Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New


Aset Keuangan

Aset keuangan harus diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori berikut :
a.              Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini ;
·                Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, yaitu kalau diperoleh atau dimiliki terutama  untuk  tujuan  dijual  atau  dibeli  kembali  dalam  waktu  dekat,  merupakan bagian  dari  portofolio  instrumen  keuangan  tertentu  yang  dikelola  bersama  dan terdapat bukti mengenai contoh ambil untung dalam jangka pendek yang terkini, atau merupakan derivatif.
·                Pada ketika pengukuhan awal telah ditetapkan oleh Emiten atau  Perusahaan Publik untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada nilai  wajarnya,  tanpa  harus  dikurangi  biaya  transaksi  yang  mungkin  timbul  saat penjualan, atau pelepasan lain.

b.             Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non derivatif  dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah  ditetapkan, serta Emiten atau Perusahaan Publik mempunyai intensi positif  dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

c.              Pinjaman yang diberikan atau piutang
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non derivatif  dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. 
Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi  menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada ketika sumbangan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

d.             Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
·                Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non  derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak  diklasifikasikan sebagai sumbangan yang diberikan atau piutang,  investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh  tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
·                Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur  aset tersebut pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya  transaksi yang mungkin timbul ketika penjualan, atau pelepasan lain.
·                Untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi  harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui  penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, maka diukur pada biaya perolehan.
·                Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam waktu maksimal 2  (dua) tahun terakhir atas investasi dalam kelompok dimiliki hingga  jatuh tempo dalam  jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak  signifikan dan tidak memenuhi kriteria yang diatur oleh SAK, maka  sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus  direklasifikasi menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk  dijual (tainting rule).
·                Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual dapat diklasifikasi ke sumbangan yang diberikan dan  piutang kalau memenuhi ketentuan sebagai sumbangan dan piutang dan  terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
·                Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya  disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan jika, dan hanya jika,  terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melaksanakan saling hapus  atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas  keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan  menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
·                Pada setiap tanggal periode pelaporan, Emiten atau Perusahaan  Publik mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset  keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, biaya perolehan atau tersedia untuk dijual, mengalami penurunan nilai. Jumlah kerugian sesuai metode yang diatur dalam SAK diakui dalam laporan laba rugi.
Untuk setiap kategori aset keuangan, pembelian dan penjualan aset  keuangan  secara reguler dicatat pada tanggal transaksi.

Author’s Note :

Apa dan Bagaimana Sesungguhnya Rekonsiliasi Bank di mata Financial Controller ?, itulah yang akan menjadi pokok bahasan pada artikel ini. Termasuk juga beberapa kesalahan umum yang dijadikan kebiasaan, sehingga lama-lama menjadi dianggap benar, episode mana yang seharusnya di maksimalkan, apa yang harus dihindari, semua akan diungkapkan disini.


Balance Is Not The End

Saat membuat rekonsiliasi bank, kata “balance” menjadi kata yang amat mahal artinya, sesuatu yang langka, sesuatu yang sangat didambakan. Sehingga proses rekonsiliasi seolah-oleh suatu pendakian menuju puncak yang namanya “balance” itu. Begitu banyak energi, focus dan lain sebagainya dedikasikan untuk pencapian tersebut.

Begitu “balance” itu tercapai, wah lega rasanya. Selesai sudah bank recon.

Pernahkah berpikir :

Berapa adjustment entry yang dibuat untuk menjadikannya balance ?
Semakin banyak adjustment entry yang diperlukan, semakin rendahlah nilainya, dari keseluruhan proses yang dilakukan, kebanyakan proses pembetulannya. Fixing is useless, it's not value added at all .

Berapa total nominal yang di adjust ?
Semakin besar nilai (Rupiah/USD) yang disesuaikan, berarti semakin banyak pula erroneous atau in-appropriateness yang telah terjadi di sepanjang siklus kas tersebut. It’s good to catch and fix some erroneous or in-appropriateness, but catching is just not anough, we should shut them off right on the root of the problems. Otherwise those will be happened over and over again. Itu “bukan” effisiensi.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan ?
Dari setiap proses, semakin banyak waktu yang dihabiskan, semakin rendahlah nilainya. Mengapa rendah ?
Dengan semakin lama waktu yang disita, semakin banyak pula kesempatan yang hilang, kesempatan untuk berpikir atau mengerjakan yang lain, kesempatan untuk meng-create value added karena disibukkan oleh aktifitas membetulkan saja.

The essence is not the “balance”, but “quality of the balance”
.

Banyak hal lain yang perlu diperhatikan, ketimbang sekedar pencapaian balance saja. Berikut yaitu hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh staff, supervisor, chief maupun Accounting Manager :

Empat Ribu Rupiah Yang Sia-sia

Bank mengenakan Rp 100,000 untuk setiap buku check yang isinya 25 lembar check. Artinya setiap lembar check yang dikeluarkan, akan selalu diikuti oleh pengeluaran sebesar Rp 4,000. Dibandingkan dengan satu transaksi yang nominalnya material, tentu Rp 4,000 itu worthy.

Dengan menggunakan check, payment mampu lebih mudah di telusuri, dan resiko “fraud” mampu diminimalisasi. Akan tetapi bagaimana kalau check banyak dikeluarkan untuk transaksi yang non material?. Lembar-lembar check tersebut akan menjadi Rp 4000 x sekian lembar yang sia-sia. Tidak ada pihak manapun yang mendapatkan value added atas nilai Rp 4000 dari lembar check yang dikeluarkan tersebut, tidak untuk vendor, tidak untuk customer, terlebih-lebih tidak bagi perusahaan sendiri.

Ada certain nominal level atas pembayaran untuk determinasi penggunaan check, yang rasio-nya telah ditetapkan sedemikian rupa semoga lembar check tersebut meaningful. Masing-masing perusahaan tentu menetapkan level yang berbeda-beda. Tugas staff accounting dan keuangan yaitu mematuhi nominal level yang telah ditetapkan oleh manajemen.


Di Balik “Void Check

Ada 2 penyebab paling umum atas voide check :

NSF (No Sufficient Fund)
Check void disebabkan oleh karena tidak adanya cukup saldo di bank untuk menutup pembayaran tersebut. Apa artinya ?. Artinya cash custodian (kasir) tidak melaksanakan penghitungan saldo cash dengan semestinya, artinya book keeper tidak melaksanakan daily cash analysis yang akurat. No Sufficient Fund yaitu nilai raport terburuk dari implementasi cash management.

Mis-Written
Kesalahan tulis pada lembar check yaitu penyebab ke-2 dari void check yang paling sering terjadi, hal ini disebabkan oleh ketidak terampilan cashier, penulisan yang terburu-buru, tidak cermat. Sehingga terjadi penebalan atau pengulangan coretan goresan pena pada lembar check.

Kedua penyebab void check itu sama-sama buruk, harus dihindari. Lakukan pengecekan saldo bank dan minta dikirimi daily bank statament printing


Disordered Serial Check Number
Check stub atau bonggol check, merupakan salah satu tool dalam pemeriksaan kas, dijadikan alat pembanding terhadap catatan transaksi check itu sendiri. Dapat dibayangkan kalau penanggalan pada check stub tidak berurut. Saat melaksanakan rekonsiliasi menjadi lebih lama, harus loncat-loncat. Memusingka bukan?.


Rounded Up or Rounded Down

Menjadi kebiasaan umum staff keuangan dan accounting menyerahkan printout payment list begitu saja, dengan angka-angka penuh. Misalnya : Rp 1,850,915 atau Rp 1,899,985. Angka-angka itu akan fine saja kalau dibayarkan dengan pemindah bukuan alias transfer. Bagaimana kalau tarik dalam bentuk tunai ?.

Mungkinkah bank akan mencairkan check tersebut sebesar angka yang tertulis ?. No way !. Come on… nilai uang pecahan terkecil di Indonesia sekarang yaitu Rp 100,- Sudah pasti bank akan melaksanakan pembulatan.

Di satu sisi check register tidak dibulatkan, tapi bank melaksanakan pembulatan (tanpa mampu dihindari), apakah yang akan terjadi ketika bank recon?. Bisa dibayangkan bukan? Dicari kemanapun, angka selisih itu tidak akan ditemukan.

Mengapa tidak dibulatkan terlebih dahulu sebelum bank melakukannya ?. tentu harus ada determinasi untuk suatu pembulatan. Dan staff keuangan dan accounting seharusnya konsisten terhadap determinasi ini.


Earlier Auto-debit

Auto-debit payment mestinya telah terjadwal, sudah di set sedemikian rupa sampai tidak melewati due date yang seharusnya. Tapi for some reason, terkadang bank mendebit rekening perusahaan lebih awal. Akibatnya, perusahaan menjadi salah dalam memprediksi posisi kas, saldo kas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan apa yang diperkirakan oleh perusahaan.

Seharusnya gejala ini sudah tertangkap ketika melaksanakan rekonsiliasi bank, cashier perlu menghungi pihak bank untuk mendapatkan penjelasan mengnai ganjal an pendebitan lebih awal, bank perlu diingatkan semoga konsisten terhadap time schedule yang telah ditentukan.


Foreign Exchange Rate

Bertarnsaksi menggunakan valuta absurd (membeli maupun menjual) memerlukan kehati-hatian, ada potensi gains atau loses disana. The decision wheter using foreign currency or local currency seharusnya dilakukan dengan analisa yang memadai untuk potensi gains atau lost tersebut.

Mengurangi Adjustment dan Mempercepat Rekonsiliasi Bank

Sebagian dari proses rekonsiliasi bank yaitu memeriksa dan membuat jurnal entry atas biaya-biaya yang dikenakan oleh bank, pendapatan bunga, atau auto debit auto debit.
Jika saja, pengecekan saldo bank secara konsisten setiap hari, maka perbedaan-perbedaan itu akan diketahui semenjak dini.
Setiap ada perbedaan, mintalah kepada bank untuk di printout lalu dikirimkan dengan faximile. Lakukanlah setiap hari selama 5 menit khusus untuk ini. Niscaya kesibukan task bank recon akan mampu dikurangi, proses bank recon akan lebih cepat. Mungkin hanya perlu melaksanakan adjustment untuk transaksi-transaksi di final bulan saja.


Ventura Bersama

Ventura bersama merupakan suatu perjanjian kontraktual dimana dua atau  lebih pihak menjalankan kegiatan ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama. Pada umumnya, terdapat tiga jenis ventura bersama, ialah pengendalian  bersama operasi, pengendalian bersama aset, dan pengendalian bersama entitas.

Emiten atau Perusahaan Publik yang menjadi venturer dalam ventura  bersama berupa pengendalian bersama operasi mengakui bab partisipasi dalam laporan keuangannya :
a)             Aset yang dikendalikan dan liabilitas yang ditanggung.
b)             Beban yang ditanggung dan bab pendapatan yang diperoleh dari  penjualan barang dan jasa ventura bersama.

Emiten atau Perusahaan Publik yang menjadi venturer dalam ventura  bersama berupa pengendalian bersama aset mengakui bab partisipasi dalam laporan keuangannya :
a)             Bagiannya atas pengendalian bersama aset, yang diklasifikasikan sesuai  dengan sifat aset.
b)             Setiap liabilitas yang terjadi.
c)             Bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang  berkaitan dengan ventura bersama.
d)            Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output  ventura bersama, bersama dengan bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama.
e)             Setiap beban yang telah terjadi sehubungan dengan bab partsipasinya dalam ventura bersama.

Emiten atau Perusahaan Publik yang menjadi venturer dalam ventura  bersama, berupa pengendalian bersama entitas mengakui bab partisipasi dalam  laporan keuangannya dengan menggunakan metode ekuitas atau, sebagai alternatif, konsolidasi proporsional.

Penerapan konsolidasi proporsional berarti laporan keuangan venturer  memasukkan bagiannya atas aset yang dikendalikan bersama dan liabilitas yang  ditanggung bersama. Laporan laba rugi komprehensif venturer mencakup bagiannya atas penghasilan dan beban dari pengendalian bersama entitas.

Alur Akuntansi Atas Transaksi Mata Uang Asing


Pada dasarnya, alur akuntansi atas transaksi bermata uang ajaib yaitu sebagai berikut :

Pada ketika terjadinya transaksi pertama kalinya, nilai transaksi diakui atau dicatat sebesar nilai fakturnya (invoice)

Pada setiap pelaporan, transaksi tersebut di translasikan dengan mengkonversikan nilai transaksi tersebut ke dalam mata uang fungsionalnya (Rupiah) sesuai dengan metode konversi yang dipergunakan, pada ketika ini akan diakui KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (SELISIH) KURS, yang dalam bahasa inggrisnya disebut Currency Gain/Lost.

Pada ketika pembayaran (pelunasan) atas transaksi tersebut (baik itu berupa transaksi atas aktiva maupun kewajiban), nilai transaksi bermata uang ajaib tersebut akan disetarakan lagi dengan mengkonversikannya menjadi mata uang fungsional (Rupiah). Proses konversi ini akan menjadikan adanya KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (SELISIH) KURS (Currency Gain/Lost).

Contoh :

Tanggal 31 Januari, sebuah perusahaan di Indonesia membeli barang dagangan dari Amerika dengan nilai invoice USD 1,000.00, Tutup buku fiskal pada tanggal 20 Maret, dan pembayaran akan jatuh tempo pada tanggal 30 April, dan

Sementara itu situasi nilai tukar pada ketika itu digambarkan sebagai berikut :

28 Pebruari, 1 USD = Rp 9,000,-
20 Maret, 1 USD = Rp 9,100,-
30 April, 1 USD = Rp 9,200,-

Atas Transaksi diatas, dapat dicatat dengan jurnal entry :

Pada tanggal pembelian (28 Pebruari) :

[Debit] : Pembelian = Rp 9,000,000,-
[Kredit] : Hutang Dagang = Rp 9,000,000,-

Pada ketika tutup buku fiskal (20 Maret) :
Nilai tukar telah berubah, rupiah terdepriasi sebesar Rp 100,- / 1 USD, sehingga perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 100 x 1000 = Rp 100,000. Ini diakui sebagai kerugian kurs, dan diadaptasi dengan jurnal :

[Debit] : Kerugian (Selisih) Kurs = Rp 100,000,-
[Credit] : Hutang Dagang = Rp 100,000,-


Sedangkan pada ketika hutang jatuh tempo :
Rupiah terdepresiasi Rp 200,-/1 USD dibandingkan ketika pembelian dilakukan, Jurnal atas pelunasan hutang ini menjadi :

[Debit] : Hutang Dagang = Rp 9,000,000,-
[Debit] : Kerugian (selisih) Kurs = Rp 200,000,-
[Credit] : Kas = Rp 9,200,000,-


Saat Pengakuan Keuntungan atau Kerugian Kurs

Dari teladan di atas, kalau diperhatikan baik-baik, maka jelaslah KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (Selisih) KURS DIAKUI PADA PERIODE DIMANA KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN TERJADI. Dalam teladan di atas kerugian kurs diakui :

Pada Laporan Fiskal, kerugian kurs diakui sebesar Rp 100,000 saja yaitu pada tanggal penutupan buku fiskal (20 Maret).

Pada Laporan Komersial, kerugian kurs diakui sebesar Rp 200,000 pada ketika pelunasan (pembayaran) dilakukan (30 April)


Author’s Note :

Di selesai tahun buku, secara konsep bekerjsama perusahaan
memiliki 3 (tiga) pilihan :

1). Mengabaikan fluktuasi nilai tukar (akan tetapi, pilihan ini yaitu pilihan berbahaya)

2). Melakukan penyesuaian (membuat adjustment) atas nilai pembelian, yang biasa disebut PENDEKATAN SATU TRANSAKSI (akan tetapi tindakan ini, akan membuat laporan menjadi tidak mencerminkan kejadian ekonomi yang sesungguhnya).

3). Atas perubahan nilai tukar mata uang fungsional (Rupiah) kepada mata uang asing, disamping mengkui adanya utang, juga diakui adanya keuntungan atau kerugian (selisih) kurs, yang biasa disebut sebagai PENDEKATAN DUA TRANSAKSI. (Pilihan inilah yang paling relevan).


Pelaporan Keuntungan Kurugian (Selisih Kurs)

Dimanakah keuntungan atau kerugian (Selisih Kurs) di kelompokkan ?.

Karena dalam hal ini, keuntungan atau kerugian kurs terjadi akhir adanya fluktuasi nilai tukar mata uang fungsional (Rupiah) terhadap mata uang ajaib (dalam teladan di atas yaitu USD), dimana atas keuntungan atau kerugian kurs tersebut menghipnotis arus kas masuk atau keluar, maka :

KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (Selisih) KURS di kelompokkan ke dalam PENDAPATAN LAIN-LAIN (OTHER REVENUE)

KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (Selisih) KURS menjadi ELEMEN PENAMBAH/PENGURANG atas PENDAPATAN BRUTTO, yang akan menghasilkan PENDAPATAN NETTO.

Hubungannya dengan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold) ?

NONE, ZERO, ZIL, ZALDA, KAGA ADE, TAK ADA, TAK ADO, ORA ONO” :) :) :)


Author’s Note :

Hati-hati, bedakan TRANSAKSI dengan TRANSLASI :

TRANSAKSI : Kejadian ekonomi yang sungguh-sungguh MEMPENGARUHI ARUS KAS.

TRANSLASI : Hanyalah PERUBAHAN PENGAKUAN NILAI atas ASSET maupun LIABILITIES, akhir adanya KONVERSI
NILAI.

Kabar besar hati bagi yang ingin mendalami lebih lanjut mengenai FOREIGN CURRENCY ACCOUNTING, segara akan hadir artikel : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING, mengenai bagaimana mentranslate (saya pakai istilah MENGKONVERSIKAN) laporan keuangan ber mata uang asing. Untuk semua elemen laporan keuangan yang perlu disoroti, mulai dari penjualan, pembelian, COGS hingga dengan perolehan aktiva tetap dan retained earning. Akan diposting secara bertahap. Dimulai dengan : TRANSLASI HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) [-baca-] setelah BONUS : HEDGING dibawah

BONUS : HEDGING (Antisipasi Terhadap Fluktuasi Kurs)

Jika diartikan secara harfiah, HEDGE = Pagar / Tameng

Dalam Financial, HEDGING diartikan sebagai tindakan untuk memindahkan resiko akhir dari fluktuasi kurs (atau suku bunga, atau harga).

Jika saja HEDGING benar-benar berfungsi secara efektif, maka seharusnya KEUNTUNGAN atau KERUGIAN KURS tidak akan terjadi, dan tidak perlu dipusingkan oleh legalisasi (pencatatan) maupun disclosure-nya.


Adapun Hedging yang direkomendasikan untuk mengatasi fluktuasi kurs yaitu INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIVE, yaitu Kontrak Pertukaran yang Dimajukan (FORWARD EXCHANGE CONTRACT).

Teknisnya, institusi keuangan baiklah untuk menetapkan suatu nilai tukar mata uang yang disepakati untuk dimasa depan yang telah disepakati pula.

Contoh : Bank Devisa (dimana rekening perusahaan) menyetujui perusahaan untuk hedging nilai Tukar Rupiah terhadap USD yaitu Rp 9000,- hingga dengan tanggal 30 April, Jika saja pada teladan kasus pembelian barang dagangan diatas perusahaan melaksanakan hedging, maka kerugian kurs sebesar Rp 200,000 tersebut tidak akan terjadi. Pengakuan currency gain lost pun tidak perlu terjadi.

Author’s Note :

Disatu sisi HEDGING akan meminimalisasi atau bahkan mengeliminasi kemungkinan terjadinya kerugian kurs, di sisi lainnya, perusahaan juga kehilangan kesempatan untuk memperoleh KEUNTUNGAN KURS. Jika Fluktuasi nilai tukar benar-benar menjadi problem bagi perusahaan, lakukanlah HEDGING, Jika :

IMPORTER : nilai tukar uang fungsional (Rupiah) cenderung melemah, LAKUKANLAH HEDGING, kalau sebaliknya, maka jangan lakukan.

EXPORTER : nilai tukar uang fungsional (Rupiah) cenderung menguat, LAKUKANLAH HEDGING, Jika sebaliknya, jangan lakukan.


Good Luck :-)
Artikel Lain Yang Terkait : TRANSLASI HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) [-baca-]


KOMBINASI BISNIS


Definisi Kombinasi Bisnis
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010 lampiran A. Kombinasi bisnis yaitu suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai “penggabungan bekerjsama (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini.

Tujuan Kombinasi Bisnis
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, meningkatkan relevansi, keandalan, daya banding info mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya ;
·                Mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan non pengendali.
·                Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian diskon.
·                Menentukan jenis indformasi yang diungkapkan.

Identifikasi Kombinasi Bisnis
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, kombinasi bisnis yaitu suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.
“Penggabungan bekerjsama (true merger)”
Atau
“Penggabungan setara (merger of equals)”

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi, diantaranya ;
a.              Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menjadikan liabilitas.
b.             Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.
c.              Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
d.             Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.

 Kombinasi Bisnis Tanpa Pengalihan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22, pengendalian dapat diperoleh tanpa adanya pengalihan imbalan, termasuk :
·                Pihak yang yang diakuisisi membeli kembali sahamnya sehingga pengakuisimemperoleh pengendalian.
·                Hilangnya hak veto yang sebelunnya menghalangi pengakuisisi untuk mengendalikan.
·                Pengakuisisi dan yang diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak semata.
Contoh penggbungan dua bisnis bersama – sama dalam satu akad gabungan (stapling arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual listed corporation).
Pengakuan sesuai PSAK ini, memunculkan kepentingan non pengendali yang lebih banyak didominasi atau seluruhnya.

Dalam mentranslasikan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold), ada dua metode translasi yang biasa dipergunakan, yaitu :

Metode Rate Sekarang (Current Rate Method)
Metode Temporal (Temporal Method)

Sebelum masuk ke pembahasan metode (cara) translasi, perlu diingat kembali mengenai rate. Ada 3 macam rate yang dipakai dalam translasi, yaitu :

Rate Historis (Historical Rate)
Terkait dengan translasi, yang dimaksud dengan RATE HISTORIS yaitu nilai tukar yang berlaku PADA SAAT TRANSAKSI terjadi (PADA TANGGAL FAKTUR).

Rate Rata-rata (Average Rate)
RATE RATA-RATA yaitu nilai tukar rata-rata selama masa periode buku tertentu (cara menghitungnya akan dibahas berikutnya).

Rate Sekarang (Current Rate)
RATE SEKARANG yaitu nilai tukar yang berlaku pada ketika translasi dilaksanakan (spot rate)


Translasi HPP (COGS) Menggunakan Metode Rate Sekarang (Current Rate Method)

Akun Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold) dalam valuta absurd mampu dikonversikan dengan sederhana, yaitu dengan menggunakan RATE RATA-RATA (Average Rate) selama periode tersebut.

(Misalnya : Valuta asingnya yaitu USD) :

COGS (USD) x Rate Rata-rata = COGS (Rp)

Rate rata-rata dihitung dengan cara :

Total rate harian pada periode tersebut [dibagi] Jumlah Hari pada periode yang sama

Misalnya :

01 Jan = 9000
02 Jan = 9100
03 Jan = 9050
04 Jan = 9025
05 Jan = 9115
06 Jan = 9010
dst. Hingga..
31 Jan = 9020
==================================
Rate rata-rata= 288,000 / 31 = Rp 9290,-


Translasi HPP (COGS) Menggunakan Metode Temporal (Temporal Method)

Dengan menggunakan metode temporal, translasi Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold) tidak mampu menggunakan rate rata-rata begitu saja, melainkan harus di komposisikan terlebih dahulu mengikuti alur transaksi Harga Pokok Penjualan (COGS) itu sendiri, gres kemudian ditranslasikan ke masing-masing elemennya.



Saldo Awal (Beginning Balance)

Translasikan dengan menggunakan RATE HISTORIS PERIODE SEBELUMNYA atau mampu juga dengan menggunakan RATE KWARTAL TERAKHIR dari periode buku sebelumnya.

Misalnya :
Saldo awal Tahun 2007 (perhatikan gambar), ditranslasikan dengan menggunakan rate kwartal bulan September s/d Desember 2006


Transaksi (Transaction)

Pembelian (untuk Inventory)
Pembayaran Ongkos Tenaga Kerja Langsung (untuk Tenaga Kerja Langsung)
Kedua unsur cost di atas ditranslasikan dengan menggunakan Rate Rata-rata periode buku yang ditranslasikan.

Misalnya :
Mutasi Tahun 2007, ditranslasikan dengan menggunakan RATE RATA-RATA Januari s/d Desember 2007 (lihat kembali cara mencari rate rata-rata pada Current Rate Method)


Saldo Akhir (Ending Balance)

Saldo selesai di translasikan dengan menggunakan RATE HISTORIS TAHUN BUKU yang di translasikan.

Misalnya :
Saldo Akhir Tahun 2007, ditranslasikan dengan menggunakan RATE HISTORIS selama Tahun 2007.



Untuk inventory, selanjutnya ketiga elemen (Saldo Awal, Transaksi, Saldo Akhir) diformulasikan :



Saldo Awal + Pembelian - Saldo Akhir = Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold)



Sebagai ilustrasi sekaligus summary dari penggunaan metode temporal, dapat dilihat pada gambar berikut :




 ada dua metode translasi yang biasa dipergunakan TRANSLASI HARGA POKOK PENJUALAN (COGS)-baca-]

Jika ingin lebih dalam dan detail mengenai Harga Pokok Penjualan (COGS) mampu lenjutkan baca: Harga Pokok Penjualan (COGS) dan Harga Pokok Produksi atau Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold) - Basic atau Harga Pokok Penjualan - Perusahaan Dagang (Trading) semua artikel di lengkapi dengan referensi kasus dan screen-shoot untuk mempermudah memahami-nya.

AKUISISI

Tipe-Tipe Akuisisi

Akuisisi sebagai salah satu bentuk kombinasi bisnis dapat dibedakan dalam 2 tipe yakni akuisisi finansial dan akuisisi Strategis. Pemilihan antara kedua tipe akuisisi ini yakni sangat penting sebab dapat menunjukkan gambaran yang terperinci perihal latar belakang dan tujuan akuisisi. Berikut definisi tipe-tipe akuisisi.
a.              Akuisis Finansial (Finansial Acquisition)
Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau beberapa perusahaan tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial. Kecenderungannya yakni usaha membeli perusahaan target dengan harga semurah mungkin untuk menjual kembali dengan harga jual yang lebih tinggi. Motif utama akuisisi ini yakni untuk mengeruk keuntungan finansial sebesar-besarnya.
b.             Akuisisi Strategis (Strategic Acquisition) 
Akuisisi strategis merupakan suatu akuisi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan sinergy dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan jangka panjang. Sinergy ini tidak hanya berupa sinergy finansial, tetapi juga mencakup sinergy produksi, sinergy distribusi, sinergy pengembangan teknologi dan gabungan dari sinergy-sinergy tersebut.

Karakteristik Transaksi Akuisisi
Akuisisi merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks sebab tidak hanya melibatkan para pelaku akuisisi, tetapi juga melibatkan pihak lain menyerupai lembaga keuangan, lembaga perpajakan dan pemegang saham publik. Salah satu wujud dari kompleksitas persoalan akuisisi yakni kompleknya transaksi akuisisi. Suatu jenis transaksi akuisisi tertentu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan karakteristik transaksi akuisisi lainnya. Berikut penjelasan tiap karakteristik transaksi akuisisi.
a.              Transaksi Akuisisi Atas Dasar Kas (Cash Based Transaction)
Transaksi akuisisi atas dasar kas ini ditandai dengan pengeluaran sejumlah uang kas oleh pihak akuisitor untuk membayar saham perusahaan target. Sumber dana yang digunakan untuk melunasi transaksi akuisisi ini dapat bersumber dari surplus kas yang dimiliki akuisitor, penjualan harta milik akuisitor, penjualan saham milik akuisitor maupun melalui penerbitan obligasi (bond). Kadangkala sumber pembiayaan untuk transaksi kas ini berasal dari sumber eksternal menyerupai pertolongan bank ataupun kombinasi antara sumber-sumber pembiayaan eksternal dan sumber-sumber pembiayaan internal. 

b.             Transaksi Akuisisi Atas Dasar Saham (Stock Based Transaction)
Transaksi akuisisi atas dasar saham ini ditandai dengan penyerahan sebagian saham milik akuisitor sebesar saham perusahaan target yang dibelinya. Pada umumnya saham yang diserahkan tersebut merupakan saham akuisitor. Namun demikian dapat terjadi bahwa saham yang diserahkan tersebut bukan merupakan saham milik  akuisitor, melainkan berupa saham perusahaan anak milik akuisitor ataupun saham perusahaan lain yang dibeli oleh akuisitor dari bursa saham. Barter saham dengan saham ini dapat terjadi antara dua perusahaan atau lebih yang sering disebut pertukaran saham silang.

c.              Transaksi Akuisisi Atas Dasar Aktiva (Asset Based Transaction)
Transaksi atas dasar aktiva ini ditandai dengan penyerahan aktiva atau harta milik akuisitor kepada perusahaan target untuk melunasi saham yang dibelinya. Aktiva yang diserahkan tidak harus milik akuisitor melainkan dapat berupa aktiva yang dimiliki pihak lain yang dibeli oleh akuisitor untuk diserahkan kepada perusahaan target.

d.             Transaksi Akuisisi Kombinasi (Cash, Asset, And Stock Based Transaction)
Transaksi akuisisi cara kombinasi ini ditandai dengan kombinasi antara transaksi kas dan transaksi saham maupun kombinasi antara transaksi kas, transaksi saham dan transaksi aktiva  perusahaan. Karakteristik transaksi akuisisi ini dimungkinkan sebab adanya tuntutan fleksibilitas dalam proses pelaksanaan transaksi akuisisi. Oleh sebab seringkali suatu transaksi akuisisi melibatkan jumlah uang yang relatif besar sehingga cenderung diharapkan lebih dari satu sumber dana untuk melunasi transaksi akuisisi bersangkutan. 

e.              Transaksi Akuisisi Bertahap Ganda (Multi Stage Transaction)
Dalam transaksi akuisisi bertahap  ganda ini, penyelesaian transaksi akuisisi yakni secara bertahap dalam periode yang relatif panjang. Pada tahap awal pihak akuisitor hanya menyalurkan sebagian dana kepada perusahaan target. Setelah itu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, apabila perusahaan target berhasil meningkatkan kinerja usahanya maka pihak akuisitor berhak membeli dan menambah sejumlah dana lagi. Penyetoran pemanis dana segar ini terus berlangsung sampai mencapai jumlah optimal saham yang dibeli, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.

f.              Transaksi Akuisisi Dengan Cara LBO (Leverage Buy Out)
LBO merupakan cara menciptakan keuntungan melalui cara pengambilalihan seluruh saham (buy-out) perusahaan target, yang dilunasi dengan surplus cash flow atau pun dengan cara mengumpulkan dana dari hasil penjualan aktiva, yang seringkali bersumber dari perusahaan target. 
  
2.1.3   Tujuan Akuisisi
Menurut Hartono (2003) secara umum, perusahaan melaksanakan akuisisi dengan tujuan sebagai berikut :
a.              Economies of scale. Perusahaan berusaha mencapai skala operasi dengan biaya rata-rata rendah. Skala ekonomis bukan hanya dalam artian proses produksi saja melainkan juga dalam bidang pemasaran, keuangan, personalia, dan administrasi.

b.             Memperbaiki manajemen. Kurangnya motivasi untuk mencapai laba yang tinggi serta kurangnya keberanian untuk mengambil resiko sering menyebabkan perusahaan kalah dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Dengan akuisisi perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang benar-benar dapat dipercaya untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

c.              Penghematan pajak. Penggabungan perusahaan yang tidak pernah memperoleh laba dengan perusahaan yang  profitable  dapat menyebabkan pajak yang dibayarkan lebih kecil.

d.             Diversifikasi. Melalui akuisisi sinergi pemberagaman bisnis (diversifikasi) dapat dilakukan. Diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung acara bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain.

e.              Meningkatkan  corporate growth rate. Hal ini dimungkinkan sebab penguasaan jaringan pemasaran yang luas, manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi.

Manfaat Akuisisi
Pada umumnya perusahaan melaksanakan akuisisi sebab ingin menerima manfaat dari peristiwa tersebut. Gie (1992) mencatat beberapa manfaat akuisisi
berikut ini :
a.              Komplementaritas
Penggabungan dua perusahaan sejenis  atau lebih secara horizontal dapat menimbulkan sinergi dalam banyak sekali bentuk, misalnya : perluasan produk, transfer teknologi, sumber daya insan yang tangguh, dan sebagainya.
b.             Pooling kekuatan
Perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi penting untuk perusahaan, misalnya fungsi  research and development, akan lebih efektif kalau bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi tersebut.
c.              Mengurangi persaingan
Penggabungan usaha diantara perusahaan sejenis akan menyebabkan adanya pemusatan pengendalian, sehingga dapat mengurangi pesaing.
d.             Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan
Bagi perusahaan yang kesulitan likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan akuisisi dengan perusahaan yang berpengaruh akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.