Mengintip Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Produsen Beras Maknyuss dan Ayam Jago
PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan pada tahun 1992 oleh 3 orang yaitu Joko Mogoginta, Budhi Istanto dan Priyo Hadisutanto dengan produk utama bihun kering dan mie kering.
Tahun 2003, Perseroan tercatat sebagai perusahaan terbuka (Tbk) di Bursa Efek Indonesia ( IDX ), melalui proses backdoor listing yaitu mengakuisisi PT Asia Inti Selera dan melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan kode perdagangan saham AISA.
Perseroan berubah nama menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF).
Masuk ke bidang usaha beras pada tahun 2010 dengan mengakuisisi PT Dunia Pangan yang bergerak di bidang perdagangan beras dan mengakuisisi perusahaan penggilingan beras modern pertama di Indonesia PT Jatisari Srirejeki.
Dilanjutkan serangkaian akuisisi tahun-tahun berikutnya.
Pada 2011, ekspansi usaha berlanjut dengan diakusisinya pabrik penggilingan padi dan beberapa merek beras premium dari PT Alam Makmur Sembada yang berubah nama menjadi PT Indo Beras Unggul (IBU).
Masih di tahun 2011 TPSF mengakuisisi snack merek “Taro” beserta fasilitas produksinya dari PT Unilever Indonesia Tbk.
Dan pada tahun 2014, TPSF meresmikan pabrik beras di Jawa Tengah dengan total kapasitas produksi sebesar 480.000 ton.
Bagaimana kinerja keuangan PT TPSF Tbk tahun 2016?
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Tbk
Yukk kita lihat data laporan keuangan perusahaan dan catatan atas laporan keuangan konsolidasianPT TPSF Tbk untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 berikut ini :
(Sumber : Laporan Keuangan perusahaan tbk yang telah diaudit oleh Amir Abadi Yusuf, Aryanto, Mawar & Rekan )
Rincian penjualan berdasarkan kelompok produk utama adalah sebagai berikut:
Membaca laporan keuangan perusahaan tbk yang telah diaudit di atas, PT TPSF Tbk tahun 2016, sukses membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 8,90% atau Rp 534,79 miliar menjadi Rp 6.545,68 miliar dibandingkan pada 2015 sebesar Rp 6.010,90 miliar.
Pertumbuhan penjualan tersebut disebabkan oleh peningkatan penjualan TPS Food sebesar 29,96% dan penjualan TPS Rice sebesar 1,28%.
Kontribusi TPS Rice dan TPS Food Terhadap Penjualan
Dari 4 segmen produk PT TPSF Tbk, kontribusi yang diberikan oleh TPS Rice terhadap penjualan konsolidasian adalah sebagai berikut :
= Penjualan segmen pengolahan beras / Penjualan Konsolidasian
= 4.011.176 / 6.545.680 = 61,28%
Dari perhitungan di atas TPS Rice memberikan kontribusi terbesar terhadap penjualan konsolidasi yaitu sebesar 61,28% atau Rp 4.011 miliar.
Sedangkan kontribusi yang diberikan oleh TPS Food adalah sebagai berikut :
= Penjualan segmen produksi makanan / Penjualan Konsolidasian
= 2.497.599 / 6.545.680 = 38,16%
Jadi TPS Food memberikan kontribusi sebesar 38,16% terhadap penjualan konsolidasi pada 2016 atau 2.497 miliar.
Kontribusi TPS Rice dan TPS Food Terhadap Laba Perusahaan
Dengan Pencapaian penjualan sebesar Rp 6.545,68 miliar tersebut, PT TPSF Tbk berhasil mencatatkan laba usaha senilai Rp 1.281,74 miliar, meningkat 73,34% dari Rp 739,43 miliar pada tahun sebelumnya.
Kontribusi laba usaha TPS Food terhadap laba usaha PT TPSF Tbk adalah sebagai berikut :
= Laba Usaha segmen Produksi Makanan / Laba Usaha Konsolidasian
= 486.824 / 1.281.744 = 37,98%
Dari perhitungan di atas, kontribusi laba usaha TPS Food terhadap laba usaha PT TPSF Tbk sebesar 37,98% atau 486,82 miliar.
Sementara itu kontribusi laba usaha TPS Rice terhadap laba usaha PT TPSF Tbk adalah sebagai berikut :
= Laba Usaha segmen Pengolahan Beras / Laba Usaha Konsolidasian
= 666.310 / 1.281.744 = 51,98%
Sedangkan kontribusi laba usaha TPS Rice terhadap laba usaha PT TPSF Tbk sebesar 51,98% atau 666,31 miliar.
Pencapaian-pencapaian tersebut juga didukung oleh adanya peningkatan penjualan branded packed rice yang kontribusinya mencapai 30% dari total penjualan TPS Rice tahun 2016.
TPS Food yang memproduksi basic food dan consumer food berhasil membukukan total penjualan sebesar Rp 2.497,60 miliar, meningkat 29,96% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1.921,82 miliar.
Kontribusi penjualan basic food dan consumer food masing-masing sebesar 42,17% dan 57,83% terhadap total penjualan TPS Food.
Rasio Keuangan
Untuk melakukan analisa laporan keuangan perusahaan tbk dan yang belum Tbk, digunakan rasio-rasio keuangan, antara lain : 1) Rasio Likuiditas, 2) Rasio Solvabilitas, 3) Rasio Profitabilitas, 4) Rasio Pasar.
( Baca juga : Download Form Laporan Keuangan, Maka Pekerjaan Anda akan Makin Mang-asikan dan Menenangkan )
Data-data rasio keuanga PT TPSF Tbk adalah sebagai berikut :
Penjelasan tentang data laporan keuangan perusahaan di atas adalah sebagai berikut :
#Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
Ada 3 jenis rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas, yaitu :
#1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio atau rasio lancar adalah Rasio lancar menggambarkan bagaimana perusahaan menjamin liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki.
Rasio lancar PT TPSF Tbk pada 2016 tercatat sebesar 2,38 kali dari 1,62 kali pada 2015.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk melunasi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancarnya.
Baca artikel tentang laporan neraca : Laporan Neraca Perusahaan : Pengertian, Isi, dan Contoh Analisisnya
#2. Rasio Cepat (Quick Ratio )
Rasio Cepat PT TPSF Tbk pada 2016 tercatat sebesar 1,55 kali. Ini menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang sangat baik dalam untuk melunasi utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki.
#3. Rasio Kas ( Cash Ratio )
Rasio kas merupakan perbandingan antara kas dan aktiva lancar dengan utang lancar.
Rasio kas PT TPSF Tbk tercatat sebesar 0,12 kali, namun jika Deposito Berjangka dengan jatuh tempo 6 bulan sebesar Rp 405,40 miliar yang diklasifikasikan ke Aset Keuangan Lancar Lainnya diperhitungkan, maka Rasio Kas menjadi sebesar 0,28 kali.
#Rasio Solvabilitas
Rasio interest coverage tahun 2016 dan 2015 masing-masing sebesar 3,3 kali dan 3,04 kali.
Terkait dengan pendanaan, pertumbuhan yang berasal dari hutang cenderung wajar dengan Debt to Asset Ratio pada 2016 sebesar 0,47 kali. Sementara Net Interest Bearing Debt to Equity Perseroan pada 2016 sebesar 0,85 kali.
#Rasio Profitabilitas
Marjin Laba Kotor ( Gross Profit Margin )
Nilai Marjin Laba Kotor (GPM) PT TPSF Tbk pada 2016 sebesar 25,72% . Naik dari tahun 2015 yang berada pada posisi 21,19% .
Hal ini berarti jumlah laba kotor sebesar 25,72% dari volume penjualan yang mencerminkan keadaan operasional perusahaan semakin baik.
Marjin Laba Usaha ( Operating Income Margin )
Nilai Marjin Laba Usaha (Operating Income Margin) PT TPSF Tbk pada 2016 sebesar 19,58%. Naik bila dibandingkan tahun 2015 yang nilainya sebesar 12,30%.
Hal ini mencerminkan operasi PT TPSF Tbk semakin baik.
Marjin Laba Bersih ( Net Profit Margin )
Nilai Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) PT TPSF Tbk pada tahun 2016 sebesar 9,07% naik dari posisi 5,38% pada 2015.
Kenaikan nilai marjin laba bersih tersebut karena kenaikan secara bertahap pada laba bersih dan total pendapatan perusahaan sehingga berdampak pada rasio net profit margin yang juga naik.
Ini menunjukkan pendapatan bersih yang diperoleh PT TPSF Tbk karena penjualan yang semakin meningkat.
Laba Bersih Terhadap Ekuitas ( Net Profit to Equity )
Nilai Laba Bersih terhadap Ekuitas ( Net Profit to Equity ) yang semakin meningkat mencerminkan pengelolaan ekuitasnya semakin baik.
Nilai Laba Bersih terhadap Ekuitas PT TPSF Tbk pada 2016 sebesar 16,87%, mengalami peningkatan dari posisi 9,42% pada tahun 2015.
Ini mencerminkan perusahaan memiliki kemampuan yang semakin baik dalam mengelola ekuitasnya.
Laba Bersih Terhadap Jumlah Aset ( Net Profit to Total Asset )
Nilai Laba Bersih terhadap Jumlah Aset ( Net Profit to Total Asset) PT TPSF Tbk pada 2016 sebesar 7,77%, naik dari tahun 2015 yang nilainya sebesar 4,12%.
Ini mencerminkan bahwa penghasilan bersih yang di peroleh PT TPSF Tbk adalah 7,77% dari total aktiva.
Kenaikan nilai Laba Bersih terhadap Jumlah Aset ini disebabkan oleh peningkatan net profit perusahaan yang diikuti dengan peningkatan pada total aset yang dimiliki PT TPSF Tbk.
Untuk mengetahui definisi dan rumus perhitungan Net Profit to Total Asset , Net Profit to Equity, Net Profit Margin, Operating Income Margin, dan Gross Profit Margin bisa dipelajari di : Inilah Kinerja Keuangan PT Gudang Garam Tbk dan Telkom
#Rasio Pasar
Laba bersih per saham atau earning per share dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun buku.
Pada 2016, laba per saham dasar tercatat sebesar Rp 184,39 yang meningkat 83,49% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 100,49.
Hal ini karena laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 83,49%.
Peningkatan tersebut menandakan bahwa kesejahteraan pemegang saham PT TPSF Tbk semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Selain itu, ini juga menggambarkan manajemen perusahaan mampu memberikan kepuasan pemegang saham dengan memberikan tingkat pengembalian yang semakin naik.
Peningkatan laba perusahaan terhadap setiap lembar saham dapat menjadi daya tarik para investor untuk memiliki saham PT TPS Food Tbk.
Demikian artikel tentang mengintip Laporan Keuangan Perusahaan Tbk, PT TPS Food, produsen beras MAKNYUSS dan AYAM JAGO.
Bagaimana menurut Anda?
Post a Comment
Post a Comment