Begini Cara Membuat Jurnal Akuntansi yang Benar, Simpel, Cepat dan Akurat
Membuat jurnal akuntansi baik jurnal umum maupun jurnal khusus merupakan salah satu proses dalam siklus Akuntansi.
Sebuah proses yang dimulai dari bukti-bukti transaksi, selanjutnya menjadikan bukti-bukti transaksi tersebut sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
Dari buku jurnal kemudian proses berlanjut dengan menyusun buku besar, neraca saldo, kertas kerja akhir periode hingga menjadi laporan keuangan lengkap: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Modal (Ekuitas)
Dan diakhir periode melengkapi dengan proses penyesuaian dengan menggunakan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup untuk mempersiapkan aktivitas periode berikutnya.
Proses tersebut dikenal sebagai Siklus Akuntansi.
Dan pada artikel ini, saya akan membahas cara membuat dan contoh jurnal akuntansi lengkap step by step.
Artikel ini kami tulis tujuan awal untuk menjawab pertanyaan yang sangat menarik dari pembaca setia blog manajemen keuangan ini.
Penanya adalah seorang mahasiswi akuntansi sebuah perguruan tinggi di Surabaya, dan pertanyaannya adalah seperti ini:
Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian yang belum dibayar, sedangkan barangnya sudah dimasukkan persediaan?, tolong dibantu ya Pak, karena nanti sore harus sudah dikumpulkan
Bila kita mau mengamati dan ‘sedikit’ berpikir, transaksi tersebut sebenarnya biasa dan pencatatannya tidak sulit. Apalagi bagi yang kuliah di Akuntansi.
Namun pada kenyataannya, banyak lulusan akuntansi, ketika pertama kali terjun di dunia pekerjaan masih gagap menghadapinya.
Wajar, baru pertama kali, yang ndak wajar kalau sudah bekerja bertahun-tahun, ndak bisa menganalisis dan menjurnal suatu transaksi keuangan
Dan hal seperti itu tidak sepenuhnya salah, sebagaimana hasil tes yang diadakan oleh Andersen Consulting terhadap banyak profesional.
Hasil dari tes tersebut adalah 90% dari mereka memberikan jawaban yang salah atas pertanyaan-pertanyaan sangat sederhana, yang anak TK pun bisa menjawabnya.
Nggak apa-apa, orang dewasa kan memang banyak urusan yang dipikirkan
Kembali ke pertanyaan di atas, sebelum menjawab pertanyaan di atas, yuk kita belajar kembali cara membuat jurnal akuntansi yang simpel, nggak pakai ribet, cepat dan yang paling penting hasilnya akurat.
Khusus untuk yang belum tahu saja, untuk yang sudah mahir, lewati saja, atau kalau ingin me-refres lagi juga tak apalah
Konsep Dasar Jurnal Akuntansi
Minimal ada 2 (dua) konsep dasar yang harus dipahami agar bisa membuat jurnal akuntansi dengan benar, yaitu:
Konsep #1. Menguasai konsep dasar Laporan Keuangan
Ada 2 (dua) elemen pokok laporan keuangan yaitu: Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.
Sedangkan Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menunjukkan pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu.
Neraca
Perhatikan format Neraca berikut ini:
Dari format atau bentuk Neraca seperti di atas, perhatikan, ternyata ada 3 (tiga) elemen utama yang menyusun sebuah neraca, yaitu : Aktiva, Utang, dan Modal.
Bentuk susunan dari neraca mengacu pada persamaan akuntansi seperti berikut ini :
Aktiva = Utang + Modal
Penjelasan sederhana dari persamaan tersebut adalah aktiva merupakan investasi di dalam perusahaan, sedangkan Utang dan Modal merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.
Contoh aktiva: kas, persediaan barang, piutang dagang dan surat-surat berharga. Contoh utang ; utang dagang, utang wesel, utang biaya, taksiran utang pajak.
Sedangkan contoh yang termasuk modal antara lain : modal disetor dan laba ditahan.
Kondisi persamaan tersebut akan terus seimbang.
Kita bisa melihat dari contoh bentuk neraca di atas, jumlah aktiva 40 dan jumlah hutang ditambah modal juga 40, seimbang kan? kalau tidak seimbang, itu bukan neraca.
Perhatikan dan Pahami filosofi ini, nggak usah dihafalkan
Sehingga ketika ada sebuah transaksi akuntansi, kita bisa menganalisa dan menggolongkan transaksi tersebut masuk ke elemen apa : aktiva, utang, atau modal.
Laporan Laba Rugi
Perhatikan format Laporan Laba Rugi berikut ini:
Dari format di atas, ada 2 (dua) elemen pokok dalam Laporan Laba Rugi, yaitu: Pendapatan dan Pengeluaran atau biaya-biaya.
Pendapatan bisa berasal dari penjualan jasa maupun produk, sedangkan biaya seperti biaya administrasi, biaya sewa dan lain-lain.
Selisih antara pendapatan dengan pengeluaran merupakan jumlah laba atau rugi perusahaan.
Sebagaimana nampak dari contoh format laporan laba rugi di atas, selisih antara pendapatan dengan beban usaha adalah sebesar Rp. 3.300.514 (laba).
Konsep #2. Menguasai dan memahami Prosedur Pencatatan Jurnal.
Bila konsep #1 sudah dikuasai dan dipahami maka akan lebih mudah untuk menguasai dan memahami prosedur pencatatan jurnal.
Konsep ini merupakan prosedur untuk menganalisa sebuah transaksi dikategorikan di sisi KREDIT atau di DEBET.
Sekali lagi saya perhatikan “TIDAK PERLU DIHAFALKAN SEMUA”, namun “DIPAHAMI FILOSOFINYA”.
Secara umum prosedur pencatatan jurnal adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa ada 3 elemen utama Neraca, yaitu Aktiva, Utang dan Modal.
Dari gambar di atas, artinya adalah jika nilai AKTIVA bertambah, maka catat di sisi DEBIT, sebaliknya bila nilai aktiva berkurang maka dicatat di sisi KREDIT.
Pada elemen UTANG, jika nilai utang bertambah, maka catat di sisi KREDIT, sebaliknya bila nilai utang berkurang maka catat di sisi DEBIT.
Dan pada elemen MODAL, jika nilai modal bertambah, maka catat di sisi KREDIT, sebaliknya bila nilai Modal berkurang maka catat di sisi DEBIT.
Untuk Laporan Laba Rugi ada 2 elemen utama yaitu Pendapatan dan Biaya.
Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bila nilai Biaya bertambah, maka catat di sisi DEBIT, sedangkan bila nilai biaya berkurang maka catat di sisi KREDIT.
Pada elemen PENDAPATAN, bila nilanya berkurang maka catat di sisi DEBIT, sedangkan bila nilai pendapatan bertambah catat di sisi KREDIT.
Agar lebih mudah dipahami lagi, berikut ini saya buatkan ringkasannya :
Keterangan :
Dari tabel di atas ada dua elemen yang diberi tanda khusus, yaitu AKTIVA / ASET untuk NERACA dan elemen BIAYA untuk Laporan Laba Rugi.
Hafalkan dan pahami dua elemen itu saja! Sedangkan yang lain kebalikannya. Perhatikan dan dipahami ya.
Bila nilai AKTIVA bertambah maka catat di sisi DEBIT, dan bila nilanya berkurang catat di sisi KREDIT.
Bila nilai BIAYA bertambah maka catat di sisi DEBIT, dan bila nilai BIAYA berkurang catat di sisi KREDIT.
Pencatatan elemen yang lain merupakan kebalikan dari kedua elemen tersebut.
Dan agar lebih jelas lagi, yuk kita terapkan untuk menjawab pertanyan dari pembaca blog ini dengan langkah demi langkahya sebagai berikut:
#1. Lakukan Identifikasi terhadap transaksi tersebut.
Transaksi itu masuk dalam jenis Laporan Keuangan dan elemen apa?
Pembelian barang dagang akan menambah persediaan barang. Sedangkan pembelian itu belum dibayar, berarti akan menambah utang usaha.
Jadi ada 2 (dua) akun yang terlibat dalam transaksi tersebut, yaitu persediaan barang dan utang usaha.
Kedua elemen tersebut yaitu persediaan barang dan utang usaha masuk dalam NERACA.
#2. Buat Jurnal Akuntansi-nya
Persediaan barang BERTAMBAH, maka catat di sisi DEBIT (lihat tabel ringkasan).
Utang usaha BERTAMBAH, maka catat di sisi KREDIT (lihat tabel ringkasan).
Perhatikan cara mencatat jurnalnya adalah sebagai berikut :
Tidak sulit kan? Dan sebaiknya tidak dibuat sulit
Dan bila ingin belajar lebih dalam tentang jurnal, langsung saja pelajari jurnal penyesuaian lengkap dari konsep hingga contoh riil, cobalah…
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan mengenai tutorial cara cepat dan efisien untuk membuat jurnal akuntansi yang benar, mudah, simpel, dan akurat.
Jadi untuk membuat laporan keuangan yang benar dan akurat, setiap orang bisa. Apapun latar belakang dan tingkat pendidikan anda.
Termasuk ada peserta kursus dan training yang saya selenggarakan berasal dari farmasi.
so….. enjoy aja ya, tak perlu lah dipikirkan terlalu serius
Dengan logika-logika sederhana, sebuah transaksi yang sulit bisa dibuat simpel dalam sebuah jurnal akuntansi.
Dan berdasarkan pengalaman penulis, melalui cara ini kita bisa belajar dengan cepat dan tingkat akurasi 99%.
Bagaimana menurut Anda?
Post a Comment
Post a Comment