Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New

Author’s Notes :

Artikel ini bukan artikel yang akan menunjukkan apa itu difinisi rekonsiliasi bank, maupun kajian teorinya. Melainkan akan memberitahukan cara melaksanakan rekonsiliasi bank selangkah demi
selangkah.

Artikel ini didedikasikan untuk mereka yang belum tahu bagaimana melaksanakan rekonsiliasi bank (seorang book keeper, atau staff accounting lainnya yang bertugas melaksanakan pencatatan dan mengurusi transaksi yang terkait dengan kas bank, untuk mempermudah ilustrasi selanjutnya kita sebut “book keeper” saja), sebagai tips semoga mampu melaksanakan REKONSILIASI BANK DENGAN CEPAT DAN EFEKTIF.

Sebelum masuk ke langkah-langkahnya, perlu dipahami kebijaksanaan dasarnya terlebih dahulu, yang selanjutnya menuju ke step by step proses rekonsiliasi, tampil dalam bentuk pertanyaan dan jawaban.

[-Pertanyaan-]

Mengapa rekonsiliasi ?.

[-Jawaban-]

Karena pihak internal perusahaan (manajemen) perlu mendapat keyakinan, bahwa :

(a). Perusahaan telah melaksanakan pencatatan yang benar (sesuai dengan kedaan sesungguhnya) untuk setiap dana keluar maupun yang masuk, yang tercermin di dalam buku catatan kas bank (selanjutnya kita sebut “Check Register”).

(b). Bank telah melaksanakan transaksi atas uang perusahaan sesuai dengan perintah perusahaan, telah mencatat dan menunjukkan pengesahan yang sesuai, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk print-out rekening koran (selanjutnya kita sebut “Bank Statement”).

[-Pertanyaan-]

Bagaimana administrasi memperoleh keyakinan yang dimaksudkan diatas ?.

[-Jawaban-]

Kesesuain check register dengan bank statement. Adanya penjelasan yang memedai mengenai perbedaan-perbedaan (jika ada).

[-Pertanyaan-]

Mengapa ada perbedaan ?.

[-Jawaban-]

Ada 5 kemungkinan penyebab :

1. Mungkin book keeper perusahaan salah melaksanakan pencatatan atau pengesahan (disengaja atau tidak).

2. Mungkin Bank salah melaksanakan pencatatan atau pengesahan (disengaja atau tidak).

3. Mungkin perusahaan menetapkan “saat pengakuan” yang berbeda dengan bank.

4. Mungkin ada pengeluaran/pemasukan yang karena tidak diketahui, perusahaan tidak melaksanakan pencatatan atas pengeluaran/pemasukan tersebut.

5. Mungkin karena ganjal an tertentu bank menolak pencairan check perusahaan ( selanjutnya kita sebut “Void Check”


[-Pertanyaan-]

Bagaimana bila ada perbedaan ? Apakah itu salah ?.

[-Jawaban-]

Perlu dijelaskan mengapa berbeda.

[-Pertanyaan-]

Bagaimana menjelaskannya ?

[-Jawaban-]

REKONSILIASI BANK !

[-Pertanyaan-]

Caranya ?. darimana memulainya ?

[-Jawaban-]

Mulai dari perbedaan yang paling kentara

Kenali dan biasakanlah diri terhadap biaya-biaya yang dikenakan oleh bank terhadap perusahaan, yang dilakukan oleh bank dengan cara melaksanakan pemotongan eksklusif (debit langsung) terhadap saldo bank tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Kenali juga pendapatan-pendapatan jasa yang diberikan oleh bank dengan cara menambahkan (mengkredit) pendapatan tersebut ke saldo perusahaan tanpa memberi tahukan terlebih dahulu.

Masukkan jurnal adaptasi atas biaya-biaya dan pendapatan tersebut :

Biaya Admin Bank [Debit : Biaya Bank - Credit : Kas Bank-A]
Bea Meterai [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank-A]
Pendapatan Bunga [Debit : Kas Bank – Credit : Pendapatan Bunga Bank]
Pajak [ Debit : Pajak Atas Bunga Bank – Credit : Kas Bank]
Biaya Transfer [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank]
Jasa penerimaan transfer [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank]
Biaya kliring [Debit : Biaya Bank – Credit : Kas Bank]

Pastikan semua biaya-biaya kecil tersebut telah disesuaikan, tanpa ada yang ketinggalan

[-Notes-]

Jika perusahaan menggunakan accounting software, update general ledger !. karena bila belum updated, adjustment belum nampak.

[-Next-]

Transaksi lain yang biasanya dibukukan oleh bank tetapi tidak belum dicatat oleh perusahaan yaitu pembayaran-pembayaran yang menggunakan auto-debit , yang biasanya recurring transaction yang telah diset oleh perusahaan dari sebelumnya, hanya saja nilai dan tanggal pen-debit-annya belum diketahui.

Pada Bank Statement biasanya muncul diantara tanggal 5 – 15.

Masukkan transaksi-transaksi tersebut ke account yang sesuai. Jika menggunakan accounting software, input dengan manual check entry. Lalu update !

Jika sudah…..
Saat ini seharusnya saldo check register (catatan perusahaan) sudah mendekati saldo di bank statement…..

Bandingkan antara saldo check register dengan saldo bank statement !

Jika belum sama….(kemungkinan besar belum sama)

[-NEXT-]

Perhatikan Bank Statement, pusatkan perhatian pada transaksi pada awal-awal bulan………Biasanya akan ditemukan nomor-nomor check keluar yang muncul, tetapi tidak ada di catatan perusahaan di bulan yang sama. Dan juga akan ditemukan uang masuk tetapi tidak ada di catatan perusahaan.


[-Pertanyaan-]

Darimana datangnya check-check tersebut ?


[-Jawaban-]

Bukalah rekonsiliasi bank pada bulan lalu……transaksi di akhir-akhir bulan.
Check-check keluar tersebut mampu ditemukan di dalam kelompok “CHECK DALAM PERJALANAN”, dan uang-uang masuk tersebut ada dalam kelompok “DEPOSIT DALAM PERJALANAN”.


[-Pertanyaan-]

Apa yang harus dilakukan atas check keluar dan uang masuk tersebut ?. Apa perlu di sesuaikan ? di jurnal ?.


[-Jawaban-]

Tidak.

Tak ada yang perlu dilakukan. Biarkan saja.

Ok… sebelum bertanya lagi……

[-NEXT-]

Sekarang ambil bonggol check bulan ini….

Perhatikan bonggol check di akhir-akhir bulan, antara tanggal 20 – 31, lalu bandingkan dengan Bank Statement….

Akan ditemukan beberapa check yang sudah disobek dan sudah dicatat di dalam check register (buku perusahaan) akan tetapi tidak ditemukan di bank statement. Kelompokkan check-check tersebut, berilah nama “CHECK DALAM PERJALANAN”, lalu jumlahkan. Sebut hasil penjumlahan tersebut sebagai “TOTAL CHECK DALAM PERJALANAN

Juga perhatikan catatan uang masuk yang ada di simpulan jawaban bulan. Mungkin akan ditemukan catatan uang masuk, akan tetapi tidak ditemukan pada Bank Statement. Jika ada, kelompokkan uang masuk tersebut dan beri nama “DEPOSIT DALAM PERJALANAN”, lalu jumlahkan. Sebut penjumlahan tersebut sebagai “TOTAL DEPOSIT DALAM PERJALANAN”.


[-NEXT-]


[SALDO DI CATATAN PERUSAHAAN [-dikurangi-] TOTAL DEPOSIT DALAM PERJALANAN [-ditambah-] TOTAL CHECK DALAM PERJALAN

Bandingkan dengan :

[-SALDO BANK STATEMENT-]

Sekarang seharusnya sudah sama


[-Pertanyaan-]

Bagaimana bila tidak sama ?. Kenapa tidak sama ?


[-Jawaban-]

Ada 2 kemungkinan penyebabnya :

Mungkin ada check yang bernomor sama tetapi nilainya berbeda antara yang dicatat oleh perusahaan dengan yang dicatat oleh bank.

ATAU

Mungkin ada satu atau beberapa check yang tidak atau lupa dicatat oleh perusahaan

[-Pertanyaan-]

Apa yang harus dilakukan ?.


[-Jawaban-]

Bandingkan antara catatan dengan bonggol check :

Jika ada salah satu check/lebih yang tidak sama nilainya antara yang dicatatan dengan yang dibonggol check ATAU ada satu/lebih check yang lupa tidak dicatat.

[-NEXT-]

Buat laporan ke Financial Controller (atau atasan yang berwenang), minta persetujuan untuk melaksanakan adjustment. Sertakan bukti-bukti transaksi atas check yang nilainya berbeda atau lupa dicatat.

Jika catatan sama persis dengan bonggol check, maka hubungilah pihak bank, minta penjelasan mengenai “mengapa berbeda”. Jika Bank telah mengakui kesalahan ada dipencatatan bank, maka mintalah supaya bank statement di revisi dan dikirimkan revisinya kepada perusahaan.

CATATAN PENTING :

Jika kasus pertama yang terjadi, jangan panik. Jangan lari dari masalah. DON’T SKIP but DEAL WITH IT :)

Jangan khawatir, sepanjang itu tidak disengaja. Ambil lah sebagai pelajaran yang berarti, semoga tidak terulang lagi di periode berikutnya. Jikapun anda harus mendapatkan “Surat Teguran”, terimalah itu sebagai realita kerja, semoga mampu lebih cermat dalam bekerja, dan mampu lebih berprestasi lagi.
Bagi yang ingin lebih advance lagi dalam REKONSILIASI BANK, mungkin tertarik untuk membaca posting saya selanjutnya :
REKONSILIASI BANK - Serie 2 [Intermediate: Untuk Perusahaan yang Menggunakan 2 mata uang berbeda].
dan;
REKONSILIASI BANK - Serie 3 [Advance: IN VIEW OF FINANCIAL CONTROLLER]
Akan dibahas bertahap di sini. Silahkan bookmark blog ini dengan meng-klik tombol bookmark dibawah


Pelaporan Keuangan Syariah

Pelaporan keuangan akuntansi syariah tidak hanya berorientasi pada maksimasi laba, akan tetapi membawa pesan budpekerti dalam menstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak. Dalam pengambilan keputusan laporan  keuangan bertujuan menyediakan gosip yang bermanfaat bagi pihak-pihak  yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional.

Tujuan laporan keuangan ialah menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, Laporan keuangan ialah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum ialah menawarkan gosip perihal posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) administrasi atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan gosip mengenai entitas syariah yang meliputi ; asset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, arus kas, dana zakat dan dana kebajikan.

Author’s Notes


Artikel ini sengaja disisipkan berseling diantara seri Rekonsiliasi Bank, supaya sebelum masuk ke Rekonsiliasi Bank Serie-2 (2 mata uang), pembaca sudah mendapat pemahaman yang cukup mengenai konversi mata uang dan penerapanya akuntansinya .


Metode Konversi Mata Uang Asing

Ada empat pendekatan dasar yang relevan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang abnormal ke dalam mata uang domistik (Rupiah) atau sebaliknya, yaitu :

Metode lancar-Tak lancar (current-non current)
Menjabarkan akun-akun lancar (Current Account) pada kurs sekarang, serta akun-akun tidak lancar (non-current account) pada kurs historis (historical currency).
Dalam metode ini, Aktiva tetap, Modal dan Laba Ditahan (Retained Earning) dijabarkan dengan menggunakan kurs historis atau kurs pada tanggal transaksinya. Sedangkan Kas, Piutang, dan Persediaan dijabarkan atau dijabarkan dengan menggunakan kurs pada dikala laporan dibuat.

Metode Moneter-Non moneter
Mengkonversikan aktiva dan kewajiban MONETER pada KURS SEKARANG (current exchange rate), sedangkan aktiva dan kewajiban NON-MONETER diubah dengan menggunakan KURS HISTORIS (historical exchange rate).

Metode Temporal
Mengkonversikan Aktiva dan kewajiban yang dinilai pada HARGA MASA LALU (historical value), SEKARANG (current value) dan MASA DEPAN (future value) sedemiakian rupa sehingga mereka mampu dinilai dengan prinsip akuntansi yang sama.
Misal : Kas, utang dan piutang, aktiva dan kewajiban yang dinilai pada harga masa lalu dijabarkan kedalam kurs historis. And… vice versa…..

Metode Kurs Sekarang
Menjabarkan seluruh aktiva dan kewajiban pada kurs sekarang. Semua account dikonversikan dengan menggunakan rate pada dikala laporan dibuat.


Ketentuan PSAK No. 10 (Transaksi mata uang abnormal selain kontrak berjangka)

Untuk transaksi mata uang abnormal selain kontrak berjangka maka :

1). Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinail dan dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang melaksanakan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
2). Pada setiap tanggal neraca, saldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melaksanakan pencatatan harus diubahsuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
3). Post aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang abnormal dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
4). Post non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi.
5). Post non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang abnormal harus dilporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada dikala nilai tersebut ditentukan.


Model-model Penggunaan Multi Kurs, Alur dan Laba-Ruginya.

Ada banyak varian modelnya, akan tetapi pada dasarnya hanya ada 4 model varian yang significantly berbeda :

Model-1

Seluruh atau sebagian uang masuknya dalam mata uang abnormal , sedangkan segala pengeluaran mempergunakan mata uang lokal (Rupiah) murni. Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangannya (yang biasa disebut FIS = Financial Information System) menggunakan mata uang lokal juga.

Perusahaan yang menggunakan model ini biasanya typically perusahaan-perusahaan lokal yang beroreintasi export atau perusahaan lokal yang pasarnya berada di luar negeri dan revenue diperoleh dalam mata uang asing.

Siklus perubahan mata uangnya (e.i : mata uang asingnya ialah USD) :

Revenue (USD) masuk ke rekening USD -->> di transfer ke rekening IDR (dengan konversi pada nilai tukar tertentu) -->> dari rekening IDR di tarik dalam bentuk cash (pindah ke petty cash untuk kemudian dikeluarkan) atau dalam bentuk check atau di transfer ke rekening vendor dalam bentuk rupiah juga à dicatat ke dalam FIS dalam mata uang Rupiah juga (tidak mengalami perubahan).

Bentuk singkatnya : USD -->> IDR (satu kali konversi)

Author’s view :

Kemungkinan laba-rugi atas Kurs (Currency Gain/Lost) hanya timbul apabila terjadi penjualan kredit dan menerapkan accrual bases accounting.
Misalnya :
Dikirimkan barang dagangan dengan nilai invoice USD 10.00, rate pada dikala itu 1 USD = Rp 9000,-
-->> Dicatat :
[Debit] : Piutang Dagang = Rp 90,000,-
[Credit] : Penjualan = Rp 90,000,-

Sebulankemudian pembayaran diterima sebesar USD 10.00, sedangkan rate pada dikala itu 1 USD = Rp 9100,-
-->> Dicatat :
[Debit] : Kas = Rp 91,000,-
[Credit] : Piutang = Rp 90,000,-
[Credit] : Laba kurs = Rp 1,000,-


Model-2

Seluruh atau sebagian uang masuknya dalam mata uang asing, sedangkan pengelurannya menggunakan mata uang campuran (misalnya : USD dan Rupiah), dicatat dalam bentuk mata uang lokal murni (Rupiah).

Model ini mampu jadi dipakai oleh perusahaan-perusahaan yang sama menyerupai pada model-1.

Siklus Perubahan mata uangnya (Misalnya : mata uang asingnya ialah USD) :

Pendapatan (USD) masuk ke rekening USD -->> di transfer seluruhnya atau sebagian ke rekening IDR -->> pengeluaran (pembayaran) dalam bentuk IDR atau USD -->> pengeluaran di catat ke dalam pembukuan yang menggunakan mata uang IDR.

Bentuk singkatnya : USD -->> IDR à USD -->> IDR (2 kali konversi)

Author’s view :


Kemungkinan laba-rugi atas Kurs (Currency Gain/Lost) disamping terjadi jawaban penjualan kredit juga sangat mungkin terjadi pada dikala dilakukan pembayaran kepada vendor yang menjual barangnya dengan nilai USD tetapi meminta pembayaran di transfer ke rekening IDR mereka.


Model-3

Seluruh atau sebagian uang masuknya menggunakan mata uang abnormal sedangkan segala pengeluaran menggunakan mata uang lokal (Rupiah) akan tetapi FIS –nya menggunakan mata uang abnormal (USD, EURO, DM, AUD, Yen, or else).

Model ini biasanya diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbentuk representative (BUT) atau perusahaan-perusahaan yang memiliki parent company di luar negeri.

Siklus perubahan mata uangnya :

Dana masuk ke rekening USD dalam bentuk USD tentunya -->> di transfer ke rekening IDR dengan mengkonversikan USD ke bentuk Rupiah (dengan rate tertentu) -->> ditarik cash atau diterbitkan check/BG Rupiah -->> disbursement à dicatat ke dalam FIS dalam bentuk USD dengan mengkonversikan nilai transaksi Rupiah ke USD.

Bentuk singkatnya : USD -->> IDR -->> USD (mengalami 2 kali konversi)

Author’s view :


Jika dana yang diterima oleh anak perusahaan hanya berupa pemindahan buku saja (semua penjualan diakui di perusahaan induk), maka sesunggunya tidak ada laba-rugi atas kurs yang timbul. Karena konversi dari USD ke Rupiah kemudian di konversikan lagi ke USD hanya untuk kebutuhan translasi saja, bukan transaksi.

Laba rugi hanya terjadi pada perusahaan induk. Itupun hanya pada legalisasi perolehan atas aktiva tetap (aktiva tak lancar lainnya) yang nilainya mampu jadi meningkat atau menurun jawaban fluktuasi nili tukar mata uang yang terjadi antara mata uang (yang di keluarkan dalam bentuk rupiah) di negaranya anak perusahaan dengan mata uang Negaranya perusahaan induk.


Model-4 :

Seluruh uang masuknya dalam mata uang lokal (Rupiah), tetapi dalam pengeluarannya sebagian besar menggunakan mata uang asing, dicatat ke pembukuan dalam mata uang lokal murni (Rupiah).

Model ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan importer, yang dalam aktivitas usahanya menggunakan barang dagangan yang diimport dari luar negeri untuk kemudian di jual di dalam negeri dalam mata uang Rupiah. Atau perusahaan-perusahaan manufaktur yang menggunakan materi baku atau materi penolong dalam jumlah (volume) yang signifikan.

Siklus perubahan mata uangnya :

Pendapatan masuk ke rekening IDR -->> ditransfer ke tekening USD dengan mengkonversikan IDR ke USD -->> dibayarkan ke vendor di luar negeri dalam mata uang USD -->> dicatat ke dalam mata uang Rupiah

Bentuk singkatnya : IDR -->> USD -->> IDR (mengalami 2 kali konversi)

Author’s view :

Potensi laba-rugi atas kurs sama persis menyerupai pada model-1, hanya saja di sini terjadi pada dikala pengkuan atas pelunasan utang yang ditimbulkan oleh pembelian kredit. Hanya saja di model ini, Perusahaan akan memperoleh laba atas kurs pada dikala Nilai Rupiah melemah.


Instrumen keuangan syariah

Menurut Sri Nurhayati & Wasilah (2009), instrumen keuangan syariah dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.              Akd investasi yang merupakan jenis kesepakatan tijarah dengan bentuk uncertainty contract. Kelompok kesepakatan ini ialah sebagai berikut :
ü   Mudharabah, yaitu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih, dimana pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola untuk melaksanakan acara usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan di muka.
ü   Musyarakah ialah kesepakatan kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal untuk menggabungkan modal dan melaksanakan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
ü   Sukuk ialah surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah.
ü   Saham syariah produknya harus sesuai syariah.

b.             Akad jual beli / sewa menyewa yang merupakan jenis kesepakatan tijarah dengan bentuk certainty contract. Kelompok kesepakatan ini ialah sebagai berikut :
ü   Murahabah ialah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan keuntungan yang disepakati antara penjual dan pembeli.
ü   Salam ialah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
ü   Istishna memiliki system yang seakan-akan dengan salam, namun dalam istishna pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali atau ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu.
ü   Ijarah ialah kesepakatan sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.

c.              Akad lainnya
Jenis – jenis kesepakatan lainnya ialah ;
ü   Sharf ialah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
ü   Wadiah ialah kesepakatan penitipan dari pihak yang mempunyai uang / barang kepada pihak yang mendapatkan titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil pihak akseptor titipan wajib menyerahkan kembali uang / barang titipan tersebut.
ü   Qardhul Hasan ialah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan.
ü   Al-Wakalah ialah jasa pinjaman kuasa dari satu pihak ke pihak lain.
ü   Kafalah ialah perjanjian pinjaman jaminan atau penanggugan atas pembayaran utang satu pihak pada pihak lain.
ü   Hiwalah ialah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama kepada pihak lain atas dasar saling mempercayai.

Author’s Notes


Rekonsiliasi Bank untuk Laporan keuangan yang menggunakan mata uang yang sama dengan bank statement tentu sudah biasa dilakukan. Bagi yang belum pernah atau belum tahu prosedurnya, silahkan baca : Membuat Rekonsiliasi Bank [The Basic : Step by step], Memahami konsep dasar KONVERSI MATA UANG ASING dan MODEL IMPLEMENTASINYA juga perlu, silahkan baca artikel : Laba - Rugi Atas Transaksi Multi Kurs. Jika sudah, silahkan terus ikuti artikel ini untuk rekonsiliasi bank yang lebih berkembang.



Penggunaan Mata Uang Asing Dalam Catatan Keuangan Perusahaan Cabang Atau Perwakilan Tidak Bisa Dihindari.


Bagi perusahaan-perusahaan yang berbentuk representative atau yang di Indonesia dikenal dengan BUT (Badan Usaha Tetap) atau bentuk lain yang mengharuskan adanya koneksitas laporan dengan perusahaan yang berada di luar negeri, penggunaan Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) bermata uang gila yaitu merupakan suatu keharusan.

Mengapa ?

Karena Perusahaan induk (parent company) wajib membuat laporan keuangan konsolidasi, yang mana laporannya tentu menggunakan mata uang negara dimana perusahaan induk tersebut berada, misalnya : USD (jika parent company-nya American).

Sedangkan perusahaan cabang atau perwakilan, disamping membuat laporan keuangan untuk cabang itu sendiri (yang tentunya menggunakan mata uang domistik, dalam hal ini Rupiah), perusahaan cabang atau perwakilan juga diwajibkan untuk mengirimkan catatan keuangan ke perusahaan induknya.

Laporan yang dikirim ke perusahaan induk inilah yang menggunakan mata uang asing, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan induk dalam melaksanakan konsolidasi laporan keuangan, termasuk control dan interpretasi atas pengeluaran-pengeluaran yang ada di perusahaan cabang atau perwakilan.

Penggunaan mata uang gila di dalam catatan keuangan menjadi tidak mampu dihindari dikala Sistem Informasi Keuangan perusahaan cabang bertautan dengan (Linked) dengan perusahaan induk (parent company) secara online.

Bayangkan dikala perusahaan cabang meminta kiriman dana dari perusahaan induk, tentunya perusahaan indukj perlu mengetahui posisi final dari kas perusahaan cabang (berapa saldo kas-nya), sementara bila laporan keuangan cabang menggunakan mata uang domistik, perusahaan induk akan menerima kesulitan untuk memperoleh isu tersebut.

Dengan demikian, penggunaan mata uang gila dalam laporan keuangan perusahaan cabang atau perwakilan tidak mampu dihindari.


Prosedur Rekonsiliasi Bank Untuk Perusahaan Yang Menggunakan 2 Mata Uang Yang Berbeda


Dua mata uang berbeda disini yang dimaksudkan yaitu : Perusahaan memiliki 2 macam rekening kas bank yaitu : dalam mata uang USD (biasanya dipakai sebagai terminal penerimaan uang masuk) dan dalam mata uang Rupiah (dipergunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari). Sementara perusahaan (perusahaan cabang/perwakilan) menggunakan mata uang USD dalam system isu keuangannya.

Untuk perusahaan model ini, harus membuat 2 jenis rekonsiliasi bank, yaitu :

1) Rekonsiliasi Bank atas Rekening USD
2) Rekonsiliasi Bank atas Rekening Rupiah.


1). Rekonsiliasi Atas Rekening USD

Yang direkonsiliasi yaitu catatan perusahaan yang memang menggunakan mata uang USD dengan Bank statement yang juga menggunakan mata uang USD, tidak ada konversi dalam proses ini. Dengan demikian, maka langkah-langkahnya sama saja dengan rekonsiliasi bank bermata uang tunggal, hanya saja menggunakan mata uang USD (bukan rupiah). Sekali lagi bagi yang belum tahu prosedur dasar rekonsiliasi bank, saya sarankan untuk mebaca artikel : Membuat Rekonsiliasi Bank [The basic : Step by step]. Jika sudah, mampu kembali ke topik ini.


2). Rekonsiliasi Atas Rekening Rupiah

Rekonsiliasi BUKU PERUSAHAAN DALAM MATA UANG USD terhadap BANK STATEMENT DALAM MATA UANG RUPIAH memiliki keunikan tersendiri. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :

[Langkah-1]

Dari Bank Statement, input biaya-biaya dan pendapatan yang dikenakan/diberikan oleh bank (Biaya Admin Bank, Bea Meterai, pendapatan bunga, dan pajak atas bunga) ke dalam sebuah spreadsheet, beri nama “expense adjustment”, konversikan masing-masing biaya/pendapatan tersebut ke mata uang USD dengan menggunakan rate yang sesuai dengan tanggal transaksi masing-masing. Jika perusahaan menggunakan accounting software, masukkan biaya-biaya (yang sudah dalam mata uang USD) tersebut sebagai adjustment entry ke dalam system. Pastikan tidak ada yang ketinggalan, lalu update sistem.

Lakukan hal yang sama terhadap biaya-biaya auto-debit (Listrik, telepon, air, kartu credit, tv channel, dll). Kemudian update sekali lagi.

[Langkah-2]

Sebelum ke langkah kedua..saya asumsikan langkah ke-1 telah dilakukan, dan semua adjustment journal telah di update dengan tepat tanpa ada yang ketinggalan.
Jika menggunakan accounting software atau online database management, maka load checking register (buku catatan check perusahaan) yang bermata uang USD tersebut ke textout dengan cara :

Check register 4 print to file 4 beri nama : BankRecon$.txt 4 Ok

Dari blank Excel workbook :

Open File 4 tunjuk file yang tadi di load dari system (BankRecon$.txt) 4 delimited 4 rapikan kolom sesuai dengan kebutuhan 4 Next 4Finish

Jika langkah 1 telah dilakukan dengan sempurna, seharusnya semua biaya dan pendapatan yang dikenakan atau diberikan oleh bank, telah ikut serta di dalam spreadsheet, tentunya dengan penomoran check otomatis dari system.

Beri “header row” yang sesuai pada episode paling atas dari isi spreadsheet (Misalnya : “Date” diatas tanggal, “Check#” diatas nomor check “Source Journal#” diatas nomor serie journal, “Description” diatas keterangan transaksi, “Amount$” diatas nilai transaksi), beri autofilter pada header row, lalu freeze panes persis dibawah header row.

Terakhir simpan file ke harddrive kerja anda (mungkin di server atau di local harddrive).


Author’s note :

Langkah-2 ini mungkin berbeda pada masing-masing accounting software (saya memakai MAS200), pada dasarnya langkah kedua ini yaitu memindahkan catatan check dari database ke spreadsheet. Jika catatan keuangan perusahaan hanya menggunakan spreadsheet, maka “Langkah-2” ini tidak diperlukan.

[Langkah-3]

Kelompokkan isi spreadsheet menjadi 2 kelompok :
DEPOSIT (untuk kelompok uang masuk), tempatkan di episode atas spreadsheet
EXPENDITURE (untuk kelompok uang keluar), tempatkan dibawah kelompok deposit.

Kemudian jumlahkan kolom “Amount$” dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, maka akan diperoleh “Total Deposit” dan “Total Expenditure

[Langkah-4]

Tambahkan satu kolom kosong setelah kolom “Amount$”, beri header “Rate” pada kolom kosong tersebut.

Setelah kolom “Rate” buat satu kolom lagi beri header “Amount Bank-A” (A=nama bank).

Beri autofilter pada masing-masing kolom gres ini.


[Langkah-5]

Pada langkah ke-5 ini kita akan focus pada kolom “Amount Bank-A” dan kolom “Rate

Ambil Bank Statement…..

Mulailah dengan memindahkan nilai transaksi dari bank statement ke dalam spreadsheet yang gres saja dibuat.

Ingat : ada 2 kelompok dalam spreadsheet, kelompok DEPOSIT & kelompokEXPENDITURE.

Caranya :

Untuk kelompok DEPOST :

Masukkan nilai uang masuk yang ada di bank statement ke dalam kolom “Amount Bank-A” dengan memperhatikan masing-masing tanggalnya. Pada baris “Total Deposit” jumlahkan kolom ini. Kemudian beri format Rupiah pada kolom ini.

Masih ingat dengan kolom “Rate” ?, ok….. pada kolom ini, buatlah formula = Kolom “Amount Bank-A” [dibagi] kolom “Amount$”, dicopy lalu paste ke bawah. Akan diperoleh rate yang berbeda-beda antara baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Jika ada uang masuk yang tidak ditemukan pada bank statement, copy uang masuk ini, lalu paste ke ujung bawah spreadsheet. Beri label DEPOSIT IN TRANSIT


Untuk kelompok EXPENDITURE :

Lakukan langkah yang sama ibarat pada kelompok DEPOSIT. Hanya saja pada kelompok EXPENDITURE mengandung transaksi yang pastinya lebih banyak dan tidak memiliki urutan tanggal yang sama antara bank statement dengan data yang di load dari system. Hal ini disebabkan oleh karena tidak semua peserta check mencairkan check tersebut pada tanggal check diterbitkan. Jika jumlah transaksi relatif sedikit tidak akan jadi masalah, tetapi bila jumlah transaksi cukup banyak, maka langlah ini akan menyita waktu.

Diperlukan sedikit trick untuk menangani langkah ini.



Author’s note :

Focus pada nomor check yang ada di bank statement, mulai dari nomor check yang paling atas, diteruskan dengan nomor check yang ada dibawahnya…terus lakukan secara berurut hingga transaksi yang terakhir.


Caranya :

Block kolom “Check#” pada spreadsheet, cari nomor check dengan cara : Ctrl F, isi field yang muncul dengan nomor check yang ada di bank statement, tekan tombol enter, maka nomor check telah ditemukan, pada kolom “Amount Bank-A” masukkan nilai check yang dari bank satatement.

Jika nomor check tidak ditemukan, masukkan nomor check dan amountnya di baris paling atas dari kelompok EXPENDITURE (mungkin perlu insert row terlebih dahulu), pada kolom “Tanggal” untuk sementara biarkan kosong, pada kolom “Check#isi nomor check sesuai dengan yang ada di bank statement, dan pada kolom “Description” juga biarkan kosong, pada kolom “Amount$“ juga biarkan kosong, dan pada kolom “Amount Bank-Amasukkan nilai yang dari bank statement.

Lakukan terus hingga transaksi terakhir.

Jika sudah selesai, copy formula pada kolom “Rate” yang ada di kelompok DEPOSIT, lalu paste ke dalam semua baris di kolom yang sama pada kelompok EXPENDITURE.
Maka akan muncul rate yang variate dari baris yang satu dengan baris yang lainnya.

Pada ujung bawah kolom “Rate” buat formula =average (semua kolom rate), maka akan diperoleh AVERAGE RATE pada bulan tersebut.

Jika diperhatikan, akan ditemukan beberapa baris yang kosong. Ada 2 jenis baris yang kosong :

Baris kosong pada kolom “Amount$” yang sudah kita letakkan pada episode paling atas dari kelompok expenditure. Dan;

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A

Apa yang harus dilakukan dengan baris-baris kosong ini ?

Baris kosong pada kolomAmount$” :


Buka file Rekonsiliasi Bank bulan sebelumnya, nomor-nomor check dari bari kosong ini akan ditemukan pada kelompok “UN-CLEARED CHECK” pada rekonsiliasi bank sebelumnya. Copy isi kolom “Tanggal”, “Description” dan “Amount$” dari kelompok UN-CLEARED CHECK ini ke dalam baris-baris kosong yang ada di spreadsheet yang sedang dikerjakan.

Baris kosong pada kolom “Amount Bank-A” :

Filter kolom “Amount Bank-A” by (blank), maka akan ditampilkan cell-cell kosong yang ada di kolom ini. Copy semua kolom dan baris yang muncul di sini, lalu paste ke ujung bawah spread sheet (tepatnya dibawah kelompok DEPOSIT IN TRANSIT

Beri label UN-CLEARED CHECK untuk kelompok gres ini. Jumlahkan kolom “Amount$” pada kelompok ini, sebut ini sebagai “TOTAL UN-CLEARED CHECK”.

Sekarang seharusnya ada 4 kelompok dalam spreadsheet ini :

DEPOSIT (dengan “Total Deposit” pada ujung bawahnya)
EXPENDITURE (dengan “Total Expenditure” pada ujung bawahnya)
DEPOSIT IN TRANSIT (dengan “Total Deposit In Transit” pada ujung bawahnya)
UN-CLEARED CHECK (dengan “Total Un-Cleared Check” pada ujung bawahnya)


Author’s note :

Masih ada 2 langkah yang tersisa….. 2 langkah terakhir ini yaitu langkah yang paling menentukan dalam rekonsiliasi bank dengan mata uang berbeda. Perhatikan baik-baik…..



[Langkah-6]

Setelah kelompok Kelompok "Un-Cleared Check", buatlah summary dari catatan transaksi yang diload dari system sebagai berikut :

Checking Register – Starting Balance” : $ (isi saldo awalnya system)
Checking Register – Deposit” : $ (isi Total Deposit yang dari System)
Checking Register – Expenditure” : $ (isi Total Expenditure yang dari system)
Checking Register – Deposit In Transit” : $ (isi Total Deposit In Transit dari system)
Checking Register – Un-Cleared Check” : $ (isi Total Un-Cleared Check dari system)

Checking Register – Adjusted Ending Balance” : $ (isi formula : Starting Balance + Deposit + Un-Cleared Check – Deposit In Transit)

Author’s note :

Hasil formula inilah yang diharkan sama dengan ending balance yang ada di Bank Statement. Tetapi, bukankah Systen menggunakan mata uang USD sedangkan Bank statement menggunakan mata uang Rupiah. Bagaiaman membandingkannya ?.
Ingat dengan kolom “Rate” dengan AVERAGE RATE pada ujung bawah kolom ?. Ok…. Disinilah kolom ini menjadi “the un-locker key” alias kunci pembuka-nya kunci :-)



[Langkah-7]

Buat baris :

Bank-A Ending Balance $” : $ ( isi formula = "Saldo final Bank" [bagi] AVERAGE RATE )

Bandingkan :

Bank-A Ending Balance $DENGANChecking Register –Adjusted Ending Balance

Apakah sama ?, jika sama maka pekerjaan telah selesai

Most probably belum sama ! :-p

Mengapa ?......

Author’s note :

Karena sepanjang bulan dari hari ke hari, rate yang dipergunakan untuk posting biasanya selalu mengikuti fluktuasi nilai konversi dari USD ke Rupiah. Sementara kita tidak pernah mengikuti fluktuasi exchange rate versi bank dari hari ke hari. Anda tahu sendiri fluktuasi rate bahkan terjadi dari jam ke jam bahkan dari menit ke menit, jadi hampir tidak mungkin mengikutinya dalam melaksanakan posting.

Maksimal yang mampu dilakukan yaitu dengan estimasi rate yaitu dengan membagi nilai rupiah pada bank statement dengan nilai dolar dari masin-masing check yang ada di system. Akan tetapi masih juga menyisakan selisih (variance).


Apa yang harus dilakukan terhadap variance ini ?.

Variance ini yaitu suatu selisih atas fluktuasi nilai tukar USD dengan IDR yang terjadi pada bulan ini. Selisih nilai akhir fluktuasi foreign exchange rate yaitu : LABA-RUGI (SELISIH KURS) alias “CURRENCY GAIN/LOST

Buatlah Label :

Currency Gain/Lost” : $ (isi formula = “Checking Register-Adjusted Balance” [kurangi] “Bank-A Ending Balance $”)

Jika alhasil BERNILAI POSITIF, maka buatlah Adjustment Entry :

[Debit] : Currency Gain/Lost Vs [Credit] : Checking Account


Jika alhasil BERNILAI NEGATIF, maka buatah Adjustment entry :

[Debit] : Checking Account Vs [Credit] : Currency Gain/Lost


Cheers :-)


Aset Keuangan

Aset keuangan harus diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori berikut :
a.              Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini ;
·                Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, yaitu kalau diperoleh atau dimiliki terutama  untuk  tujuan  dijual  atau  dibeli  kembali  dalam  waktu  dekat,  merupakan bagian  dari  portofolio  instrumen  keuangan  tertentu  yang  dikelola  bersama  dan terdapat bukti mengenai contoh ambil untung dalam jangka pendek yang terkini, atau merupakan derivatif.
·                Pada ketika pengukuhan awal telah ditetapkan oleh Emiten atau  Perusahaan Publik untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada nilai  wajarnya,  tanpa  harus  dikurangi  biaya  transaksi  yang  mungkin  timbul  saat penjualan, atau pelepasan lain.

b.             Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non derivatif  dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah  ditetapkan, serta Emiten atau Perusahaan Publik mempunyai intensi positif  dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

c.              Pinjaman yang diberikan atau piutang
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non derivatif  dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. 
Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi  menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada ketika sumbangan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur aset tersebut pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

d.             Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
·                Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu aset keuangan non  derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak  diklasifikasikan sebagai sumbangan yang diberikan atau piutang,  investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh  tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
·                Setelah pengukuhan awal, Emiten atau Perusahaan Publik mengukur  aset tersebut pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya  transaksi yang mungkin timbul ketika penjualan, atau pelepasan lain.
·                Untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi  harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui  penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, maka diukur pada biaya perolehan.
·                Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam waktu maksimal 2  (dua) tahun terakhir atas investasi dalam kelompok dimiliki hingga  jatuh tempo dalam  jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak  signifikan dan tidak memenuhi kriteria yang diatur oleh SAK, maka  sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus  direklasifikasi menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk  dijual (tainting rule).
·                Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual dapat diklasifikasi ke sumbangan yang diberikan dan  piutang kalau memenuhi ketentuan sebagai sumbangan dan piutang dan  terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
·                Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya  disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan jika, dan hanya jika,  terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melaksanakan saling hapus  atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas  keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan  menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
·                Pada setiap tanggal periode pelaporan, Emiten atau Perusahaan  Publik mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset  keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, biaya perolehan atau tersedia untuk dijual, mengalami penurunan nilai. Jumlah kerugian sesuai metode yang diatur dalam SAK diakui dalam laporan laba rugi.
Untuk setiap kategori aset keuangan, pembelian dan penjualan aset  keuangan  secara reguler dicatat pada tanggal transaksi.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.