Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New


Pengelolaan Nilai Perusahaan, Strategi dan Nilai Perusahaan

Adanya penciptaan nilai dan terciptanya kesejahteraan  bagi  para pemegang  saham serta penilaian pasar, maka  menjadi masalah  terpenting yang dihadapi  oleh perusahaan. Laporan keuangan yang menjelaskan nilai buku tidak  menggambarkan kondisi  keuangan yang  sesungguhnya  dari  perusahaan, dengan demikian perkiraan nilai memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perusahaan. Beberapa perbaikan keuangan  sangat penting untuk menarik investor gres atau membuat keputusan berinvestasi yang harus mempertimbangkan  nilai equity dengan baik. Ini merupakan hal yang utama bagi beberapa pengusaha dan perusahaan yang sering diharapkan untuk peningkatan pertumbuhan keuangan    dan  menarik modal dari investor luar.

Salah  satu  kepuasan  pemilik perusahaan yaitu apabila modal  yang diinvestasikan bisa menghasilkan nilai tambah dan memperlihatkan kesejahteraan.

Ukuran pengelolaan perusahaan menghasilkan nilai tambah ataukah tidak yaitu pasar.  Jika  pasar  menghargai perusahaan itu melebihi nilai modal yang diinvestasikan, berarti administrasi bisa menciptakan nilai buat pemegang sahamnya.  Sebaliknya, bila harga saham justru  lebih  rendah  dari  modal,  dapat disimpulkan  manajemen  tak  mampu menciptakan nilai tambah. 

Pengukuran nilai perlu dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini dilakukan biar terciptanya kesejahteraan bagi para stockholder dan stakeholders  (pekerja, pemerintah, konsumen, suplier dan masyarakat umum) (Velez & Dean, 2001 : 5).

Ukuran  terhadap  kinerja  saham atau  keberhasilan  pilihan  umumnya berdasarkan  pada  kriteria  tujuan. Beberapa  tahun  yang  lalu,  kriteria  utama yang  digunakan  dalam  pengukuran kinerja  keuangan  adalah  pendapatan  per lembar  saham  (EPS)  dan  hasil pengembalian  atas  ekuitas  (ROE).  Saat ini, telah difokuskan pada nilai pasar dari kepemilikan  saham  perusahaan  atau belum,  pada  kinerja  perusahaan  terhadap saham  relatif  berpengaruh  pada  saham perusahaan lain.

Dengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak  ALUR PROSES PEMBUATAN LAPORAN PAJAKMengapa perlu diketahui ?

Dengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak :
1). Akan mempermudah dalam proses pembuatan laporan itu sendiri.

2). Dapat mengenali bahkan membuat laporan pajak dengan tingkat kesesuaian (persisi?) yang lebih tepat dan well matched antara satu lembar laporan dengan lembar laporan lain dalam satu jenis laporan pajak.


3). Laporan yang memiliki tingkat kesesuaian yang tepat akan membuat proses pelaporan di kantor pajak menjadi cepat dan lancar.

4). Akan dapat mengarsipkan dokumen perpajakan dengan lebih sistematis, sehingga akan mempermudah dalam proses pemeriksaan.


Navigasi Laporan Pajak

Pada masing-masing satu jenis laporan pajak, misalnya…. SPM PPn, jikalau kita perhatikan satu set blanko kosong yang diterima dari DJP, maka susunan isinya akan sebagai berikut :

Laporan Utama : akan selalu berada di halaman paling muka. Semakin kebelakang jenis laporannya akan semakin spesifik. Membutuhkan data-data yang semakin terperinci pula. Dan di halaman-halaman final laporan disertai oleh lampiran-lampiran khusus.


Alur Proses Pembuatan Laporan

Deangan melihat navigasi laporan pajak diatas, obviously alur proses pembuatan laporan pajak :
Dimulai dari menyiapkan laporan-laporan pendukung yang paling rinci.

Misalnya :

PPh Pasal 21 : Daftar Gaji dan perhitungan pph-nya, Bukti-bukti pemotongan
PPh Pasal23: Dattar pembagian deviden, deposito, atau persewaan-nya, bukti pemotongannya
PPn : Daftar (Buku) Penjualan dan Faktur Pajak Keluarannya, Daftar (buku) Pembelian dan Faktur Pajak Masukannya, PPn Import dan bukti pemotongan dari Ditjen Bea Cukai.
Dan lain sebagainya……

Jumlah (“Total Nilai”) dari masing-masing daftar, buku, dan bukti-bukti potong diatas, dipindahkan ke blanko- blanko (forms) yang ada di lembar-lembar terakhir pada set laporan.

Selanjutnya, Total Nilai dari masing-masing halaman laporan (pada halaman-halaman terakhir), dipindahkan ke halaman yang lebih di depannya, tentu saja tidak selalu ke halaman yang persis di didepannya, mampu jadi jumping ke halaman paling depan (halaman utama). Ada petunjuk-petunjuk kecil yang menginstruksikan nilai tersebut harus dibawa ke nlanko halaman berapa, baris ke berapa, kolom ke berapa.

Demikian seterusnya hingga hingga kelaporan utama.
Secara singkat, laporan pajak itu di mulai dari halaman yang paling belakang, trus semakin ke depan, hingga ke halaman utama. Dengan mengikuti alur ini, asalkan dikerjakan dengan hati-hati, aku yakin anda akan dapat menghasilkan laporan pajak yang memiliki tingkat perisi dan kesesuDengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak  ALUR PROSES PEMBUATAN LAPORAN PAJAKaian yang sempurna.
Laporan yang memiliki tingkat kesesuaian (well matched) antar halaman laporan pajak yakni penting untuk menghindari penolakan dari pihak kantor pajak ketika pelaporan, akan membuat laporan menjadi lolos masuk tanpa revisi-revisi yang bolak balik.

Alur Proses Pembuatan Laporan dan Pengarsipan

Walaupun topik ini bukan membahas mengenai cara mengarispkan laporan pajak, tidak ada salahnya untuk diketahuai, bahwa cara pengarsipan yang benar susunan-nya seharusnya terurut dari paling depan (atas) hingga ke lembar yang paling dibelakang (bawah) sebagai berikut :

1). Bukti penerimaan laporan (kertas kecil yang ujungnya kuning-kuning :P )


2). Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-1, yang merupakan bukti pembayaran atas : uang muka pajak, surat tagihan pajak (STP) yang sudah divalidasi oleh Bank Pembayar atau Kantor Post.


3). Slip setoran ke bank (Kantor Pajak) atas pembayaran pajak yang sesuai


4). Laporan Pajak (SPM PPn, SPT PPh 21 Masa, SPT PPh Pasal 29, SPT PPh Pasal 23, SPT PPh Pasal 4 (2), dan lain sebagainya).


5). Bukti Pemotongan ( Untuk jenis pajak yang bertype with holding : PPh Pasal 21, 23, 26, PPn).


6). Daftar-Daftar atau buku pembantu (Daftar aktiva & penyusutannya, daftar Piutang Dagang, daftar Utang Dagang, Daftar Uang Muka ).


7). Laporan Keuangan atau laporan acara tertentu dari perusahaan sehubungan dengan pajak yang dilaporkan.


Bonus :

Konsultan Pajak dan…..Eghhhzzz... (silahkan dibaca saja)
Apakah anda memakai konsultan untuk mengurusi perpajakan?

Rutin mendapatkan laporan dari konsultannya untuk diarsipkan ?

Pernah kah anda memperhatikan susunan laporannya ?. Apakah in order ibarat yang aku sebutkan diatas ?. atau diacak (tidak tersusun ibarat yang aku sebutkan) ?.
Kalau tidak pernah terurut, cobalah urutkan sendiri, lalu tanyakan kepada konsultannya, “mengapa laporannya tidak tersusun ibarat yang seharusnya ?”.

Ada 2 kemungkinan respon yang mungkin akan anda terima :

a). Dia tidak menjawab, akan tetapi dilaporan-laporan berikutnya, beliau akan menyusunnya dengan benar. Jika ini responnya, berarti si Bapak/Ibu Konsultan cuma ceroboh, atau terburu-buru.

b). Jangan kaget kalau anda mendapat balasan : “Ada problem dengan laporannya?, kan sudah rapi”. Jika ini responnya… KICK HIM/HER OUT. Cari konsultan lain, atau mulai proceed in house, alias tidak memakai konsultan :-) why not..?

Regardless, mau proses di dalam atau pakai konsultan yang lain, yang jelas…. Praktek konsultan ibarat itu tidak benar, berusaha menghalangi WP untuk memahami alur proses pembuatan laporan pajak.


Tujuan Perusahaan Untuk Memaksimalkan Kekayaan Pemegang Saham

Pengukuran  kinerja  suatu perusahaan  yang  bertujuan memakmurkan  para  pemegang  saham dapat  digunakan  tiga  metoda  alternatif, yaitu (Koch & McDonald, 2000 : 169) :
1.             Analisis  profitabilitas  dari segmen/lini dari perusahaan, merupakan merupakan indikator  yang sangat penting diperhatikan  untuk  mengetahui sejauhmana  investasi  yang  akan dilakukan  investor    di  suatu  perusahaan mampu  memberikan  return  yang  sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.
2.             Economic Value Added, merupakan tujuan korporat untuk meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor dan  pemegang  saham  telah  tanamkan dalam  operasi  usaha  dan  merupakan selisih  dari  laba  operasi  bersih  setelah pajak  dikurangi  dengan  biaya modal  (cost  of  capital),  disamping  itu pula  EVA  juga  dapat  digunakan  sebagai indikator  tentang  adanya  penambahan nilai  dari  suatu  investasi.
3.             Balance ScoreCardDalam  suatu  bisnis  yang bertujuan  memaksimumkan  kekayaan para  pemiliknya,  ditunjukkan  dengan dinamika  dan  hubungan  dari  tiga keputusan  manajemen  dasar,  yaitu  : keputusan  investasi,  keputusan  operasi dan  keputusan  pendanaan.  (Helfert, 2000:1).

Meskipun  tujuan  perusahaan sangat  kompleks,  sebuah  studi  yang dilakukan  oleh  Robert  Lanzillotti menyatakan bahwa administrasi umumnya membahas mengenai :
1.             Profitabilitas jangka panjang
2.             Stabilitas 

Selain itu, Manajer keuangan di perusahaan membuat keputusan untuk kepentingan pemegang saham. Pemegang saham membeli saham perusahaan untuk memperoleh keuntungan yaitu dividen dan Capital gain.


  1. Oleh alasannya yakni itu tujuan perusahaan yakni memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan harga saham perusahaan.
  2. Pemegang saham yakni pemilik sisa (residual owner) di perusahaan. Mereka akan memperoleh sesuatu dari perusahaan dalam urutan simpulan setelah pegawai, pemasok, dan kreditur sehingga apabila kekayaan pemegang saham meningkat berarti kekayaan pihak lainnya dalam perusahaan juga meningkat.

Bagi seorang Pemeriksa Pajak (tax auditor) maupun bagi Praktisi Perpajakan, istilah ekualisasi pajak tentu sudah tidak abnormal lagi, tapi bagi sebagian orang yang lainnya (mungkin sebagian besar) walaupun sudah pernah berguru mata kuliah perpajakan, bahkan pegawai accounting sudah pernah membuat laporan pajak, tetapi belum mengetahui Ekualisasi Pajak.
-baca-]
Short Description :
Artikel yang memberi pengetahuan praktis mengenai pehaman dan menavigasi laporan pajak, supaya laporan pajak anda menjadi lebih precisely antar satu halaman dengan lembar halaman yang lain, penting untuk memuluskan proses pelaporan di kantor pajak [-baca-]


Langkah Dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan

Meskipun  tujuan-tujuan  yang  ingin dicapai  ini  tidak  konsisten  namun  tetap diusahakan  untuk  meningkatkan keuntungan  walaupun  dengan  tingkat resiko  yang  tinggi.  Kurangnya  stabilitas perlu  diambil  tindakan  untuk mengkombinasikan  antara  keuntungan dan  resiko  agar  tujuan  perusahaan tercermin  dengan  akurat  sesuai  dengan tujuan  manajemen  perusahaan.  Hal  ini  menjadi  dilema  karena  manajemen berasumsi  bahwa  tujuan  perusahaan adalah  maksimalisasi  kesejahteraan pemegang  saham,  atau  alternatif  lain, seperti  maksimasi  nilai  pasar  melalui saham  biasa.  Meskipun  setiap  orang pernah  menghadiri  pertemuan  dan  tidak menyukai  perkiraan  yang  terlalu  rendah terhadap  kemampuan  manajemen  pada penetapan  bunga,  memaksimalkan keuangan  baik  bagi  pemegang  saham namun  tidak  sesuai  dengan  keinginan manajemen.  Hal  ini  menjadi bertentangan,  namun  merupakan  strategi yang  optimal  untuk  memaksimalkan kesejahteraan  manajemen.  (Levi  & Sarnat, 1994 : 8-9).

Tingkat Kebutuhan Aktiva Tetap
-baca-]

Tidak tabah rasanya untuk membaginya disini, apa daya hari sudah malam, sementara peran berat esok hari telah menanti.

Just FYI : Saya sedang menghadapi pemeriksaan pajak, yang memerlukan konsentrasi, fatwa dan energy.

Kabar gembiranya : Begitu kasus pemeriksaan pajak ini tuntas, aku akan membagi pengalaman aku dalam menghadapi pemeriksaan pajak dari awal proses hingga simpulan !! Yess!! :-)
Saya yakin itu akan bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca, utamanya bagi yang bergelut dibidang corporate financial.

Sementara itu :

Silahkan baca artikel atau tips aku yang lain, pilihan artikel dan tips ada pada bab atas judul posting ini, jikalau anda merasa kesulitan menemukan topic yang anda inginkan, anda mampu melaksanakan pencarian pada kemudahan pencarian yang ada pada ujung atas halaman blog ini, mungkin saja topic yang dicari berada pada judul yang berbunyi berbeda.

Agar dapat kembali mengikuti kelanjutan posting ini dengan mudah, tanpa harus melalui search engine, aku sarankan :

Bookmark blog ini, dengan cara meng-klik tombol bookmark dibawah, atau;
Tambahkan ke menu favorite pada piranti browser anda, dengan cara : Klik menu “Favorites” --> “Add to favorites” --> “Ok”
Dikesempatan lain, jikalau anda ingin kembali ke blog ini, anda hanya perlu mengklik menu "Favorite" --> temukan dan pilih "ACCOUNTING, FINANCE & TAXATION" pada menu drop down yang muncul --> browser akan eksklusif membawa anda ke blog ini.

Di dalam dunia pendidikan, sering kita temui pembedaan perlakuan antara jurusan Accounting dan Finance. Accounting memakai info (data) keuangan dan mencatat transaksi mengenai kejadian ekonomi yang telah terjadi, bersumber pada masa lampau. Sedangkan Finance lebih banyak mengambil data keuangan di masa sekarang dan masa yang akan tiba .

Accounting menghasilkan laporan keuangan yang penggunannya lebih ditujukan kepada pihak luar perusahaan dalam bentuk Laporan Arus Kas, Laporan Laba Rugi dan Neraca.

Finance menghasilkan laporan yang berwujud, analisa, prediksi-prediksi terhadap kemungkinan di masa yang akan tiba yang mana laporannya cendrung ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Adapun laporan yang dihasilkan antara lain Planning, Budgeting, Cost analysis, Forecast/projection dan Evaluasi Kinerja (Performance Review).

Pada kenyataannya di dunia kerja, kedua bidang ini berkaitan dekat dan saling menopang satu dengan yang lainnya. Sebagai rujukan seorang calon pekerja finance mau tidak mau harus mempunyai dasar pengetahuan accounting.

Kedua jurusan tersebut hendaknya membuka dan memperluas peluang untuk berkarir di bidang accounting dan finance. Hal ini cukup beralasan mengingat semakin dikembangkannya jabatan/posisi finance dan accounting, sejalan dengan dinamisnya perkembangan dunia usaha, sikap ekonomi, dan perubahan regulasi pemerintah.

Sedangkan perpajakan didalam kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia lebih banyak disertakan pada jurusan Accounting, tidak menjadi jurusan yang terpisah. Kecuali yang berjenjang diploma, forum pendidikan professi atau forum kursus.

Didalam dunia kerja, perpajakan biasanya di lakukan oleh staff khusus yang menangani perpajakan saja, mulai dari perhitungan hingga dengan pelaporannya. Hal ini berlaku pada perusahaan-perusahaan yang bersekala menengah dan besar. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan bersekala kecil atau lokal, umumnya pekerjaan yang terkait dengan perpajakan dirangkap oleh pegawai accounting, yang mana secara tidak pribadi pegawai tersebut disamping dituntut bisa melakukan tugas-tugas accounting sehari-hari juga bisa menciptakan laporan pajak bulanan (SSP PPh Pasal 25 dan SPT PPh Pasal 21 & 23 ) dan sekaligus mempostingnya ke dalam jurnal umum. SPT Tahunan biasanya ditangani oleh pihak luar (Consultant).


Manajemen Berbasis Laba

Manajemen  laba  didefinisikan  sebagai  campur  tangan  yang  disengaja dalam  proses  pelaporan  keuangan  eksternal  dengan  maksud  memperoleh keuntungan  pribadi  (Schipper,  1989).  Sedangkan  menurut  Abdelghany  (2005), manajemen  laba  adalah  manipulasi  pendapatan  yang  dilakukan  untuk  memenuhi target yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Manajemen  laba  biasanya  dilakukan  oleh  manajemen  untuk  menaikkan tingkat  laba  (income-increasing  earnings  management)  atau  menurunkan tingkat laba  (income-decreasing  earnings  management)  yang  ditampilkan  dalam  laporan keuangan  dengan  memilih  dan  menerapkan  metode  akuntansi  tertentu  (Watts  & Zimmerman,  1986).  Tujuan  manajemen  laba  adalah  meningkatkan  kesejahteraan suatu  pihak  tertentu  walaupun  sebenarnya  dalam  jangka  panjang  tidak  terdapat perbedaan  laba  kumulatif  perusahaan  dengan  laba  yang  diidentifikasi  sebagai keuntungan  (Fischer  &  Rosenzweig,  1995).  Tindakan  manajemen  laba  pada laporan  keuangan  oleh  manajemen  ini  biasanya  dilakukan  tanpa  sepengetahuan pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Manajemen  laba  yang  sering  dilakukan  oleh  perusahaan  adalah (Abdelghany, 2005):
1.             Big  Bath,  berarti  biaya  diakui  menggunakan  satu  kali  biaya restrukturisasi.  Pilihan  ini  menyebabkan  perusahaan  memikul  biaya yang  besar  pada  kos  untuk  tahun  ini  tetapi  akan  menghasilkan  laba besar pada tahun depan.
2.             Penyalahgunaan  materialitas,  berarti  dengan  memanipulasi  laba melalui prinsip materialitas. Prinsip materialitas sangat luas, fleksibel, dan tidak ada rentang spesifik mengenai bagaimana material transaksi ini.
3.             Cookie  Jar  atau  cadangan  cookie  jar,  juga  dikenal  sebagai  cadangan rainy  day  atau  cadangan  kontinjensi,  berarti  dalam  periode  kondisi keuangan  yang  baik,  cadangan  kontinjensi  dapat  mengurangi  laba dengan mengakui cadangan lebih tinggi, mengakui biaya lebih tinggi, dan  satu  kali  penghapusan.  Pada  periode  kondisi  keuangan  yang buruk,  cadangan  kontinjensi  dapat  digunakan  untuk  meningkatkan laba dengan memutarbalikkan akrual dan cadangan untuk mengurangi biaya periode sekarang (Kokoszka, 2003).
4.             Round-tripping, back-to-back dan swap, round-tripping yaitu praktik menjual  aset  yang  tidak  terpakai  kepada  perusahaan  lain  dengan perjanjian  untuk  membeli  kembali  aset  yang  sama  atau  serupa  pada tingkat  harga  yang  sama.  Back-to-back  adalah  proses  yang  sama dengan  round-tripping  tetapi  dengan  keterlambatan  waktu  yang singkat.  Kedua  transaksi  tidak  dijadwalkan  untuk  terjadi  pada  waktu yang  persis  sama.  Swap  terjadi  ketika  dua  perusahaan  menjual  aset yang  hampir  identik  kepada  satu  sama  lainnya  untuk  mengakui pendapatan.

5.             Waktu  pemakaian  standar  akuntansi  wajib,  pemakaian  standar akuntansi  sebelum  waktunya  yang  meningkatkan  laba  dapat memberikan  kesan  bahwa  perusahaan  perlu  menemukan  pendapatan dari  manapun  yang  memungkinkan.  Pemakaian  yang  sebelum waktunya dapat menurunkan persepsi kualitas laba pada investor.
6.             Perubahan akuntansi sukarela, dilakukan dengan mengubah kebijakan akuntansi  yang  digunakan  oleh  perusahaan.  Karena  perusahaan  tidak dapat  membuat  tipe  perubahan  akuntansi  yang  sama  terlalu  sering, maka  perusahaan  mungkin  membuat  beberapa  tipe  perubahan akuntansi  yang  berbeda  secara  bersama-sama  atau  sendiri-sendiri selama beberapa periode.
7.             Akuntansi  konservatif,  dilakukan  dengan  memilih  metode  akuntansi yang menjaga nilai aset tercatat relatif rendah.
8.             Menggunakan  derivatif,  manajer  dapat  memanipulasi  laba  melalui lindung nilai pengadaan instrumen selama periode waktu khusus guna mengalihkan  laba  atau  rugi  yang  belum  direalisasi  dari  laporan  laba komprehensif ke laporan laba rugi.

Manajemen  laba  biasanya  diukur  dengan  akrual  diskresioner.  Jumlah akrual  diskresioner  positif  menunjukkan  menunjukkan  bahwa  perusahaan melaksanakan manipulasi laba dengan tumpuan penaikan laba. Sedangkan, jumlah negatif akrual  diskresioner  menunjukkan  menunjukkan  manipulasi  laba  dengan  pola penurunan laba (Murhadi, 2009).

Terdapat empat alasan mengapa laba dapat menunjukkan gambaran yang tidak tetap dalam mengukur penciptaan nilai, yaitu:

1. Angka-angka dalam laporan keuangan dapat terdistorsi dan dimanipulasi.
Dalam menyusun laporan keuangan, akuntan harus membuat judgement dan memilih basis atau metode akuntansi yang akan digunakan. Pemilihan metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka laba yang berbeda-beda. Akuntan sering memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan tanpa adanya dampak ekonomi kepada perusahaan dari peningkatan laba tersebut.

2. Pelaksanaan investasi sebuah proyek jangka panjang tidak memasukkan semua unsur yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan sebuah investasi layak dijalankan atau tidak.
Misalnya perusahaan memiliki 2 proyek yaitu A dan B yang menunjukkan laba bersih yang sama selama 3 tahun pelaksanaan proyek. Sepintas kedua proyek tersebut menunjukkan laba yang sama sehingga proyek A atau B yang dijalankan kesannya sama untuk perusahaan. Proyek A membutuhkan pengeluaran awal yang lebih rendah dibandingkan dengan B sehingga perusahaan harusnya memilih proyek A dibandingkan dengan B.

3. Nilai waktu dari uang (time value) tidak dimasukkan dalam perhitungan investasi.
Terdapat kemungkinan bahwa pertumbuhan dalam laba justru akan menurunkan nilai perusahaan apabila tingkat pengembalian yang diperoleh dari melaksanakan sebuah proyek lebih kecil dari tingkat pengembalian yang dipersyaratkan untuk proyek tersebut. Kondisi ini akan membuat harga saham perusahaan turun sehingga menurunkan kekayaan pemegang saham.

4. Risiko tidak dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan keuangan
a. Terlalu terfokus kepada pertumbuhan laba membuat administrasi perusahaan gagal dalam mempertimbangkan risiko. Kenaikan laba akan meningkatkan risiko yang menimbulkan kenaikan pada tingkat diskonto.
b. Berikut ini yaitu tabel yang menyajikan dua seni administrasi yaitu S dan T


Starategi S
Strategi T

Laba
Probabilita
Laba
Probabilita

-100.000
0,10
80.000
0,10

0
0,20
90.000
0,15

100.000
0,40
100.000
0,50

200.000
0,20
110.000
0,15

300.000
0,10
120.000
0,10
Hasil yang diharapkan
100.000

100.000




Investor akan lebih menyukai seni administrasi T alasannya yaitu meskipun memiliki hasil yang sama dengan seni administrasi S tetapi risikonya lebih kecil dari S alasannya yaitu labanya terdistribusi secara merata di setiap angka probabilita. Meskipun kedua seni administrasi menghasilkan laba yang sama tetapi risikonya berbeda.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.