Valuta Asing
Valuta Asing
Pengertian Valuta Asing
Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh mata uang lokal (Rupiah) dan mata uang aneh (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun foreign currency itu sendiri didefinisikan, sebagai berikut :
Menurut Hamdy Hadi (1997:15), valuta aneh ialah mata uang aneh yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Transaksi Valuta Asing
- Jumlah pedoman valuta aneh yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu daerah yang surplus ke daerah yang defisit dapat terjadi alasannya ialah adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga kuat dan menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate masing-masing tempat.
- Posisi Balance of Payment (BOP). Balance of Payment atau neraca pembayaran internasional ialah suatu catatan yang disusun secara sistematis ihwal semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter antar penduduk suatu negara dan penduduk luar negeri untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dari catatan transaksi ekonomi internasional yang terdiri atas ekspor dan impor barang, jasa, dan modal pada suatu periode tertentu akan menghasilkan suatu posisi saldo positif (surplus) atau negatif (defisit) atau ekuilibrum.
- Tingkat Inflasi. Agar lebih mampu dimengerti kami akan menjelaskan hal ini dengan sebuah ilustrasi. Contoh pada keadaan semula kurs valas atau forex JPY/USD ialah sebesar JPY 100 per USD. Diasumsikan inflasi di USA meningkat cukup tinggi (misalnya mencapai 5 %), sedangkan inflasi di Jepang relatif stabil (hanya 1%) dan barang-barang yang dijual di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling mengstubtitusi. Dalam keadaan demikian tentu harga barang-barang di USA akan lebih mahal sehingga impor USA dari Jepang akan meningkat. Import USA yang meningkat ini akan menimbulkan seruan terhadap JPY meningkat pula. Dilain pihak kenaikan harga barang di USA akan mengurangi impor Jepang dari USA sehingga seruan akan USD justru menurun. Perkembangan tingkat inflasi tersebut akan mensugesti seruan dan penawaran valas atau forex, baik JPY maupun USD sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD bergeser dari JPY 100/USD menjadi JPY 105 / USD kemudian menjadi JPY 110 /USD
- Suku Bunga, tidak jauh berbeda dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau perubahan tingkat bunga pun dapat kuat terhadap kurs valas atau forex rate. Sebagai teladan dengan adanya invasi USA ke Irak, maka pemerintah USA memerlukan dana yang cukup besar untuk membiayai operasinya. Karena seruan dana yang besar pemerintah USA menaikan tingkat suku bunganya untuk menarik modal luar negeri ke USA, terutama Jepang. Banyaknya valas dalam bentuk JPY yang akan masuk ke USA akan menyebabkan peningkatan seruan USD dan penawaran JPY sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD berubah dari JPY 105/USD menjadi JPY 110/USD
- Besarnya GDP (Gross Domestic Product/Produk domestik bruto). Faktor kelima yang dapat mensugesti kurs valas atau forex rate ialah pertumbuhan GDP/tingkat pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan impor barang ini akan membawa efek kepada peningkatan demand valas yang pada gilirannya akan mensugesti kurs valas atau forex rate dari Rp 8.500/USd menjadi Rp 8.600/USD.
- Kebijakan/Kontrol Pemerintah. Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam banyak sekali bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate umpamanya: pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade barrier, pengetatan uang yang beredar, peningkatan tingkat suku bunga dan lain sebagainya. Kebijaksanaan pemerintah tersebut pada umumnya akan kuat terhadap penawaran dan seruan valas atau forex yang pada gilirannya akan kuat pula terhadap kurs valuta aneh atau forex.
- Perkiraan, Spekulasi dan Rumor. Bilamana adanya perkiraan/harapan bahwa tingkat inflasi atau defisit USA akan menurun atau sebaliknya juga akan dapat mensugesti kurs valas atau forex rate USD. Adanya spekulasi atau rumor devaluasi Rupiah alasannya ialah defisit current account yang besar juga kuat terhadap kurs valas atau forex rate dimana valas secara umum mengalami apresiasi. Pada dasarnya, ekspektasi dan spekulasi yang timbul di masyarakat tersebut akan mensugesti seruan dan penawaran valas yang kesannya akan mensugesti valas atau forex rate. Demikian pula bila halnya dengan rumor, ibarat sakitnya presiden atau menteri keuangan dapat mensugesti sentimen dan ekspektasi masyarakat sehingga mensugesti seruan dan penawaran valas yang akan berakibat pada fluktuasi kurs valuta asing. Salah satu teladan yang pernah terjadi ialah naiknya kurs USD, sampai mencapai Rp 6.000/USd, alasannya ialah adanya isu/rumor sekitar kesehatan presiden pada bulan November/Desember 1997.
Bentuk Perdagangan Valuta Asing
Dalam transaksi valuta aneh terdapat beberapa bentuk transaksi yang sering terjadi. bentuk perdagangan atas foreign exchange terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Spot exchange, di mana transaksi terjadi dengan pelepasan pada value date, biasanya dua hari kerja setelah transaksi terjadi.
b. Foreign exchange, transaksi pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa yang akan datang, kurs ditentukan pada dikala kontrak disetujui. Jatuh tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga, atau enam bulan.
c. Swap, yang merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara simultan (terus-menerus) pada tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda.
Sistem Kurs Valuta Asing
Terdapat tiga sistem kurs valuta aneh yang dipakai suatu negara, yaitu:
a. Sistem kurs bebas (floating), dalam sistem ini tidak ada campur tangan pemerintah untuk menstabilkan nilai kurs. Nilai tukar kurs ditentukan oleh seruan dan penawaran terhadap valuta asing.
b. Sistem kurs tetap (fixed), dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan turut campur secara aktif dalam pasar valuta aneh dengan membeli atau menjual valuta aneh jikalau nilainya menyimpang dari standar yang telah ditentukan.
c. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled), dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan mempunyai kekuasaan pribadi dalam menentukan alokasi dari penggunaan valuta aneh yang tersedia. Warga negara tidak bebas untuk campur tangan dalam transaksi valuta asing.
Selain itu, berdasarkan Triyono (2008), terdapat lima jenis sitem kurs utama yang berlaku, yaitu:
a. Sistem kurs mengambang, kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila ada terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali (managed floating exchange rate).
b. Pada sistem kurs tertambat, suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata yang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya.
c. Sistem kurs tertambat merangkat, di mana negara melaksanakan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak kearah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini ialah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jikalau di banding dengan sistem kurs terambat.
d. Sistem sekeranjang mata uang, keuntungannya ialah sistem ini menyampaikan stabilisasi mata uang suatu negara alasannya ialah pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu.
e. Sistem kurs tetap, dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang sangat rentan terhadap gangguan eksternal, misalnya memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan internal, ibarat sering mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
Jenis Perubahan Nilai Kurs Valuta Asing
Dalam melaksanakan transaksi valuta asing, nilai kurs mengalami perubahan setiap saat. Perubahan nilai kurs valuta aneh umumnya berupa:
a. Apresiasi atau depresiasi
Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang aneh yang sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran valuta asing) baik dalam negeri maupun luar negeri.
b. Devaluasi atau revaluasi
Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang aneh dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.
Dari definisi diatas, perubahan nilai kurs yang biasa terjadi sehari-hari (depresiasi) hampir sama dengan devaluasi, akan tetapi devaluasi ialah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang aneh yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah, dilakukan secara mendadak, dan ada perbedaan selisih kurs yang besar antara sebelum dan sesudah devaluasi. Hal ini berlaku juga untuk apresiasi dan revaluasi.
Perubahan rate mata uang aneh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai (value) perusahaan khususnya pada perusahaan yang memiliki intensitas internasional. Pengaruh signifikan terjadi ketika perusahaan melaksanakan transaksi dengan mata uang asing, misalnya meminjam hutang dengan Dollar Amerika Serikat (USD). Ketika perusahaan akan membayar hutang serta bunga pinjaman, perusahaan harus mentranslasi mata uang fungsional ke mata uang USD dan menimbulkan selisih kurs. Selisih kurs yang terjadi mampu menjadi keuntungan (gains) atau kerugian (losses) bagi perusahaan. Gains or losses ini akan muncul pada laporan laba rugi komprehensif perusahaan yang akan menambah atau mengurangi laba perusahaan.
Transaksi Dalam Valuta Asing
Transaksi dalam valuta aneh ialah transaksi yang terjadi dengan menggunakan dua/lebih mata uang yang berbeda, dan memerlukan penyelesaian juga dalam mata uang yang berbeda pula. Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan transaksi yang termasuk dalam Transaksi Valuta Asing
PSAK 10 (2010:10.1) menyatakan transaksi dalam valuta aneh dapat terjadi dengan dua cara, yaitu: kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) dan transaksi dengan menggunakan mata uang aneh (foreign activities). Kegiatan usaha luar negeri yaitu suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu episode integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing. Entitas aneh (foreign entity) ialah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu episode integral dari perusahaan pelapor.
PSAK 10 (2010:10.8-10.9) menyatakan bahwa suatu transaksi mata uang aneh adalah: suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:
a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana ketika jumlah yang merupakan hutang atau tagihan didenominasi dalam suatu mata uang asing; atau
c. memperoleh atau melepas aset atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas, yang didenominasikan dalam mata uang.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 10
Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman untuk penyajian laporan keuangan perusahaan yang disusun dan ¬disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan kemudian diterapkan di Indonesia. Munculnya standar akuntansi ini dikarenakan perkembangan dan perubahan lingkungan global yang menuntut adanya transparansi pada laporan keuangan. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). (www.iaiglobal.or.id). Standar Akuntansi Keuangan terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang digunakan perusahaan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan. Standar akuntansi digunakan semoga informasi yang diberikan oleh perusahaan dapat relevan dan dibandingkan dengan perusahaan lain sehingga investor aneh pun dapat menanamkan modalnya ke dalam instrumen keuangan khususnya saham dari perusahaan go public di Indonesia.
PSAK 10 (revisi 2010) merupakan salah satu episode dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah disusun dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam rangka memenuhi perubahan ekonomi yang membuat perusahaan melaksanakan transaksi dalam mata uang aneh (valuta asing). PSAK 10 sebelumnya telah disusun pada tahun 1994 dengan judul “Transaksi dalam Mata Uang Asing”, akan tetapi dalam rangka melaksanakan konvergensi IFRS pada standar internasional yaitu International Accounting Standards (IAS), Dewan Standar Akuntansi Keuangan melaksanakan perubahan atau revisi pada PSAK 10 tahun 2010 dengan mengadopsi IFRS dan kemudian disahkan dengan judul “Pengaruh Perubahan Nilai Kurs Mata Valuta Asing” yang efektif diberlakukan tanggal 1 Januari 2012.