance dalam hal barang yang diimport bermasalah e.g.: kondisi muatan (barang) tidak sesuai dengan apa yang tercantum di document Import, atau barang yang dihentikan untuk di import, atau mekanisme kemasan barang tidak memenuhi standard custom, yang terkadang di over-ride oleh oknum yang biasa berstatus ”pak ogah”. Bagaimana jikalau pengaruh (barang kiriman) anda baik-baik saja alias no problem, should shipping agent charge us for a red line inspection? They should not!.

Tips: hindari perkara ini dengan meminta guide-lines dari shipping agent sebelum import dilakukan (shipping agent should be able to provide a proper guide-lines, otherwise you may consider to recruit a better agent), kemudian koordinasikan guidelines tersebut dengan pihak exporter atau shipping agent anda yang di di luar negeri sana, biar semuanya compliance dengan regulation di both departure custom and destination custom (again: saya akan post tips khusus mengenai cara menentukan shipping agent secara terpisah, get a more insightful tips about this).


[5]. Trucking (pengangkutan dari port ke gudang)

It should been quiet obvious already.


[7]. Documents Charge/fee

Seperti sudah saya sampaikan di point no.2 di atas (PIB), segala document import (kertas, pengurusan fee yang di charge oleh pihak ketiga) seharusnya telah termasuk di sini. Dirinci satu-persatu secara terpisah ialah bagus, tetapi hati-hati dengan double-charged.


[8]. Storage (demurage charge)

This is another tricky charge (so watchout). Demurage diperlukan jikalau barang hingga menginap di port karena kondisi barangnya itu sendiri (e.g.: barang perlu di re-packed) atau sebab barangnya bermasalah di custom, diluar perkara menyerupai itu mustinya demurage charge menjadi tanggung jawab forwarder/broker, sebab mereka lambat dalam menangani proses clearance. So, hati-hati dengan charge menyerupai ini.


Mengenai Bea Masuk (Import Duty): silahkan baca article mengenai menghitung be masuk (import duty calculation), mengenai pajak import: silahkan baca artikel import tax calculation.


Hey, tahukah anda: ada satu jenis charge yang belum saya sebutkan dalam menganalisa shipping charge di atas?, apa itu? PPN! :-P, bukan PPN Import, tetapi PPN yang dikenakan oleh shipping agent atas jasa mereka. Berapakah besarnya PPN yang dikenakan oleh shipping agent? Berapa tariff-nya (clue: ada tariff biasa ada tariff effective), mengapa ada tariff effective? berapa tariff effective-nya?, bagaimana menghitung PPN Shipping agent dengan tariff effective? Bagaimana mengitung PPN shipping jasa shipping agent dengan tariff biasa?. Kita bahas di posting saya selanjutnya: Menghitung PPN untuk Shipping Agent.

 ialah salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan System Pengendalian Gaji
Pengendalian Gaji (Payroll Control) ialah salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan. Mengapa? Karena sebagian besar sumber daya keuangan perusahaan dialokasikan untuk keperluan upah dan gaji. Menjadi semakin vital alasannya penggajian melibatkan cash disbursment yang sangat tinggi, didistribute kepada banyak orang (karyawan), sangat rentant akan penggelapan disamping erroneous (kesalahan-kesalahan) yang tidak disengaja, yang pribadi berakibat pada kerugian bagi pihak perusahaan. Bagaimana tidak, uang perusahaan pribadi dipindahkan keluar kas perusahaan. Apa saja jenis kesalahan dan modus penggelapan yang biasa dilakukan di dalam proses penggajian?, bagimana mencegahnya? bagaimana mendeteksi dan menangkapnya?


Selengkapnya dapat dibaca di Accounting Financial Taxation, disana saya posting panduan detailnya. silahkan dibaca disana. Perlu saya ingatkan bahwa untuk dapat membaca content yang ada di sana, anda perlu menjadi member, cara pendaftaran sangat mudah. silahkan pendaftaran sekarang.

 yaitu salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan System Pengendalian Gaji
Pengendalian Gaji (Payroll Control) yaitu salah satu aktifitas pengendalian yang sangat vital di dalam perusahaan. Mengapa? Karena sebagian besar sumber daya keuangan perusahaan dialokasikan untuk keperluan upah dan gaji. Menjadi semakin vital alasannya yaitu penggajian melibatkan cash disbursment yang sangat tinggi, didistribute kepada banyak orang (karyawan), sangat rentant akan penggelapan disamping erroneous (kesalahan-kesalahan) yang tidak disengaja, yang eksklusif berakibat pada kerugian bagi pihak perusahaan. Bagaimana tidak, uang perusahaan eksklusif dipindahkan keluar kas perusahaan. Apa saja jenis kesalahan dan modus penggelapan yang biasa dilakukan di dalam proses penggajian?, bagimana mencegahnya? bagaimana mendeteksi dan menangkapnya?


Selengkapnya mampu dibaca di Accounting Financial Taxation, disana saya posting panduan detailnya. silahkan dibaca disana. Perlu saya ingatkan bahwa untuk mampu membaca content yang ada di sana, anda perlu menjadi member, cara registrasi sangat mudah. silahkan registrasi sekarang.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.