Articles by "TIPS AND TRICKS"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts with label TIPS AND TRICKS. Show all posts

Author's Notes :

Tips untuk :

[-1-] Financial Controller pemula alias gres memasuki jenjang Financial Controller

[-2-] Chief accounting sudah senior dan Sedang membidik posisi Financial controller

[-3-] Yang sedang naksir seseorang yang berposisi Financial Controller.. opzzz..!
Maap...saya becanda.....hahahaha.... :)). Maksud saya......

[-3-] Siapa saja yang ingin atau tertarik dengan posisi Financial Controller


Perlu diketahui, Financial Controller atau yang biasa disebut Controller saja, termasuk jenjang "Expert". Jadi, trampil dibidang accounting, keuangan dan perpajakan saja tidaklah cukup. Harus Expert. Expert dalam hal ini maksudnya : Menguasai bidang ini mulai dari theories, concepts, technical (implementing), analytical works, mentality, social & attitude.

Ada beragam cara untuk mengasah diri biar lebih advance di bidang controller, tapi yang akan disebutkan disini pokok-pokoknya saja :


[-EXPERT-1-]. Accounting

Perlakuan akuntansi ? Basic hingga advance accounting?. No...!, Itu masa lalu, Itu sudah harus hafal diluar kepala, sudah tidak hanya berada di otak saja, tapi harus sudah mendarah daging.

Tugas Financial Controller bukan menjurnal lagi, bukan membuat laporan keuangan, bukan sekedar menganalisa. Tugas Financial Controller yaitu membuat perusahan mampu lebih produktif, "memberdayakan" semua sources perusahaan hingga maksimal, meningkatkan value added, mengefisienkan operasional perusahaan.

Seiring perkembangan dunia bisnis, pernyataan standar akuntansi keuangan terus bertambah, keep update dengan PSAK

Minimal mampu menggunakan 3 worldwide accounting softwares !

Hal yang tidak boleh ketinggalan : Perkembangan Terkini dunia akuntansi, Journal-journal mengenai akuntansi. Subscribe lah ke beberapa Accounting publisher, minimal FASB & ICPA harus ada di favourite menu web browser :)


[-EXPERT-2-]. Finance

Posisi Financial Controller, terperinci harus tahu bagaimana mengelola corporate financial, mulai dari pembiayaan hingga ke investasi. Harus tahu persis mengelola "carried fund cost", musti tahu persis bagaimana memaksimalkan dana perusahaan biar mencapai pertumbuhan yang paling maksimal.

Mampu melaksanakan transaksi dengan jenis pembayaran apapaun, mulai dari cash, check, Billyet Giro, Letter of Credit, Credit Card, Internet banking. Bahkan hingga harus tahu credit card issuer mana sekarang yang paling liquid, dan mana yang paling bermasalah dalam transaksi, sehingga mampu men-judge : credit card mana yang kita confident untuk terima dalam order placement atas product corporate kita.

Minimal subscribe dengan salah satu International credit checker, untuk mampu melaksanakan analisa financial performance calon atau current oversea customers.

Selalu update dengan segala perkembangan dunia financial, leasing, insurance, suku bunga bank central, fluktuasi nilai mata uang, dll. Bahkan perlu mengetahui bank mana ketika ini yang paling efisien dan reliable untuk mengelola keuangan perusahaan.


[-EXPERT-3-]. Taxation

Perpajakan yaitu bab yang tidak terpisahkan dari aktifitas usaha. Bahkan dinegara manapun, perpajakan merupakan salah satu role utama dari bab Accounting & Keuangan.
Seorang Financial Controller harus tahu perpajakan mulai dari teori, Undang-undang Perpajakan, perhitungan, pelaporan, dan analisa.

Membuat SSP, SPM, SPT, restitusi, pajak import, Pajak Pembanguna (PB1), Retribusi, bea materai?, itu pekerjaan sub-ordinat (bawahannya) Financial Controller !

Tugas Financial Controller yaitu menganalisa, menilai dan membuat seni administrasi perpajakannya corpoorate dengan tetap compliance dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku.

Sudah pegang Berevet C ?, kalau belum, segera ambil brevet mulai dari A hingga C. Tidak harus brevet yang diakui resmi oleh Depkeu.

Selalu updated dengan Undang-undang Perpajakan, keputusan menteri, hingga surat edaran Ditjen Pajak.


[-EXPERT-4-]. Management

Ada puluhan bahkan bahkan mungkin ratusan sub-ordinat di bab accounting dan keuangan, mulai dari Cashier, Clerk, Data Entry, Data Analyst, Book Keeper, Accounting Supervisor, Chief Accounting, Accounting Manager, Cost Controller, Tax Man, Internal Auditor, dan banyak lagi (tergantung besar kecil usaha yang anda urusin). Mulai dari interviewing, trainning, coaching hingga performance review.

Bahkan harus menilai kinerja semua administrasi di semua bab dan level. Harus mampu memberi rekomendasi ampuh untuk keputusan-keputusan administrasi strategis di perusahaan dalam rangka efisiensi dan produktifitas. Ingat Tugas utama Financial Controller yang sudah disebutkan diatas.

Mau tidak mau harus rajin mengasah diri dalam bidang : Manajemen Kepersonaliaan, Manajemen Operasional dan Manajemen strategis.

Minimal harus menghadiri management ceminars quarterly (1 kali dalam 3 bulan).


[-SKILL-1-]. Math

Ketrampilan menggunakan matematika wajib hukumnya. Dari persamaan matematika hingga ke konversi aneka macam satuan ukuran. Walaupun dalam keseharian memakai komputer, sebagai finacial controller harus mampu menterjemlahkan dan menganalogikan suatu kasus akuntansi atau keuangan ke dalam formula matematis.


[-SKILL-2-]. Statistic

Role Financial Controller itu mostly di sekitar reviewing & analyzing. Yang di review dan di analisa yaitu data corporate yang pastinya sangat besar. Dari sentra hingga ke cabang-cabang untuk semua aktifitas. "Non-sense" kalau tidak direview dan di analisa dengan menggunakan statistika.

So, musti terampil bekerja dengan statistika, mulai dari cara yang paling manual hingga menggunakan instant statistical software.

Minimal ada 2 icon statistic software di front screen notebook anda :P


[-SKILL-3-]. Research

Monitoring dan controlling yaitu salah satu peran terpenting seorang Financial Controller.
Untuk task itu, seorang Controller harus lah seorang problem solver, trouble shooter (bukan trouble maker.. hehehe..). Controller juga dituntut untuk keep improving, all the way !. Corporate's data, its system, its procedure, its attitude.

Untuk mampu solving, shooting, improving, harus tahu akar permasalahannya, harus mampu comparing antara system yang lama dengan yang akan di-develope, antara prosedur yang lama dengan prosedur yang akan di established. Dan data sources untuk keperluan itu semua, mampu didapatkan dari RESEARCH, YA RESEARCH !.

Rajin-rajinlah ber experimen, mulai dari observasi kecil-kecilan hingga ke-kesuluruhan dimensi aktifitas perusahaan.


[-SKILL-4-]. Computer & Digital Media

Computer literate ?. Hmmm.. seprtinya saya tidak perlu bahas lagi ya ?.
Ok.... dengan load data yang begitu besar. Berapa external back up hardisk langsung anda ? 1 Hexa ?. Cukup ?. Apakah sudah di enkripsi ber password?. Kalau belum, lakukan sekarang. Data security yaitu nyawa seorang Financial Controller.

Biasa export data keuangan dari system ?, print to file, ke texout, delimited, trus excel worksheet?. Good ! lumaya lancar :). Bagaimana bila ketika anda relay data tiba-tiba server lambat ?, connection terputus. Bagaimana bila tiba-tiba ip statick ip di server perusahaan bermasalah, sementara technician sedang tidak available ?. Panik ?.

Do you have reliable plan for that ?. Bisa scanning network trouble sendiri?. Tidak ?. Wah anda harus mampu tuh ! :P

YET, Financial Controller juga harus gape dengan digital media dan gadget masa kini. Minimal sekali dalam seminggu, FC harus coaching sub-ordinatnya. Ditambah dengan meeting dengan eksekutif 1 kali dalam seminggu, harus mahir menggunakan peralatan presentasi.

Sudah pakai net & mobile banking ?.

Oh ya, pakai skype jauh lebih efisien dibandingkan memakai handphone loh, bahkan dibandingkan telephone cable sekalipun. Sudah pernah pakai ?.


[-SKILL-5-]. Language & Communication

Minimal bahasa inggris anda harus toefl 500. Kurang dari itu ? no way !, anda harus sosialisasikan kebijakan keuangan corporate anda kepada client mancanegara. Apa anda harus pakai interpreter atau mengandalkan sekretaris ? Please don't do that..............for GOD SHAKE, anda harus berinteraksi..... harus mampu memprovokasi !.



Catatan : Di serie-1 ini, cukup Expertist dan Skill level-nya saja. Akan berlanjut untuk level : [-KNOWLEDGE : Trade, Industrial, Legal, Law -] dan [-SOCIAL : Sport, Family Mentoring, Community Activities, Almamater Connection, Hobies-], dibahas di posting saya selanjutnya.... So keep visit this page. You may bookmark through the bookmark button if you like :-)

Author’s Note :

Tips ini yaitu Lanjutan dari serie sebelumnya : LEBIH ADVANCE DI DUNIA CONTROLLER.

Being expert and Skilled only is just not enough to achieve the advance level, ya, definitely !, perlu didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang memadai. Tentunya pengetahuan dan wawasan yang relevan. Berikut ini yaitu sederetan minimum knowledges yang dianggap relevan untuk financial controller :

[-KNOWLEDGE-1-]. Trade

Pada dasarnya trade atau perdagangan yaitu esensi dasar dari sebuah binis atau usaha. Katakanlah usaha itu di sektor pariwisata atau industri, atau jasa, pada dasarnya yaitu “berjualan”. Value added development, ya… mengubah sesuatu menjadi lebih berdaya guna, entah itu dari materi baku dasar, atau barang setengah jadi, atau berupa layanan, apapun itu. Apabila hendak dikomersialisasikan maka artinya itu diperdagangkan.

Perdagangan yang dimaksudkan untuk seorang financial controller : Mulai dari seluk beluk retail, hypermarket, brokage, agency, join operation trade, francaise, royalty based market, hingga ke pasar uang dan pasar modal, stock exchange, bond, modus dan instrument lainnya. Minimal bisa membaca dan menganalisa index saham dan analisa-nya.

Termasuk juga disini yaitu world trade, perdagangan antar negara, prosedur export-import, familiar dengan prosedur dan tehnis pabean, custom procedure. Mengetahui Good and Services Tax banyak Negara, terutamanya negara-negara tujuan export maupun asal import yang common untuk Indonesia.


[-KNOWLEDGE-2-]. Industrial

Industrial yaitu wilayah kedua yang yang perlu diexplore oleh Financial cotroller. Bahkan bisa dikatakan wajib.

Production planning, production set up, time motion test for production movement, Quality control management beserta standard-nya. Semua itu yaitu pengetahuan yang perlu bagi seorang Financial Controller.

Bagian lain yang tak boleh ketinggalan dalam industri yaitu perilaku industri, psikologi industri.


[-KNOWLEDGE-3-]. Legal & Law

Legal yaitu pengetahuan yang tak kalah pentingnya, sisi legal dari suatu usaha yaitu hal yang vital dan case sensitive. Saat perusahaan akan melaksanakan expansi atau merger, atau aquiciting perusahaan lain. Semua event itu memerlukan pengetahuan yang cukup ihwal prosedur dan batasan-batasan legalnya.

Notarical process and documentation, selalu akrab dengan dunia usaha. Semestinya seorang financial control bisa menginterpretasikan isi sebuah akte perusahaan apapun bentuknya, akte pendirian usaha, akte sewa-menyewa, akte perubahan, dan sisi lega lainnya.


Dibutuhkan pengetahuan yang cukup ihwal itu semua : Trade, Industry, Legal & Law.

Pertanyaan : "Bukankah biasanya corporate menggunakan jasa professional dalam urusan ibarat itu ? Pialang, Factory Manager, Quality Controller, Lawyer, Notary ?. Isn’t this a double work or duplication if you need to take care of those miscellaneous as well ?".

Yupz… benar, corporate biasanya menggunakan jasa proffesinal untuk take care urusan ibarat itu.

Tapi…. Tahukan anda ? :

Professional dibidang itu bekerja based on order ? artinya : mereka mewujudkannya. Tapi otaknya, idea-nya, details planningnya berasal dari corporate itu sendiri ?.

What’s gonna be happened if they are failed in the missions ?. while you’re know nothing about that ?.

Tugas utama seorang Financial Controller yaitu menjaga perusahaan dari kemungkinan kerugian, kerugian dalam bentuk apapun, dalam jumlah berapapun. Kemampuan menjaga ini yaitu ukuran mutlak bagi kesuksesan seorang Financial Controller.


Expertis, Skill, knowledge, seems to be alright. What else ?.

Jika kita sedang membangun, maka yang berikutnya yaitu sesi finishingnya, pemolesan, pembentukan final hingga mejadi sempurna. Menjadi tepat karena tidak hanya ahli, terampil dan berwawasan saja, tetapi di dongkrak juga oleh mentalitas dan attitude yang sesuai.

Berikut adalah, aspek-aspek sosial yang dianggap besar lengan berkuasa atau bisa dijadikan parameter terhadap mentalitas dan perilaku seorang Financial Controller :

[-SOCIAL-1-]. Sport

Untuk aktifitas yang begitu padat, diharapkan stamina badan yang prima, untuk itu olahraga semestinya menjadi hal yang selalu dibutuhkan (bahkan oleh siapapun juga, dari kalangan manpun juga). Kesehatan yang selalu di level yang baik, besar lengan berkuasa positif terhadap daya kerja otak.

Bagaimana dengan olahraga yang disamping menyehatkan tubuh, tetapi juga membangun jaringan, alias menambah kekerabatan ?. Itulah sebabnya sport dalam hal ini golongkan ke aspek social.

Untuk Financial Controller, Golf yaitu pilihan yang tepat, sebagai olahraga yang ampuh untuk network development atau maintenance. Aneh ya ?, kenapa golf menjadi pilihan ?. Tentu tidak aneh…. Karena anda ingin atau sedang bermain di field yang advance.

[-SOCIAL-2-]. Family Mentoring

Family yaitu lab mini yang paling available bagi siapapun untuk bersosialisasi, berdisiplin, menempa mental dan perilaku. Financial Controller semestinya ia yaitu figure pemimpin, a leader. Musti punya mental seorang pemimpin, “to lead”. Jika dikalangan keluarga sendiri saja tidak bisa dijadikan sebagai figure panutan, bagaimana diluar ?. Sementara di luar anda harus memimpin, jadi panutan bagi staff yang even jauh lebih kritis, punya background yang berbeda, punya interest tersendiri yang sangat mungkin bertolak belakang dengan misi anda sendiri.

Menjadi mentor dikeluarga sendiri bukan berarti bersikap arogan, sok kuasa, sok ngatur, melainkan bisa menunjukkan mentalitas, sikap dan perilaku yang pantas untuk di contoh. Bersifat melindungi, memperlihatkan dorongan semangat, memperlihatkan guidelines yang terperinci dan efektif, menjadi best persoalan shooter, ulet, tegar dan beripikir positif terhadap segala sesuatu.

Terkadang prestasi yang membanggakan juga bisa membuat anda menjadi titik awal untuk menjadi mentor di dalam keluarga sendiri :-)


[-SOCIAL-3-]. Community Activities

Bersosialisasi, pribadi terlintas dipikiran kita ihwal akivitas kumpul-kumpul, melaksanakan sesuatu bersama-sama. Community activies yang dimaksudkan disini tentunya komunitas yang baik dan aktifitas yang positif. Misalnya : Persekutuan Gereja, Pengajian bersama, atau kerja bakti social di lingkungan sendiri.

Community activities yaitu lab yang lebih besar dibandingkan family, kawasan mencar ilmu berinterkasi, mencar ilmu menjadi leader, atau bahkan mencar ilmu menjadi bawahan yang diatur-atur :-P

Berkumpul, berbagi, diskusi, bertukar pikiran dengan orang-orang diluar aktifitas rutin (beyond office) terkadang bisa membangkitkan wangsit berpikir :-)


[-SOCIAL-4-]. Almamater connection

Sebagai mantan anak kampus tentunya punya teman-teman almamater, baik yang itu yang satu jurusan maupun yang beda jurusan, punya dosen favourite. Punua kenangan masa-masa mengagumkan sebagai mahasiswa/i.

Yang kita jadikan pertimbangan utama, bukan lah kenang-kenangannya saja, tapi lebih jauh dari itu, yaitu : mentalitas

Pernah dengar atau baca : Lupa kacang akan kulitnya ?. Sungguh tidak terpuji jikalau hingga kita lupa akan asal-usul kita, darimana kita berasal, dilingkungan mana kita didik. Sekalipun bukan kampus elite, bukan kampus favourite, bukan kampus unggulan.

Ini soal mental, kepribadian !

While itu penting untuk tetap berafiliasi dengan almamater….
What a surprise, ketika kita dipanggil oleh Ditjen pajak, ternyata orang yang akan ditemui di gedung itu yaitu sahabat sekelas kita waktu kuliah :-):-)

Berurusan atau ber-relasi dengan sahabat lama, bukan berarti berujung pada collusion atau nepotism. No !. Masing-masing harus menjaga dan menghargai professionalism.

Positif, karena komunikasi menjadi lancar, komunikasi yang lancar akan mencapai kesepahaman yang lebih efektif, dan pada kesannya membuat segala sesuatunya menjadi berjalan sebagaiman mestinya. Bukankah itu positif ?.


[-Hobbies-]. Any

Berhobi, pada hakekatnya yaitu melepaskan pikiran dari rutinitas kita dikantor. Serelah begitu melelahkan dengan aktifitas kantor selama 5-6 hari, saatnya bagi otak kita untuk get refreshed di final pecan dengan melaksanakan apa yang kita sukai di luar pekerjaan.

Melepaskan diri dari rutinitas works penting.

Tidak harus hobby yang mahal, apapun yang anda suka, asalkan itu bisa membebaskan pikiran dan perhatian dari pekerjaan dan office tasks, asalkan itu bisa membuat isi otak kita segar dan siap kembali beraktifitas di hari senen :-)

By the way…. I LOVE SUNDAY ! :-)

Semoga bermanfaat.

Author’s Notes :

Artikel ini bukan artikel yang akan menunjukkan apa itu difinisi rekonsiliasi bank, maupun kajian teorinya. Melainkan akan memberitahukan cara melaksanakan rekonsiliasi bank selangkah demi
selangkah.

Artikel ini didedikasikan untuk mereka yang belum tahu bagaimana melaksanakan rekonsiliasi bank (seorang book keeper, atau staff accounting lainnya yang bertugas melaksanakan pencatatan dan mengurusi transaksi yang terkait dengan kas bank, untuk mempermudah ilustrasi selanjutnya kita sebut “book keeper” saja), sebagai tips semoga mampu melaksanakan REKONSILIASI BANK DENGAN CEPAT DAN EFEKTIF.

Sebelum masuk ke langkah-langkahnya, perlu dipahami kebijaksanaan dasarnya terlebih dahulu, yang selanjutnya menuju ke step by step proses rekonsiliasi, tampil dalam bentuk pertanyaan dan jawaban.

[-Pertanyaan-]

Mengapa rekonsiliasi ?.

[-Jawaban-]

Karena pihak internal perusahaan (manajemen) perlu mendapat keyakinan, bahwa :

(a). Perusahaan telah melaksanakan pencatatan yang benar (sesuai dengan kedaan sesungguhnya) untuk setiap dana keluar maupun yang masuk, yang tercermin di dalam buku catatan kas bank (selanjutnya kita sebut “Check Register”).

(b). Bank telah melaksanakan transaksi atas uang perusahaan sesuai dengan perintah perusahaan, telah mencatat dan menunjukkan pengesahan yang sesuai, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk print-out rekening koran (selanjutnya kita sebut “Bank Statement”).

[-Pertanyaan-]

Bagaimana administrasi memperoleh keyakinan yang dimaksudkan diatas ?.

[-Jawaban-]

Kesesuain check register dengan bank statement. Adanya penjelasan yang memedai mengenai perbedaan-perbedaan (jika ada).

[-Pertanyaan-]

Mengapa ada perbedaan ?.

[-Jawaban-]

Ada 5 kemungkinan penyebab :

1. Mungkin book keeper perusahaan salah melaksanakan pencatatan atau pengesahan (disengaja atau tidak).

2. Mungkin Bank salah melaksanakan pencatatan atau pengesahan (disengaja atau tidak).

3. Mungkin perusahaan menetapkan “saat pengakuan” yang berbeda dengan bank.

4. Mungkin ada pengeluaran/pemasukan yang karena tidak diketahui, perusahaan tidak melaksanakan pencatatan atas pengeluaran/pemasukan tersebut.

5. Mungkin karena ganjal an tertentu bank menolak pencairan check perusahaan ( selanjutnya kita sebut “Void Check”


[-Pertanyaan-]

Bagaimana bila ada perbedaan ? Apakah itu salah ?.

[-Jawaban-]

Perlu dijelaskan mengapa berbeda.

[-Pertanyaan-]

Bagaimana menjelaskannya ?

[-Jawaban-]

REKONSILIASI BANK !

[-Pertanyaan-]

Caranya ?. darimana memulainya ?

[-Jawaban-]

Mulai dari perbedaan yang paling kentara

Kenali dan biasakanlah diri terhadap biaya-biaya yang dikenakan oleh bank terhadap perusahaan, yang dilakukan oleh bank dengan cara melaksanakan pemotongan eksklusif (debit langsung) terhadap saldo bank tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Kenali juga pendapatan-pendapatan jasa yang diberikan oleh bank dengan cara menambahkan (mengkredit) pendapatan tersebut ke saldo perusahaan tanpa memberi tahukan terlebih dahulu.

Masukkan jurnal adaptasi atas biaya-biaya dan pendapatan tersebut :

Biaya Admin Bank [Debit : Biaya Bank - Credit : Kas Bank-A]
Bea Meterai [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank-A]
Pendapatan Bunga [Debit : Kas Bank – Credit : Pendapatan Bunga Bank]
Pajak [ Debit : Pajak Atas Bunga Bank – Credit : Kas Bank]
Biaya Transfer [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank]
Jasa penerimaan transfer [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank]
Biaya kliring [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank]

Pastikan semua biaya-biaya kecil tersebut telah disesuaikan, tanpa ada yang ketinggalan

[-Notes-]

Jika perusahaan menggunakan accounting software, update general ledger !. karena bila belum updated, adjustment belum nampak.

[-Next-]

Transaksi lain yang biasanya dibukukan oleh bank tetapi tidak belum dicatat oleh perusahaan yaitu pembayaran-pembayaran yang menggunakan auto-debit , yang biasanya recurring transaction yang telah diset oleh perusahaan dari sebelumnya, hanya saja nilai dan tanggal pen-debit-annya belum diketahui.

Pada Bank Statement biasanya muncul diantara tanggal 5 – 15.

Masukkan transaksi-transaksi tersebut ke account yang sesuai. Jika menggunakan accounting software, input dengan manual check entry. Lalu update !

Jika sudah…..
Saat ini seharusnya saldo check register (catatan perusahaan) sudah mendekati saldo di bank statement…..

Bandingkan antara saldo check register dengan saldo bank statement !

Jika belum sama….(kemungkinan besar belum sama)

[-NEXT-]

Perhatikan Bank Statement, pusatkan perhatian pada transaksi pada awal-awal bulan………Biasanya akan ditemukan nomor-nomor check keluar yang muncul, tetapi tidak ada di catatan perusahaan di bulan yang sama. Dan juga akan ditemukan uang masuk tetapi tidak ada di catatan perusahaan.


[-Pertanyaan-]

Darimana datangnya check-check tersebut ?


[-Jawaban-]

Bukalah rekonsiliasi bank pada bulan lalu……transaksi di akhir-akhir bulan.
Check-check keluar tersebut mampu ditemukan di dalam kelompok “CHECK DALAM PERJALANAN”, dan uang-uang masuk tersebut ada dalam kelompok “DEPOSIT DALAM PERJALANAN”.


[-Pertanyaan-]

Apa yang harus dilakukan atas check keluar dan uang masuk tersebut ?. Apa perlu di sesuaikan ? di jurnal ?.


[-Jawaban-]

Tidak.

Tak ada yang perlu dilakukan. Biarkan saja.

Ok… sebelum bertanya lagi……

[-NEXT-]

Sekarang ambil bonggol check bulan ini….

Perhatikan bonggol check di akhir-akhir bulan, antara tanggal 20 – 31, lalu bandingkan dengan Bank Statement….

Akan ditemukan beberapa check yang sudah disobek dan sudah dicatat di dalam check register (buku perusahaan) akan tetapi tidak ditemukan di bank statement. Kelompokkan check-check tersebut, berilah nama “CHECK DALAM PERJALANAN”, lalu jumlahkan. Sebut hasil penjumlahan tersebut sebagai “TOTAL CHECK DALAM PERJALANAN

Juga perhatikan catatan uang masuk yang ada di simpulan jawaban bulan. Mungkin akan ditemukan catatan uang masuk, akan tetapi tidak ditemukan pada Bank Statement. Jika ada, kelompokkan uang masuk tersebut dan beri nama “DEPOSIT DALAM PERJALANAN”, lalu jumlahkan. Sebut penjumlahan tersebut sebagai “TOTAL DEPOSIT DALAM PERJALANAN”.


[-NEXT-]


[SALDO DI CATATAN PERUSAHAAN [-dikurangi-] TOTAL DEPOSIT DALAM PERJALANAN [-ditambah-] TOTAL CHECK DALAM PERJALAN

Bandingkan dengan :

[-SALDO BANK STATEMENT-]

Sekarang seharusnya sudah sama


[-Pertanyaan-]

Bagaimana bila tidak sama ?. Kenapa tidak sama ?


[-Jawaban-]

Ada 2 kemungkinan penyebabnya :

Mungkin ada check yang bernomor sama tetapi nilainya berbeda antara yang dicatat oleh perusahaan dengan yang dicatat oleh bank.

ATAU

Mungkin ada satu atau beberapa check yang tidak atau lupa dicatat oleh perusahaan

[-Pertanyaan-]

Apa yang harus dilakukan ?.


[-Jawaban-]

Bandingkan antara catatan dengan bonggol check :

Jika ada salah satu check/lebih yang tidak sama nilainya antara yang dicatatan dengan yang dibonggol check ATAU ada satu/lebih check yang lupa tidak dicatat.

[-NEXT-]

Buat laporan ke Financial Controller (atau atasan yang berwenang), minta persetujuan untuk melaksanakan adjustment. Sertakan bukti-bukti transaksi atas check yang nilainya berbeda atau lupa dicatat.

Jika catatan sama persis dengan bonggol check, maka hubungilah pihak bank, minta penjelasan mengenai “mengapa berbeda”. Jika Bank telah mengakui kesalahan ada dipencatatan bank, maka mintalah supaya bank statement di revisi dan dikirimkan revisinya kepada perusahaan.

CATATAN PENTING :

Jika kasus pertama yang terjadi, jangan panik. Jangan lari dari masalah. DON’T SKIP but DEAL WITH IT :)

Jangan khawatir, sepanjang itu tidak disengaja. Ambil lah sebagai pelajaran yang berarti, semoga tidak terulang lagi di periode berikutnya. Jikapun anda harus mendapatkan “Surat Teguran”, terimalah itu sebagai realita kerja, semoga mampu lebih cermat dalam bekerja, dan mampu lebih berprestasi lagi.
Bagi yang ingin lebih advance lagi dalam REKONSILIASI BANK, mungkin tertarik untuk membaca posting saya selanjutnya :
REKONSILIASI BANK - Serie 2 [Intermediate: Untuk Perusahaan yang Menggunakan 2 mata uang berbeda].
dan;
REKONSILIASI BANK - Serie 3 [Advance: IN VIEW OF FINANCIAL CONTROLLER]
Akan dibahas bertahap di sini. Silahkan bookmark blog ini dengan meng-klik tombol bookmark dibawah

Author’s Notes


Rekonsiliasi Bank untuk Laporan keuangan yang menggunakan mata uang yang sama dengan bank statement tentu sudah biasa dilakukan. Bagi yang belum pernah atau belum tahu prosedurnya, silahkan baca : Membuat Rekonsiliasi Bank [The Basic : Step by step], Memahami konsep dasar KONVERSI MATA UANG ASING dan MODEL IMPLEMENTASINYA juga perlu, silahkan baca artikel : Laba - Rugi Atas Transaksi Multi Kurs. Jika sudah, silahkan terus ikuti artikel ini untuk rekonsiliasi bank yang lebih berkembang.



Penggunaan Mata Uang Asing Dalam Catatan Keuangan Perusahaan Cabang Atau Perwakilan Tidak Bisa Dihindari.


Bagi perusahaan-perusahaan yang berbentuk representative atau yang di Indonesia dikenal dengan BUT (Badan Usaha Tetap) atau bentuk lain yang mengharuskan adanya koneksitas laporan dengan perusahaan yang berada di luar negeri, penggunaan Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) bermata uang gila yaitu merupakan suatu keharusan.

Mengapa ?

Karena Perusahaan induk (parent company) wajib membuat laporan keuangan konsolidasi, yang mana laporannya tentu menggunakan mata uang negara dimana perusahaan induk tersebut berada, misalnya : USD (jika parent company-nya American).

Sedangkan perusahaan cabang atau perwakilan, disamping membuat laporan keuangan untuk cabang itu sendiri (yang tentunya menggunakan mata uang domistik, dalam hal ini Rupiah), perusahaan cabang atau perwakilan juga diwajibkan untuk mengirimkan catatan keuangan ke perusahaan induknya.

Laporan yang dikirim ke perusahaan induk inilah yang menggunakan mata uang asing, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan induk dalam melaksanakan konsolidasi laporan keuangan, termasuk control dan interpretasi atas pengeluaran-pengeluaran yang ada di perusahaan cabang atau perwakilan.

Penggunaan mata uang gila di dalam catatan keuangan menjadi tidak mampu dihindari dikala Sistem Informasi Keuangan perusahaan cabang bertautan dengan (Linked) dengan perusahaan induk (parent company) secara online.

Bayangkan dikala perusahaan cabang meminta kiriman dana dari perusahaan induk, tentunya perusahaan indukj perlu mengetahui posisi final dari kas perusahaan cabang (berapa saldo kas-nya), sementara bila laporan keuangan cabang menggunakan mata uang domistik, perusahaan induk akan menerima kesulitan untuk memperoleh isu tersebut.

Dengan demikian, penggunaan mata uang gila dalam laporan keuangan perusahaan cabang atau perwakilan tidak mampu dihindari.


Prosedur Rekonsiliasi Bank Untuk Perusahaan Yang Menggunakan 2 Mata Uang Yang Berbeda


Dua mata uang berbeda disini yang dimaksudkan yaitu : Perusahaan memiliki 2 macam rekening kas bank yaitu : dalam mata uang USD (biasanya dipakai sebagai terminal penerimaan uang masuk) dan dalam mata uang Rupiah (dipergunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari). Sementara perusahaan (perusahaan cabang/perwakilan) menggunakan mata uang USD dalam system isu keuangannya.

Untuk perusahaan model ini, harus membuat 2 jenis rekonsiliasi bank, yaitu :

1) Rekonsiliasi Bank atas Rekening USD
2) Rekonsiliasi Bank atas Rekening Rupiah.


1). Rekonsiliasi Atas Rekening USD

Yang direkonsiliasi yaitu catatan perusahaan yang memang menggunakan mata uang USD dengan Bank statement yang juga menggunakan mata uang USD, tidak ada konversi dalam proses ini. Dengan demikian, maka langkah-langkahnya sama saja dengan rekonsiliasi bank bermata uang tunggal, hanya saja menggunakan mata uang USD (bukan rupiah). Sekali lagi bagi yang belum tahu prosedur dasar rekonsiliasi bank, saya sarankan untuk mebaca artikel : Membuat Rekonsiliasi Bank [The basic : Step by step]. Jika sudah, mampu kembali ke topik ini.


2). Rekonsiliasi Atas Rekening Rupiah

Rekonsiliasi BUKU PERUSAHAAN DALAM MATA UANG USD terhadap BANK STATEMENT DALAM MATA UANG RUPIAH memiliki keunikan tersendiri. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :

[Langkah-1]

Dari Bank Statement, input biaya-biaya dan pendapatan yang dikenakan/diberikan oleh bank (Biaya Admin Bank, Bea Meterai, pendapatan bunga, dan pajak atas bunga) ke dalam sebuah spreadsheet, beri nama “expense adjustment”, konversikan masing-masing biaya/pendapatan tersebut ke mata uang USD dengan menggunakan rate yang sesuai dengan tanggal transaksi masing-masing. Jika perusahaan menggunakan accounting software, masukkan biaya-biaya (yang sudah dalam mata uang USD) tersebut sebagai adjustment entry ke dalam system. Pastikan tidak ada yang ketinggalan, lalu update sistem.

Lakukan hal yang sama terhadap biaya-biaya auto-debit (Listrik, telepon, air, kartu credit, tv channel, dll). Kemudian update sekali lagi.

[Langkah-2]

Sebelum ke langkah kedua..saya asumsikan langkah ke-1 telah dilakukan, dan semua adjustment journal telah di update dengan tepat tanpa ada yang ketinggalan.
Jika menggunakan accounting software atau online database management, maka load checking register (buku catatan check perusahaan) yang bermata uang USD tersebut ke textout dengan cara :

Check register 4 print to file 4 beri nama : BankRecon$.txt 4 Ok

Dari blank Excel workbook :

Open File 4 tunjuk file yang tadi di load dari system (BankRecon$.txt) 4 delimited 4 rapikan kolom sesuai dengan kebutuhan 4 Next 4Finish

Jika langkah 1 telah dilakukan dengan sempurna, seharusnya semua biaya dan pendapatan yang dikenakan atau diberikan oleh bank, telah ikut serta di dalam spreadsheet, tentunya dengan penomoran check otomatis dari system.

Beri “header row” yang sesuai pada episode paling atas dari isi spreadsheet (Misalnya : “Date” diatas tanggal, “Check#” diatas nomor check “Source Journal#” diatas nomor serie journal, “Description” diatas keterangan transaksi, “Amount$” diatas nilai transaksi), beri autofilter pada header row, lalu freeze panes persis dibawah header row.

Terakhir simpan file ke harddrive kerja anda (mungkin di server atau di local harddrive).


Author’s note :

Langkah-2 ini mungkin berbeda pada masing-masing accounting software (saya memakai MAS200), pada dasarnya langkah kedua ini yaitu memindahkan catatan check dari database ke spreadsheet. Jika catatan keuangan perusahaan hanya menggunakan spreadsheet, maka “Langkah-2” ini tidak diperlukan.

[Langkah-3]

Kelompokkan isi spreadsheet menjadi 2 kelompok :
DEPOSIT (untuk kelompok uang masuk), tempatkan di episode atas spreadsheet
EXPENDITURE (untuk kelompok uang keluar), tempatkan dibawah kelompok deposit.

Kemudian jumlahkan kolom “Amount$” dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, maka akan diperoleh “Total Deposit” dan “Total Expenditure

[Langkah-4]

Tambahkan satu kolom kosong setelah kolom “Amount$”, beri header “Rate” pada kolom kosong tersebut.

Setelah kolom “Rate” buat satu kolom lagi beri header “Amount Bank-A” (A=nama bank).

Beri autofilter pada masing-masing kolom gres ini.


[Langkah-5]

Pada langkah ke-5 ini kita akan focus pada kolom “Amount Bank-A” dan kolom “Rate

Ambil Bank Statement…..

Mulailah dengan memindahkan nilai transaksi dari bank statement ke dalam spreadsheet yang gres saja dibuat.

Ingat : ada 2 kelompok dalam spreadsheet, kelompok DEPOSIT & kelompokEXPENDITURE.

Caranya :

Untuk kelompok DEPOST :

Masukkan nilai uang masuk yang ada di bank statement ke dalam kolom “Amount Bank-A” dengan memperhatikan masing-masing tanggalnya. Pada baris “Total Deposit” jumlahkan kolom ini. Kemudian beri format Rupiah pada kolom ini.

Masih ingat dengan kolom “Rate” ?, ok….. pada kolom ini, buatlah formula = Kolom “Amount Bank-A” [dibagi] kolom “Amount$”, dicopy lalu paste ke bawah. Akan diperoleh rate yang berbeda-beda antara baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Jika ada uang masuk yang tidak ditemukan pada bank statement, copy uang masuk ini, lalu paste ke ujung bawah spreadsheet. Beri label DEPOSIT IN TRANSIT


Untuk kelompok EXPENDITURE :

Lakukan langkah yang sama ibarat pada kelompok DEPOSIT. Hanya saja pada kelompok EXPENDITURE mengandung transaksi yang pastinya lebih banyak dan tidak memiliki urutan tanggal yang sama antara bank statement dengan data yang di load dari system. Hal ini disebabkan oleh karena tidak semua peserta check mencairkan check tersebut pada tanggal check diterbitkan. Jika jumlah transaksi relatif sedikit tidak akan jadi masalah, tetapi bila jumlah transaksi cukup banyak, maka langlah ini akan menyita waktu.

Diperlukan sedikit trick untuk menangani langkah ini.



Author’s note :

Focus pada nomor check yang ada di bank statement, mulai dari nomor check yang paling atas, diteruskan dengan nomor check yang ada dibawahnya…terus lakukan secara berurut hingga transaksi yang terakhir.


Caranya :

Block kolom “Check#” pada spreadsheet, cari nomor check dengan cara : Ctrl F, isi field yang muncul dengan nomor check yang ada di bank statement, tekan tombol enter, maka nomor check telah ditemukan, pada kolom “Amount Bank-A” masukkan nilai check yang dari bank satatement.

Jika nomor check tidak ditemukan, masukkan nomor check dan amountnya di baris paling atas dari kelompok EXPENDITURE (mungkin perlu insert row terlebih dahulu), pada kolom “Tanggal” untuk sementara biarkan kosong, pada kolom “Check#isi nomor check sesuai dengan yang ada di bank statement, dan pada kolom “Description” juga biarkan kosong, pada kolom “Amount$“ juga biarkan kosong, dan pada kolom “Amount Bank-Amasukkan nilai yang dari bank statement.

Lakukan terus hingga transaksi terakhir.

Jika sudah selesai, copy formula pada kolom “Rate” yang ada di kelompok DEPOSIT, lalu paste ke dalam semua baris di kolom yang sama pada kelompok EXPENDITURE.
Maka akan muncul rate yang variate dari baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Pada ujung bawah kolom “Rate” buat formula =average (semua kolom rate), maka akan diperoleh AVERAGE RATE pada bulan tersebut.

Jika diperhatikan, akan ditemukan beberapa baris yang kosong. Ada 2 jenis baris yang kosong :

Baris kosong pada kolom “Amount$” yang sudah kita letakkan pada episode paling atas dari kelompok expenditure. Dan;

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A

Apa yang harus dilakukan dengan baris-baris kosong ini ?

Baris kosong pada kolomAmount$” :


Buka file Rekonsiliasi Bank bulan sebelumnya, nomor-nomor check dari bari kosong ini akan ditemukan pada kelompok “UN-CLEARED CHECK” pada rekonsiliasi bank sebelumnya. Copy isi kolom “Tanggal”, “Description” dan “Amount$” dari kelompok UN-CLEARED CHECK ini ke dalam baris-baris kosong yang ada di spreadsheet yang sedang dikerjakan.

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A” :

Filter kolom “Amount Bank-A” by (blank), maka akan ditampilkan cell-cell kosong yang ada di kolom ini. Copy semua kolom dan baris yang muncul di sini, lalu paste ke ujung bawah spread sheet (tepatnya dibawah kelompok DEPOSIT IN TRANSIT

Beri label UN-CLEARED CHECK untuk kelompok gres ini. Jumlahkan kolom “Amount$” pada kelompok ini, sebut ini sebagai “TOTAL UN-CLEARED CHECK”.

Sekarang seharusnya ada 4 kelompok dalam spreadsheet ini :

DEPOSIT (dengan “Total Deposit” pada ujung bawahnya)
EXPENDITURE (dengan “Total Expenditure” pada ujung bawahnya)
DEPOSIT IN TRANSIT (dengan “Total Deposit In Transit” pada ujung bawahnya)
UN-CLEARED CHECK (dengan “Total Un-Cleared Check” pada ujung bawahnya)


Author’s note :

Masih ada 2 langkah yang tersisa….. 2 langkah terakhir ini yaitu langkah yang paling menentukan dalam rekonsiliasi bank dengan mata uang berbeda. Perhatikan baik-baik…..



[Langkah-6]

Setelah kelompok Kelompok "Un-Cleared Check", buatlah summary dari catatan transaksi yang diload dari system sebagai berikut :

Checking Register – Starting Balance” : $ (isi saldo awalnya system)
Checking Register – Deposit” : $ (isi Total Deposit yang dari System)
Checking Register – Expenditure” : $ (isi Total Expenditure yang dari system)
Checking Register – Deposit In Transit” : $ (isi Total Deposit In Transit dari system)
Checking Register – Un-Cleared Check” : $ (isi Total Un-Cleared Check dari system)

Checking Register – Adjusted Ending Balance” : $ (isi formula : Starting Balance + Deposit + Un-Cleared Check – Deposit In Transit)

Author’s note :

Hasil formula inilah yang diharkan sama dengan ending balance yang ada di Bank Statement. Tetapi, bukankah Systen menggunakan mata uang USD sedangkan Bank statement menggunakan mata uang Rupiah. Bagaiaman membandingkannya ?.
Ingat dengan kolom “Rate” dengan AVERAGE RATE pada ujung bawah kolom ?. Ok…. Disinilah kolom ini menjadi “the un-locker key” alias kunci pembuka-nya kunci :-)



[Langkah-7]

Buat baris :

Bank-A Ending Balance $” : $ ( isi formula = "Saldo final Bank" [bagi] AVERAGE RATE )

Bandingkan :

Bank-A Ending Balance $DENGANChecking Register –Adjusted Ending Balance

Apakah sama ?, jika sama maka pekerjaan telah selesai

Most probably belum sama ! :-p

Mengapa ?......

Author’s note :

Karena sepanjang bulan dari hari ke hari, rate yang dipergunakan untuk posting biasanya selalu mengikuti fluktuasi nilai konversi dari USD ke Rupiah. Sementara kita tidak pernah mengikuti fluktuasi exchange rate versi bank dari hari ke hari. Anda tahu sendiri fluktuasi rate bahkan terjadi dari jam ke jam bahkan dari menit ke menit, jadi hampir tidak mungkin mengikutinya dalam melaksanakan posting.

Maksimal yang mampu dilakukan yaitu dengan estimasi rate yaitu dengan membagi nilai rupiah pada bank statement dengan nilai dolar dari masin-masing check yang ada di system. Akan tetapi masih juga menyisakan selisih (variance).


Apa yang harus dilakukan terhadap variance ini ?.

Variance ini yaitu suatu selisih atas fluktuasi nilai tukar USD dengan IDR yang terjadi pada bulan ini. Selisih nilai akhir fluktuasi foreign exchange rate yaitu : LABA-RUGI (SELISIH KURS) alias “CURRENCY GAIN/LOST

Buatlah Label :

Currency Gain/Lost” : $ (isi formula = “Checking Register-Adjusted Balance” [kurangi] “Bank-A Ending Balance $”)

Jika alhasil BERNILAI POSITIF, maka buatlah Adjustment Entry :

[Debit] : Currency Gain/Lost Vs [Credit] : Checking Account


Jika alhasil BERNILAI NEGATIF, maka buatah Adjustment entry :

[Debit] : Checking Account Vs [Credit] : Currency Gain/Lost


Cheers :-)

Author’s Note :

Apa dan Bagaimana Sesungguhnya Rekonsiliasi Bank di mata Financial Controller ?, itulah yang akan menjadi pokok bahasan pada artikel ini. Termasuk juga beberapa kesalahan umum yang dijadikan kebiasaan, sehingga lama-lama menjadi dianggap benar, episode mana yang seharusnya di maksimalkan, apa yang harus dihindari, semua akan diungkapkan disini.


Balance Is Not The End

Saat membuat rekonsiliasi bank, kata “balance” menjadi kata yang amat mahal artinya, sesuatu yang langka, sesuatu yang sangat didambakan. Sehingga proses rekonsiliasi seolah-oleh suatu pendakian menuju puncak yang namanya “balance” itu. Begitu banyak energi, focus dan lain sebagainya dedikasikan untuk pencapian tersebut.

Begitu “balance” itu tercapai, wah lega rasanya. Selesai sudah bank recon.

Pernahkah berpikir :

Berapa adjustment entry yang dibuat untuk menjadikannya balance ?
Semakin banyak adjustment entry yang diperlukan, semakin rendahlah nilainya, dari keseluruhan proses yang dilakukan, kebanyakan proses pembetulannya. Fixing is useless, it's not value added at all .

Berapa total nominal yang di adjust ?
Semakin besar nilai (Rupiah/USD) yang disesuaikan, berarti semakin banyak pula erroneous atau in-appropriateness yang telah terjadi di sepanjang siklus kas tersebut. It’s good to catch and fix some erroneous or in-appropriateness, but catching is just not anough, we should shut them off right on the root of the problems. Otherwise those will be happened over and over again. Itu “bukan” effisiensi.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan ?
Dari setiap proses, semakin banyak waktu yang dihabiskan, semakin rendahlah nilainya. Mengapa rendah ?
Dengan semakin lama waktu yang disita, semakin banyak pula kesempatan yang hilang, kesempatan untuk berpikir atau mengerjakan yang lain, kesempatan untuk meng-create value added karena disibukkan oleh aktifitas membetulkan saja.

The essence is not the “balance”, but “quality of the balance”
.

Banyak hal lain yang perlu diperhatikan, ketimbang sekedar pencapaian balance saja. Berikut yaitu hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh staff, supervisor, chief maupun Accounting Manager :

Empat Ribu Rupiah Yang Sia-sia

Bank mengenakan Rp 100,000 untuk setiap buku check yang isinya 25 lembar check. Artinya setiap lembar check yang dikeluarkan, akan selalu diikuti oleh pengeluaran sebesar Rp 4,000. Dibandingkan dengan satu transaksi yang nominalnya material, tentu Rp 4,000 itu worthy.

Dengan menggunakan check, payment mampu lebih mudah di telusuri, dan resiko “fraud” mampu diminimalisasi. Akan tetapi bagaimana kalau check banyak dikeluarkan untuk transaksi yang non material?. Lembar-lembar check tersebut akan menjadi Rp 4000 x sekian lembar yang sia-sia. Tidak ada pihak manapun yang mendapatkan value added atas nilai Rp 4000 dari lembar check yang dikeluarkan tersebut, tidak untuk vendor, tidak untuk customer, terlebih-lebih tidak bagi perusahaan sendiri.

Ada certain nominal level atas pembayaran untuk determinasi penggunaan check, yang rasio-nya telah ditetapkan sedemikian rupa semoga lembar check tersebut meaningful. Masing-masing perusahaan tentu menetapkan level yang berbeda-beda. Tugas staff accounting dan keuangan yaitu mematuhi nominal level yang telah ditetapkan oleh manajemen.


Di Balik “Void Check

Ada 2 penyebab paling umum atas voide check :

NSF (No Sufficient Fund)
Check void disebabkan oleh karena tidak adanya cukup saldo di bank untuk menutup pembayaran tersebut. Apa artinya ?. Artinya cash custodian (kasir) tidak melaksanakan penghitungan saldo cash dengan semestinya, artinya book keeper tidak melaksanakan daily cash analysis yang akurat. No Sufficient Fund yaitu nilai raport terburuk dari implementasi cash management.

Mis-Written
Kesalahan tulis pada lembar check yaitu penyebab ke-2 dari void check yang paling sering terjadi, hal ini disebabkan oleh ketidak terampilan cashier, penulisan yang terburu-buru, tidak cermat. Sehingga terjadi penebalan atau pengulangan coretan goresan pena pada lembar check.

Kedua penyebab void check itu sama-sama buruk, harus dihindari. Lakukan pengecekan saldo bank dan minta dikirimi daily bank statament printing


Disordered Serial Check Number
Check stub atau bonggol check, merupakan salah satu tool dalam pemeriksaan kas, dijadikan alat pembanding terhadap catatan transaksi check itu sendiri. Dapat dibayangkan kalau penanggalan pada check stub tidak berurut. Saat melaksanakan rekonsiliasi menjadi lebih lama, harus loncat-loncat. Memusingka bukan?.


Rounded Up or Rounded Down

Menjadi kebiasaan umum staff keuangan dan accounting menyerahkan printout payment list begitu saja, dengan angka-angka penuh. Misalnya : Rp 1,850,915 atau Rp 1,899,985. Angka-angka itu akan fine saja kalau dibayarkan dengan pemindah bukuan alias transfer. Bagaimana kalau tarik dalam bentuk tunai ?.

Mungkinkah bank akan mencairkan check tersebut sebesar angka yang tertulis ?. No way !. Come on… nilai uang pecahan terkecil di Indonesia sekarang yaitu Rp 100,- Sudah pasti bank akan melaksanakan pembulatan.

Di satu sisi check register tidak dibulatkan, tapi bank melaksanakan pembulatan (tanpa mampu dihindari), apakah yang akan terjadi ketika bank recon?. Bisa dibayangkan bukan? Dicari kemanapun, angka selisih itu tidak akan ditemukan.

Mengapa tidak dibulatkan terlebih dahulu sebelum bank melakukannya ?. tentu harus ada determinasi untuk suatu pembulatan. Dan staff keuangan dan accounting seharusnya konsisten terhadap determinasi ini.


Earlier Auto-debit

Auto-debit payment mestinya telah terjadwal, sudah di set sedemikian rupa sampai tidak melewati due date yang seharusnya. Tapi for some reason, terkadang bank mendebit rekening perusahaan lebih awal. Akibatnya, perusahaan menjadi salah dalam memprediksi posisi kas, saldo kas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan apa yang diperkirakan oleh perusahaan.

Seharusnya gejala ini sudah tertangkap ketika melaksanakan rekonsiliasi bank, cashier perlu menghungi pihak bank untuk mendapatkan penjelasan mengnai ganjal an pendebitan lebih awal, bank perlu diingatkan semoga konsisten terhadap time schedule yang telah ditentukan.


Foreign Exchange Rate

Bertarnsaksi menggunakan valuta absurd (membeli maupun menjual) memerlukan kehati-hatian, ada potensi gains atau loses disana. The decision wheter using foreign currency or local currency seharusnya dilakukan dengan analisa yang memadai untuk potensi gains atau lost tersebut.

Mengurangi Adjustment dan Mempercepat Rekonsiliasi Bank

Sebagian dari proses rekonsiliasi bank yaitu memeriksa dan membuat jurnal entry atas biaya-biaya yang dikenakan oleh bank, pendapatan bunga, atau auto debit auto debit.
Jika saja, pengecekan saldo bank secara konsisten setiap hari, maka perbedaan-perbedaan itu akan diketahui semenjak dini.
Setiap ada perbedaan, mintalah kepada bank untuk di printout lalu dikirimkan dengan faximile. Lakukanlah setiap hari selama 5 menit khusus untuk ini. Niscaya kesibukan task bank recon akan mampu dikurangi, proses bank recon akan lebih cepat. Mungkin hanya perlu melaksanakan adjustment untuk transaksi-transaksi di final bulan saja.

Dengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak  ALUR PROSES PEMBUATAN LAPORAN PAJAKMengapa perlu diketahui ?

Dengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak :
1). Akan mempermudah dalam proses pembuatan laporan itu sendiri.

2). Dapat mengenali bahkan membuat laporan pajak dengan tingkat kesesuaian (persisi?) yang lebih tepat dan well matched antara satu lembar laporan dengan lembar laporan lain dalam satu jenis laporan pajak.


3). Laporan yang memiliki tingkat kesesuaian yang tepat akan membuat proses pelaporan di kantor pajak menjadi cepat dan lancar.

4). Akan dapat mengarsipkan dokumen perpajakan dengan lebih sistematis, sehingga akan mempermudah dalam proses pemeriksaan.


Navigasi Laporan Pajak

Pada masing-masing satu jenis laporan pajak, misalnya…. SPM PPn, jikalau kita perhatikan satu set blanko kosong yang diterima dari DJP, maka susunan isinya akan sebagai berikut :

Laporan Utama : akan selalu berada di halaman paling muka. Semakin kebelakang jenis laporannya akan semakin spesifik. Membutuhkan data-data yang semakin terperinci pula. Dan di halaman-halaman final laporan disertai oleh lampiran-lampiran khusus.


Alur Proses Pembuatan Laporan

Deangan melihat navigasi laporan pajak diatas, obviously alur proses pembuatan laporan pajak :
Dimulai dari menyiapkan laporan-laporan pendukung yang paling rinci.

Misalnya :

PPh Pasal 21 : Daftar Gaji dan perhitungan pph-nya, Bukti-bukti pemotongan
PPh Pasal23: Dattar pembagian deviden, deposito, atau persewaan-nya, bukti pemotongannya
PPn : Daftar (Buku) Penjualan dan Faktur Pajak Keluarannya, Daftar (buku) Pembelian dan Faktur Pajak Masukannya, PPn Import dan bukti pemotongan dari Ditjen Bea Cukai.
Dan lain sebagainya……

Jumlah (“Total Nilai”) dari masing-masing daftar, buku, dan bukti-bukti potong diatas, dipindahkan ke blanko- blanko (forms) yang ada di lembar-lembar terakhir pada set laporan.

Selanjutnya, Total Nilai dari masing-masing halaman laporan (pada halaman-halaman terakhir), dipindahkan ke halaman yang lebih di depannya, tentu saja tidak selalu ke halaman yang persis di didepannya, mampu jadi jumping ke halaman paling depan (halaman utama). Ada petunjuk-petunjuk kecil yang menginstruksikan nilai tersebut harus dibawa ke nlanko halaman berapa, baris ke berapa, kolom ke berapa.

Demikian seterusnya hingga hingga kelaporan utama.
Secara singkat, laporan pajak itu di mulai dari halaman yang paling belakang, trus semakin ke depan, hingga ke halaman utama. Dengan mengikuti alur ini, asalkan dikerjakan dengan hati-hati, aku yakin anda akan dapat menghasilkan laporan pajak yang memiliki tingkat perisi dan kesesuDengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak  ALUR PROSES PEMBUATAN LAPORAN PAJAKaian yang sempurna.
Laporan yang memiliki tingkat kesesuaian (well matched) antar halaman laporan pajak yakni penting untuk menghindari penolakan dari pihak kantor pajak ketika pelaporan, akan membuat laporan menjadi lolos masuk tanpa revisi-revisi yang bolak balik.

Alur Proses Pembuatan Laporan dan Pengarsipan

Walaupun topik ini bukan membahas mengenai cara mengarispkan laporan pajak, tidak ada salahnya untuk diketahuai, bahwa cara pengarsipan yang benar susunan-nya seharusnya terurut dari paling depan (atas) hingga ke lembar yang paling dibelakang (bawah) sebagai berikut :

1). Bukti penerimaan laporan (kertas kecil yang ujungnya kuning-kuning :P )


2). Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-1, yang merupakan bukti pembayaran atas : uang muka pajak, surat tagihan pajak (STP) yang sudah divalidasi oleh Bank Pembayar atau Kantor Post.


3). Slip setoran ke bank (Kantor Pajak) atas pembayaran pajak yang sesuai


4). Laporan Pajak (SPM PPn, SPT PPh 21 Masa, SPT PPh Pasal 29, SPT PPh Pasal 23, SPT PPh Pasal 4 (2), dan lain sebagainya).


5). Bukti Pemotongan ( Untuk jenis pajak yang bertype with holding : PPh Pasal 21, 23, 26, PPn).


6). Daftar-Daftar atau buku pembantu (Daftar aktiva & penyusutannya, daftar Piutang Dagang, daftar Utang Dagang, Daftar Uang Muka ).


7). Laporan Keuangan atau laporan acara tertentu dari perusahaan sehubungan dengan pajak yang dilaporkan.


Bonus :

Konsultan Pajak dan…..Eghhhzzz... (silahkan dibaca saja)
Apakah anda memakai konsultan untuk mengurusi perpajakan?

Rutin mendapatkan laporan dari konsultannya untuk diarsipkan ?

Pernah kah anda memperhatikan susunan laporannya ?. Apakah in order ibarat yang aku sebutkan diatas ?. atau diacak (tidak tersusun ibarat yang aku sebutkan) ?.
Kalau tidak pernah terurut, cobalah urutkan sendiri, lalu tanyakan kepada konsultannya, “mengapa laporannya tidak tersusun ibarat yang seharusnya ?”.

Ada 2 kemungkinan respon yang mungkin akan anda terima :

a). Dia tidak menjawab, akan tetapi dilaporan-laporan berikutnya, beliau akan menyusunnya dengan benar. Jika ini responnya, berarti si Bapak/Ibu Konsultan cuma ceroboh, atau terburu-buru.

b). Jangan kaget kalau anda mendapat balasan : “Ada problem dengan laporannya?, kan sudah rapi”. Jika ini responnya… KICK HIM/HER OUT. Cari konsultan lain, atau mulai proceed in house, alias tidak memakai konsultan :-) why not..?

Regardless, mau proses di dalam atau pakai konsultan yang lain, yang jelas…. Praktek konsultan ibarat itu tidak benar, berusaha menghalangi WP untuk memahami alur proses pembuatan laporan pajak.

Bagi seorang Pemeriksa Pajak (tax auditor) maupun bagi Praktisi Perpajakan, istilah ekualisasi pajak tentu sudah tidak abnormal lagi, tapi bagi sebagian orang yang lainnya (mungkin sebagian besar) walaupun sudah pernah berguru mata kuliah perpajakan, bahkan pegawai accounting sudah pernah membuat laporan pajak, tetapi belum mengetahui Ekualisasi Pajak.
-baca-]
Short Description :
Artikel yang memberi pengetahuan praktis mengenai pehaman dan menavigasi laporan pajak, supaya laporan pajak anda menjadi lebih precisely antar satu halaman dengan lembar halaman yang lain, penting untuk memuluskan proses pelaporan di kantor pajak [-baca-]

Senang saya mampu posting lagi :-)

Dan ibarat akad saya sebelumnya, saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP. Yang sudah menunggu, sorry sudah membuat menunggu. Mudah-mudahan penantian anda tidak sia-sia :-)

Oh iya, mungkin ada yang bertanya; “mengapa disebut pengadaan ? kenapa tidak disebut pembelian saja ?”. :-)

No ! :-), kalau disebut pembelian, berarti pribadi beli. Aktiva tidak selalu harus dibeli, anda mampu menyewanya (leasing) atau mampu juga dengan menukarkan aktiva anda yang sudah tidak produktif lagi (mungkin karena sudah tidak memproduksi barang yang sama lagi). Makanya tidak disebut pembelian aktiva tetap. Akan tetapi untuk ketika ini kita batasi dengan membeli saja :-) Ok ?, siip!.

Tapi sebelum masuk ke pembahasan, bagi yang belum membaca artikel : Prosedur & Analisa Pengadaan Aktiva Tetap [-baca-], saya sarankan untuk membacanya terlebih dahulu, akan membantu untuk lebih mudah memahami pembahasan yang berikutnya.

Sebelum melaksanakan pengadaan/pembelian aktiva tetap, ada beberapa analisa dan perhitungan yang penting untuk dilakukan.


Analisa Ketersediaan dan Alokasi Kas Untuk Pengadaan Aktiva Tetap

Pembelian Aktiva Tetap melibatkan dana yang relative besar, salah mengalokasikan dana, bisa-bisa produksi malah tersendat atau bahkan tidak jalan, dana yang seharusnya anda perioritaskan untuk berproduksi tapi di alokasikan untuk menambah mesin. Makara harus di analisa terlebih dahulu. Identifikasi kapan ketika yang sempurna untuk menambah aktiva tetap.


Contoh Kasus :

Pada tanggal 01 November 2007, Sebuah perusahaan manufaktur bermaksud meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara menambah mesin. Saldo Kas pada tanggal 01 November 2007 yaitu sebesar Rp 450,000,000. Perusahaan sedang menyelesaikan produksi atas pesanan yang diterima pada tanggal 01 Sept 2007, lamanya waktu berproduksi (production lead time) yaitu 3 bulan, diperkirakan akan selesai dan siap dikirim pada tanggal 01 Desember 2007, termin pembayarannya net 30 hari. Profit margin di set 30%. Dari Laporan Peramalaan Penjualan (Sales Forecast) nampak sales akan meningkat 15%. Produksi akan dikerjakan mulai 01 Desember 2007, dengan production lead time 3 bulan, termin pembayaran net 30 hari. Tambahan Informasi : Dari Laporan Laba Rugi berjalan nampak : Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold) 01 Sept – 31 Okt 2007 yaitu Rp 110,000,000,- Sedangkan biaya operasional (Expenses) yaitu Rp 87,000,000,-

Kapan ketika yang sempurna untuk melaksanakan pembelian mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi ? dan berapa besarnya dana yang mampu dialokasikan untuk pembelian mesin tersebut?.

Perhatikan screen shoot berikut :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Format analisa terdiri dari 3 kolom yaitu :
Description : memuat elemen-elemen Kas dan Cost untuk periode tertentu.
Cost & Revenue Analysis : berisi perhitungan-perhitungan cost, profit & sales
Cash Analysis : Berisi mutasi kas sejalan dengan proses alur perubahan dari produksi hingga menjadi sales/AP hingga menjadi kas.

Jika kita perhatikan pada kolom “ Cost & Revenue Analysis” dan “ Cash Analysis” dapat kita lihat bahwa setiap acara cost akan menimbulkan mutasi kas keluar (warna merah bertanda minus) sedangkan “sales” akan memicu adanya mutasi kas masuk, hanya saja tidak seketika, akan tetapi gres sebulan kemudian, hal ini disebabkan oleh termin pembayaran yang net 30 hari.

Besarnya kas keluar yaitu sebesar biaya produksi (COGS) ditambah dengan beban operasional (Expenses), sedangkan besarnya kas masuk (incoming cash) yaitu sebesar sales. Setiap kas keluar atau masuk sengaja saya ikuti dengan saldo (cash balance, diberi warna biru), hal ini dimaksudkan supaya adapat dilihat dengan saldo kas pada ketika (tanggal tertentu), dengan impian nantinya kita mampu menentukan ketika yang sempurna untuk melaksanakan pembelian aktiva tetap.

Pada SALES FORECAST, perlu diperhitungkan kemungkinan adanya pembengkakan cost maupun expense dengan memasukkan cadangan (reserve) sebesar 10%, masing-masing perusahaan menentukan berbeda untuk reservenya, logikanya diubahsuaikan dengan tingakat pengendalian perusahaan (efisiensi & kinerja/produktifitas).

Jika dirangkum, mutasi kas akan menjadi ibarat dibawah :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Kapan ketika yang sempurna untuk melaksanakan pembelian dan berapa yang mampu dialokasikan ?.

Pembelian mesin dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan sales sebesar 15%
Perhatikan episode : “SALES FORECAST (01-Des-07 01-Mar-08)
Produksi akan dimulai pada tanggal 01 Desember 2007, maka mesin gres hendaknya sudah terpasang, artinya mesin sudah harus dibeli jauh-jauh hari sebelum tanggal 01 Desember 2007.

Apakah saldo kas mencukupi ? berapa besarnya dana yang mampu dialokasikan untuk membeli mesin ?.

Saldo Kas (cash balance) yang semula Rp 450,000,000, pada tanggal 01 Desember 2007 sudah berkembang menjadi Rp 347,000,000. Hal ini disebabkan oleh adanya aktifitas produksi dari tanggal 01 Nov s/d 31 Desember 2007 yang memicu kas keluar sebasr Rp 103,000,000,-

Apakah Saldo Kas yang sebesar Rp 347,000,000 sudah mampu dialokasikan untuk membeli mesin semuanya?. jawabannya tidak.

Kas gres akan masuk lagi pada tanggal 01 Januari 2008, Saldo tersebut masih harus dicadangkan untuk membiayai produksi dari tanggal 01 s/d. 31 Desember 2007 sebesar Rp 114,375,000,- . Sisanya yang Rp 232,625,000 mampu dialokasikan untuk membeli mesin.


Analisa Perbandingan Cost & Benefit Pengadaan Aktiva Tetap

Selain ketersediaan dan alokasi kas, untung ruginya pun harus dikalkulasi terlebih dahulu. Jangan hingga volume prouksi meningkat karena penambahan mesin, akan tetapi di selesai penutupan buku, laba perusahaan tidak ikut meningkat. Sia-sia bukan ?.

Dengan menggunakan pola kasus yang sama (perusahaan memutuskan untuk mengalokasikan dananya hanya sebesar Rp 200,000,000), kita perhatikan analisa berikutnya :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Cost yang ditimbulkan pribadi oleh penambahan mesin yaitu depreciation cost (penyusutan) yang nantinya akan masuk ke dalam COGS, yaitu pada Overhead Cost, dan akan ikut mengurangi laba secara langsung. Pada kasus di atas, akhir pembelian mesin Sebesar Rp 200,000,000 menimbulkan deprecition cost sebesar Rp 6,250,000,- per satu kwartal (01 Des 07 01 Maret 08), sehingga profit yang tadinya sebesar Rp 103,612,500, pada kwartal yang sama berubah mejadi Rp 97,362,500,- saja. Jika dibandingkan dengan produksi pada kwartal sebelumnya ( 01 Sept 31 Des 07) dimana perusahaan hanya memperoleh profit sebesar Rp 90,000,000,-, maka nampaklah profit perusahaan meningkat sebesar Rp 7,362,500, sehingga profit menjadi Rp 97,362,500,-
Dengan demikian rencana pembelian mesin tidak diragukan lagi. Bisa dilaksanakan.


Membeli Tunai atau dengan Mencicil ?

Pada pola kasus di atas, kebetulan kas perusahaan mencukupi untuk melaksanakan pembelian. Bagaimana kalau kas tidak mencukupi sementara mesin sudah harus di beli ?.

Coba kita bandingkan, bagimana kalau perusahaan membelinya dengan mencicil. Anggap saja perusahan membeli masinnya dengan cara mencicil, tentu saja dikenakan bunga. Suku bunga pada ketika itu yaitu 20% flat per tahun, dan perusahaan akan mencicilnya selama 5 tahun.

Perhatikan perbandingan berikut :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP

Bunga akhir pencicilan aktiva harus dikapitalisasi terlebih dahulu, artinya : bunga yang sebesar Rp 10,000,000 selama satu kwartal (01 Des 07 01 Maret 08) ditambahkan pada harga perolehan mesin, sehingga menjadi Rp 210,000,000,- dan depreciation cost (penyusutan) berkembang menjadi Rp 6,562,500,- . Dibandingkan kalau membeli tunai terang cost menjadi naik sebesar Rp 312,500,- Keputusan apakah akan membeli tunai atau mencicil, tergantung apakah penurunan profit sebesar Rp 312,500,- sebanding dengan mencadangkan Kas untuk acara usaha lainnya ?.


Analisa perbandingan antara satu type mesin dengan type mesin lain, juga dengan source (supplier) yang berbeda-beda.

Cukup kas pun terkadang tidak cukup membuat kita tenang, kita masih harus memilih memakai type mesin apa?, membeli dimana ? bagaimana dengan garansinya, bagaimana dengan sparepartnya?. Melihat harga mesin saja tidak lah cukup memadai, harus dianalisa lebih detail lagi :-)

Contoh Kasus :

Pada ketika akan melaksanakan pembelian masin, anda memperoleh 3 quotation dari 3 supplier ( Type X ditawarkan oleh PT. SUN, Type Y diatarkan oleh PT. SIN, dan type Z ditawarkan oleh PT. SAN) pada dasarnya fungsi mesin sama, hanya saja ada beberapa faktor lainnya yang berbeda. Perhatikan pola dibawah :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Melihat data diatas, dengan mudah kita mampu melihat bahwa yang paling competitive yaitu mesin Type Y dari PT. SIN. Setelah dianalisis lebih detail, apakah benar type mesin Y dari PT SIN yaitu pilihan sempurna ?.

Kita perhatikan analisa dibawah ini :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Pertama kita kapitalisasi ongkos angkut menjadi harga perolehan mesin, lalu kita susutkan menggunakan metode Unit Production Output Method, dengan cara membagi Harga perolehan dengan Kapasitas mesin, Maka kita akan memperoleh Depreciation Cost. Ingat : Cost utama yang timbul akhir penggunaan aktiva tetap yaitu depreciation cost.

Lalu kita tambahkan parameter analisa dengan memperhitungkan maintenance cost, yang kita masukkan ke dalam maintenance analysis yaitu sparepart-sparepart utama saja, (yang harganya material), pada pola diatas ada 3 sparepart utama, lalu masing2 kita susutkan, jangan lupa garansi harus kita masukkan terlebih dahulu, gres kita susutkan. Target kita yaitu memperoleh perbandingan cost per unit production output. Perhatikan pada baris terakhir “ COST PER UNIT”, sekarang manakah yang paling layak untuk dibeli ? mesin type Z dari PT San !.

Selamat mencoba. Goodluck !.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.