Articles by "Manajemen Keuangan"

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New
Showing posts with label Manajemen Keuangan. Show all posts


Perhitungan Penciptaan Nilai


Tujuan utama dalam sebuah perusahaan ialah menciptakan uang dan keuntungan pada masa sekarang dan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila sebuah perusahaan tidak bisa untuk menghasilkan economic profit maka keberadaannya akan dipertanyakan. Perusahaan dengan keuntungan yang kecil tidak akan menarik bagi para investor yang mencari keuntungan yang besar. Oleh alasannya ialah itu pihak administrasi yang mengutamakan kepuasan pihak investor seharusnya melaksanakan administrasi biaya dan penciptaan nilai pada tingkatan profitabilitas tertentu. Hal ini menimbulkan adanya suatu kebutuhan untuk melaksanakan perbaikan dan penciptaan nilai.

Perkembangan dalam dunia ekonomi telah menciptakan cara gres dalam mengukur kinerja dari sebuah perusahaan. Salah satu cara yang kini sering dibicarakan ialah Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan oleh G. Bannet Steward dan Stern Steward (1989). Metode ini ialah penilaian kinerja suatu perusahaan dengan mempertimbangkan ekspektasi dari shareholder. Metode ini memiliki fokus pada biaya modal dan penciptaan nilai bagi shareholder. EVA membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan. Nilai nyata EVA menyampaikan bahwa perusahaan telah menciptakan nilai lebih bagi para shareholder. Sebaliknya nilai yang negatif mengindikasikan bahwa tidak dapat dipenuhi cita-cita shareholder oleh pihak perusahaan.

Konsep dasar dari EVA yaitu mengenai pentingnya perhitungan biaya modal atau capital cost dalam suatu perusahaan dapat dihubungkan dengan konsep biaya. Pada dasarnya ialah bahwa dengan perhitungan adanya biaya modal maka dapat dilakukan perhitungan nilai yang diciptakan. Konsep ini dapat menjadi sebuah alternatif administrasi biaya yang dapat sekaligus memperhitungkan penciptaan nilai pada tingkatan profitabilitas tertentu.


Pengukuran Nilai Dengan Menggunakan Arus Kas.

Pengukuran Nilai
Pengukuran  nilai  perlu  dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan.  Hal  ini  dilakukan  agar terciptanya  kesejahteraan  bagi  para stockholder  dan  stakeholders  (pekerja, pemerintah,  konsumen,  suplier  dan masyarakat umum) (Velez & Dean, 2001 : 5).

Arus Kas
Laporan arus kas merupakan yang menyajikan info wacana jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut acara operasi, invests, dan pendanaan (PSAK No.2, revisi 2009, paragraf 10).

Tujuan pelaporan arus kas ialah meberikan info mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan (SAP,lampiran V,paragraph 2).
Laporan arus kas dapat dijadikan sebagai sumber info bagi para penggunanya dalam membuat suatu keputusan ekonomi. Seperti yang dinyatakan DSAK-IAI, paragraph 21 bahwa Informasi arus kas suatu entitas berkhasiat bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Jadi, info wacana arus kas dapat dimanfaatkan sebagai :
1.             Informasi arus kas berkhasiat sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berkhasiat untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
2.             Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
3.             Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas menawarkan info yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas (cash receipts) dan pengeluaran kas (cash disbursements) berdasarkan aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut acara ini akan menawarkan info yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh acara tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Baik arus masuk (inflows) maupun arus keluar (outflows ) kas yang dimasukkan dalam setiap kategori acara tersebut (Henry Simamora, 2000).

Dalam PSAK No.2, paragraf 49 (1995:2,4), dinyatakan bahwa Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan. Karakteristik transaksi dan kejadian lain dari setiap jenis aktifitas-aktifitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.             Aktifitas Operasi
Dalam PSAK No.2 dijelaskan bahwa arus kas dari kegiatan operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktifitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Kegiatan ini melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih dalam laporan laba rugi.

Adapun arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasi mencakup antara lain :
a.              Arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya.
b.             Arus kas yang keluar untuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran kepada karyawan, bunga yang dibayarkan atas hutang perusahaan, pembayaran pajak, dan pengeluaran operasi lainnya.

2.             Aktivitas Investasi
Menurut PSAK No. 2, arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Adapun arus kas masuk dan keluar dari kegiatan ini antara lain meliputi :
a.              Arus kas masuk berasal dari penjualan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang, penjualan saham atau instrument keuangan perusahaan lain dan penagihan uang pokok pinjaman yang diberikan perusahaan.
b.             Arus kas keluar untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan, perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain, pertolongan pinjaman pada pihak lain.

3.             Aktivitas Pendanaan
Arus kas yang berasal dari aktifitas ini merupakan arus kas yang menimbulkan perubahan dalam struktur modal atau pinjaman perusahaan. Arus kas merupakan kegiatan menerima dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar ialah pembayaran kepada pemilik dan kreditor.
Arus kas masuk dan keluar dari kegiatan ini meliputi, antara lain :
a.              Arus kas masuk dari penjualan saham atau instrument modal lainnya, dan penerbitan obligasi, wesel, hipotek, serta pinjaman lainnya.
b.             Arus kas keluar untuk pembayaran deviden, pembelian saham perusahaan, pelunasan pokok pinjaman, dan pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan.

Menurut Smith dan Skousen (1992), penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-sumber data di atas meliputi empat langkah pokok :
1.             Menentukan perubahan dalam kas.
2.             Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3.             Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4.             Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

Dalam PSAK No.2, revisi 2009, paragraf 10 menyatakan bahwa Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikasi menurut acara operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam paragraf selanjutnya dijelaskan pula bahwa entitas menyajikan arus kas dari acara operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut acara menawarkan info yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh acara tersebut tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi korelasi di antara ketiga acara tersebut.

Kesimpulan Secara Keseluruhan :
Pengukuran nilai perusahaan dengan menggunakan info arus kas sangat diperlukan oleh banyak pihak, menyerupai investor dan kreditor. Karena manfaat data arus kas dapat memprediksi kegagalan, menaksir risiko sebagai prediksi pertolongan pinjaman, penilaian perusahaan, serta dapat menawarkan info pelengkap bagi pasar modal. Untuk dapat mengetahui nilai perusahaan atau kondisi perusahaan, para investor dan kreditur harus melaksanakan analisis terhadap laporan keuangan, khususnya pada laporan arus kas yang dapat dijadikan sebagai sumber info bagi para penggunanya dalam membuat suatu keputusan ekonomi

Nilai dari investasi ialah penjumlahan seluruh arus kas yang telah didiskonto (net present value). Prinsip tersebut diterapkan untuk menilai kelayakan sebuah proyek baru.
1. Jika proyek gres tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada yang dipersyaratkan oleh penyedia modal (kreditor dan pemegang saham) maka proyek tersebut apabila dilaksanakan akan meningkatkan nilai perusahaan yang hasilnya akan meningkatkan kekayaan pemegang saham.
2. Proyek yang net present value (selisih antara arus kas di masa depan yang didiskontokan dikurang dengan nilai investasi awal) positif akan meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan = nilai sekarang dari free cashflow dari kegiatan operasi + nilai aset non operating.

Shareholder Value from Operations and Total Shareholder Value
Shareholder value from operations = nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi - total utang.



Analisis Nilai Pemegang Saham.

Analisis nilai pemegang saham dalam hal ini dapat dilihat dari adanya investor yang melaksanakan review terhadap kinerja suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi (Sri Rahayu, 2010). Melalui rasio – rasio keuangan dapat dilihat keberhasilan administrasi perusahaan mengelola asset dan modal untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi maka yang akan dilihat pertama kali yaitu kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan laba. Semakin baik kinerja perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan sendirinya akan dapat menjadi sinyal aktual bagi investor dalam melaksanakan investasi.


Alfred Rappaport telah membuatkan Rappaport shareholder value analysis yang mengasumsikan perubahan yang relatif damai dalam beberapa elemen arus kas dari satu tahun ke tahun berikutnya alasannya yaitu elemen-elemen tersebut terkait dengan tingkat penjualan.

Dalam mengestimasi arus kas di masa depan, Rappaport mengasumsikan tingkat pertumbuhan penjualan yang konstan adalah:
1. Marjin laba operasi yang konstan.
2. Keuntungan dalam model ini yaitu keuntungan sebelum beban bunga dan pajak.
3. Tarif pajak yaitu persentase dari laba operasi dan diasumsikan kontan.
4. Aset tetap dan modal kerja nilainya terkait dengan kenaikan pada penjualan.

Contoh: Jika penjualan tahun ini sebesar $1.000.000 dan diperlukan akan bertumbuh sebesar 12% per tahun, marjin laba operasi sebesar 9%, tarif pajak 31%, kenaikan pada aset tetap yaitu 14% dari perubahan penjualan, dan kenaikan modal kerja sebesar 10% dari kenaikan penjualan maka arus kas tahun depan adalah:
Penjualan tahun depan
Penjualan tahun ini x (1 + pertumbuhan) = 1.000.000 x 1,12 = 1.120.000"
Laba operasi
Penjualan x marjin laba operasi = 1.120.000 x 0,09 = 100.800
Pajak
Laba operasi x tarif pajak = 100.800 x 0,31Kenaikan pada aset tetap

Kenaikan Pada Aset Tetap
Kenaikan penjualan x kenaikan aset tetap = 120.000 x 0,14 = 16.800
Kenaikan pada modal kerja
Kenaikan penjualan x kenaikan modal kerja = 120.000 x 0,1 = 12.000
Operating free cash flow                                                             40.752


Laba Ekonomi.

Fisher (1912) dan Bedford (1965) menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang umum dibicarakan dan digunakan dalam ekonomi. Konsep laba tersebut adalah :
1.             Physic income, yang menyampaikan konsumsi barang/jasa yang dapat memnuhi kepuasan dan impian individu.
2.             Real income, yang menyampaikan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
3.             Money income, yang menyampaikan kenaikan nilai moneter sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost of living)

Disisi lain, akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba akuntansi (accounting income) secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Belkaoui (1993) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut :
1.             Laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual terutama yang berasal dari penjualan barang/jasa.
2.             Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
3.             Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus perihal definisi, pengukuran dan pengesahan pendapatan.
4.             Laba akuntansi memerlukan pengukuran perihal biaya (expenses) dalam bentuk cost historis.
5.             Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.


Economic Value Added (EVA).

Sejarah EVA
Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Model EVA menyampaikan parameter yang cukup objektif karena berangkat dari konsep biaya modal (cost of capital) yakni mengurangi laba dengan beban biaya modal, dimana beban biaya modal ini mencerminkan tingkat resiko perusahaan. Beban biaya modal  ini juga mencerminkan tingkat kompensasi atau return yang dibutuhkan ivestor atas sejumlah investasi yang ditanamkan di perusahaan. Hasil perhitungan EVA yang positif merefleksikan tingkat  return  yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. 

Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI yaitu metode administrasi keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan bisa memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal,2001).


Definisi EVA
Ada beberapa pengertian EVA menurut beberapa mahir yaitu sebagai berikut, menurut Utomo (1999:36), EVA yaitu nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu.

Glen Arnold juga berpendapat bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added  dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh akhirnya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax  atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital).

Prinsip EVA
Prinsip EVA menyampaikan sistem pengukuran yang baik dalam menilai kinerja dan prestasi  keuangan administrasi perusahaan karena EVA berafiliasi pribadi dengan nilai pasar suatu perusahaan.

Peningkatan EVA dan penciptaan nilai dapat terjadi dikala suatu perusahaan dapat mencapai yang berikut (Young & O’Bryne, 2001: 62) :
a.              Meningkatnya pengembalian atas modal yang ada. Jika NOPAT meningkat
sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap maka EVA akan
meningkat.
b.             Pertumbuhan yang menguntungkan, nilai diciptakan dikala pertumbuhan
NOPAT melebihi WACC.
c.              Pelepasan dari aktiva yang memusnahkan nilai. Jika pengurangan modal lebih mengganti kerugian dengan peningkatan perbedaan NOPAT dan WACC, EVA meningkat.
d.             Periode lebih panjang dimana dibutuhkan NOPAT lebih tinggi dibandingkan WACC.
e.              Pengurangan biaya modal.

Tujuan EVA
Abdullah (2003 : 142), berpendapat bahwa tujuan penerapan metode EVA dibutuhkan akan menerima hasil perhitungan nilai ekonomis perusahaan yang lebih realistis. Hal ini disebabkan oleh EVA dihitung berdasarkan perhitungan  biaya modal (cost of capital) yang menggunakan nilai pasar berdasarkan kreditur terutama pemegang saham dan bukan menggunakan nilai buku yang bersifat historis. Perhitungan EVA juga dibutuhkan mendukung penyajian laporan keuangan yang akan mempermudah pengguna laporan keuangan menyerupai investor, kreditur, karyawan, pemerintah, pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan lainnya.

Manfaat EVA
Manfaat yang diperoleh dalam penerapan model EVA bagi suatu perusahaan yaitu :
a.              Penerapan model EVA sangat bermanfaat sebagai alat ukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja yaitu penciptaan nilai (value creation).
b.             Penilaian kinerja keuangan dengan menerapkan model EVA menjadikan perhatian administrasi sesuai dengan kepentingan pemegang saham.  Dengan EVA para manajer akan bertindak menyerupai halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang dapat memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahan dapat dimaksimalkan.
c.              EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan  struktur modalnya.
d.             EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang
memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modalnya. 

Kegiatan atau proyek yang menyampaikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian sebaiknya diambil, begitu juga sebaliknya.

Tunggal (2001) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain :
a.              EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat bangun sendiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend).
b.             Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.

Metode Perhitungan EVA
Ada beberapa pendekatan yang dapat  digunakan untuk mengukur EVA. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri, secara matematis EVA dapat ditentukan sebagai berikut (Brigham & Houston : 2006) :
EVA = NOPAT – (ie x E)
di mana :
NOPAT  = Net Operating Profit After Taxes
ie              = Opportunity cost of equity

Namun, manakala dalam struktur perusahaan terdiri dari hutang dan modal sendiri, secara matematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – (WACC x TA)
di mana :
NOPAT  = Net Operating Profit After Taxes
WACC   = Weighted Average Cost of Capital
TA          = Total Asset (Total Modal)


Berdasarkan rumus diatas maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan administrasi dalam mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA, antara lain:
a.       Menghitung biaya modal
b.      Menghitung besarnya struktur permodalan/pendanaan
c.       Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
d.      Menghitung nilai EVA
Ukuran Kinerja
Hasil penilaian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan ukuran EVA dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
·         Nilai EVA>0 atau EVA bernilai positif
Pada posisi ini berarti administrasi perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomi bagi perusahaan.
·         Nilai EVA = 0
Pada posisi ini berarti administrasi perusahaan berada pada posisi titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi
·         Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif
Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaa, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi keinginan para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).

Keunggulan dan Kelemahan EVA
Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan yaitu dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah: 
a.              EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungan beban sebagai konsekuensi investasi.
b.             Konsep EVA yaitu alat perusahaan dalam mengukur keinginan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan keinginan para penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.
c.              Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara berdikari tanpa memerlukan data pembanding menyerupai standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.
d.             Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pertolongan bonus pada karyawan terutama pada divisi yang menyampaikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts.
e.              Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu materi pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Selain aneka macam keunggulan, konsep EVA juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan- kelemahan tersebut antara lain (Iramani : 2005) :
a.              EVA hanya mengukur hasil final (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu .
b.             EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.


Salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan atau divisi yaitu Economic Value Added (EVA). EVA yaitu laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal (cost of Capital) tahunan. Jika EVA lebih besar dari nol berarti perusahaan telah menciptakan nilai atau kekayaan untuk pemegang saham, sebaliknya jikalau EVA negatif perusahaan merusak nilai perusahaan.

Berikut yaitu Formula EVA:
Laba operasi x (1 - tarif pajak) - (Weighted Average Cost of Capital x (total aset - liabilitas lancar)

Contoh:
Berikut ini yaitu data-data untuk menghitung EVA PT EFG untuk tahun 2012.
Laba operasi
Total Aset
Liabilitas Lancar
WACC
Tarif Pajak
Rp 150 milyar
Rp 1 trilyun
Rp 200 milyar
12%
25%

EVA= Laba operasi x(1-tarif pajak)-(Weighted Average Cost Of Capital x(total aset-liabilitas lancar)
EVA = 150 milyar x(1-25%) - (12% x(Rp 1 trilyun - 200 milyar)
EVA = Rp 16.5 milyar.

EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol sehingga perusahaan bisa menciptakan kekayaan untuk pemegang sahamnya.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.