Search Result For "metode-fifo-dan-lifo"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts sorted by date for query metode-fifo-dan-lifo. Sort by relevance Show all posts

A.Pengertian Metode Fifo dan Lifo

Metode akuntansi FIFO dan LIFO merupakan sarana pengelolaan persediaan dan problem keuangan perusahaan perusahaan yang berkaitan dengan persediaan barang yang dihasilkan, materi baku, suku cadang, komponen atau saham feed.
FIFO merupakan kependekan dari First in first out atau dalam bahasa Indonesia, Pertama masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual.
LIFO merupakan kependekan dari Last in first out atau dalam bahasa Indonesia, Terakhir masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang terakhir masuk yakni barang yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijua.
 merupakan sarana pengelolaan persediaan dan problem keuangan perusahaan perusahaan yang b Metode Fifo dan Lifo
metode Fifo

1. FIFO
Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan simpulan dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual alasannya pesanan yakni barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali yakni barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang gres dipakai untuk evaluasi laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, semenjak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas dipakai dalam evaluasi persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak secara eksklusif pada pedoman fisik dari barang tersebut alasannya pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang dipakai untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka dipakai harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.
  • Metode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam evaluasi persediaan barang. Harga yang dipakai sebagai dasar dalam menilai persediaan barang sanggup menggunakan harga lama atau harga baru.
  • Pada metode FIFO, persediaan barang yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan pada harga berdasarkan urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk evaluasi pada persediaan barang yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga gres atau harga urutan yang terakhir.
*Perbandingan Metode-metode Persediaan
– FIFO
1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
2. Menghasilkan keuntungan kotor yang tinggi
3. Menghasilkan persediaan simpulan yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan menjadikan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.
– LIFO
1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
2. Menghasilkan keuntungan kotor yang rendah
3. Menghasilkan persediaan simpulan yang rendah
– Biaya rata-rata
Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.
2. LIFO
Metode FIFO yakni membebankan biaya dari pembelian terakhir dan menawarkan biaya yang paling dtua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan Metode LIFO. Karena setiap variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya materi baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti mekanisme yang dipilih secara konsisten.
*Kelebihan :
  1. Mudah menandingakan kos kini dengan pendapatan sekarang
  2. Jika harga naik, harga barang konservatif
  3. laba operasi tidak terkotori oleh untung/rugi fluktuasi harga
  4. Jika harga berfluktuasi , sanggup meratakan keuntungan tahunan.
*Kelemahan :
  1. bertentangan dengan pedoman fisik sesungguhnya
  2. Tidak memperlihatkan potensi jasa yang bahwasanya /kos yang sudah usang.
3. Metode Rata-Rata Tertimbang
  • Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya produksiyang dikeluarkan periode kini dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
  • Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen sesudah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan depar temen berikutnya yang bersangkutan.

3 Metode Penilaian Persediaan yang akan Membantu Meningkatkan Nilai Barang Dagangan Anda




Penilaian Persediaan

Metode penilaian persediaan akan membantu mengidentifikasi dan meng-inventarisir nilai persediaan barang perusahaan.
Apakah Anda pernah berpikir, barang yang ada di gudang jumlahnya banyak namun kenapa nilai persediaan barang perusahaan kecil?
Salah satu penyebabnya karena barang yang ada di gudang tidak semuanya milik perusahaan.
Barang di gudang ada yang statusnya barang titipan (consignment). Sehingga barang itu tidak dimasukkan dalam persediaan perusahaan karena status kepemilikannya masih berada pada pihak lain.
Dan materi tersebut telah saya bahas dalam artikel ini, 4 cara untuk menentukan status kepemilikan persediaan barang. Bila Anda belum membaca, saya sarankan untuk membacanya.
Masih tentang materi persediaan, yuk kita bahas kelanjutan dari materi tersebut tentang penilaian persediaan, sehingga kita akan bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
Apa pengertian penilaian persediaan?
Mengapa perlu dilakukan penilaian?
Apa saja metode penilaian persediaan barang dagang?
Yang dimaksud penilaian persediaan barang adalah menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca.
Persediaan akhir bisa dihitung harga pokoknya dengan menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan akhir, tapi nilai ini tidak selalu nampak dalam neraca.
Jumlah yang dicantumkan dalam neraca tergantung pada metode penilaian yang digunakan.

Ada 3 metode penilaian persediaan menurut PSAK 14 yaitu :

Metode #1. Harga Pokok

Dalam metode ini harga pokok persediaan akhir akan dicantumkan dalam neraca. Metode ini tidak membedakan antara harga pokok persediaan dan nilai persediaan dalam neraca.
Harga pokok persediaan barang dapat ditentukan dengan cara LIFO, FIFO atau rata-rata tertimbang atau yang lainnya dan hasilnya dicantumkan dalam neraca tanpa perubahan.
Cara menghitung harga pokok persediaan secara detail beserta contoh-contohnya bisa dipelajari di artikel ini : 10 cara praktis dan akurat untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP)

Metode #2. Harga Pokok atau Harga Pasar yang lebih rendah

Sesuai dengan prinsip akuntansi yang lain, persediaan barang akan dicantumkan dalam neraca dengan nilai sebesar harga pokoknya.
Tapi dalam keadaan-keadaan tertentu penyimpangan dari prinsip harga pokok dapat dibenarkan.
Apabila pada akhir periode terjadi perubahan harga persediaan barang di mana nilai pengganti atau biaya mereproduksi persediaan bisa lebih rendah dari harga pokok barang-barang tersebut maka dapat digunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah.
Nilai bersih yang dapat direalisasikan merupakan batas maksimum yang diperkenankan untuk mencantumkan persediaan dan di sebut batas atas.
Nilai bersih yang dapat direalisasikan dikurangi laba normal merupakan batas minimum di mana nilai persediaan barang tidak boleh lebih rendah.
Untuk menentukan dengan nilai berapakah persediaan barang akan dicantumkan dalam neraca, pertama kali dibandingkan antara harga pokok dengan harga pasar, dipilih yang lebih rendah.
Baca juga : Jualan Laris, Tapi KAS kosong Kenapa dan Bagaimana Solusi Jitunya?
Jumlah yang lebih rendah tersebut kemudian dibandingkan dengan batas atas dan batas bawahnya.
Bila jumlah yang lebih rendah tersebut masih dalam batas-batas atas dan bawah maka nilai persediaan dalam neraca adalah jumlah yang lebih rendah tersebut.
Tapi bila jumlah yang lebih rendah tersebut di luar batas atas atau di bawah batas bawah, maka persediaan akan dinilai dengan batas atas atau batas bawah.
Sebagai contoh penggunaan metode di atas adalah sebagai berikut :
Biaya penjualan barang X per unit = Rp. 400
Laba normal per unit = Rp. 300
Apabila taksiran harga jual, harga pokok dan harga pasar (harga pokok pengganti) dalam beberapa keadaan seperti tabel di bawah ini, maka harga pasar yang lebih rendah ditentukan dengan cara sebagai berikut :
penentuan harga pasar yang lebih rendah
Keterangan :
1. Harga pasar yang dipilih adalah batas atas (Rp. 2.100) karena harga pokok pengganti (Rp 2.200) lebih tinggi dari batas atas.
Bila harga pasar yang dipilih ini (Rp 2.100) dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp. 2.050
2. Harga pokok pengganti (Rp 1.950) masih dalam batas atas dan batas bawah, sehingga harga pokok pengganti ini (Rp. 1.950) dipilih sebagai harga pasar.
Bila harga pasar yang dipilih ini (Rp 1.950) dibandingkan dengan harga pokok (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp 1.950.
3. Harga pokok pengganti (Rp. 1.750) lebih rendah dari batas bawah (Rp. 1.800) sehingga batas bawah (Rp. 1.800) dipilih sebagai harga pasar.
Bila harga pasar yang dipilih ini (Rp. 1.800) kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp. 1.800.
4. Harga pokok pengganti (Rp. 2.000) lebih tinggi dari batas (Rp 1.950) sehingga yang dipilih adalah batas atas (Rp 1.950).
Bila harga pasar yang dipilih ini kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.950.
5. Harga pokok pengganti (Rp 1.850) masih berada di antara batas bawah dan batas atas, sehingga harga pokok pengganti ini yang dipilih (Rp 1.850).
Bila harga pasar yang dipilih ini dibandingkan harga pokoknya ( Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.850.
6. Harga pokok pengganti (Rp 1.600) lebih rendah dari batas bawah (Rp 1.650) sehingga yang dipilih adalah batas bawah.
Bila harga pasar yang dipilih ini dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 2.050) maka dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.650.

Cara Penerapan Metode Harga Pokok atau Harga Pasar yang Lebih Rendah

Metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah bisa diterapkan kepada masing-masing jenis persediaan, masing-masing kelompok persediaan atau kepada jumlah keseluruhan persediaan.
Di bawah ini adalah contoh penerapan untuk ketiga cara di atas. Misalnya toko MyCom Computer Retail mempunyai persediaan barang pada tanggal 31 Desember 2015 dengan harga pokok dan harga pasar sebagai berikut :
penerapan metode harga pokok yang lebih rendah v1

Baca juga : Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Akun Persediaan Barang

Apabila metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah diterapkan kepada :
• Masing-masing jenis persediaan barang, maka nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 25.500.000.
• Kelompok-kelompok persediaan barang, maka nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 26.500.000
• Keseluruhan persediaan barang, maka nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 26.700.000
Dari perhitungan di atas bisa dilihat bahwa penerapan untuk masing-masing jenis persediaan akan menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan cara penerapan yang lain.
Sedangkan penerapan untuk masing-masing kelompok atau keseluruhan persediaan menghasilkan nilai yang mendekati keadaan, karena penurunan harga salah satu jenis barang akan diimbangi dengan kenaikan harga barang yang lain.
Masing-masing cara di atas dapat digunakan untuk menilai persediaan barang dengan batasan hendaknya diterapkan secara konsisten setiap periode.
Baca juga : Siklus Akuntansi LENGKAP dari A sampai Z

Metode #3. Harga Jual

Penyimpanan dari prinsip harga pokok untuk penilaian persediaan yaitu dengan mencantumkan persediaan dengan harga jual bersihnya dapat diterima asalkan dipenuhi syarat-syarat:
1. Ada kepastian bahwa barang-barang itu akan dapat segera dijual dengan harga yang telah ditetapkan.
2. Merupakan produk standar, yang pasarnya mampu menampung serta sulit untuk menentukan harga pokoknya.
Penyimpangan dengan penilaian sebesar harga jual biasanya dilakukan untuk produk dari tambang logam mulia (emas dan perak) dan hasil-hasil pertanian atau peternakan.
Apabila persediaan dicantumkan dalam neraca sebesar harga jual bersihanya maka metode penilaian yang digunakakan hendaknya dijelaskan dalam neraca.
Bagaimana dengan penilaian persediaan barang dagangan di gudang Anda?

Perbandingan Metode FIFO, LIFO, dan Biaya Rata-rata dalam Sistem Periodik serta Step by Step Cara Menghitungnya

Penilaian Persediaan - Sistem Periodik
Bagaimana metode penilaian persediaan? yuk belajar bareng ya…
Setiap mobil memiliki nomer seri yang unik, sehingga sebuah diler mobil dapat menghitung biaya unit yang terjual melalui metode identifikasi spesifik.
Metode ini bisa juga digunakan untuk toko perhiasan dan galeri seni.
Namun, untuk banyak perusahaan, unit yang identik tidak dapat dikenali secara terpisah, sehingga suatu asumsi arus biaya perlu dibuat.
Unit mana saja yang telah dijual dan unit mana saja yang masih berada dalam persediaan harus diasumsikan dengan menggunakan metode penilaian persediaan FIFO (firs-in, first-out), LIFO (last-in, first-out), atau metode biaya rata-rata.
Saat sistem persediaan periodik digunakan, maka hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan.
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan (HPP).
Pada akhir periode akuntansi, perhitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya persediaan dan HPP.
(Baca juga : Inilah 10 Cara Praktis dan Akurat untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP-Tutorial Step-By-Step)

01. Metode Penilaian Persediaan FIFO

Sebagai ilustrasi mengenai metode penilaian persediaan FIFO dalam sistem persediaan periodik, kita akan memberikan contoh ayat jurnal persediaan awal dan pembelian barang pada bulan Januari 2018 berikut ini :
metode penilaian persediaan fifo
Perhitungan fisik pada tanggal 31 Januari 2018 terdapat sisa persediaan sebanyak 150 unit.
Dengan menggunakan metode FIFO, biaya sisa persediaan pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling akhir.
Biaya 150 unit dalam persediaan akhir pada tanggal 31 Januari 2018 dihitung sebagai berikut :
metode penilaian persediaan lifo - perhitungan biaya
Mengurangkan biaya persediaan per 31 Januari 2018 sebesar Rp 3.250.000 dari biaya barang tersedia untuk dijual sebesar Rp 5.880.000 akan menghasilkan harga pokok penjualan sebesar Rp 2.630.000.
Sebagaimana ditunjukkan seperti berikut ini :
metode penilaian persediaan lifo - contoh perhitungan
Persediaan akhir 31 Januari 2018 sebesar Rp 3.250.000 berasal dari biaya perolehan paling kahir. HPP sebesar Rp 2.630.000 berasal dari biaya persediaan awal dan biaya paling awal.
Dan untuk menggambarkan hubungan antara harga pokok penjualan (HPP) untuk bulan Januari 2018 dan persediaan akhir per 31 Januari 2018, saya sajikan sebuah gambar.
Perhatikan gambar ilustrasi berikut ini:
metode penilaian persediaan fifo

Penggunaan Metode Penilaian Persediaan FIFO

Ketika metode penilaian persediaan FIFO digunakan selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, biaya unit yang lebih awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling akhir, seperti ditunjukkan dalam contoh di atas.
Oleh karena itu metode FIFO akan menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi.
Akan tetapi, persediaan perlu diganti dengan harga yang lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh HPP (harga pokok penjualan).
Kenyataannya, neraca akan melaporkan persediaan akhir pada nilai yang kurang lebih sama dengan biaya penggantian atau biaya untuk membeli barang persediaan sejenis saat ini.
Ketika tingkat inflasi mencapai dua digit, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1970 an di Amerika Serikat, laba kotor yang tinggi yang dihasilkan dari penggunaan metode FIFO sering disebut laba persediaan atau laba ilusi.
Sebaliknya, selama periode deflasi atau penurunan harga-harga secara umum, pengaruhnya adalah kebalikannya.
( Baca juga : Cara Sederhana dan Mudah Membuat Laporan Arus Kas Perusahaan Jasa (Update) 

02. Metode Penilaian Persediaan LIFO

Saat metode penilaian persediaan LIFO digunakan, sisa biaya persediaan pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal.
Berdasarkan data seperti yang sama dengan contoh metode FIFO, biaya 150 unit dalam persediaan akhir per 31 Januari 2018 dihitung sebagai berikut :
metode penilaian persediaan lifo
Mengurangkan biaya persediaan per 31 Januari 2018 sebesar Rp 3.050.000 dari biaya barang tersedia untuk dijual sebesar Rp 5.880.000 akan menghasilkan harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 2.830.000
Perhatikan seperti ditunjukkan berikut ini :
metode penilaian persediaan - contoh perhitungan
Persediaan akhir per 31 Januari 2018 sebesar Rp 3.050.000 berasal dari biaya perolehan paling awal.
HPP (harga pokok penjualan) sebesar Rp 2.830.000 berasal dari biaya persediaan paling akhir.
Hubungan harga pokok penjualan untuk bulan Januari 2018 dan persediaan akhir per 31 Januari 2018 bisa dilihat pada gambar ilustrasi berikut ini :
metode penilaian persediaan - hpp

Penggunaan Metode Penilaian Persediaan LIFO

Saat metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga hasilnya adalah kebalikan dengan dua metode yang lain.
Seperti ditunjukkan dalam contoh di atas, metode LIFO akan menghasilkan jumlah yang lebih tinggi untuk HPP (Harga Pokok Penjualan).
Dan jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor dan jumlah yang lebih rendah untuk persediaan akhir, dibandingkan dengan metode yang lain.
Alasan pengaruh ini adalah biaya peroehan unit yang paling akhir kurang lebih sama dengan biaya penggantiannya.
Dalam periode inflasi, biaya unit yang lebih baru akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga unit yang lebih awal.
Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa metode LIFO nyaris berhasil membandingkan biaya saat ini dengan pendapataan saat ini (matching current costs against current revenues).
Selama periode kenaikan harga-harga, metode LIFO menawarkan penghematan dalam pajak penghasilan.
Karena melaporkan jumlah laba bersih yang lebih rendah dibandingkan metode FIFO dan biaya rata-rata.
Pada saat inflasi dua digit tahun 1970-an di AS, banyak perusahaan beralih dari metode FIFO menjadi LIFO untuk menghemat pembayaran pajak.
Tapi, persediaan akhir dalam neraca bisa berbeda dari biaya penggantian saat ini.
Dalam kasus seperti ini, Laporan Keuangan biasanya memasukkan catatan yang menyebutkan selisih yang diperkirakan antara persediaan LIFO dan persediaan FIFO.
Dan perlu disadari bahwa pada saat deflasi, atau secara umum terjadi penurunan harga-harga, maka pengaruhnya sebaliknya.
( Baca juga : Cara Menghitung HPP Usaha Jus Buah (Tutorial + Case Study) 

03. Metode Penilaian Persediaan Biaya Rata-rata

Metode biaya rata-rata disebut juga dengan metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average method).
Ketika metode ini digunakan biaya dipadankan terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata biaya unit yang terjual.
Biaya unit rata-rata tertimbang yang sama digunakan dalam menghitung biaya persediaan pada akhir periode.
Untuk perusahaan yang memiliki barang penjualan yang terdiri dari berbagai pembelian unit yang identik, penerapan metode biaya rata-rata hampir menyerupai arus fisik barang.
Biaya unit rata-rata tertimbang dihitung dengan membagi jumlah biaya unit setiap barang yang tersedia untuk dijual selama periode tertentu dengan jumlah unit barang terkait.
Dengan menggunakan data biaya yang sama dengan contoh metode FIFO dan LIFO, biaya rata-rata 280 unit adalah sebesar Rp 21.000, dan biaya 150 unit dalam persediaan akhir, dihitung sebagai berikut :
Biaya unit rata-rata : Rp 5. 880.000 /280 unit = Rp 21.000
Persediaan 31 Januari 2018, 150 unit dengan biaya Rp 21.000 per unit = Rp 3.150.000
Mengurangi biaya persediaan per 31 Januari 2018 sebesar Rp 3.150.000  dari biaya barang tersedia untuk dijual sebesar Rp 5.880.000 akan menghasilkan harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 2.730.000, seperti ditunjukkan berikut ini :
metode penilaian persediaan - perhitungan nilai

Penggunaan Metode Penilaian Persediaan Biaya Rata – rata

Metode biaya rata-rata adalah hasil kompromi antara metode FIFO dan LIFO. Pengaruh kecenderungan harga diambil rata-ratanya dalam menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dan persediaan akhir.
Untuk serangkaian pembeliaan, biaya rata-rata akan tetap sama, tanpa memperhatikan arah kecenderungan harga.
Sebagai contoh, urutan biaya unit yang secara keseluruhan dibalik dengan biaya unit seperti disajikan dalam contoh di atas, tidak akan berpengaruh terhadap harga pokok penjualan (HPP), laba kotor atau persediaan akhir yang dilaporkan.
Untuk me-refresh kembali, sekarang ada satu contoh lagi perhitungan biaya persediaan.
Perhatikan Contoh soal berikut ini:
Unit suatu barang yang tersedia untuk dijual selama tahun berjalan adalah sebagai berikut :
metode penilaian persediaan-perhitungan
Terdapat 16 unit barang dalam penghitungan fisik persediaan per 31 Desember. Menggunakan sistem periodik dalam menentukan persediaan.
Hitunglah biaya persediaan menggunakan : 1) metode FIFO, 2) Metode LIFO, dan 3) Metode biaya rata-rata.
Jawaban :
#1. Metode FIFO
= 16 unit X Rp 62.000 = Rp 992.000
#2. Metode LIFO
= (6 unit X Rp 50.000) + (10 unit X Rp. 55.000)
= Rp 850.000
#3. Metode Biaya Rata-rata
= Rp 2.310.000 / 40 = Rp 57.750
= 16 unit X Rp. 57.750 = Rp 924.000 

04. Kesimpulan

Dari pembahasan ketiga metode di atas, arus biaya yang berbeda diasumsikan untuk masing-masing dari tiga metode alternatif biaya persediaan.
Perhatikan bahwa jika biaya unit tetap stabil, seluruh metode akan mendapatkan hasil yang sama.
Akan tetapi karena harga berubah-ubah, tiga metode tersebut biasanya akan menghasilkan jumlah yang berbeda untuk :
  • Harga pokok penjualan (HPP) untuk periode berjalan
  • Laba kotor dan laba bersih untuk periode tersebut
  • Persediaan akhir
Dengan menggunakan contoh, misalnya penjualan sebesar Rp 3.900.000, hasil dari perhitungan 130 unit x Rp 30.000, penggalan laporan laba rugi berikut ini menunjukkan pengaruh setiap metode saat harga naik.
(Baca juga : 2 Cara Simpel Menghitung Laba Pembangunan Perumahan (Case Study)
Perhatikan laporan laba rugi sebagian di atas, metode FIFO menghasilkan jumlah paling rendah untuk HPP (Harga Pokok Penjualan)
Dan jumlah paling tinggi untuk laba kotor dan laba bersih dan juga persediaan akhir.
Di satu sisi, metode penilaian persediaan LIFO menghasilkan jumlah paling tinggi untuk HPP (harga pokok penjualan).
Dan jumlah paling rendah untuk laba kotor dan laba bersih, dan juga persediaan akhir.
Metode penilaian persediaan biaya rata-rata menghasilkan jumlah di antara yang dihasilkan FIFO dan LIFO.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.