Jenis-Jenis Biaya Bank dan Perlakuan Akuntansinya
Biaya bank yakni biaya-biaya yang dikenakan oleh bank atas pelayanan jasa perbankan tertentu yang dipergunakan (dimanfaatkan) oleh perusahaan.
Secara umum, biaya bank terdiri dari :
(-) Biaya Tranfer (Transfer Charge)
(-) Buku Cek/BG (Check Book)
(-) Biaya Administrasi (Monthly Bank fee)
(-) Biaya Meterai (Bank Stamp)
(-) Jasa Valas (Foreign Currency Charge)
Pada ketika melaksanakan rekonsiliasi bank, biaya bank dimasukkan (dicatat) ke dalam buku bank perusahaan (Bank Register) dengan memasukkan jurnal :
[Debit]. Biaya Bank
[Credit]. Kas Bank “A”
Note : “A” = nama bank dimana kas perusahaan dikelola
Tips :
Untuk keperluan tracking, bila FIS (Financial Information System) yang digunakan menyediakan kolom “comments line”, masukkan detail transaksi pada kolom “comments line”. Jika memakai Excel mungkin sanggup ditulis :
[Debit]. Biaya Bank (biaya transfer)
[Credit]. Kas bank “A”
Fungsinya :
“Comments line” atau perhiasan kata “biaya transfer” di dalam kurung sanggup di extract untuk dijadikan alat pelacak untuk mengetahui berapa besarnya “biaya transfer” atau “Buku Cek” atau jenis biaya lainnya yang terjadi pada periode tertentu. Mengetahui rincian biaya tersebut akan memperlihatkan citra seberapa effisien system yang diterapkan di dalam mengelola dana perusahaan melalui bank. Dengan mengetahui tingkat effisiensi untuk periode tertentu, sebagai petugas pengelola keuangan, anda mungkin menerima citra bagaimana sebaiknya pelaksanaan aktifitas dana bank (yang menjadikan biaya tersebut) dikelola di periode berikutnya.
Misalnya :
Pada kwartal pertama (Jan-Maret) 2008, sehabis di extract diperoleh data bahwa besarnya biaya transfer yakni Rp 1,500,000,- sedangkan dikwartal ke-empat 2007 besarnya hanya Rp 750,000,- (trend-nya meningkat), bandingkan demam isu tersebut dengan demam isu biaya-biaya bank lainnya, kemudian bandingkan juga dengan demam isu biaya-biaya operasional lainnya selain biaya bank (misalnya : biaya office supplies).
Jika semuanya mememang trendnya meningkat dalam rasio yang segaris, maka hal itu wajar, sedangkan bila biaya-biaya opersional lainnya cendrung menurun, maka itu menandakan “ketidak beresan”, “red alert”, untuk kemudian merangsang anda untuk ber-reaksi, melaksanakan pemeriksaan lebih detail;
(-). Apakah pencatatan biaya opersional under stated?
(-). Apakah cashier banyak melaksanakan pembayaran via transfer untuk pengeluaran-pengeluaran yang seharusnya sanggup dibayarkan secara cash?
(-). Apakah biaya-biaya bank mengalami kenaikan tanpa memberitahukannya kepada anda?.
Perlakuan Akuntansi dan Perlakuan Pajak Atas Pendapatan Bunga Bank dan Pajak Atas Pendapatan Bunga Bank
Pendapatan Bunga Bank atau sering disebut “Pendapatan Bunga Jasa Giro” yakni pendapatan yang diperoleh dari bank atas dana perusahaan yang mengendap di bank untuk periode tertentu (biasanya per bulan), sedangkan "Pajak Atas Bunga Jasa Giro" yakni pajak yang dipungut oleh bank atas pendapatan bunga yang diperoleh oleh nasabah (perusahaan).
Pada ketika melaksanakan rekonsiliasi bank, kedua elemen ini dicatat secara bersamaan (dengan tanggal yang sama) dengan memasukkan dua jurnal:
[Debit]. Kas Bank “A” = Rp 1,000,-
[Credit]. Pendapatan Bunga Jasa Giro = Rp 1,000,-
[Debit]. Pajak Atas Bunga Jasa Giro = Rp 10,-
[Credit]. Kas Bank “A” = Rp 10,-
Pada “Laporan Laba/Rugi” komersial maupun fiskal, pendapatan jasa giro masuk kedalam kelompok “Pendapatan Lain-lain”, tampak menyerupai ini :
Pendapatan Bunga Jasa Giro merupakan “Pendapatan Yang Telah Dikenakan Pajak Final”, dimana pendapatan ini tidak akan dikenakan pajak lagi alasannya yakni bank telah memungut pajak atas pendapatan tersebut, sehingga khusus pada “Laporan Laba/Rugi Fiskal”, Pendapatan Bunga Jasa Giro merupakan koreksi fiskal negative, artinya: Pendapatan Kena Pajak menjadi berkurang akhir adanya Pendapatan bunga jasa giro. Pada Laporan Laba Rugi Fiskal akan nampak sebagai berikut :
TIPS : Agar Biaya Bank Tetap Terkendali
Untuk perusahaan bersekala kecil yang memakai jasa perbankan dalam volume yang sedikit tentu biaya bank tidaklah material. Akan tetapi untuk perusahaan bersekala besar yang memakai lalulintas pembayaran (pengeluaran/pemasukan) dana melalui bank dalam volume besar, biaya bank menjadi material, sehingga tidak ada alasan bagi pengelola keuangan perusahaan untuk tidak melaksanakan pengendalian yang memadai atas biaya bank.
Membina hubungan yang baik secara jangka panjang dengan institusi keuangan yakni prudent, tetapi melaksanakan pengawasan yang besar lengan berkuasa terhadap biaya bank yakni keharusan.
Ada 2 hal yang sanggup dilakukan supaya biaya bank tetap terkendali ;
1). Pastikan pihak administrasi bank mengetahui bahwa perusahaan anda akan melaksanakan annual review (penilaian tahunan) atas jasa perbankan yang disediakan, dan biaya bank yang competitive yakni salah satu “goal utama” perusahaan yang anda kelola. Pesan tersebut akan mengirimkan dua sinyal penting kepada administrasi bank :
(a). Anda yakni manajer keuangan yang ketat dan prudent
(b). Manajemen bank sebaiknya berpikir dua kali sebelum melaksanakan kenaikan atas biaya bank yang akan dikenakan, atau menyelipkan biaya biaya gres atas jasa perbankan yang disediakan.
2). Selalu pertanyakan secara serius kepada pihak bank untuk setiap biaya bank yang dikenakan, dan minta klarifikasi mengapa biaya tersebut dikenakan. Dengan informasi terperinci dari pihak bank, mungkin anda akan menemukan beberapa biaya-biaya bank yang dikenakan yakni atas jasa perbankan yang tidak anda butuhkan atau bahkan tidak pernah anda pakai sama sekali.
Post a Comment
Post a Comment