Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New

Dengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak  ALUR PROSES PEMBUATAN LAPORAN PAJAKMengapa perlu diketahui ?

Dengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak :
1). Akan mempermudah dalam proses pembuatan laporan itu sendiri.

2). Dapat mengenali bahkan membuat laporan pajak dengan tingkat kesesuaian (persisi?) yang lebih tepat dan well matched antara satu lembar laporan dengan lembar laporan lain dalam satu jenis laporan pajak.


3). Laporan yang memiliki tingkat kesesuaian yang tepat akan membuat proses pelaporan di kantor pajak menjadi cepat dan lancar.

4). Akan dapat mengarsipkan dokumen perpajakan dengan lebih sistematis, sehingga akan mempermudah dalam proses pemeriksaan.


Navigasi Laporan Pajak

Pada masing-masing satu jenis laporan pajak, misalnya…. SPM PPn, jikalau kita perhatikan satu set blanko kosong yang diterima dari DJP, maka susunan isinya akan sebagai berikut :

Laporan Utama : akan selalu berada di halaman paling muka. Semakin kebelakang jenis laporannya akan semakin spesifik. Membutuhkan data-data yang semakin terperinci pula. Dan di halaman-halaman final laporan disertai oleh lampiran-lampiran khusus.


Alur Proses Pembuatan Laporan

Deangan melihat navigasi laporan pajak diatas, obviously alur proses pembuatan laporan pajak :
Dimulai dari menyiapkan laporan-laporan pendukung yang paling rinci.

Misalnya :

PPh Pasal 21 : Daftar Gaji dan perhitungan pph-nya, Bukti-bukti pemotongan
PPh Pasal23: Dattar pembagian deviden, deposito, atau persewaan-nya, bukti pemotongannya
PPn : Daftar (Buku) Penjualan dan Faktur Pajak Keluarannya, Daftar (buku) Pembelian dan Faktur Pajak Masukannya, PPn Import dan bukti pemotongan dari Ditjen Bea Cukai.
Dan lain sebagainya……

Jumlah (“Total Nilai”) dari masing-masing daftar, buku, dan bukti-bukti potong diatas, dipindahkan ke blanko- blanko (forms) yang ada di lembar-lembar terakhir pada set laporan.

Selanjutnya, Total Nilai dari masing-masing halaman laporan (pada halaman-halaman terakhir), dipindahkan ke halaman yang lebih di depannya, tentu saja tidak selalu ke halaman yang persis di didepannya, mampu jadi jumping ke halaman paling depan (halaman utama). Ada petunjuk-petunjuk kecil yang menginstruksikan nilai tersebut harus dibawa ke nlanko halaman berapa, baris ke berapa, kolom ke berapa.

Demikian seterusnya hingga hingga kelaporan utama.
Secara singkat, laporan pajak itu di mulai dari halaman yang paling belakang, trus semakin ke depan, hingga ke halaman utama. Dengan mengikuti alur ini, asalkan dikerjakan dengan hati-hati, aku yakin anda akan dapat menghasilkan laporan pajak yang memiliki tingkat perisi dan kesesuDengan memahami alur proses pembuatan laporan pajak  ALUR PROSES PEMBUATAN LAPORAN PAJAKaian yang sempurna.
Laporan yang memiliki tingkat kesesuaian (well matched) antar halaman laporan pajak yakni penting untuk menghindari penolakan dari pihak kantor pajak ketika pelaporan, akan membuat laporan menjadi lolos masuk tanpa revisi-revisi yang bolak balik.

Alur Proses Pembuatan Laporan dan Pengarsipan

Walaupun topik ini bukan membahas mengenai cara mengarispkan laporan pajak, tidak ada salahnya untuk diketahuai, bahwa cara pengarsipan yang benar susunan-nya seharusnya terurut dari paling depan (atas) hingga ke lembar yang paling dibelakang (bawah) sebagai berikut :

1). Bukti penerimaan laporan (kertas kecil yang ujungnya kuning-kuning :P )


2). Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-1, yang merupakan bukti pembayaran atas : uang muka pajak, surat tagihan pajak (STP) yang sudah divalidasi oleh Bank Pembayar atau Kantor Post.


3). Slip setoran ke bank (Kantor Pajak) atas pembayaran pajak yang sesuai


4). Laporan Pajak (SPM PPn, SPT PPh 21 Masa, SPT PPh Pasal 29, SPT PPh Pasal 23, SPT PPh Pasal 4 (2), dan lain sebagainya).


5). Bukti Pemotongan ( Untuk jenis pajak yang bertype with holding : PPh Pasal 21, 23, 26, PPn).


6). Daftar-Daftar atau buku pembantu (Daftar aktiva & penyusutannya, daftar Piutang Dagang, daftar Utang Dagang, Daftar Uang Muka ).


7). Laporan Keuangan atau laporan acara tertentu dari perusahaan sehubungan dengan pajak yang dilaporkan.


Bonus :

Konsultan Pajak dan…..Eghhhzzz... (silahkan dibaca saja)
Apakah anda memakai konsultan untuk mengurusi perpajakan?

Rutin mendapatkan laporan dari konsultannya untuk diarsipkan ?

Pernah kah anda memperhatikan susunan laporannya ?. Apakah in order ibarat yang aku sebutkan diatas ?. atau diacak (tidak tersusun ibarat yang aku sebutkan) ?.
Kalau tidak pernah terurut, cobalah urutkan sendiri, lalu tanyakan kepada konsultannya, “mengapa laporannya tidak tersusun ibarat yang seharusnya ?”.

Ada 2 kemungkinan respon yang mungkin akan anda terima :

a). Dia tidak menjawab, akan tetapi dilaporan-laporan berikutnya, beliau akan menyusunnya dengan benar. Jika ini responnya, berarti si Bapak/Ibu Konsultan cuma ceroboh, atau terburu-buru.

b). Jangan kaget kalau anda mendapat balasan : “Ada problem dengan laporannya?, kan sudah rapi”. Jika ini responnya… KICK HIM/HER OUT. Cari konsultan lain, atau mulai proceed in house, alias tidak memakai konsultan :-) why not..?

Regardless, mau proses di dalam atau pakai konsultan yang lain, yang jelas…. Praktek konsultan ibarat itu tidak benar, berusaha menghalangi WP untuk memahami alur proses pembuatan laporan pajak.


Tujuan Perusahaan Untuk Memaksimalkan Kekayaan Pemegang Saham

Pengukuran  kinerja  suatu perusahaan  yang  bertujuan memakmurkan  para  pemegang  saham dapat  digunakan  tiga  metoda  alternatif, yaitu (Koch & McDonald, 2000 : 169) :
1.             Analisis  profitabilitas  dari segmen/lini dari perusahaan, merupakan merupakan indikator  yang sangat penting diperhatikan  untuk  mengetahui sejauhmana  investasi  yang  akan dilakukan  investor    di  suatu  perusahaan mampu  memberikan  return  yang  sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.
2.             Economic Value Added, merupakan tujuan korporat untuk meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor dan  pemegang  saham  telah  tanamkan dalam  operasi  usaha  dan  merupakan selisih  dari  laba  operasi  bersih  setelah pajak  dikurangi  dengan  biaya modal  (cost  of  capital),  disamping  itu pula  EVA  juga  dapat  digunakan  sebagai indikator  tentang  adanya  penambahan nilai  dari  suatu  investasi.
3.             Balance ScoreCardDalam  suatu  bisnis  yang bertujuan  memaksimumkan  kekayaan para  pemiliknya,  ditunjukkan  dengan dinamika  dan  hubungan  dari  tiga keputusan  manajemen  dasar,  yaitu  : keputusan  investasi,  keputusan  operasi dan  keputusan  pendanaan.  (Helfert, 2000:1).

Meskipun  tujuan  perusahaan sangat  kompleks,  sebuah  studi  yang dilakukan  oleh  Robert  Lanzillotti menyatakan bahwa administrasi umumnya membahas mengenai :
1.             Profitabilitas jangka panjang
2.             Stabilitas 

Selain itu, Manajer keuangan di perusahaan membuat keputusan untuk kepentingan pemegang saham. Pemegang saham membeli saham perusahaan untuk memperoleh keuntungan yaitu dividen dan Capital gain.


  1. Oleh alasannya yakni itu tujuan perusahaan yakni memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan harga saham perusahaan.
  2. Pemegang saham yakni pemilik sisa (residual owner) di perusahaan. Mereka akan memperoleh sesuatu dari perusahaan dalam urutan simpulan setelah pegawai, pemasok, dan kreditur sehingga apabila kekayaan pemegang saham meningkat berarti kekayaan pihak lainnya dalam perusahaan juga meningkat.

Bagi seorang Pemeriksa Pajak (tax auditor) maupun bagi Praktisi Perpajakan, istilah ekualisasi pajak tentu sudah tidak abnormal lagi, tapi bagi sebagian orang yang lainnya (mungkin sebagian besar) walaupun sudah pernah berguru mata kuliah perpajakan, bahkan pegawai accounting sudah pernah membuat laporan pajak, tetapi belum mengetahui Ekualisasi Pajak.
-baca-]
Short Description :
Artikel yang memberi pengetahuan praktis mengenai pehaman dan menavigasi laporan pajak, supaya laporan pajak anda menjadi lebih precisely antar satu halaman dengan lembar halaman yang lain, penting untuk memuluskan proses pelaporan di kantor pajak [-baca-]


Langkah Dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan

Meskipun  tujuan-tujuan  yang  ingin dicapai  ini  tidak  konsisten  namun  tetap diusahakan  untuk  meningkatkan keuntungan  walaupun  dengan  tingkat resiko  yang  tinggi.  Kurangnya  stabilitas perlu  diambil  tindakan  untuk mengkombinasikan  antara  keuntungan dan  resiko  agar  tujuan  perusahaan tercermin  dengan  akurat  sesuai  dengan tujuan  manajemen  perusahaan.  Hal  ini  menjadi  dilema  karena  manajemen berasumsi  bahwa  tujuan  perusahaan adalah  maksimalisasi  kesejahteraan pemegang  saham,  atau  alternatif  lain, seperti  maksimasi  nilai  pasar  melalui saham  biasa.  Meskipun  setiap  orang pernah  menghadiri  pertemuan  dan  tidak menyukai  perkiraan  yang  terlalu  rendah terhadap  kemampuan  manajemen  pada penetapan  bunga,  memaksimalkan keuangan  baik  bagi  pemegang  saham namun  tidak  sesuai  dengan  keinginan manajemen.  Hal  ini  menjadi bertentangan,  namun  merupakan  strategi yang  optimal  untuk  memaksimalkan kesejahteraan  manajemen.  (Levi  & Sarnat, 1994 : 8-9).

Tingkat Kebutuhan Aktiva Tetap
-baca-]

Tidak tabah rasanya untuk membaginya disini, apa daya hari sudah malam, sementara peran berat esok hari telah menanti.

Just FYI : Saya sedang menghadapi pemeriksaan pajak, yang memerlukan konsentrasi, fatwa dan energy.

Kabar gembiranya : Begitu kasus pemeriksaan pajak ini tuntas, aku akan membagi pengalaman aku dalam menghadapi pemeriksaan pajak dari awal proses hingga simpulan !! Yess!! :-)
Saya yakin itu akan bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca, utamanya bagi yang bergelut dibidang corporate financial.

Sementara itu :

Silahkan baca artikel atau tips aku yang lain, pilihan artikel dan tips ada pada bab atas judul posting ini, jikalau anda merasa kesulitan menemukan topic yang anda inginkan, anda mampu melaksanakan pencarian pada kemudahan pencarian yang ada pada ujung atas halaman blog ini, mungkin saja topic yang dicari berada pada judul yang berbunyi berbeda.

Agar dapat kembali mengikuti kelanjutan posting ini dengan mudah, tanpa harus melalui search engine, aku sarankan :

Bookmark blog ini, dengan cara meng-klik tombol bookmark dibawah, atau;
Tambahkan ke menu favorite pada piranti browser anda, dengan cara : Klik menu “Favorites” --> “Add to favorites” --> “Ok”
Dikesempatan lain, jikalau anda ingin kembali ke blog ini, anda hanya perlu mengklik menu "Favorite" --> temukan dan pilih "ACCOUNTING, FINANCE & TAXATION" pada menu drop down yang muncul --> browser akan eksklusif membawa anda ke blog ini.

Di dalam dunia pendidikan, sering kita temui pembedaan perlakuan antara jurusan Accounting dan Finance. Accounting memakai info (data) keuangan dan mencatat transaksi mengenai kejadian ekonomi yang telah terjadi, bersumber pada masa lampau. Sedangkan Finance lebih banyak mengambil data keuangan di masa sekarang dan masa yang akan tiba .

Accounting menghasilkan laporan keuangan yang penggunannya lebih ditujukan kepada pihak luar perusahaan dalam bentuk Laporan Arus Kas, Laporan Laba Rugi dan Neraca.

Finance menghasilkan laporan yang berwujud, analisa, prediksi-prediksi terhadap kemungkinan di masa yang akan tiba yang mana laporannya cendrung ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Adapun laporan yang dihasilkan antara lain Planning, Budgeting, Cost analysis, Forecast/projection dan Evaluasi Kinerja (Performance Review).

Pada kenyataannya di dunia kerja, kedua bidang ini berkaitan dekat dan saling menopang satu dengan yang lainnya. Sebagai rujukan seorang calon pekerja finance mau tidak mau harus mempunyai dasar pengetahuan accounting.

Kedua jurusan tersebut hendaknya membuka dan memperluas peluang untuk berkarir di bidang accounting dan finance. Hal ini cukup beralasan mengingat semakin dikembangkannya jabatan/posisi finance dan accounting, sejalan dengan dinamisnya perkembangan dunia usaha, sikap ekonomi, dan perubahan regulasi pemerintah.

Sedangkan perpajakan didalam kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia lebih banyak disertakan pada jurusan Accounting, tidak menjadi jurusan yang terpisah. Kecuali yang berjenjang diploma, forum pendidikan professi atau forum kursus.

Didalam dunia kerja, perpajakan biasanya di lakukan oleh staff khusus yang menangani perpajakan saja, mulai dari perhitungan hingga dengan pelaporannya. Hal ini berlaku pada perusahaan-perusahaan yang bersekala menengah dan besar. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan bersekala kecil atau lokal, umumnya pekerjaan yang terkait dengan perpajakan dirangkap oleh pegawai accounting, yang mana secara tidak pribadi pegawai tersebut disamping dituntut bisa melakukan tugas-tugas accounting sehari-hari juga bisa menciptakan laporan pajak bulanan (SSP PPh Pasal 25 dan SPT PPh Pasal 21 & 23 ) dan sekaligus mempostingnya ke dalam jurnal umum. SPT Tahunan biasanya ditangani oleh pihak luar (Consultant).


Manajemen Berbasis Laba

Manajemen  laba  didefinisikan  sebagai  campur  tangan  yang  disengaja dalam  proses  pelaporan  keuangan  eksternal  dengan  maksud  memperoleh keuntungan  pribadi  (Schipper,  1989).  Sedangkan  menurut  Abdelghany  (2005), manajemen  laba  adalah  manipulasi  pendapatan  yang  dilakukan  untuk  memenuhi target yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Manajemen  laba  biasanya  dilakukan  oleh  manajemen  untuk  menaikkan tingkat  laba  (income-increasing  earnings  management)  atau  menurunkan tingkat laba  (income-decreasing  earnings  management)  yang  ditampilkan  dalam  laporan keuangan  dengan  memilih  dan  menerapkan  metode  akuntansi  tertentu  (Watts  & Zimmerman,  1986).  Tujuan  manajemen  laba  adalah  meningkatkan  kesejahteraan suatu  pihak  tertentu  walaupun  sebenarnya  dalam  jangka  panjang  tidak  terdapat perbedaan  laba  kumulatif  perusahaan  dengan  laba  yang  diidentifikasi  sebagai keuntungan  (Fischer  &  Rosenzweig,  1995).  Tindakan  manajemen  laba  pada laporan  keuangan  oleh  manajemen  ini  biasanya  dilakukan  tanpa  sepengetahuan pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Manajemen  laba  yang  sering  dilakukan  oleh  perusahaan  adalah (Abdelghany, 2005):
1.             Big  Bath,  berarti  biaya  diakui  menggunakan  satu  kali  biaya restrukturisasi.  Pilihan  ini  menyebabkan  perusahaan  memikul  biaya yang  besar  pada  kos  untuk  tahun  ini  tetapi  akan  menghasilkan  laba besar pada tahun depan.
2.             Penyalahgunaan  materialitas,  berarti  dengan  memanipulasi  laba melalui prinsip materialitas. Prinsip materialitas sangat luas, fleksibel, dan tidak ada rentang spesifik mengenai bagaimana material transaksi ini.
3.             Cookie  Jar  atau  cadangan  cookie  jar,  juga  dikenal  sebagai  cadangan rainy  day  atau  cadangan  kontinjensi,  berarti  dalam  periode  kondisi keuangan  yang  baik,  cadangan  kontinjensi  dapat  mengurangi  laba dengan mengakui cadangan lebih tinggi, mengakui biaya lebih tinggi, dan  satu  kali  penghapusan.  Pada  periode  kondisi  keuangan  yang buruk,  cadangan  kontinjensi  dapat  digunakan  untuk  meningkatkan laba dengan memutarbalikkan akrual dan cadangan untuk mengurangi biaya periode sekarang (Kokoszka, 2003).
4.             Round-tripping, back-to-back dan swap, round-tripping yaitu praktik menjual  aset  yang  tidak  terpakai  kepada  perusahaan  lain  dengan perjanjian  untuk  membeli  kembali  aset  yang  sama  atau  serupa  pada tingkat  harga  yang  sama.  Back-to-back  adalah  proses  yang  sama dengan  round-tripping  tetapi  dengan  keterlambatan  waktu  yang singkat.  Kedua  transaksi  tidak  dijadwalkan  untuk  terjadi  pada  waktu yang  persis  sama.  Swap  terjadi  ketika  dua  perusahaan  menjual  aset yang  hampir  identik  kepada  satu  sama  lainnya  untuk  mengakui pendapatan.

5.             Waktu  pemakaian  standar  akuntansi  wajib,  pemakaian  standar akuntansi  sebelum  waktunya  yang  meningkatkan  laba  dapat memberikan  kesan  bahwa  perusahaan  perlu  menemukan  pendapatan dari  manapun  yang  memungkinkan.  Pemakaian  yang  sebelum waktunya dapat menurunkan persepsi kualitas laba pada investor.
6.             Perubahan akuntansi sukarela, dilakukan dengan mengubah kebijakan akuntansi  yang  digunakan  oleh  perusahaan.  Karena  perusahaan  tidak dapat  membuat  tipe  perubahan  akuntansi  yang  sama  terlalu  sering, maka  perusahaan  mungkin  membuat  beberapa  tipe  perubahan akuntansi  yang  berbeda  secara  bersama-sama  atau  sendiri-sendiri selama beberapa periode.
7.             Akuntansi  konservatif,  dilakukan  dengan  memilih  metode  akuntansi yang menjaga nilai aset tercatat relatif rendah.
8.             Menggunakan  derivatif,  manajer  dapat  memanipulasi  laba  melalui lindung nilai pengadaan instrumen selama periode waktu khusus guna mengalihkan  laba  atau  rugi  yang  belum  direalisasi  dari  laporan  laba komprehensif ke laporan laba rugi.

Manajemen  laba  biasanya  diukur  dengan  akrual  diskresioner.  Jumlah akrual  diskresioner  positif  menunjukkan  menunjukkan  bahwa  perusahaan melaksanakan manipulasi laba dengan tumpuan penaikan laba. Sedangkan, jumlah negatif akrual  diskresioner  menunjukkan  menunjukkan  manipulasi  laba  dengan  pola penurunan laba (Murhadi, 2009).

Terdapat empat alasan mengapa laba dapat menunjukkan gambaran yang tidak tetap dalam mengukur penciptaan nilai, yaitu:

1. Angka-angka dalam laporan keuangan dapat terdistorsi dan dimanipulasi.
Dalam menyusun laporan keuangan, akuntan harus membuat judgement dan memilih basis atau metode akuntansi yang akan digunakan. Pemilihan metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka laba yang berbeda-beda. Akuntan sering memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan tanpa adanya dampak ekonomi kepada perusahaan dari peningkatan laba tersebut.

2. Pelaksanaan investasi sebuah proyek jangka panjang tidak memasukkan semua unsur yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan sebuah investasi layak dijalankan atau tidak.
Misalnya perusahaan memiliki 2 proyek yaitu A dan B yang menunjukkan laba bersih yang sama selama 3 tahun pelaksanaan proyek. Sepintas kedua proyek tersebut menunjukkan laba yang sama sehingga proyek A atau B yang dijalankan kesannya sama untuk perusahaan. Proyek A membutuhkan pengeluaran awal yang lebih rendah dibandingkan dengan B sehingga perusahaan harusnya memilih proyek A dibandingkan dengan B.

3. Nilai waktu dari uang (time value) tidak dimasukkan dalam perhitungan investasi.
Terdapat kemungkinan bahwa pertumbuhan dalam laba justru akan menurunkan nilai perusahaan apabila tingkat pengembalian yang diperoleh dari melaksanakan sebuah proyek lebih kecil dari tingkat pengembalian yang dipersyaratkan untuk proyek tersebut. Kondisi ini akan membuat harga saham perusahaan turun sehingga menurunkan kekayaan pemegang saham.

4. Risiko tidak dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan keuangan
a. Terlalu terfokus kepada pertumbuhan laba membuat administrasi perusahaan gagal dalam mempertimbangkan risiko. Kenaikan laba akan meningkatkan risiko yang menimbulkan kenaikan pada tingkat diskonto.
b. Berikut ini yaitu tabel yang menyajikan dua seni administrasi yaitu S dan T


Starategi S
Strategi T

Laba
Probabilita
Laba
Probabilita

-100.000
0,10
80.000
0,10

0
0,20
90.000
0,15

100.000
0,40
100.000
0,50

200.000
0,20
110.000
0,15

300.000
0,10
120.000
0,10
Hasil yang diharapkan
100.000

100.000




Investor akan lebih menyukai seni administrasi T alasannya yaitu meskipun memiliki hasil yang sama dengan seni administrasi S tetapi risikonya lebih kecil dari S alasannya yaitu labanya terdistribusi secara merata di setiap angka probabilita. Meskipun kedua seni administrasi menghasilkan laba yang sama tetapi risikonya berbeda.

Senang saya mampu posting lagi :-)

Dan ibarat akad saya sebelumnya, saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP. Yang sudah menunggu, sorry sudah membuat menunggu. Mudah-mudahan penantian anda tidak sia-sia :-)

Oh iya, mungkin ada yang bertanya; “mengapa disebut pengadaan ? kenapa tidak disebut pembelian saja ?”. :-)

No ! :-), kalau disebut pembelian, berarti pribadi beli. Aktiva tidak selalu harus dibeli, anda mampu menyewanya (leasing) atau mampu juga dengan menukarkan aktiva anda yang sudah tidak produktif lagi (mungkin karena sudah tidak memproduksi barang yang sama lagi). Makanya tidak disebut pembelian aktiva tetap. Akan tetapi untuk ketika ini kita batasi dengan membeli saja :-) Ok ?, siip!.

Tapi sebelum masuk ke pembahasan, bagi yang belum membaca artikel : Prosedur & Analisa Pengadaan Aktiva Tetap [-baca-], saya sarankan untuk membacanya terlebih dahulu, akan membantu untuk lebih mudah memahami pembahasan yang berikutnya.

Sebelum melaksanakan pengadaan/pembelian aktiva tetap, ada beberapa analisa dan perhitungan yang penting untuk dilakukan.


Analisa Ketersediaan dan Alokasi Kas Untuk Pengadaan Aktiva Tetap

Pembelian Aktiva Tetap melibatkan dana yang relative besar, salah mengalokasikan dana, bisa-bisa produksi malah tersendat atau bahkan tidak jalan, dana yang seharusnya anda perioritaskan untuk berproduksi tapi di alokasikan untuk menambah mesin. Makara harus di analisa terlebih dahulu. Identifikasi kapan ketika yang sempurna untuk menambah aktiva tetap.


Contoh Kasus :

Pada tanggal 01 November 2007, Sebuah perusahaan manufaktur bermaksud meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara menambah mesin. Saldo Kas pada tanggal 01 November 2007 yaitu sebesar Rp 450,000,000. Perusahaan sedang menyelesaikan produksi atas pesanan yang diterima pada tanggal 01 Sept 2007, lamanya waktu berproduksi (production lead time) yaitu 3 bulan, diperkirakan akan selesai dan siap dikirim pada tanggal 01 Desember 2007, termin pembayarannya net 30 hari. Profit margin di set 30%. Dari Laporan Peramalaan Penjualan (Sales Forecast) nampak sales akan meningkat 15%. Produksi akan dikerjakan mulai 01 Desember 2007, dengan production lead time 3 bulan, termin pembayaran net 30 hari. Tambahan Informasi : Dari Laporan Laba Rugi berjalan nampak : Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold) 01 Sept – 31 Okt 2007 yaitu Rp 110,000,000,- Sedangkan biaya operasional (Expenses) yaitu Rp 87,000,000,-

Kapan ketika yang sempurna untuk melaksanakan pembelian mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi ? dan berapa besarnya dana yang mampu dialokasikan untuk pembelian mesin tersebut?.

Perhatikan screen shoot berikut :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Format analisa terdiri dari 3 kolom yaitu :
Description : memuat elemen-elemen Kas dan Cost untuk periode tertentu.
Cost & Revenue Analysis : berisi perhitungan-perhitungan cost, profit & sales
Cash Analysis : Berisi mutasi kas sejalan dengan proses alur perubahan dari produksi hingga menjadi sales/AP hingga menjadi kas.

Jika kita perhatikan pada kolom “ Cost & Revenue Analysis” dan “ Cash Analysis” dapat kita lihat bahwa setiap acara cost akan menimbulkan mutasi kas keluar (warna merah bertanda minus) sedangkan “sales” akan memicu adanya mutasi kas masuk, hanya saja tidak seketika, akan tetapi gres sebulan kemudian, hal ini disebabkan oleh termin pembayaran yang net 30 hari.

Besarnya kas keluar yaitu sebesar biaya produksi (COGS) ditambah dengan beban operasional (Expenses), sedangkan besarnya kas masuk (incoming cash) yaitu sebesar sales. Setiap kas keluar atau masuk sengaja saya ikuti dengan saldo (cash balance, diberi warna biru), hal ini dimaksudkan supaya adapat dilihat dengan saldo kas pada ketika (tanggal tertentu), dengan impian nantinya kita mampu menentukan ketika yang sempurna untuk melaksanakan pembelian aktiva tetap.

Pada SALES FORECAST, perlu diperhitungkan kemungkinan adanya pembengkakan cost maupun expense dengan memasukkan cadangan (reserve) sebesar 10%, masing-masing perusahaan menentukan berbeda untuk reservenya, logikanya diubahsuaikan dengan tingakat pengendalian perusahaan (efisiensi & kinerja/produktifitas).

Jika dirangkum, mutasi kas akan menjadi ibarat dibawah :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Kapan ketika yang sempurna untuk melaksanakan pembelian dan berapa yang mampu dialokasikan ?.

Pembelian mesin dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan sales sebesar 15%
Perhatikan episode : “SALES FORECAST (01-Des-07 01-Mar-08)
Produksi akan dimulai pada tanggal 01 Desember 2007, maka mesin gres hendaknya sudah terpasang, artinya mesin sudah harus dibeli jauh-jauh hari sebelum tanggal 01 Desember 2007.

Apakah saldo kas mencukupi ? berapa besarnya dana yang mampu dialokasikan untuk membeli mesin ?.

Saldo Kas (cash balance) yang semula Rp 450,000,000, pada tanggal 01 Desember 2007 sudah berkembang menjadi Rp 347,000,000. Hal ini disebabkan oleh adanya aktifitas produksi dari tanggal 01 Nov s/d 31 Desember 2007 yang memicu kas keluar sebasr Rp 103,000,000,-

Apakah Saldo Kas yang sebesar Rp 347,000,000 sudah mampu dialokasikan untuk membeli mesin semuanya?. jawabannya tidak.

Kas gres akan masuk lagi pada tanggal 01 Januari 2008, Saldo tersebut masih harus dicadangkan untuk membiayai produksi dari tanggal 01 s/d. 31 Desember 2007 sebesar Rp 114,375,000,- . Sisanya yang Rp 232,625,000 mampu dialokasikan untuk membeli mesin.


Analisa Perbandingan Cost & Benefit Pengadaan Aktiva Tetap

Selain ketersediaan dan alokasi kas, untung ruginya pun harus dikalkulasi terlebih dahulu. Jangan hingga volume prouksi meningkat karena penambahan mesin, akan tetapi di selesai penutupan buku, laba perusahaan tidak ikut meningkat. Sia-sia bukan ?.

Dengan menggunakan pola kasus yang sama (perusahaan memutuskan untuk mengalokasikan dananya hanya sebesar Rp 200,000,000), kita perhatikan analisa berikutnya :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Cost yang ditimbulkan pribadi oleh penambahan mesin yaitu depreciation cost (penyusutan) yang nantinya akan masuk ke dalam COGS, yaitu pada Overhead Cost, dan akan ikut mengurangi laba secara langsung. Pada kasus di atas, akhir pembelian mesin Sebesar Rp 200,000,000 menimbulkan deprecition cost sebesar Rp 6,250,000,- per satu kwartal (01 Des 07 01 Maret 08), sehingga profit yang tadinya sebesar Rp 103,612,500, pada kwartal yang sama berubah mejadi Rp 97,362,500,- saja. Jika dibandingkan dengan produksi pada kwartal sebelumnya ( 01 Sept 31 Des 07) dimana perusahaan hanya memperoleh profit sebesar Rp 90,000,000,-, maka nampaklah profit perusahaan meningkat sebesar Rp 7,362,500, sehingga profit menjadi Rp 97,362,500,-
Dengan demikian rencana pembelian mesin tidak diragukan lagi. Bisa dilaksanakan.


Membeli Tunai atau dengan Mencicil ?

Pada pola kasus di atas, kebetulan kas perusahaan mencukupi untuk melaksanakan pembelian. Bagaimana kalau kas tidak mencukupi sementara mesin sudah harus di beli ?.

Coba kita bandingkan, bagimana kalau perusahaan membelinya dengan mencicil. Anggap saja perusahan membeli masinnya dengan cara mencicil, tentu saja dikenakan bunga. Suku bunga pada ketika itu yaitu 20% flat per tahun, dan perusahaan akan mencicilnya selama 5 tahun.

Perhatikan perbandingan berikut :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP

Bunga akhir pencicilan aktiva harus dikapitalisasi terlebih dahulu, artinya : bunga yang sebesar Rp 10,000,000 selama satu kwartal (01 Des 07 01 Maret 08) ditambahkan pada harga perolehan mesin, sehingga menjadi Rp 210,000,000,- dan depreciation cost (penyusutan) berkembang menjadi Rp 6,562,500,- . Dibandingkan kalau membeli tunai terang cost menjadi naik sebesar Rp 312,500,- Keputusan apakah akan membeli tunai atau mencicil, tergantung apakah penurunan profit sebesar Rp 312,500,- sebanding dengan mencadangkan Kas untuk acara usaha lainnya ?.


Analisa perbandingan antara satu type mesin dengan type mesin lain, juga dengan source (supplier) yang berbeda-beda.

Cukup kas pun terkadang tidak cukup membuat kita tenang, kita masih harus memilih memakai type mesin apa?, membeli dimana ? bagaimana dengan garansinya, bagaimana dengan sparepartnya?. Melihat harga mesin saja tidak lah cukup memadai, harus dianalisa lebih detail lagi :-)

Contoh Kasus :

Pada ketika akan melaksanakan pembelian masin, anda memperoleh 3 quotation dari 3 supplier ( Type X ditawarkan oleh PT. SUN, Type Y diatarkan oleh PT. SIN, dan type Z ditawarkan oleh PT. SAN) pada dasarnya fungsi mesin sama, hanya saja ada beberapa faktor lainnya yang berbeda. Perhatikan pola dibawah :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Melihat data diatas, dengan mudah kita mampu melihat bahwa yang paling competitive yaitu mesin Type Y dari PT. SIN. Setelah dianalisis lebih detail, apakah benar type mesin Y dari PT SIN yaitu pilihan sempurna ?.

Kita perhatikan analisa dibawah ini :
 saya akan lanjutkan pembahasan mengenai ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP ANALISA PENGADAAN AKTIVA TETAP
Pertama kita kapitalisasi ongkos angkut menjadi harga perolehan mesin, lalu kita susutkan menggunakan metode Unit Production Output Method, dengan cara membagi Harga perolehan dengan Kapasitas mesin, Maka kita akan memperoleh Depreciation Cost. Ingat : Cost utama yang timbul akhir penggunaan aktiva tetap yaitu depreciation cost.

Lalu kita tambahkan parameter analisa dengan memperhitungkan maintenance cost, yang kita masukkan ke dalam maintenance analysis yaitu sparepart-sparepart utama saja, (yang harganya material), pada pola diatas ada 3 sparepart utama, lalu masing2 kita susutkan, jangan lupa garansi harus kita masukkan terlebih dahulu, gres kita susutkan. Target kita yaitu memperoleh perbandingan cost per unit production output. Perhatikan pada baris terakhir “ COST PER UNIT”, sekarang manakah yang paling layak untuk dibeli ? mesin type Z dari PT San !.

Selamat mencoba. Goodluck !.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.