Search Result For "laporan-keuangan-konsolidasi-teori"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts sorted by date for query laporan-keuangan-konsolidasi-teori. Sort by relevance Show all posts


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 

Laporan Keuangan Konsolidasian
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.4 (2010), Laporan keuangan konsolidasian ialah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entias tunggal. Laporan keuangan konsolidasi terdiri dari ;
·                Entitas induk     mempunyai satu atau lebih anak perusahaan / entitasÆ’
·                Entitas anak       yang dikendalikan oleh entias induk
·                Kelompok usaha            entitas induk dan seluruh entitas anaknya
·                Kepentingan non pengendali     ekuitas anak yang tidak dapat diatribusikan (lansung/tidak) pada entitas induk
·                Pengendalian     kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional untuk memperoleh manfaat

Ruang Lingkup LK Konsolidasian
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.4 (2010), ada beberapa episode yang menjadi ruang lingkup dari laporan keuangan konsolidasi, diantaranya ialah ;
·                Laporan konsolidasi meliputi seluruh entitas anak dari entitas induk
·                Entitas anak       “dikendalikan”
·                Pengendalian     ketika entitas induk : memiliki secara pribadi atau tidak pribadi melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%) kekuasaan bunyi suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara terperinci bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian ini ada ketika memiliki setengah atau kurang, jikalau terdapat :
a.              Kekuasaan yang melebihi setengah hak bunyi sesuai perjanjian dengan investor lain.
b.             Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
c.              Kekuasaan menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut.
d.             Kekuasaan untuk memperlihatkan bunyi lebih banyak didominasi pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

Prosedur LK Konsolidasian
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.4 (2010), menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan entitas anak akan menjumlahkan pos – pos sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban. Prosedur dari laporan keuangan konsolidasi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a.              Investasi entitas induk pada anak dengan porsi entitas atas ekuitas anak dieliminasi, (goodwill muncul)
b.             Kepentingan non pengendali diidentifikasi, ekuitas (awal dan perubahan, laba / rugi)
c.              Saldo transaksi, penghasilan dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh yang belum direalisasi, dampak pajak penghasilan.

Laporan keuangan konsolidasian menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. (jika tidak sama penyesaian). Perubahan dalam episode kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak menjadikan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). Kepantingan non pengendali disesuikan nilainya jikalau terpengaruh.

Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk, ibarat ; pendapatan komprehensif lain dan Laba / rugi komprehensif. Kepentingan non pengendali dapat mempunyai saldo defisit, serta jikalau anak entitas memiliki saham preferen kumulatif yang diklasifikasikan sebagai ekuitas diperhitungkan. Nonpengendalian ini disebabkan karena adanya kehilangan pengendalian, yang terdiri dari ;
·                Dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan relatif / adikara tingkat kepemilikan.
·                Dapat terjadi melalui transaksi tunggal atau lebih dari satu transaksi. Identifikasi transaksi tunggal.
·                Jika entitas induk kehilangan pengendalian harus dilakukan pembiasaan (par 31). Kehilangan pengendalian entitas induk (par 31) ini dapat diuraikan maksud dan tujuannya sebagai berikut ;
ü   Menghentikan pengukuhan aset (termasuk setiap goodwill) dan kewajiban entitas anak pada nilai tercatatnya ketika pengendalian hilang.
ü   Menghentikan pengukuhan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen pendapatan komprehensif lain yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali)
ü   Mengakui ; (a) nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa atau keadaan yang menjadikan hilangnya pengendalian. (b) distribusi saham, jikalau transaksi yang menjadikan hilangnya pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
ü   Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian.
ü   Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau menghilangkan secara pribadi ke saldo laba jikalau disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32.
ü   Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang dapat diatribusikan pada entitas induk.
·                Sisa investasi pada entitas anak terdahulu dan setiap jumlah tertuang oleh atau kepada entitas anak terdahulu dicatat sesuai dengan SAK lain semenjak tanggal hilangnya pengendalian.

Pengungkapan  LK Konsolidasian
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.4 (2010), laporan keuangan konsolidasian memiliki beberapa pengungkapan, diantaranya ialah ;
·                Sifat kekerabatan antara entitas induk dan suatu entitas anak lebih dari setengah kekuasaan
·                Alasan mengapa kepemilikan (setengah kekuasaan bunyi tidak diikuti dengan pengendalian;
·                Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jikalau LK memiliki tanggal / periode  berbeda.
·                Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas induk.
·                Rincian yang membuktikan dampak setiap perubahan episode kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak menjadikan hilangnya pengendalian.
·                Pengendalian hilang, maka entitas induk mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan : (a) porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada pengukuhan sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar. (b) pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif jikalau tidak disajikan terpisah.

Teori Konsolidasi
·                Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali.
·                Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas induk
Atribut
Entity Theory
Parent Theory
Perbedaan fair value dari aset dan liabilitas teridentifikasi pada ketika akuisisi
Diakui penuh, mencerminkan hak untuk induk dan non pengendali.
Hanya diakui sebesar hak induk
Penyajian pihak non pengendali / NCI
Sebagai episode dari ekuitas
Tidak sebagai equity atau utang (sebelum ekuitas)
Goodwill
Goodwill merupakan aset entitas yang diakui penuh pada tanggal akuisisi
Goodwill hanya milik induk

Setelah Merger & Acquisition Accounting - Part 1 dan Merger & Acquisition Accounting - Part 2, sekarang masuk ke TEORI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Penting bagi mereka yang menangani perusahaan yang memiliki subsidiary (anak perusahaan) dan ingin memahami laporan keuangan konsolidasi from the scratch.

Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat yang maksimal, saya akan coba untuk men-seimbangkan antara kajian theories dan technical aspects-nya. Adalah mustahil mampu mengaplikasikan sesuatu tanpa mengetahui kajian theory -nya (khusunya bagi mereka yang samasekali belum pernah mengetahui sebelumnya). Dan akan menjadi useless juga bila mengetahui theory tanpa tahu “how to –nya.

Sudah pernah kita bahas di posting sebelumnya (Merger & Acquisition Accounting) penggabungan usaha ada banyak sekali kemungkinan scheme yang di lakukan sesuai dengan maksud dan tujuan penggabungan. Salah satu maksud penggabungan usaha yakni untuk memperoleh kendali atas perusahaan lain, yang dilakukan dengan cara membeli secara umum dikuasai saham investee (perusahaan yang diakuisisi) tanpa membubarkannya (tanpa likuidasi).

Laporan keuangan konsolidasi harus disusun bila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya perusahaan investor (acquirer). Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak bunyi pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan tersebut tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi.

Jika seluruh saham (100%) dibeli, tentu laporan konsolidasi sangat mudah untuk dibuat. Tinggal menggabungkan kedua (ketiga, keempat atau lebih) hasil operasi perusahaan, untuk menghasilkan satu laporan keungan saja (schema perusahaan induk-cabang). Tetapi, problem akan timbul ketika acquirer (investor) membeli perusahaan investee (terakuisisi) kurang dari 100%, yang artinya masih menyisakan hak bagi perusahaan investee walaupun mungkin sangat kecil (minor).

Persoalan-persoalan itulah yang mengakibatkan banyak sekali theory dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Sejauh ini sudah ada 3 (tiga) theories, yaitu:

[1]. Proprietary Theory (teori perusahaan induk).

Theory ini yakni yang paling pertama digunakan dalam sejarah teori penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Theory ini didasari oleh satu asumsi, bahwa: Laporan keuangan Konsolidasi yakni perluasan dari laporan keuangan perusahaan induk, oleh karenanya harus dibuat dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk. Artinya: laporan keuangan konsolidasi dibuat semata-mata hanya untuk kepentingan stockholder perusahaan induk, dan laba bersih pada laporan keuangan konsolidasi merupakan ukuran laba bagi perusahaan induk saja.

Theory ini menjadi tidak applicable ketika kepemilikan perusahaan induk pada perusahaan investee tidak mencapai 100%. Timbul ketidak-konsisten-an atas perlakuan akuntansinya.

Misalnya:

[-]. Kepemilikan minoritas merupakan kewajiban dari sudut pandang stockholder perusahaan induk (kemepilikan minoritas dimasukkan ke dalam kelompok kewajiban), kenyataannya kewajiban yang dimaksudkan disini bukan kewajiban yang berdasarkan pada konsep kewajiban yang common (=lazim?).

[-]. Laba kepemilikan minoritas dianggap sebagai beban dari sudut pandang stockholder perusahaan induk, beban yang dimaksudkan tidak memenuhi criteria beban yang common.


[2]. Entity Theory (Teori Entitas)

Theory ini mencoba menjawab (memberikan solusi) atas persoalan-persoalan yang timbul pada proprietary theory:

[-]. Entity theory merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha.

[-]. Laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsilidasi.

[-]. Kepemilikan minoritas merupakan bab dari equitas pemegang saham konsolidasi.

[-]. Laba dan ekuitas subsididiary (perusahaan anak) ditentukan terhadap seluruh pemegang saham, sehingga total laba dapat di-distribusi-kan secara consisten kepada both stockholder secara umum dikuasai dan minoritas.

[-]. Seluruh aktiva bersih preusan anak dikonsolidasikan pada nilai wajarnya, berdasarkan harga yang dibayarkan oleh preusan induk untuk kepemilikannya. Hal ini untuk menjamin konsistensi penilaian atas aktiva bersih kepemilikan both secara umum dikuasai dan minoritas.

Bisa dilihat bahwa theory entitas ibarat memaksakan seolah olah kepemilikan minoritas (minority owner) berkepntingan atas laporan konsolidasi, padahal kenyataannya tidak. Laba bersih dianggap kompenen dari ekuitas neraca konsolidasi. It sounds irrelevant obviously.

Okay, let’s see the next theory, what they offers about.


[3]. Contemporary Theory (teori kontemporer)

Contemporary berada diantara kedua tehory yang sudah ada sebelumnya (entity & proprietary), hal itu tercermin dari approach yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi:

[-]. Basically bagi theory ini, laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi keuangan sebagai hasil operasi usaha perusahaan tunggal, tetapi dibuat terutama untuk kepentingan stockholder dan creditor perusahaan induk.

[-]. Laba bersih konsolidasi yakni laba bersih untuk pemegang saham perusahaan induk.

[-]. Laba kepemilikan minoritas yakni pengurang dalam menentukan laba bersih konsolidasi (tetapi bukan beban ibarat pada proprietary theory). Ini dianggap sebagai alokasi atas realisasi laba entitas keseluruhan kepada both secara umum dikuasai dan minoritas.

[-]. Ekuitas kepemilikan minoritas dianggap bab dari ekuitas konsolidasi, dilaporkan dalam jumlah tunggal (single amount) alasannya yakni kemepilikan minoritas tidak akan mengambil manfaat dari disclosure (pengungkapan/pelaporan) konsolidasi.

[-]. Aktiva bersih perusahaan anak dikonsolidasikan pada nilai buku ditambah kelebihan biaya investasi perusahaan induk atas nilai bukunya. Selisih tersebut diamortisasi selama 40 tahun.


Among the pro’s and con’s about the theories, FASB lebih cenderung berada ditengah-tengah, sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Standard No. 94, FASB memutuskan bahwa:

[-]. Kepemilikan minoritas harus dimasukkan sebagai komponen terpisah dari ekuitas neraca konsolidasi (proprietary theory), BUT then….

[-]. Laba dari kepemilikan minoritas bukan merupakan beban nor kerugian, melainkan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasi dalam menghitung laba kepemilikan secara umum dikuasai (entity theory).

[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi harus mengungkapkan laba bersih kepemilikan secara umum dikuasai dan minoritas.

Okay, saya rasa cukup untuk theories-nya. Coming Up; bagaimana membuat laporan keuangan konsolidasi?, disana akan saya berikan pola kasus, tentu saja termasuk kertas kerja, sampai menghasilkan laporan keuangan konsolidasi baik pada ketika terjadinya akuisisi maupun laporan keungan konsolidasi hasil operasi setelah akuisisi. Itu akan kita bahas di posting saya selanjutnya, yaitu: Laporan Keuangan Konsolidasi – Part 1.

Setelah kita bahas Teori konsolidasi, sekarang saatnya untuk bahas tehnik konsolidasi, bagaimana membuat laporan keuangan konsolidasi. Untuk memastikan topic ini mampu dipahami dengan mudah, saya akan mencoba menunjukkan penjelasan dari teori dan pola yang paling sederhana dahulu. Nanti semakin ke belakang akan semakin di kembangkan dengan pola kasus yang lebih rumit, seiring dengan berkembangnya pemahaman.

Untuk mempersingkat waktu, kita pribadi ke problem konsolidasi.



Laporan Keuangan Konsolidasi dikala akuisi.

Contoh: Pengambil-alihan aktiva bersih

Putra Inc (P) mengambil alih net asset (aktiva bersih) PT. Sherrine (S) dengan cash $500,000. Asumsi: Nilai Buku sama dengan nilai wajarnya/Harga pasarnya (Fair/Market Value). Neraca kedua perusahan sebelum proses akuisi nampak ibarat dibawah ini:



 sekarang saatnya untuk bahas tehnik konsolidasi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – 1Laporan Keuangan Konsolidasi - Part2.

Setelah Merger & Acquisition Accounting - Part 1 dan Merger & Acquisition Accounting - Part 2, kini masuk ke TEORI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Penting bagi mereka yang menangani perusahaan yang mempunyai subsidiary (anak perusahaan) dan ingin memahami laporan keuangan konsolidasi from the scratch.

Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat yang maksimal, saya akan coba untuk men-seimbangkan antara kajian theories dan technical aspects-nya. Adalah tidak mungkin sanggup mengaplikasikan sesuatu tanpa mengetahui kajian theory -nya (khusunya bagi mereka yang samasekali belum pernah mengetahui sebelumnya). Dan akan menjadi useless juga bila mengetahui theory tanpa tahu “how to –nya.

Sudah pernah kita bahas di posting sebelumnya (Merger & Acquisition Accounting) penggabungan perjuangan ada banyak sekali kemungkinan scheme yang di lakukan sesuai dengan maksud dan tujuan penggabungan. Salah satu maksud penggabungan perjuangan yakni untuk memperoleh kendali atas perusahaan lain, yang dilakukan dengan cara membeli lebih banyak didominasi saham investee (perusahaan yang diakuisisi) tanpa membubarkannya (tanpa likuidasi).

Laporan keuangan konsolidasi harus disusun bila salah satu perusahaan yang bergabung mempunyai control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya perusahaan investor (acquirer). Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak bunyi pada perusahaan lain, kecuali apabila sanggup dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan tersebut dihentikan menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas kejadian ekonomi.

Jika seluruh saham (100%) dibeli, tentu laporan konsolidasi sangat gampang untuk dibuat. Tinggal menggabungkan kedua (ketiga, keempat atau lebih) hasil operasi perusahaan, untuk menghasilkan satu laporan keungan saja (schema perusahaan induk-cabang). Tetapi, masalah akan timbul ketika acquirer (investor) membeli perusahaan investee (terakuisisi) kurang dari 100%, yang artinya masih menyisakan hak bagi perusahaan investee walaupun mungkin sangat kecil (minor).

Persoalan-persoalan itulah yang menjadikan banyak sekali theory dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Sejauh ini sudah ada 3 (tiga) theories, yaitu:

[1]. Proprietary Theory (teori perusahaan induk).

Theory ini yakni yang paling pertama digunakan dalam sejarah teori penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Theory ini didasari oleh satu asumsi, bahwa: Laporan keuangan Konsolidasi yakni ekspansi dari laporan keuangan perusahaan induk, oleh karenanya harus dibentuk dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk. Artinya: laporan keuangan konsolidasi dibentuk semata-mata hanya untuk kepentingan stockholder perusahaan induk, dan keuntungan higienis pada laporan keuangan konsolidasi merupakan ukuran keuntungan bagi perusahaan induk saja.

Theory ini menjadi tidak applicable ketika kepemilikan perusahaan induk pada perusahaan investee tidak mencapai 100%. Timbul ketidak-konsisten-an atas perlakuan akuntansinya.

Misalnya:

[-]. Kepemilikan minoritas merupakan kewajiban dari sudut pandang stockholder perusahaan induk (kemepilikan minoritas dimasukkan ke dalam kelompok kewajiban), kenyataannya kewajiban yang dimaksudkan disini bukan kewajiban yang menurut pada konsep kewajiban yang common (=lazim?).

[-]. Laba kepemilikan minoritas dianggap sebagai beban dari sudut pandang stockholder perusahaan induk, beban yang dimaksudkan tidak memenuhi criteria beban yang common.


[2]. Entity Theory (Teori Entitas)

Theory ini mencoba menjawab (memberikan solusi) atas persoalan-persoalan yang timbul pada proprietary theory:

[-]. Entity theory merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha.

[-]. Laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total keuntungan konsilidasi.

[-]. Kepemilikan minoritas merupakan cuilan dari equitas pemegang saham konsolidasi.

[-]. Laba dan ekuitas subsididiary (perusahaan anak) ditentukan terhadap seluruh pemegang saham, sehingga total keuntungan sanggup di-distribusi-kan secara consisten kepada both stockholder lebih banyak didominasi dan minoritas.

[-]. Seluruh aktiva higienis preusan anak dikonsolidasikan pada nilai wajarnya, menurut harga yang dibayarkan oleh preusan induk untuk kepemilikannya. Hal ini untuk menjamin konsistensi evaluasi atas aktiva higienis kepemilikan both lebih banyak didominasi dan minoritas.

Bisa dilihat bahwa theory entitas menyerupai memaksakan seolah olah kepemilikan minoritas (minority owner) berkepntingan atas laporan konsolidasi, padahal kenyataannya tidak. Laba higienis dianggap kompenen dari ekuitas neraca konsolidasi. It sounds irrelevant obviously.

Okay, let’s see the next theory, what they offers about.


[3]. Contemporary Theory (teori kontemporer)

Contemporary berada diantara kedua tehory yang sudah ada sebelumnya (entity & proprietary), hal itu tercermin dari approach yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi:

[-]. Basically bagi theory ini, laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi keuangan sebagai hasil operasi perjuangan perusahaan tunggal, tetapi dibentuk terutama untuk kepentingan stockholder dan creditor perusahaan induk.

[-]. Laba higienis konsolidasi yakni keuntungan higienis untuk pemegang saham perusahaan induk.

[-]. Laba kepemilikan minoritas yakni pengurang dalam memilih keuntungan higienis konsolidasi (tetapi bukan beban menyerupai pada proprietary theory). Ini dianggap sebagai alokasi atas realisasi keuntungan entitas keseluruhan kepada both lebih banyak didominasi dan minoritas.

[-]. Ekuitas kepemilikan minoritas dianggap cuilan dari ekuitas konsolidasi, dilaporkan dalam jumlah tunggal (single amount) sebab kemepilikan minoritas tidak akan mengambil manfaat dari disclosure (pengungkapan/pelaporan) konsolidasi.

[-]. Aktiva higienis perusahaan anak dikonsolidasikan pada nilai buku ditambah kelebihan biaya investasi perusahaan induk atas nilai bukunya. Selisih tersebut diamortisasi selama 40 tahun.


Among the pro’s and con’s about the theories, FASB lebih cenderung berada ditengah-tengah, sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Standard No. 94, FASB memutuskan bahwa:

[-]. Kepemilikan minoritas harus dimasukkan sebagai komponen terpisah dari ekuitas neraca konsolidasi (proprietary theory), BUT then….

[-]. Laba dari kepemilikan minoritas bukan merupakan beban nor kerugian, melainkan sebagai pengurang dari keuntungan higienis konsolidasi dalam menghitung keuntungan kepemilikan lebih banyak didominasi (entity theory).

[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi harus mengungkapkan keuntungan higienis kepemilikan lebih banyak didominasi dan minoritas.

Okay, saya rasa cukup untuk theories-nya. Coming Up; bagaimana menciptakan laporan keuangan konsolidasi?, disana akan saya berikan pola kasus, tentu saja termasuk kertas kerja, sampai menghasilkan laporan keuangan konsolidasi baik pada ketika terjadinya akuisisi maupun laporan keungan konsolidasi hasil operasi sehabis akuisisi. Itu akan kita bahas di posting saya selanjutnya, yaitu: Laporan Keuangan Konsolidasi – Part 1.

Setelah kita bahas Teori konsolidasi, kini saatnya untuk bahas tehnik konsolidasi, bagaimana menciptakan laporan keuangan konsolidasi. Untuk memastikan topic ini dapat dipahami dengan mudah, saya akan mencoba menawarkan klarifikasi dari teori dan pola yang paling sederhana dahulu. Nanti semakin ke belakang akan semakin di kembangkan dengan pola masalah yang lebih rumit, seiring dengan berkembangnya pemahaman.

Untuk mempersingkat waktu, kita eksklusif ke duduk masalah konsolidasi.



Laporan Keuangan Konsolidasi ketika akuisi.

Contoh: Pengambil-alihan aktiva bersih

Putra Inc (P) mengambil alih net asset (aktiva bersih) PT. Sherrine (S) dengan cash $500,000. Asumsi: Nilai Buku sama dengan nilai wajarnya/Harga pasarnya (Fair/Market Value). Neraca kedua perusahan sebelum proses akuisi nampak ibarat dibawah ini:



 kini saatnya untuk bahas tehnik konsolidasi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – 1Laporan Keuangan Konsolidasi - Part2.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.