TIPS MEMBUAT LAPORAN ARUS KAS – DIRECT METHOD
Di artikel sebelumnya sudah pernah saya bahas mengenai cara membuat LAPORAN ARUS KAS menggunakan Indirect Method. Pada artikel kali ini akan saya berikan panduan membuat MEMBUAT LAPORAN ARUS KAS DENGAN DIRECT METHOD. Akan saya jelaskan langkah-langkahnya satu persatu hingga menjadi laporan arus kas.
Kilas Balik Laporan Arus Kas Indirect Method
Terus terang saya prefer menggunakan Indirect Method, alasannya ialah dapat sekaligus mengukur accuracy (akurasi?) Laporan Keuangan secara keseluruhan (Profit & Lost Statement maupun Balance sheet). Tapi bagi yang ingin menggunakan direct method, saya berikan panduannya di artikel ini.
Menggunakan Indirect Method, yang dijadikan sumber data ialah Laporan Laba Rugi dan Neraca. Dengan mengetahui kegiatan tahun berjalan dari kedua laporan tersebut, maka cash flow report dapat dibuat. Untuk lebih detail mengenai langkah-langkahnya silahkan baca kembali : CARA MEMBUAT LAPORAN ARUS KAS [-baca-]
Membuat Laporan Arus Kas dengan Direct Method
Elemen Laporan Arus Kas Direct Method sama saja dengan Indirect method, yang berbeda ialah sumber data dan langkah-langkahnya.
* Sumber Data :
(-) Semua Buku Kas Bank ( Jika ada lebih dari satu bank maka dipakai semua)
(-) Buku Kas Kecil (Petty Cash)
Cara membuatnya sangat sederhana, hanya dengan 4 (empat) langkah saja :
Sebelum masuk ke langkah utamanya, alangkah baiknya kalau terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan silang antara : Buku Kas Bank, Rekening Koran (Bank Statement), Bonggol Check, dan Buku Kas Kecil. Jika rekonsiliasi bank dan rekonsiliasi petty cash sudah dilaksanakan dengan teratur, persiapan ini mampu di lewatkan saja.
1) Elimiansi (hapuskan) semua transaksi silang antar buku kas.
2) Pada setiap Buku Kas (baik kas bank maupun kas kecil), kalisifikasikan semua jenis pengeluaran dan pemasukan kas ke dalam elemen-elemen laporan arus kas. Masih ingat elemen-elem laporan arus kas ?, yaitu : Aktifitas Operasi , Aktifitas Investasi dan Aktifitas pendanaan. Untuk menentukan transaksi apa saja yang tergolong ke dalam masing-masing aktifitas tersebut, dapat menggunakan panduan berikut :
3) Aktifitas Operasi : Semua transaksi yang terkait dengan operasional utama perusahaan, dengan kata lain: yang tergolong ke dalam aktifitas opersional ialah segala transaksi yang akan masuk ke dalam laporan Laba/Rugi , mulai dari “Pendapatan (revenue)”, “Harga Pokok Penjualan”, hingga dengan “Biaya operasional”.
(-) Aktifitas Investasi : Semua transaksi yang terkait dengan penjualan dan pembelian aktiva tetap, penerimaan kas dari piutang, pengembalian cash advance, pengeluaran kas yang menjadikan piutang meningkat, termasuk juga dalam hal ini ialah pertolongan cash bon (cash advance), deposit, dan uang muka biaya.
(-) Aktifitas Pendanaan : Transaksi-transaksi yang terkait dengan modal dan kewajiban, yaitu : pengeluaran kas untuk pelunasan utang, penerimaan kas dari hasil utang gres (bank loans & credit loans). Penerimaan atas penjualan saham atau surat berharga lainnya.
4) Setelah terklasifikasi, maka mulailah susun “Laporan Arus Kas” dengan menjumlahkan masing-masing jenis kegiatan yang telah dikelompokkan tadi, menjadi angka tunggal untuk masing-masing jenis aktifitasnya (operasional, investasi dan pendanaan). Sehingga menjadi bentuk laporan arus kas.
Terus terang saya prefer menggunakan Indirect Method, alasannya ialah dapat sekaligus mengukur accuracy (akurasi?) Laporan Keuangan secara keseluruhan (Profit & Lost Statement maupun Balance sheet). Tapi bagi yang ingin menggunakan direct method, saya berikan panduannya di artikel ini.
Menggunakan Indirect Method, yang dijadikan sumber data ialah Laporan Laba Rugi dan Neraca. Dengan mengetahui kegiatan tahun berjalan dari kedua laporan tersebut, maka cash flow report dapat dibuat. Untuk lebih detail mengenai langkah-langkahnya silahkan baca kembali : CARA MEMBUAT LAPORAN ARUS KAS [-baca-]
Membuat Laporan Arus Kas dengan Direct Method
Elemen Laporan Arus Kas Direct Method sama saja dengan Indirect method, yang berbeda ialah sumber data dan langkah-langkahnya.
* Sumber Data :
(-) Semua Buku Kas Bank ( Jika ada lebih dari satu bank maka dipakai semua)
(-) Buku Kas Kecil (Petty Cash)
Cara membuatnya sangat sederhana, hanya dengan 4 (empat) langkah saja :
Sebelum masuk ke langkah utamanya, alangkah baiknya kalau terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan silang antara : Buku Kas Bank, Rekening Koran (Bank Statement), Bonggol Check, dan Buku Kas Kecil. Jika rekonsiliasi bank dan rekonsiliasi petty cash sudah dilaksanakan dengan teratur, persiapan ini mampu di lewatkan saja.
1) Elimiansi (hapuskan) semua transaksi silang antar buku kas.
2) Pada setiap Buku Kas (baik kas bank maupun kas kecil), kalisifikasikan semua jenis pengeluaran dan pemasukan kas ke dalam elemen-elemen laporan arus kas. Masih ingat elemen-elem laporan arus kas ?, yaitu : Aktifitas Operasi , Aktifitas Investasi dan Aktifitas pendanaan. Untuk menentukan transaksi apa saja yang tergolong ke dalam masing-masing aktifitas tersebut, dapat menggunakan panduan berikut :
3) Aktifitas Operasi : Semua transaksi yang terkait dengan operasional utama perusahaan, dengan kata lain: yang tergolong ke dalam aktifitas opersional ialah segala transaksi yang akan masuk ke dalam laporan Laba/Rugi , mulai dari “Pendapatan (revenue)”, “Harga Pokok Penjualan”, hingga dengan “Biaya operasional”.
(-) Aktifitas Investasi : Semua transaksi yang terkait dengan penjualan dan pembelian aktiva tetap, penerimaan kas dari piutang, pengembalian cash advance, pengeluaran kas yang menjadikan piutang meningkat, termasuk juga dalam hal ini ialah pertolongan cash bon (cash advance), deposit, dan uang muka biaya.
(-) Aktifitas Pendanaan : Transaksi-transaksi yang terkait dengan modal dan kewajiban, yaitu : pengeluaran kas untuk pelunasan utang, penerimaan kas dari hasil utang gres (bank loans & credit loans). Penerimaan atas penjualan saham atau surat berharga lainnya.
4) Setelah terklasifikasi, maka mulailah susun “Laporan Arus Kas” dengan menjumlahkan masing-masing jenis kegiatan yang telah dikelompokkan tadi, menjadi angka tunggal untuk masing-masing jenis aktifitasnya (operasional, investasi dan pendanaan). Sehingga menjadi bentuk laporan arus kas.
Catatan Penting : tidak perlu lagi berpikir wacana eleminiasi atas transaksi-transaksi accrual atau transaksi-transaksi non cash bases, alasannya ialah penglompokkan ini kita lakukan pada buku kas, jadi sudah pasti semua transaksi di sini ialah menggunakan kas, apapun jenis transaksinya.
Mengenai :
TRICKs Membuat Laporan Arus Kas Dengan Excel yaitu dengan Menggunakan Buku Catatan Kas Berbasis Excel...Akan saya di posting di kesempatan berikutnya. Sekarang juga telah tersedia SPREADSHEET CASH FLOW STATEMENT, silahkan baca petunjuk cara mendapatkannya.