Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New

Dalam setiap operasional perusahaan, selalu kita temukan perlatan-peralatan kecil yang memang diharapkan untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Untuk perusahaan-perusahaan jenis manufaktur yang acara utamanya menggunakan mesin, sudah barang tentu menggunakan peralatan-peralatan kecil sebagai penunjang kelancaran operasional perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang tidak menggunakan mesinpun juga menggunakan peralatan kecil untuk kelancaran pekerjaan kantor.


Karakteristik Peralatan Kecil

Jenis peralatan kecil banyak macam dan jenisnya, tergantung dari jenis dan bidang usahanya. Jika kita sebutkan mungkin akan menghasilkan daftar yang panjang, bahkan sangat mungkin ada jenis peralatan yang tidak kita ketahui namanya atau bahkan tidak pernah kita lihat sebelumnya.

Tetapi “Peralatan Kecil (Small Tools)”, dapat kita kenali karakternya. Karakter small tools ini termasuk unik, yaitu :

Fungsinya : tidak mampu menghasilkan barang/jasa secara langsung, melainkan memerlukan mesin/equipment lain, karena memang fungsinya hanya sebagai penunjang kelancaran operasional mesin utama.

Nilainya : tidak material

Umur Ekonomis : sering kali umur ekonomisnya lebih dari satu tahun buku

Misalnya : Tang, Kunci pas, Obeng, Stapler, Punch hole, Penggaris, Meteran (mistar), Gunting, Cutter, Helmet, Safety belt, dongkrak, dan lain-lain.

Karakter unik ini terkadang membuat kita ragu untuk menerapkan perlakuan akuntansinya.

Melihat nilai unit-nya yang relative tidak material, rasanya peralatan kecil pas jikalau dikelompokkan ke dalam biaya, itulah sebabnya mengapa banyak pihak (orang/perusahaan) menglompokkannya ke dalam biaya saja. Misalnya : Biaya pemeliharaan, ada juga yang mengelompokkannya ke dalam office supplies, bahkan tidak sedikit yang mencatatnya sebagai “biaya peralatan”. Apakah itu sudah sempurna ?. Akan tetapi faktor umur ekonomis atau time service-nya menjadi terabaikan. Small tools seringkali memiliki umur ekonomis yang lebih dari satu tahun buku. Bahkan ada beberapa peralatan kecil yang jikalau disimpan dan dirawat dengan baik, umurnya mampu bertahun-tahun. Memperlakukannya sebagai biaya terang tidak sesuai dengan “matching principle”.

Jika dikelompokkan ke dalam aktiva tetap (fixed asset), lalu bagaimana cara membebankannya, mengingat nilainya yang relative kecil ?. Jika dibebankan bertahap dengan cara menyusutkannya, terang merupakan pekerjaan yang rumit. Bisa dibayangkan ratusan atau bahkan ribuan items (untuk perusahaan-perusahaan besar) harus dihitung penyusutannya satu persatu. Sungguh merepotkan bukan ?.


Bagaimana Mendeterminasi dan Memperlakukannya ?

Untuk menjawab abjad dilematis ini, ada 2 tahapan determinasi yang dapat kita lakukan, yaitu :

1. Lihat dari Umur Ekonomisnya (The Economical Life Time)

Pertama-tama, pertimbangkanlah umur ekonomisnya, jikalau umurnya jelas-jelas kurang dari satu tahun buku, maka tidak ada keraguan lagi untuk mengelompokkan dan memperlakukannya sebagai biaya (dibebankan diperiode yang sama). Jika memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun buku, maka alat ini berpotensi untuk di kelompokkan ke dalam asset (Tools & Equipment), akan tetapi masih perlu pertimbangan yang kedua.

2. Lihat dari Nilai Gabungannya (The Bulk Value)

Pertimbangan kedua, jikalau alat tersebut digabungkan dengan alat lain (yang umurnya lebih dari satu tahun buku juga) nilai gabungannya menjadi material, maka tidak diragukan lagi alat tersebut dapat kita kelompokkan ke dalam Asset (Peralatan & Perlengkapannya/Tools & Equipment). Untuk perusahaan yang beru beroperasi, mungkin memang belum ada banyak peralatan, maka yang dijadikan pertimbangan yaitu potensi penggunaan peralatan di masa yang akan datang, karena sangat mungkin ketika ini peralatannya masih sedikit, sehingga jikalau digabungkanpun nilainya tidak akan material, akan tetapi di masa yang akan datang alat-alat kecil tersebut akan signifikan nilai gabungannya.


Membebankan Peralatan Gabungan (Bulk Tools)

Seperti telah disampaikan di atas bahwa; membebankan peralatan kecil secara gabungan dengan cara menyusutkannya satu persatu menggunakan metode penyusutan garis lurus maupun saldo menurun, tidaklah efektif.

Pembebanan peralatan gabungan dilakukan menjelang penutupan buku, dengan cara melaksanakan penghitungan fisik (Physical count) atas peralatan gabungan tersebut.

Total pembelian peralatan tersebut merupakan saldo awal, sedangkan hasil penghitungan fisik merupakan saldo simpulan dari peralatan tersebut. Dengan demikian, maka peralatan yang terpakai dapat ditentukan nilainya, menyerupai pada rujukan tabel dibawah ini :

peralatan kecil yang memang diharapkan untuk menunjang kelancaran pekerjaan PERALATAN KECIL  &  PERLAKUAN AKUNTANSINYADengan table di atas, maka jurnal pembebanan atas penggunaan peralatan kecil dapat dibuat, sebagai berikut :

[-Debit-]. Penyusutan Peralatan & Perlengakapan = Rp 1,082,500
[-Kredit-]. Akum. Penyusutan Peralatan & Perlengakapan = Rp 1,082,500

LAPORAN KEUANGAN
Disini akan menyajiankan apa itu laporan keuangan dan apasaja belahan dari laporan keuangan dan apapula kegunaan laporan keuangan. disini gudang akuntansi akan mengkutip dan menarik kesimpulan dari banyak sekali para pakar akuntansi.

Dalam perekonomian moderen laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis.laporan keuangna perusahaan lazim diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan bulanan, bahkan harian. sebab laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manejemen, pemerintah maupun para pelaku pasar modal.karean laporan keuangan menjadi kebuthan utama pihak-pihak tersebut dalam mengambil keputusan.

 Disini  akan menyajiankan apa itu laporan keuangan dan apasaja belahan dar PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Sistem atau proses laporan keuangan biasanya berisi hal-hal sebagai berikut:
  1. daftar neraca yaitu dimana yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal tertantu.neraca menggambarkan posisi harta, utang dan modal pada tanggal tertentu.
  2. perhitungan keuntungan rugi atau keuntungan rugi yaitu yang menggambarkan jumlah hasil, biaya , laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. dimana keuntungan rugi menggambarkan hasi yang diterima perusahaan selama satu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapat hasilnya, baik berupa keuntungan atau keutangan maupun rugi nya.
  3. laporan dan sumber pengguna sumberdana atau yang sering kita kenal modal. disini dimuat sumber-sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. modal bisa diartikan kas bisa juga modal kerja.
  4. laporan arus kas ialah merupaka pengikhtisaran arus kas masuk dan arus kas keluar yang dalam format laoprannya di bagi atau di kelompokan menyerupai acara operasional, investasi dan acara pembiayaan.
laporan keuangan disajikan atau dibentuk untuk kebutuhan tertentu untuk mengambil keputusan. dan pengguna laporan keuangan itu atau yang membutuhkan laporan keuangan itu adalah:
  1. Pemilik Perusahaan  bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan atau dipakai untuk: 1. menilai persentasi atau hasil yang diperoleh oleh manejemen. 2. untuk mengetahui hasil Deviden yang akan di terima. 3. utuk menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuahannya. 4.unutk mengetahi nilai saham dan keuntungan perlembar saham. 5.sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang. 6.sebagai dasar untuk memperitimbangakan untuk menambah auatuk mengurangi investasi.
  2. Manejemen perusahaan. bagi menejemen perusahaan , laporan keuangan dipakai untuk: 1.Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik perusahaan. 2.Untuk mengukur tingkat biaya dari setiap acara operasional atau yang lain suatu perusahaan per devisi,bagian atau segmen tertentu. 3.Untuk mengukur tingkat efesiensi dan tingkat tingkat keuntungan perusahaan, divisi, belahan dan segmen. 4.Untuk menilai hasi kerja individu yang diberi kiprah dan tanggung jawab. 5.Untuk materi pertimbangan dalam menetukan perlu tidaknya diambil akal baru. 6. Untuk memenuhi ketemtuam dalam UU, peraturan ,AD (Anggaran Dasar), Pasar modal, dan Lembaga regulator lainnya.
  3. Investor bagi investor laporan keuanan dipakai atau dimaksudkan untuk: 1.Menilai kondisi keuangan dan hasil perusahaan. 2.untuk menilai kemungkinaan menanamkan dana dalam perusaahan tersebut. 3.unutk menilai kemunkinan Divesitasi (menarik investasi) dari perusahaan. 5.Untuk menjadi dasar memperediksi kondisi perusahaan di masa datang.
  4. Kreditur atau Banker, bagi kreditur, banker atau supplier laporan keuangan dipakai untuk: 1.unutk menilai kondisi keuangan dan hasil perjuangan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2.untuk menilai kwalitas jamina kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. 3.untuk melihat dan prediksi prospek keuntungan yang mungkin di peroleh oleh perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. 4.Unutuk menilai kemampuaan likuiditas, solvabilitas,rentabilitas perusahaan sebagai dasar pertimbangan kepetusan kredit. 5.untuk menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian yang sudah di sepakati.
  5. Pemerintah dan Regulator. bagi pemerintah dan regilator laporan keuangan diguanakan untuk: 1.menghitung dan memutuskan jumalah pajak yang harus dibayar. 2.sebagai dasar dalam penetapan-penetapan akal baru.3.Untuk menilai apakah perusahaan memerlukan sumbangan atau tindakan lainnya. 4.Untuk menilai kepatuha perusahaan terhadap hukum yang ditetapkan. 5.Untuk forum pemerintahan lain laninya bisa menjadi materi penyusunan data dan statistik.
  6. Analisi, Akademis, Pusat Data bisnis. bagi para analsis, akademis, dan sentra data bisnis dan juga lembaga-lembaga pengumpul data bisnis menyerupai PDBI,Moody's,Brunstreet, Standard & Poor, Perfindo, laporan keuangan ini penting sebagai materi atau sumber gosip primer yang akan diolah sehingga menghasilkan gosip yang bermanfaat bagi analisi, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.
Itu tadi seputar laporan keuangan, kami akan terus memperjelaskan perihal bidang akuntansi. terimaksi telah berkunjuang ke Materi Akuntansi Perusahaan

Author’s Notes


Rekonsiliasi Bank untuk Laporan keuangan yang menggunakan mata uang yang sama dengan bank statement tentu sudah biasa dilakukan. Bagi yang belum pernah atau belum tahu prosedurnya, silahkan baca : Membuat Rekonsiliasi Bank [The Basic : Step by step], Memahami konsep dasar KONVERSI MATA UANG ASING dan MODEL IMPLEMENTASINYA juga perlu, silahkan baca artikel : Laba - Rugi Atas Transaksi Multi Kurs. Jika sudah, silahkan terus ikuti artikel ini untuk rekonsiliasi bank yang lebih berkembang.



Penggunaan Mata Uang Asing Dalam Catatan Keuangan Perusahaan Cabang Atau Perwakilan Tidak Bisa Dihindari.


Bagi perusahaan-perusahaan yang berbentuk representative atau yang di Indonesia dikenal dengan BUT (Badan Usaha Tetap) atau bentuk lain yang mengharuskan adanya koneksitas laporan dengan perusahaan yang berada di luar negeri, penggunaan Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) bermata uang absurd yakni merupakan suatu keharusan.

Mengapa ?

Karena Perusahaan induk (parent company) wajib menciptakan laporan keuangan konsolidasi, yang mana laporannya tentu menggunakan mata uang negara dimana perusahaan induk tersebut berada, contohnya : USD (jika parent company-nya American).

Sedangkan perusahaan cabang atau perwakilan, disamping menciptakan laporan keuangan untuk cabang itu sendiri (yang tentunya menggunakan mata uang domistik, dalam hal ini Rupiah), perusahaan cabang atau perwakilan juga diwajibkan untuk mengirimkan catatan keuangan ke perusahaan induknya.

Laporan yang dikirim ke perusahaan induk inilah yang menggunakan mata uang asing, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan induk dalam melaksanakan konsolidasi laporan keuangan, termasuk control dan interpretasi atas pengeluaran-pengeluaran yang ada di perusahaan cabang atau perwakilan.

Penggunaan mata uang absurd di dalam catatan keuangan menjadi tidak sanggup dihindari saat Sistem Informasi Keuangan perusahaan cabang bertautan dengan (Linked) dengan perusahaan induk (parent company) secara online.

Bayangkan saat perusahaan cabang meminta kiriman dana dari perusahaan induk, tentunya perusahaan indukj perlu mengetahui posisi selesai dari kas perusahaan cabang (berapa saldo kas-nya), sementara kalau laporan keuangan cabang menggunakan mata uang domistik, perusahaan induk akan mendapat kesulitan untuk memperoleh gosip tersebut.

Dengan demikian, penggunaan mata uang absurd dalam laporan keuangan perusahaan cabang atau perwakilan tidak sanggup dihindari.


Prosedur Rekonsiliasi Bank Untuk Perusahaan Yang Menggunakan 2 Mata Uang Yang Berbeda


Dua mata uang berbeda disini yang dimaksudkan yakni : Perusahaan mempunyai 2 macam rekening kas bank yaitu : dalam mata uang USD (biasanya digunakan sebagai terminal penerimaan uang masuk) dan dalam mata uang Rupiah (dipergunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari). Sementara perusahaan (perusahaan cabang/perwakilan) menggunakan mata uang USD dalam system gosip keuangannya.

Untuk perusahaan model ini, harus menciptakan 2 jenis rekonsiliasi bank, yaitu :

1) Rekonsiliasi Bank atas Rekening USD
2) Rekonsiliasi Bank atas Rekening Rupiah.


1). Rekonsiliasi Atas Rekening USD

Yang direkonsiliasi yakni catatan perusahaan yang memang menggunakan mata uang USD dengan Bank statement yang juga menggunakan mata uang USD, tidak ada konversi dalam proses ini. Dengan demikian, maka langkah-langkahnya sama saja dengan rekonsiliasi bank bermata uang tunggal, hanya saja menggunakan mata uang USD (bukan rupiah). Sekali lagi bagi yang belum tahu mekanisme dasar rekonsiliasi bank, saya sarankan untuk mebaca artikel : Membuat Rekonsiliasi Bank [The basic : Step by step]. Jika sudah, sanggup kembali ke topik ini.


2). Rekonsiliasi Atas Rekening Rupiah

Rekonsiliasi BUKU PERUSAHAAN DALAM MATA UANG USD terhadap BANK STATEMENT DALAM MATA UANG RUPIAH mempunyai keunikan tersendiri. Langkah-langkahnya yakni sebagai berikut :

[Langkah-1]

Dari Bank Statement, input biaya-biaya dan pendapatan yang dikenakan/diberikan oleh bank (Biaya Admin Bank, Bea Meterai, pendapatan bunga, dan pajak atas bunga) ke dalam sebuah spreadsheet, beri nama “expense adjustment”, konversikan masing-masing biaya/pendapatan tersebut ke mata uang USD dengan menggunakan rate yang sesuai dengan tanggal transaksi masing-masing. Jika perusahaan menggunakan accounting software, masukkan biaya-biaya (yang sudah dalam mata uang USD) tersebut sebagai adjustment entry ke dalam system. Pastikan tidak ada yang ketinggalan, kemudian update sistem.

Lakukan hal yang sama terhadap biaya-biaya auto-debit (Listrik, telepon, air, kartu credit, tv channel, dll). Kemudian update sekali lagi.

[Langkah-2]

Sebelum ke langkah kedua..saya asumsikan langkah ke-1 telah dilakukan, dan semua adjustment journal telah di update dengan tepat tanpa ada yang ketinggalan.
Jika menggunakan accounting software atau online database management, maka load checking register (buku catatan check perusahaan) yang bermata uang USD tersebut ke textout dengan cara :

Check register 4 print to file 4 beri nama : BankRecon$.txt 4 Ok

Dari blank Excel workbook :

Open File 4 tunjuk file yang tadi di load dari system (BankRecon$.txt) 4 delimited 4 rapikan kolom sesuai dengan kebutuhan 4 Next 4Finish

Jika langkah 1 telah dilakukan dengan sempurna, seharusnya semua biaya dan pendapatan yang dikenakan atau diberikan oleh bank, telah ikut serta di dalam spreadsheet, tentunya dengan penomoran check otomatis dari system.

Beri “header row” yang sesuai pada serpihan paling atas dari isi spreadsheet (Misalnya : “Date” diatas tanggal, “Check#” diatas nomor check “Source Journal#” diatas nomor serie journal, “Description” diatas keterangan transaksi, “Amount$” diatas nilai transaksi), beri autofilter pada header row, kemudian freeze panes persis dibawah header row.

Terakhir simpan file ke harddrive kerja anda (mungkin di server atau di local harddrive).


Author’s note :

Langkah-2 ini mungkin berbeda pada masing-masing accounting software (saya menggunakan MAS200), intinya langkah kedua ini yakni memindahkan catatan check dari database ke spreadsheet. Jika catatan keuangan perusahaan hanya menggunakan spreadsheet, maka “Langkah-2” ini tidak diperlukan.

[Langkah-3]

Kelompokkan isi spreadsheet menjadi 2 kelompok :
DEPOSIT (untuk kelompok uang masuk), tempatkan di serpihan atas spreadsheet
EXPENDITURE (untuk kelompok uang keluar), tempatkan dibawah kelompok deposit.

Kemudian jumlahkan kolom “Amount$” dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, maka akan diperoleh “Total Deposit” dan “Total Expenditure

[Langkah-4]

Tambahkan satu kolom kosong sehabis kolom “Amount$”, beri header “Rate” pada kolom kosong tersebut.

Setelah kolom “Rate” buat satu kolom lagi beri header “Amount Bank-A” (A=nama bank).

Beri autofilter pada masing-masing kolom gres ini.


[Langkah-5]

Pada langkah ke-5 ini kita akan focus pada kolom “Amount Bank-A” dan kolom “Rate

Ambil Bank Statement…..

Mulailah dengan memindahkan nilai transaksi dari bank statement ke dalam spreadsheet yang gres saja dibuat.

Ingat : ada 2 kelompok dalam spreadsheet, kelompok DEPOSIT & kelompokEXPENDITURE.

Caranya :

Untuk kelompok DEPOST :

Masukkan nilai uang masuk yang ada di bank statement ke dalam kolom “Amount Bank-A” dengan memperhatikan masing-masing tanggalnya. Pada baris “Total Deposit” jumlahkan kolom ini. Kemudian beri format Rupiah pada kolom ini.

Masih ingat dengan kolom “Rate” ?, ok….. pada kolom ini, buatlah formula = Kolom “Amount Bank-A” [dibagi] kolom “Amount$”, dicopy kemudian paste ke bawah. Akan diperoleh rate yang berbeda-beda antara baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Jika ada uang masuk yang tidak ditemukan pada bank statement, copy uang masuk ini, kemudian paste ke ujung bawah spreadsheet. Beri label DEPOSIT IN TRANSIT


Untuk kelompok EXPENDITURE :

Lakukan langkah yang sama ibarat pada kelompok DEPOSIT. Hanya saja pada kelompok EXPENDITURE mengandung transaksi yang pastinya lebih banyak dan tidak mempunyai urutan tanggal yang sama antara bank statement dengan data yang di load dari system. Hal ini disebabkan oleh lantaran tidak semua peserta check mencairkan check tersebut pada tanggal check diterbitkan. Jika jumlah transaksi relatif sedikit tidak akan jadi masalah, tetapi kalau jumlah transaksi cukup banyak, maka langlah ini akan menyita waktu.

Diperlukan sedikit trick untuk menangani langkah ini.



Author’s note :

Focus pada nomor check yang ada di bank statement, mulai dari nomor check yang paling atas, diteruskan dengan nomor check yang ada dibawahnya…terus lakukan secara berurut hingga transaksi yang terakhir.


Caranya :

Block kolom “Check#” pada spreadsheet, cari nomor check dengan cara : Ctrl F, isi field yang muncul dengan nomor check yang ada di bank statement, tekan tombol enter, maka nomor check telah ditemukan, pada kolom “Amount Bank-A” masukkan nilai check yang dari bank satatement.

Jika nomor check tidak ditemukan, masukkan nomor check dan amountnya di baris paling atas dari kelompok EXPENDITURE (mungkin perlu insert row terlebih dahulu), pada kolom “Tanggal” untuk sementara biarkan kosong, pada kolom “Check#isi nomor check sesuai dengan yang ada di bank statement, dan pada kolom “Description” juga biarkan kosong, pada kolom “Amount$“ juga biarkan kosong, dan pada kolom “Amount Bank-Amasukkan nilai yang dari bank statement.

Lakukan terus hingga transaksi terakhir.

Jika sudah selesai, copy formula pada kolom “Rate” yang ada di kelompok DEPOSIT, kemudian paste ke dalam semua baris di kolom yang sama pada kelompok EXPENDITURE.
Maka akan muncul rate yang variate dari baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Pada ujung bawah kolom “Rate” buat formula =average (semua kolom rate), maka akan diperoleh AVERAGE RATE pada bulan tersebut.

Jika diperhatikan, akan ditemukan beberapa baris yang kosong. Ada 2 jenis baris yang kosong :

Baris kosong pada kolom “Amount$” yang sudah kita letakkan pada serpihan paling atas dari kelompok expenditure. Dan;

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A

Apa yang harus dilakukan dengan baris-baris kosong ini ?

Baris kosong pada kolomAmount$” :


Buka file Rekonsiliasi Bank bulan sebelumnya, nomor-nomor check dari bari kosong ini akan ditemukan pada kelompok “UN-CLEARED CHECK” pada rekonsiliasi bank sebelumnya. Copy isi kolom “Tanggal”, “Description” dan “Amount$” dari kelompok UN-CLEARED CHECK ini ke dalam baris-baris kosong yang ada di spreadsheet yang sedang dikerjakan.

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A” :

Filter kolom “Amount Bank-A” by (blank), maka akan ditampilkan cell-cell kosong yang ada di kolom ini. Copy semua kolom dan baris yang muncul di sini, kemudian paste ke ujung bawah spread sheet (tepatnya dibawah kelompok DEPOSIT IN TRANSIT

Beri label UN-CLEARED CHECK untuk kelompok gres ini. Jumlahkan kolom “Amount$” pada kelompok ini, sebut ini sebagai “TOTAL UN-CLEARED CHECK”.

Sekarang seharusnya ada 4 kelompok dalam spreadsheet ini :

DEPOSIT (dengan “Total Deposit” pada ujung bawahnya)
EXPENDITURE (dengan “Total Expenditure” pada ujung bawahnya)
DEPOSIT IN TRANSIT (dengan “Total Deposit In Transit” pada ujung bawahnya)
UN-CLEARED CHECK (dengan “Total Un-Cleared Check” pada ujung bawahnya)


Author’s note :

Masih ada 2 langkah yang tersisa….. 2 langkah terakhir ini yakni langkah yang paling memilih dalam rekonsiliasi bank dengan mata uang berbeda. Perhatikan baik-baik…..



[Langkah-6]

Setelah kelompok Kelompok "Un-Cleared Check", buatlah summary dari catatan transaksi yang diload dari system sebagai berikut :

Checking Register – Starting Balance” : $ (isi saldo awalnya system)
Checking Register – Deposit” : $ (isi Total Deposit yang dari System)
Checking Register – Expenditure” : $ (isi Total Expenditure yang dari system)
Checking Register – Deposit In Transit” : $ (isi Total Deposit In Transit dari system)
Checking Register – Un-Cleared Check” : $ (isi Total Un-Cleared Check dari system)

Checking Register – Adjusted Ending Balance” : $ (isi formula : Starting Balance + Deposit + Un-Cleared Check – Deposit In Transit)

Author’s note :

Hasil formula inilah yang diharkan sama dengan ending balance yang ada di Bank Statement. Tetapi, bukankah Systen menggunakan mata uang USD sedangkan Bank statement menggunakan mata uang Rupiah. Bagaiaman membandingkannya ?.
Ingat dengan kolom “Rate” dengan AVERAGE RATE pada ujung bawah kolom ?. Ok…. Disinilah kolom ini menjadi “the un-locker key” alias kunci pembuka-nya kunci :-)



[Langkah-7]

Buat baris :

Bank-A Ending Balance $” : $ ( isi formula = "Saldo selesai Bank" [bagi] AVERAGE RATE )

Bandingkan :

Bank-A Ending Balance $DENGANChecking Register –Adjusted Ending Balance

Apakah sama ?, jika sama maka pekerjaan telah selesai

Most probably belum sama ! :-p

Mengapa ?......

Author’s note :

Karena sepanjang bulan dari hari ke hari, rate yang dipergunakan untuk posting biasanya selalu mengikuti fluktuasi nilai konversi dari USD ke Rupiah. Sementara kita tidak pernah mengikuti fluktuasi exchange rate versi bank dari hari ke hari. Anda tahu sendiri fluktuasi rate bahkan terjadi dari jam ke jam bahkan dari menit ke menit, jadi hampir mustahil mengikutinya dalam melaksanakan posting.

Maksimal yang sanggup dilakukan yakni dengan estimasi rate yaitu dengan membagi nilai rupiah pada bank statement dengan nilai dolar dari masin-masing check yang ada di system. Akan tetapi masih juga menyisakan selisih (variance).


Apa yang harus dilakukan terhadap variance ini ?.

Variance ini yakni suatu selisih atas fluktuasi nilai tukar USD dengan IDR yang terjadi pada bulan ini. Selisih nilai akhir fluktuasi foreign exchange rate yakni : LABA-RUGI (SELISIH KURS) alias “CURRENCY GAIN/LOST

Buatlah Label :

Currency Gain/Lost” : $ (isi formula = “Checking Register-Adjusted Balance” [kurangi] “Bank-A Ending Balance $”)

Jika karenanya BERNILAI POSITIF, maka buatlah Adjustment Entry :

[Debit] : Currency Gain/Lost Vs [Credit] : Checking Account


Jika karenanya BERNILAI NEGATIF, maka buatah Adjustment entry :

[Debit] : Checking Account Vs [Credit] : Currency Gain/Lost


Cheers :-)

Sistem Akuntansi
akan menjelaskan bagaimana sistem akuntansi atau siklus, proses akuntansi. untuk mengenal lebih jauh sosok akuntansi yang membuktikan alat bantu manejemen, maka perlu diketahui siklus , sistem atau proses akuntansi sebagai dasar yang sanat penting dalam melahirkan dan memproduksi atau memebuat laporan keuangan.Tahap mekanisme akuntansi diantaranya sebagai berikut.
 akan menjelaskan bagaimana sistem akuntansi atau siklus SISTEM AKUNTANSI
Gambar sistem atau proses akuntansi
  • Transaksi/Bukti. Yang dimaksud transaksi ialah setiap kejadian yang mengubah posis keuangan (Aset, Utang dan Modal) hasil perjuangan (Penghasilan dan Biaya) perushaan atau forum . Transaksilah tang dicatat dalam proses akuntansi
  • Buku Harian Jurnal. buku harian ini sekaligus menggolongkan transaksi mana yang  dikelompokan memengaruhi perkiran debet dan mana yang digolongka sebagai yang akan mengaruhi perkiran sebelah kredit. aktivitas ini merupaka awal dari proses akuntansi.
  • Buku Besar (Ledger). buku besar ini merupakan daerah menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui jurnal. jadi seluruh jurnal di masukan sesuai kelasnya ke dalam buku besar dengan cara  memindahbukukan semua jurnal atau yang sering kita kenal dengan posting atau memposting ke buku besar tadi.
  • Neraca Lajur (Work Sheet). untuk menyusun laporan keuangan biasanya dibentuk neraca lajur untuk memudahkan penyusunan laporaan keuangan .Neraca lajur memiliki beberapa lajur yang masing-masing sanggup digunakan yaitu ada yang terdri dari 8 lajur, 10 lajur atau 12 lajur yang masing-masing berisi jenis laporan yang akan di buat.Dengan neraca lajur kita sanggup dengan gampang menyusun laporan keuangan sebab data-data dan bahannya sudah ada  tinggal memasukan kedalam format laporan yang sudah tersedian. Pembuatan Neraca lajur ini tidak mutlak kita sanggup mengunakannya. kemajuan komputer sebagai pengolah data memugkinkan kita tidak perlu memakai neraca lajur.
Dari 4 proses tersebut itulah yang disebut dengan sistem akuntansi atau proses akuntansi. dari proses atau sistem akuntansi tadi akan menghasilkan laporan keuangan . laporan ini berisi hal-hal menyerupai Daftar Neraca , perhitungan keuntungan rugi, Laporan dan Sumber pengunaaan dana dan laporan arus kas.

Prinsip, Dasar berdasarkan APB Statement No.4
Sebelumnya kita harus tahu dahulu apa itu prinsip akuntansi dan apa itu APB Statement. prinsip akuntansi merupakan peraturan umum yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulate akuntansi, dan konsep akuntansi. Sedangkan APB Statement ialah APB (Accounting Principles Board) ialah tubuh otoritatif yang dibangun American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) pada tahun 1959 dan menerbitkan pernyataan prinsip-prinsip akuntansi hingga dengan tahun 1973, untuk lalu digantikan oleh the Financial Accounting Standards Board (FASB).


 Sebelumnya kita harus tahu dahulu apa itu prinsip akuntansi dan apa itu APB Statement PRINSIP DASAR AKUNTANSI
http://gudangakuntansiind.blogspot.co.id/
Kaprikornus dalam APB Statment No.4 dijelaskan beberapa prinsip-prinsip atau sifat dan elemen dasar akuntansi (keuangan). Prinsip-prinsip ini mendasari setiap sifat dan ciri laporan keuangan dan output akuntansi lainnya sebagai berikut:

Accounting entity (entitas)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalahd entity tertentu yang harus memisahkan hak dan kewajiban pemilik atau pihak lain dengan entity perusahaan. keduanya terpisha dari tubuh atau entity yang lain. Sehinga transaksi dicatat untuk kepentingan dan dari sudut posis perusahaan tertentu yang terpisah dari pemiliknya.

Going Concern (kontinuitas operasi)
Dalam penyusunan laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang di laporkan akan terus beropersi di masa-masa yang akan datang, Kecuali dinyatakan lain. Sehinga nilai yang dilaporkan tidak akan sama dengan nilai kini atau nilai Likuiditas.

Measurement (Pengukuran)
Akuntansi ialah sebagai media pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (Liability). Akun Traksaksi harus mengukur hasil transaksi, ukuran yang digunakan adala unit moneter.

Time Period (Peride Waktu)
Laporan keuangan menyajikan isu untuk suatu waktu atau periode tertentu. Harus ada batas waktunya bukan tanpa batas. Akuntansi memang mencatat keadan perusahan yang dianggap terus beroperasi tetapi alasannya ialah pemakai laporan keuangan ingin isu bersifat intern, maka perlu ditetapkan Cut off periodesasi.

Monetary Unit (Unit Moneter)
Pengukuran dalam akuntansi ialah dalam bentuk uang bukan meter, kilogram , atau ukuran lainya. Transaksi perusahan dilaporkan dalam ukuran moneter, contohnya rupiah, doalr, peso, ringit, rial, bukan ukuran kuantitatif lainnya.

Acrual (Aktual)
Penetuan pendapatan dan biaya dari posisi hartan dan kewaajiban di menetapkan berdasarkan kejadian tanpa melihat apakah transaksi pembayaran atau penerimaan kas telah dilakukan atau belum.

Exchange Prince (Harga Penukaran)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umunnya didasarkan pada harga pertukaran yang timbul dari transaksi dua pihak pada ketika kejadian.

Aproximation (Penaksiran)
Dalam akauntansi tidak sanggup dihindarkan lagi penaksiran-penaksiran. Seperti taksiran umur, taksiran harga, pemilihan prinsip yang digunakan dan sebagainya.

Judgment (Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuanga banyak yang dipelukan pertimbangan -pertimbangan berdasarkan keahlian , baik pertimbangan menentukan aleternatif prinsip maupun pemilihan cara penyajian dalam laporan keuangan.

General Purpose (Bertujuan Umum)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disajiakn akuntasi keuangan ditunjukan buat pemakain secara umum , bukan pemakai khusus.

Interrelated Statement (Laporan yang sangat berkaitan)
Neraca , Daftar Laba/Rugi, dan Laporan Sumber dan penggunaan kas memiliki hubungan yang sangat akrab dan berkaitan. Angka dari neraca dan laba/rugi saling berkait.

Substance Over Form
Akuntansi lebih menekankan kenyatan hemat suatu kejadian dari pada bukti legalnya. Misalnya dalam akte notaris modal telah disetor penuh tetapi kenyataan nya setorannya (transaksi) belum ada, maka akuntan berpihak pada kenyataan yang sebenarnya.

Materiality
Laporan keuangan hanya memuat isu yang dianggap penting. Dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikasinya yang diukur dari dampak isu kepada pengambil keputusan.

Dari ke 13 prinsip dasar akuntansi tersbut itu berdasarkan dasar berdasarkan APB, Statement No. 4. Dan ada juga prinsip dasar akuntansi berdasarkan SAK. dan prinsip dasar akuntansi berdasarkan ASOBAT.


ELEMEN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF : DATABASE, PRESENTATION  FEATURES, OTHER DECISION-SUPPORT ACTIVITIES, APPLICATION DEVELOPMENT  FEATURE,  TYPICAL INSTALLATION CONFIGURATIONS.

Database
a.              Database yang tersedia
EIS dapat mengakses database eksternal yang menyampaikan para direktur dengan informasi industri dan jasa isu bisnis. EIS dengan jalan masuk ke database isu eksternal harus efektif menyaring data dalam jumlah besar untuk menjadi efektif.
b.              Database multidimensi
Untuk EIS menjadi lebih efektif, harus dapat mengakses database yang dapat diatur dalam aneka macam cara dan ditampilkan dalam pandangan multidimensi.
c.               Ketepatan waktu dari data
Manajer operasional memerlukan informasi secara real-time, sehingga EIS harus dirancang untuk menghasilkan sebuah informasi lebih interaktif dan on-line update informasi. Dengan cara ini, manajer dapat memanfaatkan informasi untuk mengintervensikan dalam sebuah proses.
d.              Informasi yang lunak
Informasi yang lunak yakni untuk meningkatkan dalam EIS. Informasi yang lunak dapat dijelaskan secara pribadi atau diatur dalam database yang terpisah.

Presentation  Features
a.              Graphics
EIS terus menggunakan layar yang sangat grafis dan menu sebagai fitur utama.
b.              Bahasa Natural
Bahasa natural secara interface menghilangkan kebutuhan untuk perintah komputer yang rumit, bukan menggunakan seperangkat perintah yang serupa dengan bahasa sehari-hari.
c.               Mouse Control
Alasan di balik pengaturan ini yakni bahwa direktur yang tidak menggunakan keyboard biasanya merasa lebih nyaman menggunakan mouse.
d.              Komunikasi
EIS menyediakan sistem secara alami bagi para direktur untuk berkomunikasi dengan mengintegrasikan kemudahan e-mail yang mudah digunakan ke dalam EIS.

Other Decision-Support Activities
a.              Drill Down
Analisis drill-down yakni kemampuan untuk memulai dari nomor agregat dan kemudian memeriksa data yang mendasari lebih rinci.
b.              Integrasi Dengan Spreadsheets
Sering kali, EISs yang terintegrasi dengan spreadsheet. Integrasi ini memfasilitasi analisis data dengan menggunakan kemampuan penuh spreadsheet. Sebagai contoh, EIS dirancang oleh layanan informasi kesehatan CIGNA memungkinkan data diekstraksi untuk diekspor pribadi ke agenda spreadsheet.
c.               Pendukung Keputusan
Dalam beberapa situasi, EISs juga menunjukkan alat-alat analisis yang lebih canggih daripada yang disediakan oleh standar spreadsheet. Sebagai contoh, EIS mungkin menyampaikan analisis time series, analisis statistik atau analisis meningkatkan secara optimal menggunakan alat menyerupai pemrograman linier.
d.              Penemuan Pengetahuan
Penemuan pengetahuan menggunakan komputer untuk memanipulasi data untuk mencoba mencari pengetahuan dalam data tersebut. Meskipun penemuan pengetahuan di masa lalu, namun sudah ada tersedia alat yang dapat digunakan untuk menggunakan tren atau perilaku dari data. Alat-alat pencarian pengetahuan belum menjadi hal terpenting dari EIS pada dikala ini, tetapi penelitian dalam integrasi alat tersebut terus dilakukan. 

Application Development  Feature
a.              Keempat-Generation Programming Language
EIS harus menggunakan bahasa tingkat tinggi, berorientasi pengembang untuk menyebarkan aplikasi. Perintah bahasa harus mencakup ajakan perintah untuk mengekstrak data, serta perintah untuk fungsi-fungsi matematika dan statistik
b.              Shells Sistem Informasi Executive
Ada sejumlah EIS pengembangan Shells tersedia untuk memfasilitasi pengembangan aplikasi. ini menyampaikan pengembang dengan pengguna pembangunan ramah fitur, menyerupai windows dan petunjuk, yang mencari instruksi dan perintah, dan dapat menyampaikan pengembangan bantu, menyerupai sudah terformat ajakan pernyataan, yang meminta pengembang untuk data pilihan dan mengurutkan parameter.
c.               Logika Berbasis Aturan
Berdasarkan aturan nalar EIS umumnya memungkinkan pengembang untuk membangun kecerdasan ke dalam sistem dengan menggunakan aturan berbasis heuristik. Heuristik ini dapat membantu mencarian melalui data dengan membatasi pencarian data yang hanya melebihi perubahan parameter tertentu.

 Typical Installation Configurations
a.              Mainframe untuk midrange dengan software EIS dikemas atau diubah. EIS informasi unduh dari mainframe ke komputer kecil atau midrange dalam proses yang disebut pentahapan. Biasanya, sistem informasi administrasi (MIS) staf departemen menangani pentahapan dalam proses batch dalam waktu semalam.
b.              Midrange atau kawasan jaringan yakni segmen dengan pertumbuhan tercepat dari pasar EIS. Software EIS dikemas dalam kategori ini ditujukan untuk pasar massal dan biasanya mempekerjakan klien-server teknologi.
c.              Mainframe, midrange, atau LAN ke PC dengan off-tke-rak spreadsheet dan grafik paket. Ini yakni biaya terendah dan konfigurasi sederhana. Dalam nya EIS, Land Rover Amerika Utara, Inc unduh data dari komputer midrange ke LAN. Menggunakan bahasa makro Lotus 1-2-3®, EIS format data ke spreadsheet.

Author’s Note :

Apa dan Bagaimana Sesungguhnya Rekonsiliasi Bank di mata Financial Controller ?, itulah yang akan menjadi pokok bahasan pada artikel ini. Termasuk juga beberapa kesalahan umum yang dijadikan kebiasaan, sehingga lama-lama menjadi dianggap benar, penggalan mana yang seharusnya di maksimalkan, apa yang harus dihindari, semua akan diungkapkan disini.


Balance Is Not The End

Saat menciptakan rekonsiliasi bank, kata “balance” menjadi kata yang amat mahal artinya, sesuatu yang langka, sesuatu yang sangat didambakan. Sehingga proses rekonsiliasi seolah-oleh suatu pendakian menuju puncak yang namanya “balance” itu. Begitu banyak energi, focus dan lain sebagainya dedikasikan untuk pencapian tersebut.

Begitu “balance” itu tercapai, wah lega rasanya. Selesai sudah bank recon.

Pernahkah berpikir :

Berapa adjustment entry yang dibentuk untuk menjadikannya balance ?
Semakin banyak adjustment entry yang diperlukan, semakin rendahlah nilainya, dari keseluruhan proses yang dilakukan, kebanyakan proses pembetulannya. Fixing is useless, it's not value added at all .

Berapa total nominal yang di adjust ?
Semakin besar nilai (Rupiah/USD) yang disesuaikan, berarti semakin banyak pula erroneous atau in-appropriateness yang telah terjadi di sepanjang siklus kas tersebut. It’s good to catch and fix some erroneous or in-appropriateness, but catching is just not anough, we should shut them off right on the root of the problems. Otherwise those will be happened over and over again. Itu “bukan” effisiensi.

Berapa usang waktu yang dibutuhkan ?
Dari setiap proses, semakin banyak waktu yang dihabiskan, semakin rendahlah nilainya. Mengapa rendah ?
Dengan semakin usang waktu yang disita, semakin banyak pula kesempatan yang hilang, kesempatan untuk berpikir atau mengerjakan yang lain, kesempatan untuk meng-create value added lantaran disibukkan oleh aktifitas membetulkan saja.

The essence is not the “balance”, but “quality of the balance”
.

Banyak hal lain yang perlu diperhatikan, ketimbang sekedar pencapaian balance saja. Berikut yaitu hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh staff, supervisor, chief maupun Accounting Manager :

Empat Ribu Rupiah Yang Sia-sia

Bank mengenakan Rp 100,000 untuk setiap buku check yang isinya 25 lembar check. Artinya setiap lembar check yang dikeluarkan, akan selalu diikuti oleh pengeluaran sebesar Rp 4,000. Dibandingkan dengan satu transaksi yang nominalnya material, tentu Rp 4,000 itu worthy.

Dengan memakai check, payment sanggup lebih gampang di telusuri, dan resiko “fraud” sanggup diminimalisasi. Akan tetapi bagaimana jikalau check banyak dikeluarkan untuk transaksi yang non material?. Lembar-lembar check tersebut akan menjadi Rp 4000 x sekian lembar yang sia-sia. Tidak ada pihak manapun yang mendapatkan value added atas nilai Rp 4000 dari lembar check yang dikeluarkan tersebut, tidak untuk vendor, tidak untuk customer, terlebih-lebih tidak bagi perusahaan sendiri.

Ada certain nominal level atas pembayaran untuk determinasi penggunaan check, yang rasio-nya telah ditetapkan sedemikian rupa biar lembar check tersebut meaningful. Masing-masing perusahaan tentu memutuskan level yang berbeda-beda. Tugas staff accounting dan keuangan yaitu mematuhi nominal level yang telah ditetapkan oleh manajemen.


Di Balik “Void Check

Ada 2 penyebab paling umum atas voide check :

NSF (No Sufficient Fund)
Check void disebabkan oleh lantaran tidak adanya cukup saldo di bank untuk menutup pembayaran tersebut. Apa artinya ?. Artinya cash custodian (kasir) tidak melaksanakan penghitungan saldo cash dengan semestinya, artinya book keeper tidak melaksanakan daily cash analysis yang akurat. No Sufficient Fund yaitu nilai raport terburuk dari implementasi cash management.

Mis-Written
Kesalahan tulis pada lembar check yaitu penyebab ke-2 dari void check yang paling sering terjadi, hal ini disebabkan oleh ketidak terampilan cashier, penulisan yang terburu-buru, tidak cermat. Sehingga terjadi penebalan atau pengulangan coretan goresan pena pada lembar check.

Kedua penyebab void check itu sama-sama buruk, harus dihindari. Lakukan pengecekan saldo bank dan minta dikirimi daily bank statament printing


Disordered Serial Check Number
Check stub atau bonggol check, merupakan salah satu tool dalam investigasi kas, dijadikan alat pembanding terhadap catatan transaksi check itu sendiri. Dapat dibayangkan jikalau penanggalan pada check stub tidak berurut. Saat melaksanakan rekonsiliasi menjadi lebih lama, harus loncat-loncat. Memusingka bukan?.


Rounded Up or Rounded Down

Menjadi kebiasaan umum staff keuangan dan accounting menyerahkan printout payment list begitu saja, dengan angka-angka penuh. Misalnya : Rp 1,850,915 atau Rp 1,899,985. Angka-angka itu akan fine saja jikalau dibayarkan dengan pemindah bukuan alias transfer. Bagaimana jikalau tarik dalam bentuk tunai ?.

Mungkinkah bank akan mencairkan check tersebut sebesar angka yang tertulis ?. No way !. Come on… nilai uang pecahan terkecil di Indonesia kini yaitu Rp 100,- Sudah niscaya bank akan melaksanakan pembulatan.

Di satu sisi check register tidak dibulatkan, tapi bank melaksanakan pembulatan (tanpa sanggup dihindari), apakah yang akan terjadi ketika bank recon?. Bisa dibayangkan bukan? Dicari kemanapun, angka selisih itu tidak akan ditemukan.

Mengapa tidak dibulatkan terlebih dahulu sebelum bank melakukannya ?. tentu harus ada determinasi untuk suatu pembulatan. Dan staff keuangan dan accounting seharusnya konsisten terhadap determinasi ini.


Earlier Auto-debit

Auto-debit payment mestinya telah terjadwal, sudah di set sedemikian rupa sampai tidak melewati due date yang seharusnya. Tapi for some reason, terkadang bank mendebit rekening perusahaan lebih awal. Akibatnya, perusahaan menjadi salah dalam memprediksi posisi kas, saldo kas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan apa yang diperkirakan oleh perusahaan.

Seharusnya tanda-tanda ini sudah tertangkap ketika melaksanakan rekonsiliasi bank, cashier perlu menghungi pihak bank untuk mendapatkan klarifikasi mengnai ganjal an pendebitan lebih awal, bank perlu diingatkan biar konsisten terhadap time schedule yang telah ditentukan.


Foreign Exchange Rate

Bertarnsaksi memakai valuta absurd (membeli maupun menjual) memerlukan kehati-hatian, ada potensi gains atau loses disana. The decision wheter using foreign currency or local currency seharusnya dilakukan dengan analisa yang memadai untuk potensi gains atau lost tersebut.

Mengurangi Adjustment dan Mempercepat Rekonsiliasi Bank

Sebagian dari proses rekonsiliasi bank yaitu mengusut dan menciptakan jurnal entry atas biaya-biaya yang dikenakan oleh bank, pendapatan bunga, atau auto debit auto debit.
Jika saja, pengecekan saldo bank secara konsisten setiap hari, maka perbedaan-perbedaan itu akan diketahui semenjak dini.
Setiap ada perbedaan, mintalah kepada bank untuk di printout kemudian dikirimkan dengan faximile. Lakukanlah setiap hari selama 5 menit khusus untuk ini. Niscaya kesibukan task bank recon akan sanggup dikurangi, proses bank recon akan lebih cepat. Mungkin hanya perlu melaksanakan adjustment untuk transaksi-transaksi di simpulan bulan saja.

Pada perusahaan manufaktur atau industri, penggunaan materi baku dan materi penolong sudah pasti ada. Sebagian besar sumberdaya perusahaan teralokasi di kelompok ini. Transaksi didominasi oleh post “Bahan Baku (Raw Material)” dan “Bahan Penolong (Component)”.

Bagi yang gres saja memasuki akuntansi untuk manufaktur, menentukan suatu pengeluaran dikelompokkan ke post BAHAN BAKU atau BAHAN PENOLONG, mungkin menjadi kesulitan tersendiri. Masalh serupa bahkan mungkin juga dialami oleh mereka yang sudah memiliki pengalaman di manufaktur tetapi gres saja memasuki sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berbeda dari perusahaan sebelumnya.

Untuk jenis industri perakitan, menentukan post materi baku atau materi penolong bukanlah suatu masalah.. Karena diantara kedua jenis post tersebut mampu dibedakan dengan mudah. Hal yang sama juga mungkin dialami oleh industri-industri yang memproduksi barang yang terbuat dari materi baku tunggal. Misalnya : Pabrik tepung, pabrik semen, dll.

Unlike perusahaan-perusahaan yang membuat produk yang item variance-nya banyak, dan menggunakan materi baku & materi penolong yang banyak macamnya pula. Menentukan suatu pengeluaran ke post Bahan Baku atau Bahan Penolong menjadi kesulitan tersendiri.

Contoh Kasus 1 :

Perusahaan Garment-A memproduksi pakian rajut (knitted garment), untuk berproduksi perusahaan membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Diantara bahan-bahan yang dibeli tersebut, manakah yang tergolong “Bahan Baku” dan mana yang tergolong “Bahan Penolong” ?.

Contoh Kasus 2 :
Perusahaan Garment-B memproduksi ladies’s gawn, membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang jahit, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Sama ibarat pada tumpuan kasus pertama di atas.

Contoh Kasus 3 :
Perusahaan Garment-C memproduksi accessories dan sandal, membeli bahan-bahan sebagai berikut : kain, benang jahit, kain keras, kain interlining, kancing, zipper (retsleting?), beads, sequin, polybag (kantong plastic), hang tag, label.

Masalah :
Sama ibarat pada tumpuan kasus pertama & kedua di atas.

Untuk menentukan apakah tergolong ke dalam materi baku atau materi penolong, apakah dilihat dari porsi penggunaannya ?. atau dari nilai-nya (material/immaterial) ?


Determinasi Bahan Baku (Raw Material) atau Bahan Penolong (Component)

Untuk mendeterminasi, apakah suatu materi tergolong materi baku atau materi penolong, hendaknya dilihat dari kedudukan fungsi (peranan) dari masing-masing materi tersebut di dalam proses produksi.

Kriteria Bahan Baku :
(-) Dilihat dari fungsinya : bila tanpa materi ini, barang tidak akan jadi atau tidak akan berfungsi samasekali.
(-) Dilihat dari porsi penggunaannya : Porsi penggunaan materi ini dominant dibandingkan materi yang lain.

Kriteria Bahan Penolong :
(-) Dilihat dari fungsinya : tanpa materi ini, produk akan tetap mampu diselesaikan, hanya saja kesannya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, atau fungsinya tidak sempurna.
(-) Dilihat dari porsi penggunaannya : materi ini hanyalah porsi kecil dari keseluruhan materi yang dipakai.


Penjelasan Contoh kasus :

Bagi Garment-A (memproduksi pakaian rajut), tanpa benang, pakian rajut tidak akan jadi, dan benang menduduki porsi terbesar dalam penggunaannya. Maka benang tergolong materi baku. Tanpa kain, barang masih mampu diselesaikan, kain hanya dibutuhkan untukmembuat aplikasi-aplikasi kecil (hiasan) yang akan menghiasi pakian rajut yang akan dihasilkan. Maka bagi Garment-A, kain dikelompokkan ke dalam materi penolong, sequin, dan beads pun digolongkan ke dalam materi penolong, karena tanpa sequin atau beads, pakian rajut masih tetap mampu menjadi pakian.

Bagi Garment-B, benang bukanlah materi utama, diperguanakan hanya dalam porsi yang sedikit dibandingkan kain. Tanpa kain, gawn tidak akan jadi. Maka bagi garment-B, Kain dikelompokkan ke dalam Bahan Baku, sedangkan benang, sequin maupun beads hanya merupakan materi penolong.

Bagi Garment-C, benang maupun kain hanya menduduki porsi terkecil dari keseluruhan materi yang dipakai, maka benang maupun kain dikelompokkan ke dalam materi penolong. Tanpa sequin dan beads, accessories maupun sandal yang akan dibuat tidak akan jadi, oleh karena itu, bagi Garment-C, sequin dan beads merupakan materi baku.

Dengan determinasi dan tumpuan kasus diatas, saya yakin anda tidak akan kesulitan lagi untuk menentukan jenis materi mana saja yang hendaknya digolongkan ke dalam Bahan Baku, dan materi yang mana yang seharusnya digolongkan ke dalam kelompok materi penolong. Apapun jenis industri-nya, apapun jenis materi baku yang dipakai, apapun produk yang akan dihasilkan.

Setalah sebelumnya kita mempelajari prins dasar akuntansi berdasarkan APB Statement No.4. mari kita lanjutatkan perinsip dasar akuntansi berdasarkan SAK DAN ASOBAT.

A. Prinsip Dasar Akuntansi Menurut SAK
Sebelum lebih dalam kita mengetahui apa prinsip dasar akuntansi berdasarkan SAK, Sebaiknya kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan SAK.
SAK yaitu Standar (SAK) merupakan suatu kerangka dalam mekanisme pembuatan laporan keuangan biar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. SAK yaitu hasil perumusan Komite Prinsipiil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Setalah sebelumnya kita mempelajari prins dasar akuntansi berdasarkan APB Statement No Prinsip Dasar Akuntnsi Menurut SAK DAN ASOBAT
SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

Dan  prinsip Akuntansi Indonesia 1984 menciptakan sifat dasar atau konsep dasar akutansi anatara lain:
  1. Kesatuan Akuntansi.
  2. Kesinambungan.
  3. Periode Akuntansi.
  4. Pengukuran dalam nilai uang.
  5. Harga Pertukaran.
  6. Penetapan beban dan Penadapatan.
Sedangkan berdasarkan SAK (8) Akuntansi Dasarnya hanya:
  1. Dasar Akrual.
  2. Dan Kelangsungan Usaha
B. Prinsip Dasar Menurut ASOBAT
 ASOBAT ialah (A Statement Of Basic Accounting Theory) menyarankan standar dasar (Basic dasar) akuntansi info antara lain:
  1. Revelance
  2. Verifiability
  3. Freedom From bias
  4. Quantifiability.


Dan itulah Prinsip-prinsip Dasar akuntansi yang di kemukan atau berdasarkan SAK dan ASOBAT, dan sebelumnya kita telah mempelajari prinsip-prinsip dasar atau prinsip dasar akunatnsi berdasarkan APB Statement No 4. Terimaksih telah mengujingi atau membaca dan mencar ilmu akuntansi bersama . kunjungi terus situs kami Materi Akuntansi Perusahaan.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.