Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New


Eksposur transaksi muncul dari berikut ini :
• Membeli atau menjual kredit barang atau jasa ketika harga dinyatakan dalam mata uang asing.
• Meminjam atau meminjamkan dana ketika pembayaran harus dilakukan dalam mata uang asing.
• Menjadi pihak kontrak berjangka valuta gila unperformed.
• Jika tidak memperoleh aktiva atau kewajiban menyebabkan dalam mata uang asing.

Contoh yang paling umum dari eksposur transaksi muncul ketika suatu perusahaan memiliki piutang atau hutang dalam mata uang asing. Sebuah eksposur transaksi bergotong-royong dibuat pada ketika pertama penjual mengutip harga dalam mata uang gila untuk calon pembeli.


Seperti banyak pendekatan yang berbeda untuk administrasi eksposur ada alasannya ada perusahaan. Berbagai survei praktek administrasi risiko perusahaan dalam beberapa tahun terakhir di Amerika Serikat, Inggris, Finlandia, Australia, dan Jerman menyampaikan tidak ada konsensus yang konkret ada mengenai pendekatan yang terbaik.

Mengapa Akuntansi itu perlu?

Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus membuat keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan mensugesti kondisi keuangan organisasi. Keputusan yang demikian dikenal dengan istilah Keputusan Ekonomi.

Karena itulah para pengambil keputusan dan pihak-pihak berkepentingan memerlukan berita wacana kinerja ekonomi dan kondisi organisasi, yang dikenal dengan istilah Informasi Ekonomi. Maka tentu diharapkan kegiatan di bidang keuangan yang bertugas mengolah dokumen ekonomi sehingga mampu menghasilkan berita ekonomi yang memadai bagi para pengambil keputusan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Misalnya pada organisasi nirlaba laporan akuntansi dapat digunakan untuk :
1. Direktur Eksekutif memutuskan apakah akan merancang kegiatan gres atau menggeser program-program yang kurang efektif.
2. Manajer menggunakan untuk melaksanakan penganggaran.
3. Penanggungjawab organisasi (Board) memutuskan apakah akan merekomendasikan penggantian pengurus dan pelaksana.
4. Stakeholder mengetahui apakah kinerja organisasi memadai atau tidak.
5. Kantor Pajak mengetahui jumlah pembayaran pajak.

Kegiatan mengolah dokumen ekonomi menjadi berita ekonomi itulah yang kemudian dikenal sebagai Akuntansi.



1. Accounting Entity (Organisasi)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi ialah entity (organisasi) tertentu yang harus terang terpisah dari entity (organisasi) yang lain.
2. Going Concern (Kelangsungan hidup)
Dalam menyusun laporan akuntansi harus menganggap bahwa organisasi (entity) akan terus beroperasi di masa-masa akan datang, tidak ada asumsi bubar. Namun untuk organisasi nirlaba, going concern lebih terkait dengan kuatnya administrasi menggalang dana dan mengatur dana aktivitas untuk menjaga kelangsungan usaha, supaya tidak “Habis Donasi maka Organiasasi
Gulung Tikar.”
3. Measurement (Pengukuran)
Akuntansi ialah sebagai pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki organisasi.
4. Time Period (Periode Akuntansi)
Laporan keuangan menyajikan gosip untuk suatu waktu atau suatu periode tertentu.
5. Monetary Unit (Pengukuran dalam bentuk uang)
Transaski organisasi dilaporkan dalam ukuran moneter.
6. Accrual (Akrual)
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
7. Exchange Price (Nilai Tukar)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umunya didasarkan pada harga pertukaran.
8. Approximation (Penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran nilai, harga, umur penyisihan, dan sebagainya.
9. Judgement (Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diharapkan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki akuntan.
10. General Purpose (Tujuan Utama)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus.
11. Interrelated Statement (Keterkaitan antar Laporan)
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas mempunyai korelasi yang sangat bersahabat dan berkaitan satu sama lain.
12. Substance Over Form (Substansi mengungguli bentuk)
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada bukti legalnya.
13. Materiality (Materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat gosip yang dianggap penting, dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikansinya. Batasan nilai yang signifikan.



1. Laporan Historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat isu yang sudah terjadi. Tidak mencatat transaksi yang akan terjadi.
2. Classification (Klasifikasi)
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan manajemen, board, dan pemakai lainnya.
3. Summarization (Ringkasan)
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam organisasi dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai contoh yang sudah mapan dalam akuntansi.
4. Measurement Basis (Dasar Pengukuran)
Dasar pengukuran dalam akuntansi ada bermacam-macam ibarat Cost Market, Locom (lower of cost on market), Realizable Value dan lain-lain.
5. Verifiability (Bisa Dibuktikan)
Setiap isu dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan melalui bukti-bukti yah syah.
6. Conservatism (Kehati-hatian)
Organisasi nirlaba biasanya memiliki kejadian-kejadian yang tidak pasti (uncertainty), dalam keadaan ibarat ini laporan keuangan memilih angka yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan pendapatan yang paling minimal.


Adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik yang diterapkan organisasi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Kebijakan akuntansi dapat dibuat oleh administrasi dengan merujuk pada PSAK. Dengan membuat kebijakan akuntansi sendiri, maka administrasi dapat mengatur hal-hal khusus sesuai dengan aksara dan dinamika organisasi. Namun, jikalau administrasi tidak membuat kebijakan akuntansi maka dapat atau dianggap menggunakan kebijakan akuntansi yang diatur dalam PSAK. Kaprikornus baik organisasi nirlaba maupun organisasi bisnis, penyusunan dan penerapan kebijakan akuntansi hampir tidak berbeda.

Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahawa laporan keuangan menyajikan gosip :
1. Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan.
2. Dapat diandalkan, dengan pengertian :

  • Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan organisasi, 
  • Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya,
  • Netral yakni bebas dari keberpihakan,
  • Mencerminkan kehati-hatian
  • Mencakup semua hal yang material



Dalam akuntansi, sistem pencatatan dan pengklasifikasian transaksi disebut system pembukuan berganda (double entry accounting system). Dinamakan berganda karena setiap transaksi dianalisis lalu dicatat pada dua sisi ialah sisi sebelah kiri (debit) dan sisi sebelah kanan (kredit). Model pencatatan ini dikenal dengan istilah persamaan akuntansi.

Sedangkan untuk mengklasifikasikan pos atau transaksi digunakan suatu skema yang berisi rekening atau perkiraan atau disebut daftar nomor isyarat akun.

Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba ialah PSAK no. 45 perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan perkiraan Laporan Aktivitas.

Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva, Kewajiban, dan Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari Penerimaan dan Biaya.

Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami menyerupai berikut : kedua sisi kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal tersebut karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita
perlu menggaris bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus seimbang, demikian juga hasil akhir/saldonya harus seimbang.



Setelah transaksi dicatat secara harian dan diikhtisarkan pada waktu-waktu tertentu (bulanan), system akuntansi harus menghasilkan gosip akuntansi yang akan didistribusikan kepada para pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi disebut juga laporan keuangan. Komponen laporan keuangan organisasi nirlaba menurut PSAK no. 45 ada 5 (lima) macam yaitu : Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Perubahan Aktiva Bersih, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan Posisi Keuangan
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
1. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo,
2. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan
3. Mengungkapkan gosip mengenai likuiditas aktiva atau ketika jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan manyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu :
1. Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara permanent dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh organisasi, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.

2. Aktiva Bersih Terikat Temporer, pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan supaya sumber daya tersebut dipertahankan hingga dengan periode tertentu atau hingga dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
3. Aktiva Bersih Tidak Terikat, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
4. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanent atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Berikut ilustrasi pola Laporan Posisi Keuangan
?????

Laporan Aktivitas
Tujuan dan focus laporan acara
Laporan acara difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan acara tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.

Perubahan kelompok aktiva bersih
Laporan acara menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, aktiva bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat dalam suatu periode.

Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian
Laporan acara menyajikan pendapatan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali kalau penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, terikat permanent, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.

Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan acara menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lainnya (atau kewajiban) sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali kalau penggunaannya dibatasi.

Informasi Pendapatan dan Beban
Laporan acara menyajikan jumlah pendapartan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, menyerupai beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Informasi dukungan jasa
Laporan acara atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan gosip mengenai beban menurut pembagian terstruktur mengenai fungsional, menyerupai menurut kelompok acara jasa utama dan acara pendukung.

Laporan Arus Kas
Tujuan laporan arus kas
Tujuan utama laporan arus kas ialah menyajikan gosip mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK no. 2 ihwal laporan arus kas dengan aksesori berikut :
1. Aktivitas Pendanaan
a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), dan
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
2. Pengungkapan gosip mengenai acara investasi dan pendanaan nonkas : sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.


Akuntansi terkait dengan penyediaan dan penyampaian berita sebagai bahasa bisnis (Suwardjono, 2010). Agar efektif, maka simbol, ungkapan dan makna dalam berita akuntansi harus disampaikan dengan tepat. Namun jarang sebuah kata dari bahasa tertentu memiliki padanan yang persis sama dalam bahasa berbeda alasannya proses memahami merupakan proses kognitif yang dipengaruhi oleh budaya, bahasa, organisasional dan kontraktual (Belkaoui, 1978; 1989). Evans (2004) menekankan bahwa sulit memisahkan banyak sekali faktor tersebut alasannya saling terkait erat. Menurut Abd-Elsalam dan Weetman (2003), familiarity terhadap sebuah regulasi dan bahasa turut menentukan keberhasilan penerapan International
Accounting Standards (IAS). Kendala bahasa terkait terjemahan IAS dalam bahasa Arab menjadikan banyak sekali penyimpangan dalam pengungkapan kondisi keuangan perusahaan.

Bahkan bahasa yang sama dengan budaya yang berbeda juga menjadikan perbedaan interpretasi terhadap konsep akuntansi tertentu (Bagranoff et al., 1994; Riahi-Belkaoui dan Picur, 1991). Dibutuhkan adanya sumbangan tegas dari institusi hukum dan politik di sebuah negara terhadap kewajiban pengungkapan berita yang layak dalam pelaporan keuangan
(Eichler, 2012).

IFRS, sebagai standar yang bersifat principle-based, membutuhkan professional judgement yang baik dari preparer, auditor dan regulator (ICAS, 2012; Moore, 2009; Hoesada, 2008). Menurut Uyar dan Güngörmüş (2013), kurangnya anutan dan keseragaman interprestasi menjadi tantangan utama dalam konvergensi IFRS.


DiMaggio dan Powell (1983) mengajukan teori sosiologi yang dikenal sebagai institutional theory yang telah banyak diadopsi di bidang akuntansi (Lounsbury, 2008). Aktor, tindakan sosial dan bentuk organisasi bertransformasi mengikuti perkembangan lingkungan institusionalnya. Institusi yaitu tatanan sosial yang memiliki elemen-elemen kognitif, normatif
dan regulatif, dan membentuk aturan mainnya sendiri. Institusi dapat membentuk perkembangan organisasi melalui aktor-aktor organisasional (melalui sosialisasi, pembentukan identitas dan sanksi).

Albu et al. (2013) menyatakan bahwa IFRS harus dikembangkan dalam konteks lokal dengan mengadopsi makna spesifik dalam konteks tersebut (lihat gambar 1). Pemaknaan lokal tersebut merupakan proses yang bersifat politis terkait kekuasaan dan legitimasi. Artinya, konteks lokal terdiri dari aneka macam stakeholders yang memiliki sumber daya, kekuasaan, dan
kepentingannya masing-masing. Mereka berupaya mendapatkan legitimasi dalam kapasitas kekuasaannya masing-masing sehingga mensugesti bagaimana IFRS “diterjemahkan” dan diimplementasikan menjadi praktek lokal-spesifik.

Oliver (1991) menyatakan ada lima tipe respons organisasional terhadap proses institusional, yaitu (mulai dari penerimaan yang bersifat pasif hingga melaksanakan resistensi aktif): patuh, kompromi, penghindaran, perlawanan, dan manipulasi. Patuh yaitu respons organisasional yang mendapatkan dan melaksanakan aturan main secara penuh/apa adanya.

Kompromi yaitu bentuk penerimaan yang lebih rendah disertai dengan negosiasi dengan konstituen eksternal untuk memodifikasi aturan main dan mengakomodasi kepentingan organisasinya. Penghindaran yaitu bentuk resistensi organisasional yang melibatkan taktik-taktik mencari celah untuk keluar dari aturan main institusional yang hendak diterapkan konsituen eksternal. Perlawanan yaitu respons organisasional yang menentang tekanan institusional melalui aktivitas aktif dan terbuka dalam melawan konstituen eksternalnya.

Resistensi yang paling aktif yaitu manipulasi di mana organisasi mengkooptasi konstituen institusionalnya, membentuk aneka macam nilai dan kriteria dan/atau mengendalikan tekanan institusional tersebut.

Albu et al. (2013) menggunakan kerangka ini untuk menjelaskan bagaimana respons dari aneka macam pemain drama dalam menyikapi adopsi IFRS di Romania. Menurut mereka, implementasi IFRS yaitu proses yang kompleks dan memerlukan analisis kekuasaan, kepentingan dan tekanan institusional pada tingkatan organisasi dan lokal/institusional. Dengan mengkaji konteks institusional dan organisasional, mekanisme proses adopsi dan tipe-tipe respons oleh aneka macam organisasi, dapat dijelaskan dalam sebuah konteks lokal.


Secara garis besar, teori akuntansi kritisini mengkritik bagaimana tugas akuntansi didalam masyarakat. Karena menurut para peneliti akuntansi kritis, ketika ini akuntansi hanya memperlihatkan manfaat kepada pihak-pihak yang memiliki modal
(kekayaan) dan kekuatan. Akuntansi juga hanya memperlihatkan isu kepada pihak-pihak tertentu, dimana pihak-pihak ini merupakan pihak-pihak elit (Deegan, 2000).

Menurut Sawarjuwono (2005), critical accounting study yaitu suatu pendekatan ilmu pengetahuan akuntansi yang menitikberatkan tugas insan sebagai pelaku akuntansi dengan cara / mengakomodasi seluruh kebiasaan / kenyataan sosial yang melingkupi dan mensugesti akuntansi itu sendiri. Secara lebih spesifik, studi ini melihat praktik akuntansi sebagai suatu ilmu pengetahuan dalam hubungannya dengan insan pelaku akuntansi (organisasi)dan faktor-faktor
yang memengaruhi akuntansi, misalnya keadaan ekonomi, politik, sosial, budaya, norma-norma, dan segala peraturan yang ada, baik pemerintah maupun organisasi profesi akuntan.


Salah satu sudut pandang critical accounting study yaitu tugas insan dalam memengaruhi proses penciptaan, pemilihan, penetapan, dan pengantian penyempurnaan akuntansi (Sawarjuwono, 2005). Proses ini dapat terjadi bila terdapat suatu interaksi sosial. Oleh alasannya itu, Jurgen Habermas, sosiolog asal Jerman, menjelaskan proses interaksi sosial dalam teori agresi komunikatif (The Theory of Communicative Action).

Dalam teori ini, menurut Habermas, interaksi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu lifeworld dan system mechanism. Lifeworld dapat disederhanakan menjadi acara suatu grup sosial (masyarakat) yang terkoordinasi karena adanya proses harmonisasi, karena adanya kesamaan tujuan, harapan, keinginan, serta tindakan lain yang selaras. Sedangkan interaksi sosial satunya, yaitu system mechanism, terjadi karena adanya pengaruh sistem kehidupan sosisal yang terstruktur dalam masyarakat. Interaksi sosial yang dipengaruhi mekanisme suatu sistem mampu terjadi melalui peraturan, norma-norma so-sial, janji sosial, dan sebagainya.Proses sosial ini masih dipengaruhi pula oleh steering media. Ada dua steering media yang sangat besar lengan berkuasa dalam masyarakat, yaitu media money dan media power.


Akuntansi yaitu seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa berita keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) berita
tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2005).

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 1), sistem berita akuntansi yaitu kumpulan sumber daya, ibarat insan dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi berita yang dikomunikasikan
kepada aneka macam pihak pengambil keputusan. Menurut Wilkinson (2000: 27), sistem berita akuntansi dalam melakukan acara memerlukan elemen yang spesifik yang bervariasi tergantung pada tingkat otomatisasi sistem berita akuntansi
tersebut. Menurut Hall (2001: 10), elemen model umum sistem berita akuntansi meliputi pengguna akhir, sumber data, pengumpulan data, pemrosesan data, administrasi database, penghasil informasi, dan umpan balik.

Auditing yaitu sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan bersikap independen mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara objektif. Kegiatan ini dilakukan dengan pengumpulan dan penilaian atas bukti-bukti berita yang dapat dikuantifikasikan dan terkait pada suatu entitas ekonomi tertentu berkenaan dengan pernyataan mengenai tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi.

Tujuan kegiatan auditing ini yaitu menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta untuk mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pelaksanaan audit yang dilakukan pada perusahaan yang belum menggunakan sistem komputer sebagai alat bantu utama pengolahan data disebut dengan istilah auditing konvensional. Sebaliknya, untuk perusahaan yang unsur utama pengolahan datanya telah menggunakan komputer disebut dengan audit PDE atau EDP audit.


Perkembangan teknologi isu yang pesat menjadikan perubahan yang sangat signifikan terhadap akuntansi. Perkembangan akuntansi berdasar kemajuan teknologi terjadi dalam tiga babak, yaitu masa bercocok tanam, masa industri,
dan masa informasi. Hal ini dinyatakan oleh Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave (Robert, 1992).
Tonggak sejarah akuntansi dimulai semenjak tahun 1494, yaitu ketika Luca Pacioli memperkenalkan sistem doble entry book keeping. Akan tetapi, praktik akuntansi sesungguhnya sudah ada semenjak zaman sebelum itu. Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave menyatakan bahwa pada tahun 8000 SM yang dinyatakan sebagai masa bercocok tanam orang sudah mengenal teknologi, informasi, dan akuntansi.

Pada masa bercocok tanam paradigma terhadap penciptaan kemakmuran dilakukan dengan mengeksploitasi alam. Orang belum mengenal teknik untuk mengubah materi baku menjadi produk. Teknologi pada masa itu masih bersifat fisik sehingga teknologi isu masih tertulis dan dikembangkan untuk membuat catatan akuntansi. Pada masa itu teknologi akuntansi masih sangat sederhana. Karena lingkungan masih sangat statis dan dapat diprediksi dengan mudah, maka sistem single entry book keeping sudah dianggap cukup. Dengan sistem ini orang hanya memerlukan isu mengenai berapa aset dan utangnya pada suatu ketika tertentu. Orang belum berpikir mengenai berapa perubahan kekayaannya dan apa penyebab perubahan tersebut.

Tahun 1650 hingga dengan 1955 dinyatakan oleh Alvin Toffler sebagai masa industri. Era ini dimulai dengan terjadinya revolusi industri, yaitu semenjak ditemukannya mesin-mesin industri. Tenaga kerja insan di dalam pabrik mulai diganti dengan mesin. Kantong-kantong industri mulai bermunculan dan pertukaran dengan uang semakin berkembang.

Pada masa ini teknologi akuntansi dengan single entry book keeping sudah tidak memadai dalam penyediaan isu akuntansi. Orang mulai memerlukan isu mengenai berapa pendapatan yang diperolehnya selama suatu periode tertentu dan berapa perubahan kekayaan yang dimiliki. Pada masa ini sistem doble entry book keeping mulai diperkenalkan oleh Luca Pacioli meskipun bukan ia penemu sistem ini. Karena kebutuhan insan akan isu semakin kompleks, maka sistem doble entry book keeping mengalami perkembangan. Mulai dari teknik pembukuan hingga dengan metode akuntansi yang kompleks menyerupai akuntansi untuk inflasi, dana pensiun, leasing, dan lain-lain (Belkaoui, 2000). Pada masa ini sistem
isu akuntansi di dalam upaya untuk menyediakan informasi, baik kepada pihak ekstern maupun intern masih dilakukan secara manual hanya dengan pinjaman mesin hitung ataupun kalkultor.

Era isu dimulai dengan ditemukannya komputer pada tahun 1955. Pada masa ini teknologi isu sudah menggunakan komputer dan pemrosesan isu menjadi lebih cepat, pemrosesan dan penyimpanan isu menjadi lebih murah, dan tidak banyak memakan daerah dan waktu.

Salah satu bidang akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan TI ialah SIA. Pada dasarnya siklus akuntansi pada SIA berbasis komputer sama dengan SIA berbasis manual, artinya kegiatan yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan tidak bertambah ataupun tidak ada yang dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah abjad dari suatu aktivitas.

Perubahan proses akuntansi akan menghipnotis proses audit alasannya ialah audit merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Praktik auditing bertujuan untuk memperlihatkan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIA. Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka praktik auditing akan terkena imbasnya. Perkembangan TI juga menghipnotis perkembangan proses audit.


Definisi
Laporan keuangan pemerintah kawasan itu sendiri ialah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut. Salah satu pengguna laporan keuangan pemerintah kawasan ialah pemerintah pusat. Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan pemerintah kawasan alasannya ialah pemerintah pusat telah menyerahkan sumber daya keuangan kepada kawasan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

Komponen LKPD
Komponen dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ialah sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi APBD (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan Atas Laporan Keuangan (komite standar akuntasi pemerintah pusat dan daerah).
5. Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di atas, masing-masing kawasan diharuskan memberikan info yang berkaitan dengan keuangan daerah, yaitu laporan keuangan tubuh usaha milik kawasan dan data yang berkaitan dengan kebutuhan dan potensi ekonomi daerah.

Pengguna LKPD
1. Pemerintahan kawasan (internal)
2. Pemerintahan kawasan (eksternal) seperti:
• DPRD
• Badan pengawas keuangan
• Investor, kreditur, dan donator
• Analis ekonomi dan pemerhati pemda
• Pemerintahan provinsi
• Pemerintah pusat
• Masyarakat
• SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD.
• SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melaksanakan proses konsolidasi lapkeu (lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi lapkeu pemda yang terdiri dari Laporan Realisai APBD (LRA), Neraca Pemda, LAK, dan CaLK Pemda).

Sistem akuntansi pemerintah daerah
Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten), kemudian daerah-daerah tersebut memberikan laporannya ke Pemerintah Pusat. Oleh pemerintah pusat dibuatkan menjadi Laporan Konsolidasi yang merupakan Laporan Keuangan Pemerintah RI.
Akuntansi keuangan kawasan ialah suatu sistem info pengidentifikasian, pencatatan, pengklasifikasian, mengikhtisarkan dan mengkomunikasikan aktivitas suatu kawasan berupa pelaporan untuk pengambilan keputusan.

Akuntansi keuangan kawasan terdiri atas:
Akuntansi keuangan pemerintahan Provinsi,
Akuntansi keuangan pemerintahan Kabupaten.
Untuk perlakuan akuntansi keuangan kawasan penyusunannya harus mengikuti PSAP yang telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tanggal 13 juni 2005, yaitu PSAP Nomor 1 hingga dengan Nomor 11, dimana hasil proses akuntansinya adalah:
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan
Tiap-tiap kawasan merupakan satu entitas-entitas yang akan membuat laporan keuangannya dan akan diserahkan ke Pemerintah Pusat. Pemerintah pusat yang juga sebagai suatu entitas akan menggabungkan laporan keuangan daerah-daerah tersebut kemudian membuat laporan keuangan Negara RI yang telah dikonsolidasikan sesuai dengan PSAP Nomor 11.

Akuntansi PPKD ialah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai pemda. Sistem akuntansi PPKD ini meliputi:
1. Akuntansi Pendapatan PPKD
Akuntansi pendapatan PPKD ialah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level pemda menyerupai Dana Perimbangan. Dokumen sumber untuk penjurnalannya ialah Laporan Posisi Kas Harian yang dibuat oleh BUD. Dari Laporan Posisi Kas Harian tersebut, PPKD dapat mengidentifikasi penerimaan kas yang berasal dari dana perimbangan.

2. Akuntansi Belanja PPKD
Akuntansi Belanja PPKD ialah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk belanja bunga, subsidi, hibah, pinjaman sosial, belanja bagi hasil, pinjaman keuangan, dan belanja tidak terduga.

3. Akuntansi Pembiayaan PPKD
Pembiayaan kawasan meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus. Jika APBD mengalami defisit, pemerintah dapat menganggarkan penerimaan- pembiayaan, di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekaya-an kawasan yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.

4. Akuntansi Aset PPKD
Prosedur akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atas pengukuhan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda, misalnya peng- akuan atas Investasi Jangka Panjang dan Dana Cadangan. PPKD akan mencatat transaksi perolehan maupun pelepasan aset ini dalam jurnal umum berdasarkan bukti memorial. Bukti memorial dibuat oleh PPKD sesuai dengan bukti transaksi yang ada

5. Akuntansi Utang PPKD
Seperti halnya aset, utang atau kewajiban pemda muncul sebagai akhir dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda. Prosedur akuntansi utang PPKD merupakan pencatatan atas pengukuhan utang jangka panjang yang muncul dari transaksi penerimaan pembiayaan serta pelunasan/pembayaran utang (pengeluaran pembiayaan).

6. Akuntansi Selain Kas PPKD Prosedur akuntansi selain kas pada PKPD meliputi:
a. Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah dipindahkan ke buku besar
b. Pengakuan aset, utang, dan ekuitas
c. Jurnal terkait transaksi yang bersifat accrual dan prepayment
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah di- lakukan PPKD namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang (prepayment).

Kerangka umum sistem akuntansi pemerintah daerah
1. Satuan kerja menunjukkan dokumen-dokumen sumber (ds) menyerupai surat perintah membayar uang (spmu) dan surat tanda setoran (sts) dari transaksi keuangannya kepada unit keuangan pemerintah daerah.
2. Unit pembukuan dan unit perhitungan melakuan pembukuan bulanan (ds) tersebut dengan menggunakan komputer akuntansi (komputer yang telah disiapkan untuk keperluan akuntansi) termasuk perangkat lunak (software) akuntansi.
3. Dari proses akuntansi tersebut dihasilkan jurnal yang sekaligus diposting ke dalam buku besar dan buku pembantu secara otomatis untuk setiap satuan kerja.
• Bila dokumen di atas telah di verifikasi dan benar maka dilanjutkan dengan proses komputer untuk pembuatan laporan pertanggungjawaban (lpj).
• Lpj dikirimkan kepada kepala kawasan sebagai pertanggungjawaban satuan kerja atas pelaksanaan anggaran, satu copy dikirim kepada satuan kerja yang bersangkutan untuk kebutuhan pertanggungjawaban dan manajemen. Satu copy untuk arsip unit perhitungan.
• Lpj konsolidasi juga harus diberikan kepada kepala kawasan semoga dapat mengetahui keseluruhan realisasi apbd pada suatu periode.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.