Konsep dan Implementasi Strategi Pemasaran
Konsep dan Implementasi Strategi Pemasaran di Era Serba Cepat
Pasar bisa diibaratkan sebagai medan tempur bagi produsen dan para pedagang, maka perlu diterapkan strategi pemasaran untuk memenangkan pertempuran.
Banyak lawan yang dihadapi dalam medan pasar, namun lawan-lawan ini tidak boleh dimatikan, sebagaimana musuh dalam perang militer.
Oleh karena itu perusahaan perlu strategi pemasaran, maka ditetapkanlah grand strategy atau strategi besar dan Core Strategy atau strategi inti.Hanya dalam penguasaan pasar masing-masing mencoba menguasai pasar dan memperkokoh posisinya.
Jika grand strategy ini sudah benar, maka diharapkan kegiatan pemasaran perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam marketing plan (rencana pemasaran).Perusahaan akan dapat menguasi market share yang luas atau market position yang mantap. Market share artinya penguasaan luas pasar, sedangkan market position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk.
Misalnya: market share dari mobil-mobil buatan Jepang sangat luas, sedangkan mobil Mercedez Benz memiliki market position yang tidak tergoyahkan.
Dan kali ini, kita akan belajar tentang strategi pemasaran dengan berbagai seluk beluknya, sebelumnya kita telah belajar mengenai manajemen pemasaran.
Untuk melengkapi pemahaman tentang marketing (pemasaran) saran kami untuk dipelajari juga materi tersebut.
01. Pengertian Strategi Pemasaran
Banyak ahli menguraikan pengertian strategi pemasaran dari berbagai sudut pandang.
Ada yang menyatakan bahwa a marketing strategy encompasses selecting and analyzing a target market (the group of people whom the organization want to reach) and creating and maintaining an appropriate marketing mix that will satisfy those people.
Pengertian-pengertian lain adalah:
Lesser Robert Bittel, mendefinisikan strategi marketing adalah suatu marketing plan yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan (definition of strategy is a fundamental plan of action that is intended to accomplish the company’s objective)
Kenneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan marketing plan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.
William M. Pride, O.C Ferrel mengatakan bahwa strategy a word derived from the ancient Greek “strategia” (which mean the art of the general) is concerned with the key decisions required to reach an objective or set of objective.
Chandle, menyatakan strategy is the determination of basic long-term goals of an enterprise and teh adoption of courses of action and the allocation of resources necessary for carrying out those goals.
Sedangkan Smart mendefinisikan strategy consists of integrated decisions, actions, or marketing plan that will set and achieve viable organization goal.
Ada juga yang mendefinisikan strategi bisnis, yaitu business strategies are the directional action decisions,which are required competitively to achieve the company’s purposes.
Perbedaan Strategi Pemasaran dengan Taktik Pemasaran
Ada juga yang mengaitkan dengan taktik, strategy is directional actions decisions for the company as a whole and for any function or area of the business.
Sedangkan tactic is implementation of the strategies, with emphasis normally confined to the direct line function of the business, such as sales and marketing, manufacturing, engineering, research and development.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah penetapan arah keseluruhan dari pemasaran.
Sedangkan taktik pemasaran adalah implementasi dari strategi pemasaran yang menekankan pada bagian-bagian tertentu dalam aktivitas bisnis.
02. Variabel Strategi Pemasaran
Ada 2 (dua) variabel utama dalam strategi pemasaran (marketing), yaitu variabel yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat dikontrol.
Variabel strategi pemasaran yang tidak dapat dikontrol
Ada 5 (lima) variabel strategi marketing yang tidak dapat dikontrol, yaitu:
Keadaan persaingan
Pengertian keadaan persaingan adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha untuk menduga kapan saingan baru akan muncul.
Oleh sebab itu pengusaha harus selalu memperbaiki produk untuk pelayanan usahanya. Pengusaha tidak boleh tidur nyenyak karena belum muncul saingan baru.
Prinsip selalu memperbaiki mutu walaupun tidak ada saingan adalah suatu kegiatan yang harus selalu diperhatikan.
Perkembangan teknologi
Kapan akan muncul teknologi baru yang memperbaiki proses produksi baik dari segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga.
Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru lebih cepat dari saingannya yang lain.
Namun dalam hal ini juga ada risiko, teknologi yang baru muncul akan disusul oleh teknologi lain yang lebih canggih, oleh sebab itu perlu pertimbangan yang matang.
Perubahan demografi
Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap volume penjualan.
Kebijakan politik dan ekonomi
Perubahan-perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi dan politik seperti naik turunnya suku bunga, pembatasan kredit, peristiwa politik, moneter akan mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis.
Sumber daya alam
Dalam beberapa hal sumber daya alam bisa berkurang dan sulit diperoleh sehingga akan berpengaruh terhadap strategi pemasaran.
Walaupun variabel-variabel di atas dianggap sebagai variabel yang tidak dapat dikontrol, namun dalam beberapa aspek sebenarnya bisa diramalkan oleh para pengusaha berdasarkan pengalaman-pengalamannya di masa lalu.
Variabel Strategi Pemasaran yang dapat dikontrol
Ada 4 (empat) variabel strategi marketing yang dapat dikontrol, yaitu: (1) Market Segmentation, (2) Marketing Mix, (3) Marketing Budget, dan (4) Timing.
Market Segmentation
Kotler menyatakan a market segment consist of a large identifiable group within a market with similar wants, purchasing power, geographical location, buying attitudes, or buying habits.
Dalam menetapkan kebijakan pemasaran, pengusaha harus menetapkan strategi marketing, arah sasaran pemasaran.
Bila sasaran pemasarannya ditujukan ke seluruh lapisan masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.
Kedua jenis strategi pemasaran ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pengusaha yang mengarahkan strategi pemasarannya untuk menguasai seluruh segmen pasar, jika berhasil tentu akan memperoleh keuntungan besar.
Tapi di sisi lain banyak pengusaha yang menjalankan strategi pemasaran dengan fokus pada niche tertentu.
Misalnya, produk pasta gigi. Ada yang fokus pada segmen tertentu yang sifatnya lebih khusus dengan harga mahal.
Dalam masa spesialisasi sekarang ini, orang sulit untuk mengarahkan pemasarannya ke semua jenis konsumen.
Taktik mengarah ingin menguasai semua kelompok konsumen, justru dapat berakibat sebaliknya, akan mematikan usaha tersebut, sebagaimana ungkapan “if you try to sell to everybody, you’ll end up with selling to nobody”.
Sehingga sulit bila perusahaan ingin menjangkau semua segmen pasar, karena saat ini muncul spesialisasi barang tertentu untuk segmen tertentu.
Alasan kenapa harus dilakukan market segmentation ini dinyatakan oleh Philip Kotler, market consist of buyers, and buyers differ in one or more ways.
They may differs in their wants, resources location buying attitude, and buying practices. Any of these variables can be used to segment a market.
Ada beberapa segmentasi yaitu:
- Segment marketing, yaitu memilih segmen tertentu yang akan dilayani oleh produknya.
- Niche marketing, yang diartikan a niche is a more narrowly defined group, typically a small market whose needs are not well served. Dalam hal ini konsumen dikelompokkan lagi ke dalam kelompok khusus, bersedia membayar lebih mahal, tapi memuaskan. Misalnya parfum untuk orang tertentu, toko produk tertentu.
- Local marketing, target market di sini disesuaikan dengan kondisi masyarakat lingkungan yang akan dilayani.
- Individual marketing, ini khusus melayani satu orang, customized marketing, atau one-to-one marketing. Misalnya pesanan sepatu, pakaian yang khusus dibuat pesanan seseorang.
Ada 4 (empat) cara untuk menyusun segmen pasar, yaitu:
Cara #1. Berdasarkan Geografis
Cara ini dilakukan dengan memilah-milah pasar berdasarkan kebangsaan, propinsi, kota, dan sebagainya.
Produsen bisa masuk ke dalam semua pasar atau dibagi-bagi menurut kemauan produsen. Untuk mencapai sasaran geografis tersebut maka disusunlah iklan, promosi, dan usaha penjualan lainnya yang mengarah kepada lokalisasi tertentu yang dapat diklasifikasikan sebagai daerah ibu kota, propinsi, kabupaten, desa, pinggiran kota, daerah dingin, dan daerah panas.
Cara #2. Berdasarkan Demografis
Cara ini dilakukan dengan membagi berdasarkan variabel-variabel jenis kelamin, umur, jumlah anggota keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama, dan suku.
Faktor demografis ini cukup banyak digunakan dalam penyusunan segmentasi pasar. Alasan banyak digunakan segmentasi ini adalah kebutuhan dan keinginan konsumen sangat erat hubungannya dengan demografis. Selain itu unsur ini lebih mudah diukur jumlahnya.
James F. Engel, Warshow dan Kinnear menyatakan The most useful dimensions of demographic classification are: 1) age, 2) income, 3) geographis, 4) life cycle, 5) social class, 6) occupation, 7) home ownership, 8) education.
Cara #3. Berdasarkan Psikologis
Dalam hal ini pasar dipilah-pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
Walaupun konsumen berasal dari unsur demografis yang sama namun dalam psikografis dapat berbeda.
Kelas sosial akan membuat konsumen yang kuat dan lemah. Konsumen yang kuat akan berbeda dalam pemilihan mobil, pakaian, perabot, kegiatan mengisi waktu senggang, kebiasaan membaca, dan tempat berbelanja.
Demikian pula gaya hidup membuat konsumen berbeda dalam mengonsumsi barang.
Misalnya, konsumsi minuman dan makanan, dirancang oleh berbagai bentuk advertising (iklan dan promosi) yang membuat image-image tertentu kepada kelompok konsumen.
Mengenai bacaan juga ada perbedaan kecenderungan berlangganan surat kabar atau majalah-majalah tertentu.
Segmentasi yang menyangkut kepribadian misalnya dilakukan oleh produk kosmetik, rokok, asuransi, dan minuman.
James F. Engel menyatakan psychographics focus on the consumer’s activities, interest, and opinion using what are now know as AIO measures.
Kotler mengatakan in psychographics segmentation, buyers are divide into different group on the basis of life style or personality and values.
Life style, ini menandakan bahwa kelompok ini memberi petunjuk bahwa mereka adalah dari kelas sosial tertentu, misalnya mobil yang mereka miliki dan jenis olahraga yang dilakukan.
Personality, ini ditunjukkan dengan permintaan merek pribadi, atau ciri-ciri pribadi mereka pada produk yang dibeli. Misalnya pesanan warna mobil khusus, atau plat nomor mobil khusus.
Jadi istilah psikografis memusatkan perhatian terhadap gejala aktivitas (prilaku). Minat dan opini konsumen atau dikenal dengan istilah AIO.
Contoh komiditi yang memiliki psikografis adalah makanan cepat saji dan pakaian.
Cara #4. Berdasarkan segmentasi prilaku
Ini dapat diklasifikasikan dalam segmen:
- Occasion, kejadian, yaitu konsumen yang mengkonsumsi sesuatu pada hari-hari istimewa misalnya pada hari libur banyak orang menyewa kendaraan. Kemudian hari raya biasanya ada makanan spesifik yang harus dilayani oleh produsen.
- Benefits, misalnya dalam pemasaran produk dan jasa, masing-masing konsumen memiliki aspek keuntungan berbeda, ada yang mementingkan segi ekonomis, harga dan lain sebagainya.
- User status, dalam hal ini diklasifikasi para pemakai atas, pemula dan potensial serta bekas pemakai. Kelompok mana yang akan dituju oleh produsen perlu diidentifikasi sebaik mungkin.
- Usage rate, artinya tingkat pemakaian. Apakah konsumen ini pemakai sedang-sedang saja, sekali-sekali atau pemakai berat.
- Loyalitas, dalam hal ini segmen dilihat dari segi apakah kelompok konsumen tersebut, kelompok sangat setia, kurang setia, atau mudah berpindah ke merk lain.
- Attitude, dilihat sikap yang dapat berbentuk positif, negatif, acuh tak acuh atau tidak senang pada produk.
Marketing Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah untuk kegiatan marketing maka jumlah penjualan meningkat.
Namun demikian peningkatan jumlah dana untuk aktivitas marketing tidak otomatis akan meningkatkan jumlah penjualan.
Jika demikian halnya maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya dengan strategi pemasaran dengan menambah jumlah anggaran belanja marketing.
Berapa besarnya jumlah anggaran marketing ini sangat tergantung pada produk yang dipasarkan dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha.Umumnya untuk barang-barang lux akan lebih banyak anggaran belanja pemasaran dibandingkan dengan barang-barang kebutuhan pokok.
Biaya marketing biasanya untuk biaya promosi berupa iklan surat kabar, online, radio, spanduk brosur, hadiah. Juga untuk personal selling, untuk melayani para konsumen yang besarnya dapat mencapai 50-60 % dari harga jual.
Timing
Di sini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan ia harus mulai melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran harus dibuka.
Jika sebuah restoran mulai dibuka pada hari-hari di mana orang akan berpuasa, maka ini adalah strategi yang kurang bijaksana, sebab pada bulan puasa jumlah penjualan restoran akan menurun drastis.
Atau sebuah tokok buku, sebaiknya mulai dibuka dan dilengkapi isi bukunya sebelum tahun ajaran baru.
Dengan menjaga ketetapan waktu ini, maka perusahaan akan mendapat keuntungan berlipat ganda, di samping keuntungan materi, juga keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikenal konsumen.
Di sinilah letaknya sebuah ungkapan Time is Money, waktu itu adalah uang, siapa dulu ia dapat. Jika kita sudah mulai, kita tidak boleh lengah terhadap kemungkinan masuknya saingan baru, dengan cara selalu menjaga mutu barang dan pelanyanan.
Marketing Mix
Apa itu marketing mix?
Marketing mix adalah strategi pemasaran dengan cara menggabungkan kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan.
Ada 4 marketing mix yang terkenal dengan sebutan 4 P, yang akan dianalisa satu per satu, yaitu: 1) Produk, 2) Price, 3) Place/Distribution, 4) Promotion.
#1. Produk
Produk atau product adalah titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini dapat berupa barang dan jasa. Jika tidak ada priduk, tidak ada perpindahan hak milik maka tidak ada marketing.
Semua kegiatan marketing lainnya, digunakan untuk menunjang gerakan produk. Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana hebatnya usaha promosi/iklan, distribusi dan harga, jika tidak diikuti dengan produk bermutu, disenangi oleh konsumen, maka aktivitas marketing ini TIDAK AKAN BERHASIL.
Oleh karena itu, perlu dikaji, produk apa yang akan dipasarkan, bagaimana perilaku konsumen, apa kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) mereka.
Needs berarti kebutuhan konsumen. Konsumen membeli suatu produk, karena ia membutuhkannya.
Namun konsumen tidak membeli barang, hanya sekedar memperoleh barang saja, namun seringkali ada unsur lain di balik barang tersebut.
Misalnya keindahan dipakainya, sesusai dengan selera, warna, halus, manis dan segar.
Oleh karena itu produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan product features, yaitu model, rupa, ciri-ciri istimewa, atribut dari produk tersebut.
Misalnya, sebuah arloji, di samping memenuhi syarat sebagai sebuah arloji, juga memiliki ciri-ciri yang lain.
Misalnya ada informasi hari, tanggal, warna dan bentuknya pas, daya tahan warna, model up to date, ada garansi, ada pelayanan setelah pembelian (after sales service).
Pembahasan detil tentang marketing mix ini akan kami bahas secara detil di artikel khusus.
03. Strategi Siklus Hidup Produk
Sebuah produk mengalami siklus kehidupan yang dimulai dengan masa introduksi atau pengenalan, pertumbuhan, kejenuhan dan akhirnya menurun (introduction, growth, maturity, decline).
Pada setiap tahapan berbagai strategi pemasaran dapat dilakukan, yaitu:
Tahap introduksi:
- Berusaha selalau memperbaiki penampilan produknya
- Menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko/outlet/peretail sehingga semua toko dapat diisi, tentu ini harus memperhatikan sifat dan jenis barangnya.
- Berusaha mendorong agar barang-barang yang sudah masuk ke dalam toko (sell-in) dapat terjual dengan segera (sell-out), dengan cara misalnya dengan memasang iklan dan cara promosi lainnya, seperti lewat Google Ads, FB ads, atau yang lainnya.
Tahap Growth:
- Usahakan terus menerus mencari segmen baru, agar penjualan makin meningkat.
- Selalu memperbaiki mutu produk.
- Pertimbangkan strategi pemasaran dengan menurunkan harga barang-barang yang harganya relatif tinggi.
Tahap maturity:
- Berusaha mencari market kecil atau market niche, atau relung-relung pasar yang belum terisi oleh produknya.
- Menciptakan produk dengan kemasan besar, sehingga jumlah penjualan tetap meningkat.
- Memperbaiki penampilan produk dengan dengan sesuatu yang baru dan lebih baik.
Tahap decline:
- Jika gejalanya sudah parah, terpaksa anggaran promosi dikurangi agar pengeluaran dapat ditekan.
- Pusatkan perhatian pada psar yang masih ada harapan dapat menyerap produk sedangkan pasr lainnya diabaikan saja.
- Strategi pemasaran terakhir adalah hentikan pemasaran produk dan menciptakan produk lain, yang akan mulai diintroduksi lagi.
04. Strategi Pemasaran dalam Berbagai Situasi
Setiap jenis barang dan jasa yang ditawarkan ke pasar mengalami situasi pemasaran yang berbeda.
Ada berbagai jenis permintaan yang harus diantisipasi oleh pihak produsen antara lain:
#1. Permintaan Negatif
Contohnya karena banyak orang yang memilih pola hidup vegetarian maka akan berpengaruh terhadap permintaan daging. Itu permintaan negatif. Untuk mengatasi persoalan ini maka perlu dilakukan pemasaran konversi.
#2. Tidak ada Permintaan
Misalnya orang tidak peduli, tidak tertarik, tidak positif terhadap penjualan alarm mobil di tempat yang belum banyak mobil. Maka untuk mengatasi permasalahan ini perlu digunakan strategi pemasaran stimulasi.
#3. Permintaan Laten
Artinya permintaan terpendam yang belum terpenuhi oleh pasar selama ini. Untuk kondisi ini, cara yang pas adalah dengan menggunakan pemasaran developmental.
#4. Permintaan Tersendat-sendat (faltering demand)
Yaitu suatu keadaan permintaan terhadap barang dan jasa yang kurang besar dibandingkan dengan yang seharusnya. Cara mengatasi persoalaan ini, maka sebaiknya menggunakan cara pemasaran ulang.
Yaitu suatu cara yang dilakukan dengan menghidupkan kembali permintaan masyarakat dengan mengkaji kembali sistem pemasaran yang telah digunakan.
#5. Permintaan Tidak Teratur
Yaitu sebuah kondisi pasar yang kadang-kadang permintaan banyak, lain kali sedikit. Tugas marketing adalah mensinkronisasikan permintaan dengan pemasaran sinkronis.
#6. Permintaan Penuh
Yaitu sebuah kondisi permintaan di mana tingkat dan waktu terjadinya permintaan sama dengan tingkat dan waktu terjadinya permintaan yang sesuai dengan harapan. situasi ini perlu dipertahankan dengan pemasaran bertahan.
#7. Permintaan Berlimpah
Artinya terlalu banyak permintaan sehingga menimbulkan bahaya. Tugas marketing di sini adalah mengurangkan permintaan dengan pemasaran sirna.
#8. Permintaan tidak sehat
Yaitu sebuah kondisi permintaan yang tidak sehat sehingga perlu dilakukan tindakan untuk merusak permintaan tersebut dengan pemasaran kontra.
Misalnya permintaan terhadap minuman beralkohol, rokok yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan counter marketing degan mencegah penjualan.
Atau mengkampanyekan anjuran agar tidak membeli dan bahaya yang ditimbulkan bila membeli barang tersebut. Tindakan ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau oleh produsen sendiri.
05. Turbo Marketing
Philip Kotler dalam artikel yang berjudul “Turbo Marketing Through Time Compression” mengenalkan konsep Turbo Marketing.
Konsep yang menghendaki layanan tercepat untuk konsumen. Kecepatan layanan merupakan tuntutan konsumen jaman NOW.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya perkembangan teknologi dan globalisasi di segala bidang kehidupan, dan dunia makin transparan. Tidak ada lagi batas-batas antar negara, waktu pun berjalan sangat cepat.
Suasana pertempuran dalam marketing betul-betul sudah berubah dengan meninggalkan strategi pemasaran jaman OLD yang sudah kuno, usang secara setahap demi setahap atau langsung berubah!
Pada gelombang pertama, persaingan marketing ditandai oleh strategi produsen membuat barang dengan harga lebih murah dari saingan, karena adanya penurunan harga pokok dan bekerja lebih efisien.
Gelombang kedua, muncul strategi produsen mendesain barang berbeda dengan produk saingan dalam hal hiasan, style, bentuk, rasa dan sebagainya.
Gelombang ketiga, produsen membuat barang makin hari makin baik, seperti yang diterapkan oleh produsen Jepang melalui prinsip Total Quality Control. Mereka sangat memperhatikan needs and wants dari konsumen.
Pada tahun 1990, mulailah gelombang ke-empat, produsen mulai dengan strategi memproduksi, melayani dan mengirim barang lebih cepat dari saingan.
Inilah yang merupakan ajang persaingan abad ini, dengan istilah turbo marketing.
Strategi ini pertama-tama dimulai oleh perusahaan optik yang melayani secara cepat pesanan kacamata, juga layanan makanan cepat saji (fast food), layanan pos super kilat, dan layanan PT Telkom dengan teknologi fiber optiknya.
Menekan waktu, time compression, adalah suatu strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan abad ini dan sangat diharapkan oleh konsumen.
Pertanyaan berikutnya adalah: “Apakah strategi pemasaran super cepat (turbo marketing) selalu akan menguntungkan?”
Ini tergantung pada jawaban pertanyaan berikut ini:
Pertanyaan #1. Apakah kecepatan waktu tersebut, cukup menguntungkan bagi konsumen?
Jika jelas ada segi keuntungan konsumen dari kecepatan layanan tersebut, maka konsumen akan bersedia membayara lebih.
Pertanyaan #2. Apakah memungkinkan bagi produsen mempercepat proses produksinya?
Ini tergantung pada biaya yang akan dikeluarkan. Bila produsen ingin mempercepat proses produksi dan layanan berarti produsen harus menggunakan teknologi canggih berharga mahal, atau meningkatkan kecepatan kerja individual karyawan, dengan sistem gaji/honor.
Atau mengkombinasikan pekerjaan yang terpencar-pencar, atau mengurangi langkah-langkah pekerjaan yang tidak perlu.
Pertanyaan #3. Bagaimana pengaruh selanjutnya terhadap biaya perusahaan sebagai akibat diterapkannya turbo marketing?
Banyak kritik dilancarkan yang menyatakan biaya perusahaan sebagai kecepatan produksi, mengakibatkan berkurangnya kualitas dan menaikan biaya.
Ada beberapa pendapat sebagai berikut:
- Meningkatkan kecepatan akan menaikkan biaya dan mutu menurun.
- Meningkatkan mutu, akan menaikkan biaya dan makan waktu lama.
- Menurunkan biaya, akan menyebabkan mutu menurun dan kecepatan juga akan turun.
So, mana yang akan dipegang?
Semua pernyataan di atas semuanya kurang tepat! Yang jelas menurut Kotler adalah Time, quality and cost are generally consistent with one another.
Banyak perusahaan melaporkan bahwa dengan memperbaiki kualitas produk, menghasilkan penurunan biaya dan mempercepat proses produksi.
Pertanyaan #4. Bisakah pesaing dengan mudah meniru pengurangan waktu produksi yang telah diciptakan?
Biasanya, jika ada satu perusahaan sudah berhasil menekankan waktu. Leaders never rest, mereka tidak akan pernah istirahat mencipta lagi yang baru.
Dan seorang pengusaha haruslah seorang yang kreatif terus menerus dan tidak pernah lengah dari mengamati pasar dan pesaingnya.
06. Mega Marketing
Untuk memasuki suatu pasar tertentu yang tampaknya sulit, biasanya dapat ditembus menggunakan strategi pemasaran yang dikenal dengan mega marketing.
Apa itu strategi pemasaran ‘mega marketing’?
Menurut Kotler, Mega marketing adalah the strategy coordination of economic, psycological, political and public relation skills to gain the cooperation of a number of parties in order or operate in a given market.
Mega marketing adalah koordinasi yang strategis dari keahlian ekonomi, psikologi, politik, dan keahlian public relation untuk mendapatkan kerja sama dari berbagai pihak untuk memasui pasar tertentu.
Suatu contoh diberikan oleh Kotler bagaimana perusahaan Pepsi menggunakan strategi pemasaran mega marketing untuk memasuki pasar India.
Seperti diketahui, India sangat tertutup untuk dimasukki produk-produk luar negeri. Produk Coca Cola sudah diminta agar keluar dari India.
Setelah itu Pepsi mencoba merumuskan suatu strategi pemasaran baru bagaimana caranya agar dapat memasuki pasar India yang mendapat banyak tantangan dari perusahaan minuman lokal dan juga dari anggota-anggota dewan yang anti produk asing.
Pepsi mencoba bernegosiasi dengan pemerintah India bahwa bila Pepsi diperkenankan masuk ke pasar India maka Pepsi akan membantu meng-ekspor berbagai produk pertanian India.
Jadi strategi Pepsi adalah menawarkan sejumlah manfaat yang akhirnya mendapat sokongan dari berbagai kelompok yang berkepentingan di India.
Keberhasilan Pepsi memasuki pasar India ini tidak lagi menggunakan marketing mix dengan elemen 4P, tetapi sudah menjadi 6P yaitu ditambah dengan P5, Politik dan P6, yakni Public Opinion.
Tentu saja segala upaya ini harus berjalan secara legal, tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji, sebab kegiatan yang tidak terpuji seperti penyogokkan, penyelundupan, akhirnya akan tercium juga dan akan berbalik menjadi bumerang yang menghancurkan usaha sendiri.
07. Kesimpulan
Demikian artikel yang mengurai materi tentang strategi pemasaran, mulai dari pengertian, elemen dan faktornya, jenis-jenis dan contoh penerapan strategi pemasaran dalam bisnis nyata.
Tentu tidak semua strategi pemasaran yang kami uraikan di sini cocok dan pas untuk bisnis anda. Implementasi dan keberhasilan strategi pemasaran juga tergantung pada jenis bisnis dan produknya.
Satu strategi pemasaran hasilnya sangat baik untuk produk atau jasa tertentu, namun belum tentu cocok untuk produk atau jasa lainnya.
Akhirnya kembali kepada kebijakan anda dalam memilih dan menerapkan strategi pemasaran untuk produk dan jasa anda.
Mudah-mudah bermanfaat dan terima kasih.