Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New

Author’s Notes


Rekonsiliasi Bank untuk Laporan keuangan yang menggunakan mata uang yang sama dengan bank statement tentu sudah biasa dilakukan. Bagi yang belum pernah atau belum tahu prosedurnya, silahkan baca : Membuat Rekonsiliasi Bank [The Basic : Step by step], Memahami konsep dasar KONVERSI MATA UANG ASING dan MODEL IMPLEMENTASINYA juga perlu, silahkan baca artikel : Laba - Rugi Atas Transaksi Multi Kurs. Jika sudah, silahkan terus ikuti artikel ini untuk rekonsiliasi bank yang lebih berkembang.



Penggunaan Mata Uang Asing Dalam Catatan Keuangan Perusahaan Cabang Atau Perwakilan Tidak Bisa Dihindari.


Bagi perusahaan-perusahaan yang berbentuk representative atau yang di Indonesia dikenal dengan BUT (Badan Usaha Tetap) atau bentuk lain yang mengharuskan adanya koneksitas laporan dengan perusahaan yang berada di luar negeri, penggunaan Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) bermata uang gila yaitu merupakan suatu keharusan.

Mengapa ?

Karena Perusahaan induk (parent company) wajib membuat laporan keuangan konsolidasi, yang mana laporannya tentu menggunakan mata uang negara dimana perusahaan induk tersebut berada, misalnya : USD (jika parent company-nya American).

Sedangkan perusahaan cabang atau perwakilan, disamping membuat laporan keuangan untuk cabang itu sendiri (yang tentunya menggunakan mata uang domistik, dalam hal ini Rupiah), perusahaan cabang atau perwakilan juga diwajibkan untuk mengirimkan catatan keuangan ke perusahaan induknya.

Laporan yang dikirim ke perusahaan induk inilah yang menggunakan mata uang asing, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan induk dalam melaksanakan konsolidasi laporan keuangan, termasuk control dan interpretasi atas pengeluaran-pengeluaran yang ada di perusahaan cabang atau perwakilan.

Penggunaan mata uang gila di dalam catatan keuangan menjadi tidak mampu dihindari dikala Sistem Informasi Keuangan perusahaan cabang bertautan dengan (Linked) dengan perusahaan induk (parent company) secara online.

Bayangkan dikala perusahaan cabang meminta kiriman dana dari perusahaan induk, tentunya perusahaan indukj perlu mengetahui posisi final dari kas perusahaan cabang (berapa saldo kas-nya), sementara bila laporan keuangan cabang menggunakan mata uang domistik, perusahaan induk akan menerima kesulitan untuk memperoleh isu tersebut.

Dengan demikian, penggunaan mata uang gila dalam laporan keuangan perusahaan cabang atau perwakilan tidak mampu dihindari.


Prosedur Rekonsiliasi Bank Untuk Perusahaan Yang Menggunakan 2 Mata Uang Yang Berbeda


Dua mata uang berbeda disini yang dimaksudkan yaitu : Perusahaan memiliki 2 macam rekening kas bank yaitu : dalam mata uang USD (biasanya dipakai sebagai terminal penerimaan uang masuk) dan dalam mata uang Rupiah (dipergunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari). Sementara perusahaan (perusahaan cabang/perwakilan) menggunakan mata uang USD dalam system isu keuangannya.

Untuk perusahaan model ini, harus membuat 2 jenis rekonsiliasi bank, yaitu :

1) Rekonsiliasi Bank atas Rekening USD
2) Rekonsiliasi Bank atas Rekening Rupiah.


1). Rekonsiliasi Atas Rekening USD

Yang direkonsiliasi yaitu catatan perusahaan yang memang menggunakan mata uang USD dengan Bank statement yang juga menggunakan mata uang USD, tidak ada konversi dalam proses ini. Dengan demikian, maka langkah-langkahnya sama saja dengan rekonsiliasi bank bermata uang tunggal, hanya saja menggunakan mata uang USD (bukan rupiah). Sekali lagi bagi yang belum tahu prosedur dasar rekonsiliasi bank, saya sarankan untuk mebaca artikel : Membuat Rekonsiliasi Bank [The basic : Step by step]. Jika sudah, mampu kembali ke topik ini.


2). Rekonsiliasi Atas Rekening Rupiah

Rekonsiliasi BUKU PERUSAHAAN DALAM MATA UANG USD terhadap BANK STATEMENT DALAM MATA UANG RUPIAH memiliki keunikan tersendiri. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :

[Langkah-1]

Dari Bank Statement, input biaya-biaya dan pendapatan yang dikenakan/diberikan oleh bank (Biaya Admin Bank, Bea Meterai, pendapatan bunga, dan pajak atas bunga) ke dalam sebuah spreadsheet, beri nama “expense adjustment”, konversikan masing-masing biaya/pendapatan tersebut ke mata uang USD dengan menggunakan rate yang sesuai dengan tanggal transaksi masing-masing. Jika perusahaan menggunakan accounting software, masukkan biaya-biaya (yang sudah dalam mata uang USD) tersebut sebagai adjustment entry ke dalam system. Pastikan tidak ada yang ketinggalan, lalu update sistem.

Lakukan hal yang sama terhadap biaya-biaya auto-debit (Listrik, telepon, air, kartu credit, tv channel, dll). Kemudian update sekali lagi.

[Langkah-2]

Sebelum ke langkah kedua..saya asumsikan langkah ke-1 telah dilakukan, dan semua adjustment journal telah di update dengan tepat tanpa ada yang ketinggalan.
Jika menggunakan accounting software atau online database management, maka load checking register (buku catatan check perusahaan) yang bermata uang USD tersebut ke textout dengan cara :

Check register 4 print to file 4 beri nama : BankRecon$.txt 4 Ok

Dari blank Excel workbook :

Open File 4 tunjuk file yang tadi di load dari system (BankRecon$.txt) 4 delimited 4 rapikan kolom sesuai dengan kebutuhan 4 Next 4Finish

Jika langkah 1 telah dilakukan dengan sempurna, seharusnya semua biaya dan pendapatan yang dikenakan atau diberikan oleh bank, telah ikut serta di dalam spreadsheet, tentunya dengan penomoran check otomatis dari system.

Beri “header row” yang sesuai pada episode paling atas dari isi spreadsheet (Misalnya : “Date” diatas tanggal, “Check#” diatas nomor check “Source Journal#” diatas nomor serie journal, “Description” diatas keterangan transaksi, “Amount$” diatas nilai transaksi), beri autofilter pada header row, lalu freeze panes persis dibawah header row.

Terakhir simpan file ke harddrive kerja anda (mungkin di server atau di local harddrive).


Author’s note :

Langkah-2 ini mungkin berbeda pada masing-masing accounting software (saya memakai MAS200), pada dasarnya langkah kedua ini yaitu memindahkan catatan check dari database ke spreadsheet. Jika catatan keuangan perusahaan hanya menggunakan spreadsheet, maka “Langkah-2” ini tidak diperlukan.

[Langkah-3]

Kelompokkan isi spreadsheet menjadi 2 kelompok :
DEPOSIT (untuk kelompok uang masuk), tempatkan di episode atas spreadsheet
EXPENDITURE (untuk kelompok uang keluar), tempatkan dibawah kelompok deposit.

Kemudian jumlahkan kolom “Amount$” dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, maka akan diperoleh “Total Deposit” dan “Total Expenditure

[Langkah-4]

Tambahkan satu kolom kosong setelah kolom “Amount$”, beri header “Rate” pada kolom kosong tersebut.

Setelah kolom “Rate” buat satu kolom lagi beri header “Amount Bank-A” (A=nama bank).

Beri autofilter pada masing-masing kolom gres ini.


[Langkah-5]

Pada langkah ke-5 ini kita akan focus pada kolom “Amount Bank-A” dan kolom “Rate

Ambil Bank Statement…..

Mulailah dengan memindahkan nilai transaksi dari bank statement ke dalam spreadsheet yang gres saja dibuat.

Ingat : ada 2 kelompok dalam spreadsheet, kelompok DEPOSIT & kelompokEXPENDITURE.

Caranya :

Untuk kelompok DEPOST :

Masukkan nilai uang masuk yang ada di bank statement ke dalam kolom “Amount Bank-A” dengan memperhatikan masing-masing tanggalnya. Pada baris “Total Deposit” jumlahkan kolom ini. Kemudian beri format Rupiah pada kolom ini.

Masih ingat dengan kolom “Rate” ?, ok….. pada kolom ini, buatlah formula = Kolom “Amount Bank-A” [dibagi] kolom “Amount$”, dicopy lalu paste ke bawah. Akan diperoleh rate yang berbeda-beda antara baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Jika ada uang masuk yang tidak ditemukan pada bank statement, copy uang masuk ini, lalu paste ke ujung bawah spreadsheet. Beri label DEPOSIT IN TRANSIT


Untuk kelompok EXPENDITURE :

Lakukan langkah yang sama ibarat pada kelompok DEPOSIT. Hanya saja pada kelompok EXPENDITURE mengandung transaksi yang pastinya lebih banyak dan tidak memiliki urutan tanggal yang sama antara bank statement dengan data yang di load dari system. Hal ini disebabkan oleh karena tidak semua peserta check mencairkan check tersebut pada tanggal check diterbitkan. Jika jumlah transaksi relatif sedikit tidak akan jadi masalah, tetapi bila jumlah transaksi cukup banyak, maka langlah ini akan menyita waktu.

Diperlukan sedikit trick untuk menangani langkah ini.



Author’s note :

Focus pada nomor check yang ada di bank statement, mulai dari nomor check yang paling atas, diteruskan dengan nomor check yang ada dibawahnya…terus lakukan secara berurut hingga transaksi yang terakhir.


Caranya :

Block kolom “Check#” pada spreadsheet, cari nomor check dengan cara : Ctrl F, isi field yang muncul dengan nomor check yang ada di bank statement, tekan tombol enter, maka nomor check telah ditemukan, pada kolom “Amount Bank-A” masukkan nilai check yang dari bank satatement.

Jika nomor check tidak ditemukan, masukkan nomor check dan amountnya di baris paling atas dari kelompok EXPENDITURE (mungkin perlu insert row terlebih dahulu), pada kolom “Tanggal” untuk sementara biarkan kosong, pada kolom “Check#isi nomor check sesuai dengan yang ada di bank statement, dan pada kolom “Description” juga biarkan kosong, pada kolom “Amount$“ juga biarkan kosong, dan pada kolom “Amount Bank-Amasukkan nilai yang dari bank statement.

Lakukan terus hingga transaksi terakhir.

Jika sudah selesai, copy formula pada kolom “Rate” yang ada di kelompok DEPOSIT, lalu paste ke dalam semua baris di kolom yang sama pada kelompok EXPENDITURE.
Maka akan muncul rate yang variate dari baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Pada ujung bawah kolom “Rate” buat formula =average (semua kolom rate), maka akan diperoleh AVERAGE RATE pada bulan tersebut.

Jika diperhatikan, akan ditemukan beberapa baris yang kosong. Ada 2 jenis baris yang kosong :

Baris kosong pada kolom “Amount$” yang sudah kita letakkan pada episode paling atas dari kelompok expenditure. Dan;

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A

Apa yang harus dilakukan dengan baris-baris kosong ini ?

Baris kosong pada kolomAmount$” :


Buka file Rekonsiliasi Bank bulan sebelumnya, nomor-nomor check dari bari kosong ini akan ditemukan pada kelompok “UN-CLEARED CHECK” pada rekonsiliasi bank sebelumnya. Copy isi kolom “Tanggal”, “Description” dan “Amount$” dari kelompok UN-CLEARED CHECK ini ke dalam baris-baris kosong yang ada di spreadsheet yang sedang dikerjakan.

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A” :

Filter kolom “Amount Bank-A” by (blank), maka akan ditampilkan cell-cell kosong yang ada di kolom ini. Copy semua kolom dan baris yang muncul di sini, lalu paste ke ujung bawah spread sheet (tepatnya dibawah kelompok DEPOSIT IN TRANSIT

Beri label UN-CLEARED CHECK untuk kelompok gres ini. Jumlahkan kolom “Amount$” pada kelompok ini, sebut ini sebagai “TOTAL UN-CLEARED CHECK”.

Sekarang seharusnya ada 4 kelompok dalam spreadsheet ini :

DEPOSIT (dengan “Total Deposit” pada ujung bawahnya)
EXPENDITURE (dengan “Total Expenditure” pada ujung bawahnya)
DEPOSIT IN TRANSIT (dengan “Total Deposit In Transit” pada ujung bawahnya)
UN-CLEARED CHECK (dengan “Total Un-Cleared Check” pada ujung bawahnya)


Author’s note :

Masih ada 2 langkah yang tersisa….. 2 langkah terakhir ini yaitu langkah yang paling menentukan dalam rekonsiliasi bank dengan mata uang berbeda. Perhatikan baik-baik…..



[Langkah-6]

Setelah kelompok Kelompok "Un-Cleared Check", buatlah summary dari catatan transaksi yang diload dari system sebagai berikut :

Checking Register – Starting Balance” : $ (isi saldo awalnya system)
Checking Register – Deposit” : $ (isi Total Deposit yang dari System)
Checking Register – Expenditure” : $ (isi Total Expenditure yang dari system)
Checking Register – Deposit In Transit” : $ (isi Total Deposit In Transit dari system)
Checking Register – Un-Cleared Check” : $ (isi Total Un-Cleared Check dari system)

Checking Register – Adjusted Ending Balance” : $ (isi formula : Starting Balance + Deposit + Un-Cleared Check – Deposit In Transit)

Author’s note :

Hasil formula inilah yang diharkan sama dengan ending balance yang ada di Bank Statement. Tetapi, bukankah Systen menggunakan mata uang USD sedangkan Bank statement menggunakan mata uang Rupiah. Bagaiaman membandingkannya ?.
Ingat dengan kolom “Rate” dengan AVERAGE RATE pada ujung bawah kolom ?. Ok…. Disinilah kolom ini menjadi “the un-locker key” alias kunci pembuka-nya kunci :-)



[Langkah-7]

Buat baris :

Bank-A Ending Balance $” : $ ( isi formula = "Saldo final Bank" [bagi] AVERAGE RATE )

Bandingkan :

Bank-A Ending Balance $DENGANChecking Register –Adjusted Ending Balance

Apakah sama ?, jika sama maka pekerjaan telah selesai

Most probably belum sama ! :-p

Mengapa ?......

Author’s note :

Karena sepanjang bulan dari hari ke hari, rate yang dipergunakan untuk posting biasanya selalu mengikuti fluktuasi nilai konversi dari USD ke Rupiah. Sementara kita tidak pernah mengikuti fluktuasi exchange rate versi bank dari hari ke hari. Anda tahu sendiri fluktuasi rate bahkan terjadi dari jam ke jam bahkan dari menit ke menit, jadi hampir tidak mungkin mengikutinya dalam melaksanakan posting.

Maksimal yang mampu dilakukan yaitu dengan estimasi rate yaitu dengan membagi nilai rupiah pada bank statement dengan nilai dolar dari masin-masing check yang ada di system. Akan tetapi masih juga menyisakan selisih (variance).


Apa yang harus dilakukan terhadap variance ini ?.

Variance ini yaitu suatu selisih atas fluktuasi nilai tukar USD dengan IDR yang terjadi pada bulan ini. Selisih nilai akhir fluktuasi foreign exchange rate yaitu : LABA-RUGI (SELISIH KURS) alias “CURRENCY GAIN/LOST

Buatlah Label :

Currency Gain/Lost” : $ (isi formula = “Checking Register-Adjusted Balance” [kurangi] “Bank-A Ending Balance $”)

Jika alhasil BERNILAI POSITIF, maka buatlah Adjustment Entry :

[Debit] : Currency Gain/Lost Vs [Credit] : Checking Account


Jika alhasil BERNILAI NEGATIF, maka buatah Adjustment entry :

[Debit] : Checking Account Vs [Credit] : Currency Gain/Lost


Cheers :-)


Aset Keuangan

Aset keuangan harus diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori berikut :
a.              Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini ;
·                Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, yaitu kalau diperoleh atau dimiliki terutama  untuk  tujuan  dijual  atau  dibeli  kembali  dalam  waktu  dekat,  merupakan bagian  dari  portofolio  instrumen  keuangan  tertentu  yang  dikelola  bersama  dan terdapat bukti mengenai contoh ambil untung dalam jangka pendek yang terkini, atau merupakan derivatif.
·                Pada ketika pengukuhan awal telah ditetapkan oleh Emiten atau  Perusahaan Publik untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada nilai  wajarnya,  tanpa  harus  dikurangi  biaya  transaksi  yang  mungkin  timbul  saat penjualan, atau pelepasan lain.

b.             Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non derivatif  dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah  ditetapkan, serta Emiten atau Perusahaan Publik mempunyai intensi positif  dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

c.              Pinjaman yang diberikan atau piutang
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non derivatif  dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. 
Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi  menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada ketika sumbangan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

d.             Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
·                Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non  derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak  diklasifikasikan sebagai sumbangan yang diberikan atau piutang,  investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh  tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
·                Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur  aset tersebut pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya  transaksi yang mungkin timbul ketika penjualan, atau pelepasan lain.
·                Untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi  harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui  penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, maka diukur pada biaya perolehan.
·                Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam waktu maksimal 2  (dua) tahun terakhir atas investasi dalam kelompok dimiliki hingga  jatuh tempo dalam  jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak  signifikan dan tidak memenuhi kriteria yang diatur oleh SAK, maka  sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus  direklasifikasi menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk  dijual (tainting rule).
·                Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual dapat diklasifikasi ke sumbangan yang diberikan dan  piutang kalau memenuhi ketentuan sebagai sumbangan dan piutang dan  terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
·                Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya  disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan jika, dan hanya jika,  terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melaksanakan saling hapus  atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas  keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan  menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
·                Pada setiap tanggal periode pelaporan, Emiten atau Perusahaan  Publik mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset  keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, biaya perolehan atau tersedia untuk dijual, mengalami penurunan nilai. Jumlah kerugian sesuai metode yang diatur dalam SAK diakui dalam laporan laba rugi.
Untuk setiap kategori aset keuangan, pembelian dan penjualan aset  keuangan  secara reguler dicatat pada tanggal transaksi.

Author’s Note :

Apa dan Bagaimana Sesungguhnya Rekonsiliasi Bank di mata Financial Controller ?, itulah yang akan menjadi pokok bahasan pada artikel ini. Termasuk juga beberapa kesalahan umum yang dijadikan kebiasaan, sehingga lama-lama menjadi dianggap benar, episode mana yang seharusnya di maksimalkan, apa yang harus dihindari, semua akan diungkapkan disini.


Balance Is Not The End

Saat membuat rekonsiliasi bank, kata “balance” menjadi kata yang amat mahal artinya, sesuatu yang langka, sesuatu yang sangat didambakan. Sehingga proses rekonsiliasi seolah-oleh suatu pendakian menuju puncak yang namanya “balance” itu. Begitu banyak energi, focus dan lain sebagainya dedikasikan untuk pencapian tersebut.

Begitu “balance” itu tercapai, wah lega rasanya. Selesai sudah bank recon.

Pernahkah berpikir :

Berapa adjustment entry yang dibuat untuk menjadikannya balance ?
Semakin banyak adjustment entry yang diperlukan, semakin rendahlah nilainya, dari keseluruhan proses yang dilakukan, kebanyakan proses pembetulannya. Fixing is useless, it's not value added at all .

Berapa total nominal yang di adjust ?
Semakin besar nilai (Rupiah/USD) yang disesuaikan, berarti semakin banyak pula erroneous atau in-appropriateness yang telah terjadi di sepanjang siklus kas tersebut. It’s good to catch and fix some erroneous or in-appropriateness, but catching is just not anough, we should shut them off right on the root of the problems. Otherwise those will be happened over and over again. Itu “bukan” effisiensi.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan ?
Dari setiap proses, semakin banyak waktu yang dihabiskan, semakin rendahlah nilainya. Mengapa rendah ?
Dengan semakin lama waktu yang disita, semakin banyak pula kesempatan yang hilang, kesempatan untuk berpikir atau mengerjakan yang lain, kesempatan untuk meng-create value added karena disibukkan oleh aktifitas membetulkan saja.

The essence is not the “balance”, but “quality of the balance”
.

Banyak hal lain yang perlu diperhatikan, ketimbang sekedar pencapaian balance saja. Berikut yaitu hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh staff, supervisor, chief maupun Accounting Manager :

Empat Ribu Rupiah Yang Sia-sia

Bank mengenakan Rp 100,000 untuk setiap buku check yang isinya 25 lembar check. Artinya setiap lembar check yang dikeluarkan, akan selalu diikuti oleh pengeluaran sebesar Rp 4,000. Dibandingkan dengan satu transaksi yang nominalnya material, tentu Rp 4,000 itu worthy.

Dengan menggunakan check, payment mampu lebih mudah di telusuri, dan resiko “fraud” mampu diminimalisasi. Akan tetapi bagaimana kalau check banyak dikeluarkan untuk transaksi yang non material?. Lembar-lembar check tersebut akan menjadi Rp 4000 x sekian lembar yang sia-sia. Tidak ada pihak manapun yang mendapatkan value added atas nilai Rp 4000 dari lembar check yang dikeluarkan tersebut, tidak untuk vendor, tidak untuk customer, terlebih-lebih tidak bagi perusahaan sendiri.

Ada certain nominal level atas pembayaran untuk determinasi penggunaan check, yang rasio-nya telah ditetapkan sedemikian rupa semoga lembar check tersebut meaningful. Masing-masing perusahaan tentu menetapkan level yang berbeda-beda. Tugas staff accounting dan keuangan yaitu mematuhi nominal level yang telah ditetapkan oleh manajemen.


Di Balik “Void Check

Ada 2 penyebab paling umum atas voide check :

NSF (No Sufficient Fund)
Check void disebabkan oleh karena tidak adanya cukup saldo di bank untuk menutup pembayaran tersebut. Apa artinya ?. Artinya cash custodian (kasir) tidak melaksanakan penghitungan saldo cash dengan semestinya, artinya book keeper tidak melaksanakan daily cash analysis yang akurat. No Sufficient Fund yaitu nilai raport terburuk dari implementasi cash management.

Mis-Written
Kesalahan tulis pada lembar check yaitu penyebab ke-2 dari void check yang paling sering terjadi, hal ini disebabkan oleh ketidak terampilan cashier, penulisan yang terburu-buru, tidak cermat. Sehingga terjadi penebalan atau pengulangan coretan goresan pena pada lembar check.

Kedua penyebab void check itu sama-sama buruk, harus dihindari. Lakukan pengecekan saldo bank dan minta dikirimi daily bank statament printing


Disordered Serial Check Number
Check stub atau bonggol check, merupakan salah satu tool dalam pemeriksaan kas, dijadikan alat pembanding terhadap catatan transaksi check itu sendiri. Dapat dibayangkan kalau penanggalan pada check stub tidak berurut. Saat melaksanakan rekonsiliasi menjadi lebih lama, harus loncat-loncat. Memusingka bukan?.


Rounded Up or Rounded Down

Menjadi kebiasaan umum staff keuangan dan accounting menyerahkan printout payment list begitu saja, dengan angka-angka penuh. Misalnya : Rp 1,850,915 atau Rp 1,899,985. Angka-angka itu akan fine saja kalau dibayarkan dengan pemindah bukuan alias transfer. Bagaimana kalau tarik dalam bentuk tunai ?.

Mungkinkah bank akan mencairkan check tersebut sebesar angka yang tertulis ?. No way !. Come on… nilai uang pecahan terkecil di Indonesia sekarang yaitu Rp 100,- Sudah pasti bank akan melaksanakan pembulatan.

Di satu sisi check register tidak dibulatkan, tapi bank melaksanakan pembulatan (tanpa mampu dihindari), apakah yang akan terjadi ketika bank recon?. Bisa dibayangkan bukan? Dicari kemanapun, angka selisih itu tidak akan ditemukan.

Mengapa tidak dibulatkan terlebih dahulu sebelum bank melakukannya ?. tentu harus ada determinasi untuk suatu pembulatan. Dan staff keuangan dan accounting seharusnya konsisten terhadap determinasi ini.


Earlier Auto-debit

Auto-debit payment mestinya telah terjadwal, sudah di set sedemikian rupa sampai tidak melewati due date yang seharusnya. Tapi for some reason, terkadang bank mendebit rekening perusahaan lebih awal. Akibatnya, perusahaan menjadi salah dalam memprediksi posisi kas, saldo kas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan apa yang diperkirakan oleh perusahaan.

Seharusnya gejala ini sudah tertangkap ketika melaksanakan rekonsiliasi bank, cashier perlu menghungi pihak bank untuk mendapatkan penjelasan mengnai ganjal an pendebitan lebih awal, bank perlu diingatkan semoga konsisten terhadap time schedule yang telah ditentukan.


Foreign Exchange Rate

Bertarnsaksi menggunakan valuta absurd (membeli maupun menjual) memerlukan kehati-hatian, ada potensi gains atau loses disana. The decision wheter using foreign currency or local currency seharusnya dilakukan dengan analisa yang memadai untuk potensi gains atau lost tersebut.

Mengurangi Adjustment dan Mempercepat Rekonsiliasi Bank

Sebagian dari proses rekonsiliasi bank yaitu memeriksa dan membuat jurnal entry atas biaya-biaya yang dikenakan oleh bank, pendapatan bunga, atau auto debit auto debit.
Jika saja, pengecekan saldo bank secara konsisten setiap hari, maka perbedaan-perbedaan itu akan diketahui semenjak dini.
Setiap ada perbedaan, mintalah kepada bank untuk di printout lalu dikirimkan dengan faximile. Lakukanlah setiap hari selama 5 menit khusus untuk ini. Niscaya kesibukan task bank recon akan mampu dikurangi, proses bank recon akan lebih cepat. Mungkin hanya perlu melaksanakan adjustment untuk transaksi-transaksi di final bulan saja.


Ventura Bersama

Ventura bersama merupakan suatu perjanjian kontraktual dimana dua atau  lebih pihak menjalankan kegiatan ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama. Pada umumnya, terdapat tiga jenis ventura bersama, ialah pengendalian  bersama operasi, pengendalian bersama aset, dan pengendalian bersama entitas.

Emiten atau Perusahaan Publik yang menjadi venturer dalam ventura  bersama berupa pengendalian bersama operasi mengakui bab partisipasi dalam laporan keuangannya :
a)             Aset yang dikendalikan dan liabilitas yang ditanggung.
b)             Beban yang ditanggung dan bab pendapatan yang diperoleh dari  penjualan barang dan jasa ventura bersama.

Emiten atau Perusahaan Publik yang menjadi venturer dalam ventura  bersama berupa pengendalian bersama aset mengakui bab partisipasi dalam laporan keuangannya :
a)             Bagiannya atas pengendalian bersama aset, yang diklasifikasikan sesuai  dengan sifat aset.
b)             Setiap liabilitas yang terjadi.
c)             Bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang  berkaitan dengan ventura bersama.
d)            Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output  ventura bersama, bersama dengan bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama.
e)             Setiap beban yang telah terjadi sehubungan dengan bab partsipasinya dalam ventura bersama.

Emiten atau Perusahaan Publik yang menjadi venturer dalam ventura  bersama, berupa pengendalian bersama entitas mengakui bab partisipasi dalam  laporan keuangannya dengan menggunakan metode ekuitas atau, sebagai alternatif, konsolidasi proporsional.

Penerapan konsolidasi proporsional berarti laporan keuangan venturer  memasukkan bagiannya atas aset yang dikendalikan bersama dan liabilitas yang  ditanggung bersama. Laporan laba rugi komprehensif venturer mencakup bagiannya atas penghasilan dan beban dari pengendalian bersama entitas.

Alur Akuntansi Atas Transaksi Mata Uang Asing


Pada dasarnya, alur akuntansi atas transaksi bermata uang ajaib yaitu sebagai berikut :

Pada ketika terjadinya transaksi pertama kalinya, nilai transaksi diakui atau dicatat sebesar nilai fakturnya (invoice)

Pada setiap pelaporan, transaksi tersebut di translasikan dengan mengkonversikan nilai transaksi tersebut ke dalam mata uang fungsionalnya (Rupiah) sesuai dengan metode konversi yang dipergunakan, pada ketika ini akan diakui KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (SELISIH) KURS, yang dalam bahasa inggrisnya disebut Currency Gain/Lost.

Pada ketika pembayaran (pelunasan) atas transaksi tersebut (baik itu berupa transaksi atas aktiva maupun kewajiban), nilai transaksi bermata uang ajaib tersebut akan disetarakan lagi dengan mengkonversikannya menjadi mata uang fungsional (Rupiah). Proses konversi ini akan menjadikan adanya KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (SELISIH) KURS (Currency Gain/Lost).

Contoh :

Tanggal 31 Januari, sebuah perusahaan di Indonesia membeli barang dagangan dari Amerika dengan nilai invoice USD 1,000.00, Tutup buku fiskal pada tanggal 20 Maret, dan pembayaran akan jatuh tempo pada tanggal 30 April, dan

Sementara itu situasi nilai tukar pada ketika itu digambarkan sebagai berikut :

28 Pebruari, 1 USD = Rp 9,000,-
20 Maret, 1 USD = Rp 9,100,-
30 April, 1 USD = Rp 9,200,-

Atas Transaksi diatas, dapat dicatat dengan jurnal entry :

Pada tanggal pembelian (28 Pebruari) :

[Debit] : Pembelian = Rp 9,000,000,-
[Kredit] : Hutang Dagang = Rp 9,000,000,-

Pada ketika tutup buku fiskal (20 Maret) :
Nilai tukar telah berubah, rupiah terdepriasi sebesar Rp 100,- / 1 USD, sehingga perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 100 x 1000 = Rp 100,000. Ini diakui sebagai kerugian kurs, dan diadaptasi dengan jurnal :

[Debit] : Kerugian (Selisih) Kurs = Rp 100,000,-
[Credit] : Hutang Dagang = Rp 100,000,-


Sedangkan pada ketika hutang jatuh tempo :
Rupiah terdepresiasi Rp 200,-/1 USD dibandingkan ketika pembelian dilakukan, Jurnal atas pelunasan hutang ini menjadi :

[Debit] : Hutang Dagang = Rp 9,000,000,-
[Debit] : Kerugian (selisih) Kurs = Rp 200,000,-
[Credit] : Kas = Rp 9,200,000,-


Saat Pengakuan Keuntungan atau Kerugian Kurs

Dari teladan di atas, kalau diperhatikan baik-baik, maka jelaslah KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (Selisih) KURS DIAKUI PADA PERIODE DIMANA KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN TERJADI. Dalam teladan di atas kerugian kurs diakui :

Pada Laporan Fiskal, kerugian kurs diakui sebesar Rp 100,000 saja yaitu pada tanggal penutupan buku fiskal (20 Maret).

Pada Laporan Komersial, kerugian kurs diakui sebesar Rp 200,000 pada ketika pelunasan (pembayaran) dilakukan (30 April)


Author’s Note :

Di selesai tahun buku, secara konsep bekerjsama perusahaan
memiliki 3 (tiga) pilihan :

1). Mengabaikan fluktuasi nilai tukar (akan tetapi, pilihan ini yaitu pilihan berbahaya)

2). Melakukan penyesuaian (membuat adjustment) atas nilai pembelian, yang biasa disebut PENDEKATAN SATU TRANSAKSI (akan tetapi tindakan ini, akan membuat laporan menjadi tidak mencerminkan kejadian ekonomi yang sesungguhnya).

3). Atas perubahan nilai tukar mata uang fungsional (Rupiah) kepada mata uang asing, disamping mengkui adanya utang, juga diakui adanya keuntungan atau kerugian (selisih) kurs, yang biasa disebut sebagai PENDEKATAN DUA TRANSAKSI. (Pilihan inilah yang paling relevan).


Pelaporan Keuntungan Kurugian (Selisih Kurs)

Dimanakah keuntungan atau kerugian (Selisih Kurs) di kelompokkan ?.

Karena dalam hal ini, keuntungan atau kerugian kurs terjadi akhir adanya fluktuasi nilai tukar mata uang fungsional (Rupiah) terhadap mata uang ajaib (dalam teladan di atas yaitu USD), dimana atas keuntungan atau kerugian kurs tersebut menghipnotis arus kas masuk atau keluar, maka :

KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (Selisih) KURS di kelompokkan ke dalam PENDAPATAN LAIN-LAIN (OTHER REVENUE)

KEUNTUNGAN atau KERUGIAN (Selisih) KURS menjadi ELEMEN PENAMBAH/PENGURANG atas PENDAPATAN BRUTTO, yang akan menghasilkan PENDAPATAN NETTO.

Hubungannya dengan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold) ?

NONE, ZERO, ZIL, ZALDA, KAGA ADE, TAK ADA, TAK ADO, ORA ONO” :) :) :)


Author’s Note :

Hati-hati, bedakan TRANSAKSI dengan TRANSLASI :

TRANSAKSI : Kejadian ekonomi yang sungguh-sungguh MEMPENGARUHI ARUS KAS.

TRANSLASI : Hanyalah PERUBAHAN PENGAKUAN NILAI atas ASSET maupun LIABILITIES, akhir adanya KONVERSI
NILAI.

Kabar besar hati bagi yang ingin mendalami lebih lanjut mengenai FOREIGN CURRENCY ACCOUNTING, segara akan hadir artikel : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING, mengenai bagaimana mentranslate (saya pakai istilah MENGKONVERSIKAN) laporan keuangan ber mata uang asing. Untuk semua elemen laporan keuangan yang perlu disoroti, mulai dari penjualan, pembelian, COGS hingga dengan perolehan aktiva tetap dan retained earning. Akan diposting secara bertahap. Dimulai dengan : TRANSLASI HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) [-baca-] setelah BONUS : HEDGING dibawah

BONUS : HEDGING (Antisipasi Terhadap Fluktuasi Kurs)

Jika diartikan secara harfiah, HEDGE = Pagar / Tameng

Dalam Financial, HEDGING diartikan sebagai tindakan untuk memindahkan resiko akhir dari fluktuasi kurs (atau suku bunga, atau harga).

Jika saja HEDGING benar-benar berfungsi secara efektif, maka seharusnya KEUNTUNGAN atau KERUGIAN KURS tidak akan terjadi, dan tidak perlu dipusingkan oleh legalisasi (pencatatan) maupun disclosure-nya.


Adapun Hedging yang direkomendasikan untuk mengatasi fluktuasi kurs yaitu INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIVE, yaitu Kontrak Pertukaran yang Dimajukan (FORWARD EXCHANGE CONTRACT).

Teknisnya, institusi keuangan baiklah untuk menetapkan suatu nilai tukar mata uang yang disepakati untuk dimasa depan yang telah disepakati pula.

Contoh : Bank Devisa (dimana rekening perusahaan) menyetujui perusahaan untuk hedging nilai Tukar Rupiah terhadap USD yaitu Rp 9000,- hingga dengan tanggal 30 April, Jika saja pada teladan kasus pembelian barang dagangan diatas perusahaan melaksanakan hedging, maka kerugian kurs sebesar Rp 200,000 tersebut tidak akan terjadi. Pengakuan currency gain lost pun tidak perlu terjadi.

Author’s Note :

Disatu sisi HEDGING akan meminimalisasi atau bahkan mengeliminasi kemungkinan terjadinya kerugian kurs, di sisi lainnya, perusahaan juga kehilangan kesempatan untuk memperoleh KEUNTUNGAN KURS. Jika Fluktuasi nilai tukar benar-benar menjadi problem bagi perusahaan, lakukanlah HEDGING, Jika :

IMPORTER : nilai tukar uang fungsional (Rupiah) cenderung melemah, LAKUKANLAH HEDGING, kalau sebaliknya, maka jangan lakukan.

EXPORTER : nilai tukar uang fungsional (Rupiah) cenderung menguat, LAKUKANLAH HEDGING, Jika sebaliknya, jangan lakukan.


Good Luck :-)
Artikel Lain Yang Terkait : TRANSLASI HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) [-baca-]


KOMBINASI BISNIS


Definisi Kombinasi Bisnis
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010 lampiran A. Kombinasi bisnis yaitu suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai “penggabungan bekerjsama (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini.

Tujuan Kombinasi Bisnis
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, meningkatkan relevansi, keandalan, daya banding info mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya ;
·                Mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan non pengendali.
·                Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian diskon.
·                Menentukan jenis indformasi yang diungkapkan.

Identifikasi Kombinasi Bisnis
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, kombinasi bisnis yaitu suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.
“Penggabungan bekerjsama (true merger)”
Atau
“Penggabungan setara (merger of equals)”

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi, diantaranya ;
a.              Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menjadikan liabilitas.
b.             Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.
c.              Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
d.             Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.

 Kombinasi Bisnis Tanpa Pengalihan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22, pengendalian dapat diperoleh tanpa adanya pengalihan imbalan, termasuk :
·                Pihak yang yang diakuisisi membeli kembali sahamnya sehingga pengakuisimemperoleh pengendalian.
·                Hilangnya hak veto yang sebelunnya menghalangi pengakuisisi untuk mengendalikan.
·                Pengakuisisi dan yang diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak semata.
Contoh penggbungan dua bisnis bersama – sama dalam satu akad gabungan (stapling arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual listed corporation).
Pengakuan sesuai PSAK ini, memunculkan kepentingan non pengendali yang lebih banyak didominasi atau seluruhnya.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.