Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New

PSAK lengkap terbaru dan PSAK Syariah 2018.
Artikel ini dibuat bertujuan untuk kepada yang sedang membutuhkan atau yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi. Kami sadari begitu sulitnya rintangan kami menimba ilmu diperguruan tinggi, dan kami mohon maklum ini hanya sebatas untuk dunia pendidikan agar lebih berkembang untuk dikemudian hari.
PSAK

Kami berucap terimakasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang membantu menjalankan suksesnya dunia pendidikan terutama didunia Akuntansi. Dengan segala hormat tidak ada pihak siapapun atau pihak mana pun yang dirugikan untuk membangun sebuah generasi baru agar lebih baik dalam dunia pendidikan.
Berikut ini adalah daftar donwload dan Tata cara download :

PSAK 3 (Revisi 2014) - Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 (Revisi 2014) - Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 (Penyesuaian 2015) - Segmen Operasi
PSAK 7 (penyesuaian 2015) - Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi

PSAK 8 (Revisi 2014) - Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 10 (Revisi 2014) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK 13 (Revisi 2014) - Properti Investasi
PSAK 13 (Penyesuaian 2015) - Properti Investasi
PSAK 15 (Revisi 2014) - Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK 16 (Revisi 2014) - Aset Tetap
PSAK 16 (Penyesuaian 2015) - Aset Tetap
PSAK 18 (2014) - Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 19 (Revisi 2014) - Aset Tak berwujud
PSAK 22 (Revisi 2014) - Kombinasi Bisnis

PSAK 22 (Penyesuaian 2015) - Kombinasi Bisnis
PSAK 23 (Revisi 2014) - Pendapatan
PSAK 24 (Revisi 2014) - Imbalan Kerja
PSAK 25 (Revisi 2014) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 25 (Penyesuaian 2015) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
PSAK 26 (Revisi 2014) - Biaya pinjaman
PSAK 28 (Revisi 2014) - Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
PSAK 30 (Revisi 2014) - Sewa
PSAK 34 (Revisi 2014) - Kontrak Konstruksi
PSAK 36 (2012) Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
PSAK 38 (2014) Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
PSAK 44 (Revisi 2014) - Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
PSAK 45 (Revisi 2014) - Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
PSAK 46 (Revisi 2014) - Pajak Penghasilan
PSAK 48 (Revisi 2014) - Penurunan Nilai Aset
PSAK 50 (Revisi 2014) - Instrumen Keuangan; Penyajian
PSAK 53 (Revisi 2014) - Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 53 (Penyesuaian 2015) - Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 55 (Revisi 2014) - Instrumen Keuangan; Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 56 (Revisi 2014) - Laba Per Saham
PSAK 57 (Revisi 2014) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (Revisi 2014) - Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
PSAK 60 (2014) - Instrumen Keuangan; Pengungkapan
PSAK 61 (2014) - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK 62 (2014) - Kontrak Asuransi
PSAK 63 (2014) - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK 64 (2014) - Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
PSAK 65 (Revisi 2014) - Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK 66 (Revisi 2014) - Pengaturan Bersama
PSAK 67 (Revisi 2014) - Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
PSAK 68 (2014) - Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 68 (Penyesuaian 2015) - Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 69 (efektif per-1 Januari 2018) - Agrikultur
PSAK 70 (2016) - Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
PSAK 101 (2014) - Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK 102 (2007) - Akuntansi Murabahah
PSAK 102 (Revisi 2013) - Akuntansi Murabahah
PSAK 103 (2007) - Akuntansi Salam
PSAK 104 (2007) - Akuntansi Istishna
PSAK 105 (2007) - Akuntansi Mudharabah
PSAK 106 (2007) - Akuntansi Musyarakah
PSAK 107 (2009) - Akuntansi Ijarah
PSAK 108 (2009) - Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
PSAK 109 (2009) - Akuntansi Zakat dan Infak atau Sedekah
PSAK 110 (2015) - Akuntansi Sukuk

Mohon maaf untuk data baik yang revisi atau yang belum tersedia, akan kami perbaiki dan kami lengkapi.
Sekian dulu artikel ini saya buat, nantikan artikel selanjutnya di blog ini. Semoga artikel Download PSAK terbaru lengkap dan PSAK Syariah 2018 ini bisa bermanfaat.."aamiin".

Sebelumnya aku minta maaf sudah 10 hari ini aku tidak posting sebab padatnya aktivitas offline (urusan kantor) yang harus aku tangani, terutama di pembukaan buku dan persiapan menjelang SPT tahun takwim 2007. Sebagai undangan maaf dari saya, aku akan bagi-bagi PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 Cuma-cuma, lengkap dengan formulanya. Anda tinggal ketik nama karyawan, status karyawan, Gaji Pokok. Sangat berkhasiat untuk mempercepat proses penghitungan PPh Pasal 21 setiap bulannya, dan file-nya dalam format excel (jadi sangat kecil, sanggup didownload dengan cepat). Oh iya, sudah ada pemotongan jamsosteknya juga. Dan ini aku bagi-bagikan secara CUMA-CUMA (alias zero cost), tetapi tentu saja ada sedikit hukum mainnya….

Bagaimana cara mendapatkannya ?

Gampang saja :

Masuk ke blog aku WORK LIFE IDEA, kemudian subscribe disana, aku akan eksklusif kirimkan file-nya ke email anda. Caranya subscribe tentu anda sudah tahu, tinggal ketik e-mail address anda, masukkan isyarat validasi di windows yang gres muncul, masuk ke inbox email anda, buka e-mail verifikasi dari WORK LIFE IDEA, selanjutnya tinggal ikuti petunjuk yang ada (khusus pengguna yahoo, hotmail dang mail, kalau tidak ada di inbox, coba buka di bulk folder).

Yang belum pernah masuk ke sana, silahkan lihat-lihat, di explore. Memang isi artikel-artikelnya belum sebanyak yang di sini, akan tetapi isinya aku dedikasikan khusus untuk topic-topic sekitar corporate-hacking (seluk-beluk office ethic & office politic). Silahkan dibaca-baca artikelnya, mungkin anda suka. Jangan lupa berbagi

Supaya tidak panjang lebar, bagi yang berminat silahkan eksklusif saja ke WORK LIFE IDEA sekarang.

PS : Mengingat keterbatasan access bandwidth ke dedicated server kawasan aku store file-nya, terpaksa aku batasi pembagian ini hanya untuk 300 pengirim e-mail pertama saja (setengah dari total pengunjung blog ini dalam sehari). Makara silahkan….. bagi yang tidak kebagian aku minta maaf.
Selamat bekerja

UPDATE : (bagi rekan-rekan yang sudah subscribe di (Work Life Idea)
Jika anda tidak menemukan gift dari aku di inbox e-mail anda, mohon biar dicoba diperiksa di "bulk" folder, hal ini sanggup terjadi sebab subject di e-mail berisi goresan pena "FREE", webmail kini ini akan mengira itu sebagai junk mail atau spam. Ya begitulah technology pin-pin-bo :-) alias berilmu pandai bodoh. Mohon dimaklumi..... Thanks.


Keuntungan Penerapan Sistem ERP

Keunggulan / keuntungan yang diperoleh dalam menerapkan sistem ERP ini, yaitu sebagai berikut (Wilkinson et al., 2000) ;
·                Sistem ERP memungkinkan integrasi data dan aplikasi mencakup seluruh bab perusahaan, baik untuk data keuangan maupun bukan keuangan.
·                Sistem ERP dapat memfasilitasi saluran kepada data yang berada di dalam perusahaan tetapi di luar sistem ERP.
·                Standarisasi sistem yang mencakup seluruh dunia.
·                Data yang konsisten dan dapat diakses.
·                Pemrosesan data secara online menghasilkan suatu ketersediaan data yang menyeluruh.
 
Menurut Turban dan Volonino (2010), keuntungan dalam menerapkan sistem ERP tersebut dalam perusahaan, yaitu ;
·                ERP dapat menciptakan keunggulan perusahaan secara kompetitif.
·                ERP dapat memungkinkan para manajer untuk lebih memahami apa yang sedang terjadi dalam perusahaan.
·                ERP dapat menyediakan saluran informasi, proses bisnis terpadu, dan platform teknologi modern untuk menjadi dan tetap kompetitif. 
·                ERP dapat mendukung semua, atau sebagian, dari fungsi bisnis perusahaan dan proses bisnis perusahaan.
 
Menurut ISACA (2001) selain mengintegrasikan acara organisasi, penerapan sistem ERP memiliki keuntungan lainnya, diantaranya yaitu ;
·                ERP dapat menggunakan praktik terbaik yang telah terbukti di dunia nyata. 
·                ERP dapat menggabungkan lebih dari seribu praktik terbaik. 
·                ERP dapat memungkinkan standardisasi organisasi. 

Sebagai pengantar pembahasan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold) kita akan mulai dasar-dasarnya terlebih dahulu, gambaran umum mengenai Harga Pokok Penjualan. Dengan pengetahuan dasar ini, saya berharap anda mampu memperoleh fundament yang cukup untuk melangkah ke pembahasan dan kasus yang lebih berkembang. Sehingga di final serie nanti anda mampu menerima gambaran yang utuh dan penuh mengenai Harga Pokok Penjualan dan Harga Pokok Produksi. Sehingga tidak akan pernah resah lagi walau dibolak balik bagaimanapun juga kasus-nya, berhadapan dengan jenis usaha apapun, dengan elemen cost yang bermacam-macam, anda akan tetap mampu memperlakukannya dengan benar dan akurat.


Difinisi Dasar Harga Pokok Penjualan

Pada dasarnya Harga Pokok Penjualan (istilah yang dipakai IAI) ialah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok penjualan ialah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang mampu dihubungkan pribadi dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.


Struktur Harga Pokok Penjualan

Dengan difinisi di atas, dapat kita peroleh struktur dasar harga pokok penjualan. Harga pokok Penjualan pada dasarnya terdiri dari dari 3 (tiga) element besar saja:

[-]. Persediaan (Inventory)
[-]. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
[-]. Overhead Cost


Persediaan

Untuk peruhaan dagang, elemen persediaan hanya terdiri dari “Persediaan Barang Jadi” saja, atau yang dikenal dengan “Inventory”.

Sedangkan perusahaan manufaktur persediaannya terdiri dari:

[-]. Persediaan Bahan Baku (Raw Materials)
[-]. Persediaan Barang Dalam Proses (WIP = Work In Pocess)
[-]. Persediaan Barang Makara (Inventory)

Elemen “Persediaan” yang dimaksudkan dalam hal ini ialah besarnya “Persediaan Terjual”. Dan untuk mengetahui nilai persediaan yang terjual maka perlu mengetahui unsur-unsur dibawah ini terlebih dahulu :

[-]. Persediaan Awal
[-]. Pembelian (Untuk perusahaan dagang)
[-]. Harga Pokok Produksi (Untuk perusahaan manufaktur)
[-]. Persediaan Akhir
[-]. Persediaan digunakan (IAI menyebutnya “Barang Tersedia Untuk Dijual”)

Persediaan Awal:
Adalah besarnya (nilai) persediaan yang sudah kita miliki sebelum proses di periode ini dimulai. Artinya, persediaan tersebut telah ada sebelum acara periode ini dimulai.

Pembeliaan:
Jangan lupa yang kita akui ialah “cost yang terjadi”, sehingga besarnya nilai pembelian yang kita akui hanya sebesar cost yang timbul saja, yang diwujudkan dengan “Pengeluaran Kas (cash disbursement)” atau pengesahan “Utang Dagang”. Sehingga nilai pembelian yang kita akui ialah sebesar nilai bersihnya (net purchase) saja. Hal ini perlu ditegaskan alasannya dalam praktek bisnis, seringkali sebagai perusahaan sebagai pembeli, baik itu pembelian barang jadi (untuk perusahaan dagang) maupun pembelian materi baku (perusahaan manufaktur) memperoleh potongan harga (discount), mampu juga terjadi pengembalian barang kepada pihak penjual (Return). Untuk memperoleh nilai net purchase, maka kita perlu struktur menjadi:
[-]. Gross Purchase (biasa ditulis “Purchase” saja)
[-]. Discount
[-]. Return
[-]. Net Purchase


Persediaan Akhir:
Adalah besarnya persediaan yang kita bukukan sebagai “persediaan” diakhir periode.

Persediaan Digunakan/Terjual (Persediaaan Tersedia Untuk Dijual):
Adalah besarnya persediaan:
[-]. Barang dagangan yang terjual (untuk perusahaan dagang)
[-]. Besarnya Bahan Baku yang digunakan & barang dagangan yang terjual (untuk
perusahaan manufaktur).


Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)

Direct Labor Cost ialah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang pribadi terlibat pada proses pengolahan barang dagangan. Dikatakan Direct Labor Cost hanya jikalau besarnya upah yang dibayarkan tergantung pada jumlah output product yang dihasilkan.

Yang termasuk ke dalam kelompok tenaga kerja pribadi ialah tenaga kerja yang dibayar berdasarkan: “Upah Satuan” atau “Upah Harian/Jam”.

Dalam hal tenaga kerja dibayar dengan upah satuan, tentu dengan terang mampu kita lihat bahwa upah tenaga kerja tersebut dapat dibebankan pribadi pada product yang dihasilkan.

Jika upah yang dibayarkan berdasarkan jumlah jam kerja, maka biasanya perusahaan telah menentukan jumlah (satuan) yang harus dihasilkan untuk tengang waktu tertentu (per jam atau perhari). Sehingga pada final perhitungan, dapat diketahui berapa direct labor cost yang akan di bebankan untuk 1 satu unit product, dan total direct labor cost untuk akumulasi product yang dihasilkan.

Pada perusahaan pedagang kecil (small wholesaler atau retailer), direct labor cost sulit untuk mampu di alokasikan dengan semestinya. Sehingga Direct Labor Cost hanya mampu kita temukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur atau pertambangan.


Overhead Cost

Adalah cost yang timbul selain dari ketiga kedua elemen tersebut diatas, yang biasanya disebut dengan indirect cost, jenisnya tentu saja bervariasi, tergantung jenis usaha, sekala usaha dan jenis sumberdaya yang dipakai oleh perusahaan. Yang jamak kita temui pada usaha manufaktur atau dagang ialah :

[-]. Sewa (Rental Cost)
[-]. Penyusutan Mesin & Peralatan (Depreciation on Machineries & Equipment)
[-]. Penyusutan Bangunan Pabrik (Factory’s Building Depreciation)
[-]. Listrik, Air untuk pabrik (Factory’s Utilities)
[-]. Pemeliharaan Pabrik & mesin (Factory & Machineries Maintenance)
[-]. Pengemasan (Packaging/Bottling & labor cost-nya)
[-]. Gudang (Warehousing Cost)
[-]. Sample produksi (Pre-production sampling)
[-]. Ongkos kirim (Inbound & Outbound deliveries)
[-]. Container (Continer)


Siklus dan Alur Jurnal Harga Pokok Penjualan

Inventory

Inventory (yang tercantum di dalam neraca pada periode sebelumnya), akan menjadi persediaan awal pada periode sekarang (current period). Jika persediaan tersebut terjual pada periode ini, maka persediaan tersebut di biayakan (expensed) dan diakui sebagai Harga Pokok Penjualan.

Proses pembebanan inventory dilakukan pada ketika barang terjual (diserahkan) dengan jurnal:

[Debit]. Harga Pokok Penjualan (Inventory terjual)
[Credit]. Inventory

Catatan: untuk membebankan inventory terjual ke dalam harga pokok penjualan, jurnal di atas:
Sisi debit akan menambah harga pokok penjualan pada laporan laba rugi
Sisi kredit akan mengurangi nilai inventory pada neraca di final periode nanti

Jurnal tersebut berpasangan dengan:

[Debit]. Kas (atau piutang)
[Credit]. Penjualan
Catatan: untuk mengakui penjualan dan piutang (penerimaan kas) di periode tersebut

Jika pada periode yang sama terjadi penambahan inventory jawaban pembelian barang dagangan, maka pembelian tersebut akan menambah nilai persediaan barang dagangan (inventory), atas pembelian tersebut di jurnal dengan:

[Debit]. Inventory
[Credit]. Cash (atau Utang Dagang)

Catatan: Jurnal diatas:
Sisi debit akan menambah nilai inventory pada neraca
Sisi kredit akan mengurangi kas atau menambah utang dagang pada neraca

Selanjutnya jikalau sebagaian dari barang tersebut laku terjual maka bab yang laku terjual tersebut akan dibebankan ke dalam harga pokok penjualan ibarat pada alur pertama tadi, dengan jurnal yang sama (tentu saja dengan nilai yang sesuai)


Work In Process & Raw Material

Untuk perusahaan manufaktur, disamping persediaan barang jadi, juga terdapat persediaan barang dalam proses (work in process) dan persediaan materi baku.

Persediaan barang dalam proses & materi baku pada neraca periode sebelumnya akan menjadi persediaan awal pada periode berjalan. Jika terpakai dalam proses produksi periode berjalan maka persediaan yang terpakai dibebankan ke dalam harga pokok penjualan dengan jurnal :

Untuk Bahan Baku:

[Debit]. Persediaan Barang Dalam Proses (WIP-Raw Material)
[Credit]. Persediaan Bahan Baku (Raw Material)

Untuk Barang dalam proses:

[Debit]. Inventory
[Credit]. Persediaan Barang Dalam Proses


Jika terjadi pembelian materi baku, maka nilai pembelian tersebut akan menambah persediaan materi baku pada neraca, atas pembelian materi baku tersebut di jurnal:

[Debit]. Bahan Baku (Raw Material)
[Credit]. Cash (Utang Dagang)

Selanjutnya jikalau sebagian dari materi baku yang dibeli tersebut dipakai, maka dilakukan penjurnalan ibarat ketika pembebanan persediaan materi baku ke dalam Persediaan Work In Process di atas.


Direct Labor Cost & Over Head Cost

Direct Labor Cost aiakumulasikan dengan Raw Material Usage dan Work In Process Usage akan menghasilkan HARGA POKOK PRODUKSI, selanjutnya Harga Pokok Produksi dan Inventory akan membentuk Harga Pokok Penjualan.



Perhitungan Dasar Harga Pokok Penjualan

Jika kita buatkan formulasi dasar maka perhitungan Harga Pokok Penjualan dapat dirumuskan dengan:

HPP = Inventory Usage + Direct Labour Cost + Overhead Cost


Inventory Usage dapat kita turunkan menjadi :

Saldo Awal(+)Pembelian atau Penambahan(–)Saldo Akhir

Pembelian itu sendiri dapat kita turunkan menjadi:

Purchase atau invoice (-) Discount (-) Return



Format Pelaporan Harga Pokok Penjualan

Dengan Struktur, Alur dan perhitungan Harga Pokok Penjualan ibarat di atas, maka format laporan harga pokok penjualan dapat kita construct. Hanya saja, pola bentuk laporan akan saya berikan pada session berikutnya.

Lanjutkan! :

Harga Pokok Penjualan Untuk Perusahaan Dagang
Harga Pokok Penjualan Untuk Manufacturer
pada posting saya berikutnya.

Disana akan saya berikan penjelasan struktur, alur jurnal dan perhitungan disertai dengan pola kasusnya. Juga akan saya tampilkan pola struktur laporannya yang comprehensive, tidak ketinggalan bahas kajian perpajakannya.


FOREIGN EXCHANGE REVENUE (Penerimaan Devisa).

Devisa merupakan Segala mata uang asing yang beredar dalam negeri suatu negara dan memiliki catatan kurs resmi di bank sentral. Devisa juga dapat dikatakan sebagai alat pembayaran luar negeri atau semua barang yang diterima dunia internasional sebagai alat pembayaran. Berupa : emas dan perak, valuta aneh dan wesel asing.

           Devisa Umum : diperoleh tanpa ada kewajiban untuk mengembalikan.
           Devisa Kredit : berasal dari pemberian atau kredit dari luar negeri sehingga ada kewajiban untuk mengembalikan.

Fungsi penerimaan devisa :
§    Alat tukar internasional
§    Alat pembayaran luar negeri
§    Alat stabilisasi mata uang suatu negara
§    Membiayai perdagangan luar negeri yang berupa impor barang dan jasa
§    Membayar pokok utang, cicilan utang, bunga utang atau utang luar negeri
§    Membiayai pembinaan dan pemeliaharaan kekerabatan luar negeri, ialah untuk kedutaan, konsultan,biaya kontingen olahraga, misi kebudayaan ke luar negeri
§    Mengatasi kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar negeri
§    Memudahkan terjadinya transaksi dalam perdagangan internasional

Sumber penerimaan devisa berupa :
§    Ekspor barang
§    Penerimaan jasa
Penerimaan devisa yang berasal dari pengiriman jasa-jasa ke luar negeri.
·                Penerimaan dari turis mencanegara
§    Pinjaman luar negeri
§    Bunga atau pendapatan investasi
§    Bantuan luar negeri
§    Pungutan bea masuk
§    Kiriman uang aneh dari luar negeri ke dalam negeri

Pengendalian Devisa
Pengendalian impor dikenakan pada pembayaran impor dimana semua transaksi impor harus menerima ijin dari bank sentral.

Dampak positif penerimaan devisa :
a)             Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
b)              Meningkatkan produktivitas usaha
c)              Mengurangi pengangguran
d)             Menambah pendapatan devisa bagi negara

Dampak negatif penerimaan devisa :
a)             Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
b)              Masyarakat menjadi konsumtif
c)              Mematikan usaha-usaha kecil

Sekarang kita memasuki Harga Pokok Penjulana (COGS) untuk Usaha Dagang (Trading). Di artikel ini akan dibahas mengenai alur, jurnal, perhitungan, dan pelaporan Harga Pokok Penjualan (COGS). Inventory Valuation akan menjadi salah satu topic penting. Kajian perpajakan terkait dengan COGS akan menjadi penutup artikel ini.


Seperti telah disebutkan pada artikel sebelumnya: Harga Pokok Penjualan (COGS) – Basic, bahwa untuk usah dagang (trading), entah itu wholesaler maupun retailer, perhitungan harga pokok penjualannya lebih sederhana dibandingkan dengan usaha manufaktur (Industry), namun demikian usaha dagang memiliki characteristic yang khas, antara lain :

[-]. Tidak menggunakan mesin produksi, oleh karenanya tidak akan ada depreciation cost atas mesin. Mungkin ada depreciation cost atas peralatan. Misal : peralatan vacuum untuk packing.

[-]. Tidak ada Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost), jikapun ada tenaga kerja yang terlibat dalam membawa barang tersebut menjadi siap untuk dijual, cost-nya sulit untuk dialokasikan sebagai Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost), oleh karenanya upah tenaga kerja menyerupai ini biasanya dibebankan sebagai bab dari “Overhead Cost” i.e.: Ongkos packing.

[-]. Cost perusahaan dagang siklusnya lebih pendek.

[-]. Menjadi duduk perkara tersendiri bagi perusahaan dagang yang menjual barang yang relative sama dalam jenis, ukuran dan kwalitas, oleh karenanya diharapkan penerapan methode tertentu untuk menilai barang persediaannya (Inventory Valuation) yang tentunya juga akan kuat eksklusif terhadap pembebanan inventory cost-nya.


Struktur Harga Pokok Penjualan (COGS) Usaha Dagang

Harga Pokok Penjualan usaha dagang terdiri dari 2 kelompok besar yaitu: Persediaan Barang (Inventory ) dan Overhead saja.

A. Inventory :

Adalah persediaan barang dagangan yang diperoleh dari sisa persediaan periode sebelumnya yang dalam akuntansi kita sebut sebagai saldo awal persediaan (opening balance) ditambah dengan pembelian pada periode yang sama, dikurangi dengan sisa persediaan di final periode (Saldo Akhir = Closing Balance), itulah inventory Cost yang dibebankan sebagai Harga Pokok Penjualan.

Jika kita konstruksi,maka struktur lengkap inventory-nya akan menyerupai dibawah ini:

A.1. Opening Balance

A.2. Purchase:
A.2.a. Purchase
A.2.b. Freight In
A.2.c. Discount
A.2.d. Return

A.3. Sales

A.4. Closing Balance


B. Overhead:

Elemen HPP (COGS) usaha dagang yang kedua ialah overhead, yaitu cost yang kuat secara tidak eksklusif terhadap harga pokok penjualan, berikut ialah overhead cost yang biasa muncul pada usaha dagang:

B.1. Packing
B.2. Warehousing
B.3. Freight Out

Akumulasi semua element cost diatas itulah Total Harga Pokok Penjualan usaha dagang.

Detail dari masing-masing elemen di atas akan kita bahas pada sub-topic berikut ini.


Alur, Siklus Transaksi dan Jurnalnya

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa elemen COGS perusahaan dagang terdiri dari kelompok besar yaitu: Inventory dan Overhead Cost.

Alur dan siklus Transaksi Inventory Cost:

Setiap proses akuntansi yang terkait dengan Neraca selalu berawal dari: Neraca berupa saldo awal (Opening Balance), dilanjutkan dengan Current Activities (Transaksi Debit [minus] Transaksi Credit), yang pada alhasil akan bermuara ke Neraca kembali berupa saldo final (Closing Balance).

Demikian halnya dengan Inventory, Inventory ialah bab dari Neraca. Maka alur inventory juga berawal dari saldo awal inventory, selanjutnya:

Jika terjadi pembelian barang dagangan, maka saldo inventory akan bertambah juga.

Jurnalnya:

[Debit]. Inventory à Menambah saldo inventory di Neraca
[Credit]. Cash / Utang à Mengurangi saldo Kas di Neraca

Dan kalau terjadi penjualan barang dagangan , maka saldo inventory akan berkurang. Pada ketika terjadi penjualan inilah Inventory Cost diakui:

Jurnalnya:

[Debit]. Cost of Goods Sold à Menambah Saldo COGS di Laba Rugi
[Credit]. Inventory à Mengurangi saldo Inventory di Neraca

Catatan: COGS ialah cost yang akan menjadi faktor pengurang Laba, menyerupai kita ketahui Laba ialah element Neraca. Berkurangnya inventory pada aktiva di seimbangkan oleh berkurangnya laba pada pasiva. Sehingga Neraca akan tetap dalam kondisi balance.

Karena ini transaksi penjualan, maka penjualan diakui di ketika yang sama

Jurnalnya:

[Debit]. Cash/Piutang à Menambah Saldo Cash atau Piutang di Neraca
[Credit]. Sales à Menambah saldo penjualan di Laba Rugi

Catatan: Sales ialah revenue yang akan menjadi faktor penambah Laba, Laba ialah element Neraca. Berkurangnya Cash/Piutang pada aktiva di seimbangkan oleh bertambahnya laba pada pasiva.

Jika kita gambarkan dalam bentuk diagram, maka alur transaksi harga pokok penjualan akan menjadi menyerupai dibawah ini:

 Di artikel ini akan dibahas mengenai alur HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) – Usaha Dagang (Trading)Harga Pokok Produksi - COGS

Halaman ini saya khususkan untuk membahas KASUS-KASUS AKUNTANSI yang telah masuk ke dalam e-mail saya. Adapaun kasus-kasus yang diangkat dihalaman ini yaitu kasus-kasus akuntansi dalam tataran pelaksanaannya di lapangan kerja. Kasusnya bervariasi, mulai dari cara memposting sehar-hari hingga pada translasi mata uang asing.


Dasar Pertimbangan & Tujuan

Saya pikir, sangat mungkin rekan-rekan yang lain mengalami masalah yang serupa atau bahkan sama. Di sisi lainnya, saya menyadari sepenuhnya, tidak ada insan yang sempurna. Setiap individu membutuhkan individu yang lain untuk saling berbagai, melengkapi, dan saling mendukung. Ini sanggup kita jadikan sebagai materi pembelajaran untuk menempa diri guna sanggup meningkat kualitas diri kita termasuk mentalitas.

Dengan diangkatnya beberapa masalah ini, saya berharap :

1). Agar kalau ada rekan-rekan lain yang mengalami masalah yang serupa, sanggup menerima citra (jika tidak jawaban) dengan melihat referensi masalah yang sudah ada.

2). Meskipun tentu saja saya berupaya untuk sanggup membantu secara maksimal, akan tetapi sangat mungkin ada diantara rekan-rekan yang lain yang lebih memahami masalah tertentu (mungkin sudah pernah menyelesaikannya), saya berharap rekan-rekan berkenan membaginya disini. Entah itu yang bersifat melengkapi, menambahkan atau bahkan mempunyai pandangan yang berbeda. Dengan demikian, maka secara tidak pribadi akan membantu rekan yang bertanya memperoleh pemahaman yang jelas, lebih luas, lengkap dan mendalam.

Karena ini diangkat dari kasus-kasus perseorangan, untuk lalu dipublikasikan yang mungkin akan dibaca oleh banyak orang, maka demi menghormati privacy, saya sengaja tidak menyebutkan nama secara lengkap, dan e-mail address tidak saya tampilkan. Tidak semua masalah saya angkat, tetapi kalau ada rekan-rekan yang ingin kasusnya diangkat disini, sanggup meminta pribadi kepada saya untuk dipublikasikan.

Untuk menghindari overload, masalah akan diangkat secara bertahap, judulnya akan sama, hanya saja akan diberi angka dibelakangnya sebagai tanda, dan akan diberi label “Kasus Akuntansi”

Langsung saja ke kasus-kasusnya :

Kasus – 1 : ARUS KAS (CASH FLOW)

Dari : Am B

Hallo Bapak Putra,Salam kenal, secara kebetulan saya mampir ke blog Bapak waktu cari cara bikin cash flow. Ada yg mau saya tanyakan, mengapa waktu saya bikin direct and indirect cash flow angkanya tidak sama, padahal berdasarkan teori2 yang saya baca, seharusnya saldo operating, investing dan financing sama walaupun berbeda pos2 cash flownya. Bagaimana saya tahu mana yang benar dan mana yg salah? Indirect atau Direct? atau mungkin malah dua2nya salah. Mohon bantuannya sebab saya gres belajar.
Jawaban :

Memakai metode apapun (direct/indirect) jadinya seharusnya sama saja. Jika hingga jadinya berbeda, berarti ada yang salah. Saya juga tidak tahu dimana letak salahnya (karena saya tidak melihatnya). Potensi kesalahan sanggup terjadi dimetode apa saja saja (ditahapan mana saja), tetapi biasanya kesalahan terjadi pada :

(1) Pengklasifikasian transaksi-transaksi ke dalam jenis cash activity (operating, investing or financing). Cobalah periksa pengklasifikasiannya, apakah sudah konsisten ?.

Misalnya :

Saat menciptakan direct method, pembelian suku cadang dimasukkan ke dalam acara investasi sebab dianggap membeli aktiva, sedangkan di indirect method pembelian suku cadang digolongkan ke dalam biaya pemeliharaan, biaya pemeliharaan masuk ke dalam acara operasi bukan?.

(2) Penentuan acara tahun berjalan yang tidak akurat pada metode indirect method.

Misalnya :

jika ada pelunasan piutang, maka piutang jadi berkurang bukan ?, tetapi kas juga dianggap berkurang, padahal berbanding terbalik, seharusnya kas bertambah.

Silahkan diperiksa kembali laporannya. Mudah-mudahan sanggup di identifikasi dimana letak perbedaannya, sehingga sanggup dikoreksi.


Kasus-2 : MULTI CURRENCY

Dari : Ag. S

Selamat sore pak, saya ingin menanyakan wacana pembuatan laporan keuangan dengan multi currency. Sebenarnya yang dimaksud dengan multi currency itu apa? Sedikit isu untuk bapak ketahui bahwa saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang sub-kontraktor Telekomunikasi, sebagian honor dibayarkan dengan USD dan kadang bila dana di bank IDR tidak cukup untuk pengeluaran biaya operasional maka akan ditarik sejumlah dana dari bank USD untuk memenuhi dana IDR tersebut.

Jawaban :

Sebuah perusahaan dikatakan memakai "Multi currency" apabila dalam opersionalnya perusahaan memakai dua jenis mata uang yang berbeda. Meskipun dalam penyajian laporan keuangannya perusahaan tetap harus menentukan memakai salah satu jenis mata uang saja.

Dari referensi yang disampaikan, berarti perusahaan memakai multi currency, dan saya yakin perusahaan memakai mata uang IDR dalam laporan keuangannya.

Atas penggunaan mata uang aneh (USD), baik dalam bukti transaksi maupun dalam catatan perusahaan hendaknya di convert ke dalam Rupiah.

Contoh :
Pada tanggal 31 Januati 2008 perusahaan membayar honor Mr. X sebesar USD 750.00, kurs pada ketika itu 1 USD = 9450, atas transaksi ini, tina harus menciptakan bukti pengeluaran kas bukan ?, entah itu berupa kwitansi atau voucher pengeluaran kas yang di cetak sendiri. Buatlah konversi di atas kertas bukti pengeluaran kas tsb sbb :

USD 750,00
X-rate : 9450
Rp 7,087,500,-

Pada BUKU BANK REK USD, buatlah kolom untuk mata uang USD, X-RATE & RUPIAHNYA

Demikian juga untuk jenis2 transaksi lain. Lakukan hal yang sama. Sehingga dari setiap account sanggup diperoleh saldo buku besar dalam mata uang rupiah saja. Jika sudah begitu, maka laporan keuangan akan kita peroleh dalam single currency saja, yaitu IDR. Jika tina mau mengetahui lebih dalam mengenai multi currency, tina sanggup baca artikel saya mengenai translasi mata uang asing.

Akan tetapi, saya lebih merekomendasikan methode yg saya berikan di atas, sederhana, gampang dipahami dan tetap menghasilkan laporan yang akurat dan accountable.

Jika kebetulan semuanya sudah dalam bentuk laporan keuangan, maka harus ditranslasikan dengan memakai metode tertentu. Mengenai metode translasi silahkan baca artikel saya mengenai TRANSLASI MATA UANG ASING.

Kasus : Asuransi
Dari : Tn

Hi P' Putra,Begini pola transaksinya; Semua karyawan diikutsertakan dalam asuransi dan akan dipotong dari honor mereka 50% dr premi tiap bulannya. Gaji dibayar pada tgl. 4 setiap bulannya. Total honor bln Jan'08 sebesar IDR 115,882,700 dan total asuransi yang dipotong dari honor IDR 1,220,000 Sedangkan asuransi gres dibayarkan pada tanggal 25 Jan '08 sebesar IDR 2,026,500Bagaiman mencatat jurnal nya pak? Jurnal pd tgl 4 & 25?

Jawaban :

Jurnalnya :

Pada tgl 04 :

Biaya Gaji 115,882,700
Biaya Asuransi 806,500
Cash 114,362,700
Utang Asuransi 2,026,500

Pada tanggal 25 :

Utang Asuransi 2,026,500
Cash 2,026,500


Kasus : Peralatan Kantor & Office Supplies
Dari : Y Xi

Dear Mr. Putra,Mohon bantuannya. Apakah sapu, sendok piring dan embertermasuk dalam office supplies atau office equipment?Jika termasuk dalam office supplies, apakah langsungdipost-kan ke beban office supplies pada bulan yangbersangkutan? Terima kasih.


Jawaban :

Jika perlatan tsb sanggup digunakan lebih dari satu tahun buku, sanggup dikelompokkan ke dalam office equipment, tetapi bila kurang dari satu tahun buku sebaiknya dijadikan biaya saja : office supplies atau miscellaneous expense.



Kasus : Gaji & PPh Pasal 21
Dari : Su

Saya sering mencari rujukan dari blog Bapak. Saya ingin menanyakan wacana PPh 21 karyawan dan hal lain :

1. Jika seorang karyawan tetap mendapatkan honor Rp. 4.000.000 sebulan, perusahaan memperlihatkan karyawan tersebut asuransi dengan membayar premi kepada perusahaan asuransi selama setahun dan tidak dipotong dari honor karyawan. Tidak ada Jamsostek dan lainnya. Akan tetapi take home pay nya selalu tergantung dengan jumlah hari kerja karyawan tersebut bekerja. Misalnya : Jika pada bulan Agustus karyawan tersebut hanya bekerja 22 hari dari yang seharusnya 26 hari, makagajinya akan di potong.

Bagaimana perhitungan PPh 21-nya? apakah sama menyerupai perhitungan PPh 21 untuk honor yang tetap setiap bulan?(- )Jika seorang karyawan berstatus karyawan tetap apakah lajim dikenakan kebijakan potong honor menyerupai di atas? alasannya yaitu konotasi saya, karyawan tersebut menjadi menyerupai karyawan harian.


2. Jika suatu perusahaan pertama di dirikan untuk bidang sosial dan bergerak dibidang modal ventura, tetap mengambil keuntungan dalam bentuk bunga dan mendapatkan pemberian dana donor dari pihak luar. Pada tahun 2007 di jadikan bentuk Perseroan ( akte pendirian pada bulan Juli ). NPWP terbit tertanggal “……….”, sudah ada SITU akan tetap blom ada SIUP.(-) Apakah pelaporan pajak PPh 21 tubuh dan karyawan di mulai bulan Agustus atau September?

3. Selama ini setiap dana donor dari pihak laen akan selalu dicatat dalam akun pendapatan. Apakah bole bila setiap dana pemberian dari luar itu di masukan ke dalam akun modal perusahaan sehabis perusahaan tersebut sudah berbentuk perseroan? dengan demikian akan mengurangi keuntungan perusahaan dan akan mengurangi PPh badan. Apakah hal itu boleh dilakukan dan apakah akan ada akibatnya?

Jawaban :

Terimakasih sudah mengakibatkan blog saya sebagai referensi.

Langsung ke tanggapan atas pertanyaan :

1) PPh Pasal 21 ( saya penggal menjadi beberapa bagian, agar jelas).

Asalkan honor dibayarkan secara bulanan, maka perhitungan PPh Pasal 21-nya akan sama saja menyerupai pegawai tetap, bahkan untuk pegawai harian sekalipun. Hanya saja, untuk pegawai harian, tidak dikurangi dengan biaya jabatan (yang 5% atau max 1,296,000/tahun), sedangkan pegawai tetap dikurangi tunjangan jabatan.

Masalah asuransi, asuransi apapun yang digunakan (tidak harus jamsostek), asalkan perusahaan asuransi tersebut sudah menerima akreditasi dari menteri keuangan, maka sudah dimasukkan ke dalam perhitungan PPh Pasal 21. Jika asuransi tersebut 100% ditanggung oleh perusahaan, maka itu dianggap sebagai pelengkap atas penghasilan karyawan, artinya atas nilai premi asuransi yang dinikmati oleh pegawai, diberlakukan sebagai penggalan dari penghasilan (faktor penambah penghasilan).

Pegawai tetap dibayar menurut kehadiran, terang tidak sesuai dengan hukum depnaker. Yang namanya pegawai tetap, kehadiran seharusnya tidak menghipnotis honor pokok. Jika dimakusdkan untuk mengefektifkan hari kerja.

Sebenarnya ada cara lain yang lebih sesuai dengan hukum depnaker (dengan tetap sanggup menciptakan karyawan rajin masuk kerja), yaitu :

Gaji dibuatkan strukturnya :

(-). Gaji Pokok (dibuat tetap, tdk terpengaruh jml kehadiran),

(-). Ditambah dengan tunjangan kehadiran (terpengaruh juml kehadiran).

Misalnya :

Gaji yang tadinya solid Rp 4,000,000 (tetapi tergantung jml kehadiran), dipecah menjadi :

(-) Gaji tetap Rp 3,000,000
(-) Tunj Kehadiran (per hari) : Rp 1,000,000 : 26

Make sense ? atau dibuatkan formulasi yang ideal.

2) PPh Pasal 21 dilaporkan semenjak NPWP diterbitkan, bila diterbitkan lewat dari masa pelaporan (diatas tanggal 20) maka dilaporkan di bulan depannya.
Tambahan : Pada penghitungan SPT Tahunannya nanti, Jumlah pendapatan bruto karyawan dihitung semenjak mulai bekerja diperusahaan anda sampai penutupan tahun takwim, atau sampai karyawan berhenti (bila karyawan berhenti sebelum penutupan tahun takwim). Bukan semenjak NPWP diterbitkan.

3). Dana sumbangan; Sumbangan ya sumbangan-modal ya modal. Jika yayasan sudah bermetamorfosis perseroan, seharunya tidak ada istilah sumbangan lagi, jikapun ada maka itu dianggap sebagai dana hibah, dana hibah berbeda dengan penjualan. Hibah menerima perlakuan khusus. Nanti saya carikan perlakuan dan perhitungannya.

Catatan :

Hati2 memperlakukan pelengkap modal, bila suatu perusahaan sudah berbentuk perseroan. Tambahan modal pada PT, harus diikuti dengan perubahan akte pendirian (modal disetornya).
Jika tidak ada akte perubahan, maka itu tidak akan sah diakui sebagai pelengkap modal oleh ditjen pajak.....

Mudah-mudahan sanggup membantu, bila masih ada keraguan atau dilema lain, silahkan kirimkan email lagi...........

Bagi rekan-rekan yang ingin menambahkan, atau memberi pendapat, atau bertanya, silahkan tulis komentar...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.