Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New


REVIEW  ATAS  PROSES  BISNIS  UTAMA  DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR : Penjualan Dan Penerimaan Kas

Kata Pengantar
Romney and Steinbart (2015:366), Siklus pendapatan ialah seperangkat berulang kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang bekerjasama dengan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan uang tunai dalam pembayaran untuk penjualan tersebut. Informasi wacana kegiatan siklus pendapatan juga mengalir ke siklus akuntansi lainnya. buku besar dan fungsi pelaporan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh siklus pendapatan untuk menyiapkan laporan keuangan dan laporan kinerja.

Romney and Steinbart (2015:366), Tujuan utama siklus pendapatan ialah untuk menyediakan produk yang sempurna di kawasan yang sempurna pada waktu yang sempurna sesuai harga yang tepat. Kita mulai dengan menggambarkan desain sistem informasi siklus pendapatan dan kontrol dasar yang diharapkan untuk memastikan bahwa ia menyediakan manajemen dengan informasi yang dapat dipercaya.


Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan
 Siklus pendapatan ialah seperangkat berulang kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan info Penjualan Dan Penerimaan Kas           Proses
Seperti kebanyakan organisasi besar, AOE menggunakan perencanaan sistem sumber daya perusahaan (ERP). Sistem ERP yang mendukung kegiatan bisnis siklus pendapatan AOE ini. Beberapa pelanggan AOE masih mengirimkan cek ke salah satu bank regional dengan AOE yang telah membentuk lockboxes elektronik, namun peningkatan jumlah menggunakan pembayaran tagihan layanan online perbankan mereka. Setiap hari, bank mengirimkan AOE file yang berisi data pengiriman uang, yang kasir menggunakan untuk memperbarui saldo rekening kas perusahaan dan rekening petugas piutang menggunakan untuk memperbarui rekening nasabah (Romney and Steinbart, 2015:367-368).
 Siklus pendapatan ialah seperangkat berulang kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan info Penjualan Dan Penerimaan Kas           Ancaman Dan Pengendalian Dalam Siklus Pendapatan
Menurut Romney and Steinbart (2015:369), ada beberapa bahaya dan pengendalian dalam siklus pendapatan, diantaranya ialah :
AKTIVITAS
ANCAMAN
PENGENDALIAN
Masalah umum di seluruh siklus pendapatan
1. data master yang tidak akurat atau tidak valid
2. pengungkapan yang tidak sah dari informasi sensitif
3. Kehilangan atau kerusakan data
4. Kinerja yang buruk
1.1   data kontrol integritas pengolahan
1.2   Pembatasan kanal ke data master
1.3   Ulasan semua perubahan data master
2.1  Kontrol Akses
2.2   Enkripsi
3.1    Backup dan bencana prosedur pemulihan
4.1     Laporan Manajerial
Entri pesanan penjualan
5. lengkap / pesanan akurat
6. perintah tidak valid
7. rekening Tak Tertagih
8. stockouts atau kelebihan
9. Kehilangan pelanggan
5.1 data entri mengedit kontrol
5.2 Pembatasan kanal ke data master
1.1  Signatures untuk mengotorisasi penjualan
7.1    Batas Kredit
7.2 otorisasi khusus untuk menyetujui penjualan kepada pelanggan gres atau penjualan yang melebihi batas kredit pelanggan
7.3 Aging piutang
8.1    sistem pengendalian persediaan Perpetual
8.2 Penggunaan kode kafe atau RFID
8.3 Pelatihan
8.4 penghitungan fisik periodik persediaan
8.5 perkiraan penjualan dan laporan kegiatan
9.1 sistem CRM, self - situs Web bantuan, dan evaluasi yang sempurna dari penilaian layanan pelanggan    
pengiriman
10. Memilih item yang salah atau kuantitas yang salah
11. Pencurian persediaan
12. Kesalahan Pengiriman (keterlambatan atau kegagalan untuk kapal, jumlah yang salah, item yang salah, alamat yang salah, duplikasi)
10.1   Barcode dan teknologi RFID
10.2   Rekonsiliasi memilih daftar rincian pesanan penjualan
11.1Pembatasan kanal fisik ke persediaan
11.2   Dokumentasi semua transfer persediaan
11.3   RFID dan teknologi barcode
11.4   penghitungan fisik periodik persediaan dan rekonsiliasi untuk jumlah tercatat
12.1    Rekonsiliasi pengiriman dokumen dengan pesanan penjualan, memilih daftar, dan kemasan slip
12.2   Sistem Gunakan RFID untuk mengidentifikasi penundaan
12.3   entri data melalui scanner barcode dan RFID
12.4   data entri mengedit kontrol (jika pengiriman data yang dimasukkan pada terminal)
12.5   Konfigurasi sistem ERP untuk mencegah duplikasi pengiriman
penagihan
13. Kegagalan untuk tagihan
14. kesalahan Penagihan
15. kesalahan Posting piutang
16. memo kredit yang tidak akurat atau tidak valid
13.1   Pemisahan penagihan dan pengiriman fungsi
13.2   Rekonsiliasi periodik faktur dengan pesanan penjualan, tiket memetik, dan dokumen pengiriman
14.1Konfigurasi sistem untuk secara otomatis memasukkan data harga
14.2   Pembatasan kanal ke harga Master Data
14.3   data entri mengedit kontrol
14.4   Rekonsiliasi dokumen pengiriman (mengambil tiket, bill of lading, dan packing list) untuk order penjualan
15.1data entri kontrol
15.2   Rekonsiliasi total angkatan
15.3   Mailing laporan bulanan untuk pelanggan
15.4   Rekonsiliasi anak perusahaan account untuk buku besar
16.1    Pemisahan peran otorisasi memo kredit dari kedua entri order penjualan dan pemeliharaan rekening nasabah
16.2   Konfigurasi sistem untuk memblokir memo kredit kecuali ada baik dokumentasi terkait pengembalian barang rusak atau otorisasi khusus oleh manajemen
koleksi kas
17. Pencurian uang tunai
18. masalah arus kas
17.1   tugas Pemisahan - orang yang menangani (deposito) pembayaran dari pelanggan tidak harus juga
a. Posting pengiriman uang ke rekening nasabah
b. Membuat atau otorisasi memo kredit
c. Mendamaikan rekening bank
17.2   Penggunaan EFT, FEDI, dan lockboxes untuk meminimalkan penanganan pembayaran pelanggan dengan karyawan
17.3   Obatain dan menggunakan UPIC untuk mendapatkan EFT dan FEDI pembayaran dari pelanggan
17.4   Segera setelah membuka surat, membuat daftar semua pembayaran pelanggan yang diterima
17.5   Prompt, dukungan membatasi semua cek pelanggan
17.6   Memiliki dua orang membuka semua email mungkin mengandung pembayaran pelanggan
17.7   Penggunaan cash register
17.8   deposito harian dari semua penerimaan kas
18.1    Lockbox arragements, kartu EFT, atau kredit
18.2   Diskon untuk cepat pembayaran oleh pelanggan
18.3   anggaran arus kas

Entri Pesanan Penjualan
Romney and Steinbart (2015:370), Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap yang dapat dilihat pada gambar berikut. Ketiga tahap tersebut ialah mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta memeriksa ketersediaan persediaan. Selain itu, proses entri pesanan juga memasukkan kegiatan terkait yang mungkin ditangani oleh bab pesanan penjualan ataupun oleh departemen terpisah untuk pelayanan pelanggan yaitu menjawab pertanyaan pelanggan.

 Mengambil pesanan pelanggan
Data pesanan pelanggan akan dicatat dalam dokumen pesanan penjualan. Pesanan penjualan berisi informasi mengenai nomor barang, kuantitas, harga, dan syarat penjualan lainnya (Romney and Steinbart (2015:371).
- Sales order ; dokumen yang dibuat selama penjualan order entry daftar nomor item, kuantitas, harga, dan syarat penjualan.
- Electronic data interchange (EDI) ; penggunaan komunikasi komputerisasi dan bagan pengkodean standar untuk menyerahkan dokumen bisnis secara elektronik dalam format yang dapat secara otomatis diproses oleh sistem informasi penerima.

 Persetujuan kredit
Sebagian besar penjualan antar perusahaan (business-to-business) dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit harus disetujui sebelum proses. Bagi pelanggan lama dengan catatan pembayaran yang baik, pemeriksaan kredit formal untuk setiap penjualan biasanya tidak dibutuhkan. Sebagai gantinya, pengambil pesanan memiliki otorisasi umum untuk menyetujui pesanan dari pelanggan yang baik, artinya mereka tidak memiliki saldo yang lewat jatuh tempo. Hal ini biasanya dengan membuat batas kredit (saldo kredit maksimum yang diizinkan) untuk setiap pelanggan berdasarkan pada catatan kredit pelanggan terdahulu dan kemampuannya untuk membayar (Romney and Steinbart (2015:373).

- Credit limit ; saldo maksimum yang diijinkan rekening kredit, untuk setiap pelanggan, berdasarkan sejarah kredit masa lalu dan kemampuan untuk membayar.
- Accounts receivable aging schedule ; laporan daftar saldo rekening nasabah oleh lamanya waktu yang luar biasa.

 Memeriksa ketersediaan barang
Romney and Steinbart (2015:375), Langkah berikut ialah menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut, biar pelanggan dapat menginformasikan mengenai perkiraan tanggal pengiriman. Akurasi proses ini ialah penting, alasannya apabila catatan persediaan tidak akurat dan sesuai dengan kondisi terakhir, pelanggan bisa saja kecewa ketika terjadi penundaan tidak terduga dalam pemenuhan pesanan mereka tersebut. Apabila tersedia cukup banyak persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut, pesanan penjualan tersebut dilengkapi dan kolom jumlah yang tersedia dalam file persediaan untuk setiap barang dikurangi sejumlah barang yang dipesan. Departemen pengiriman, pengawasan persediaan, dan departemen penagihan kemudian akan diberitahu mengenai penjualan tersebut, dan pemberitahuan dapat dikirim ke pelanggan. Apabila tidak tersedia cukup banyak persediaan di perusahaan untuk memenuhi pesanan tersebut, pemesanan ulang (back order) untuk barang-barang tesebut harus dibuat. Ketika ketersediaan persediaan telah dipastikan, sistem tersebut kemudian akan membuat kartu pengambilan barang (picking ticket) yang berisi daftar jenis barang-barang, dan jumlah setiap jenig barang, yang dipesan pelanggan. Kartu pengambilan menunjukkan otorisasi bagi bab pengawasan persediaan untuk melepaskan barang dagangan ke bab pengiriman. Walaupun secara tradisional merupakan dokumen dari kertas, kartu pengambilan pada ketika ini sering merupakan formulir elektronis. Guna meningkatkan efisiensi, kartu pengambilan barang sering kali mendaftar barang dalam urutan kawasan mereka disimpan dalam gudang, daripada dalam bentuk pesanan yang didaftar dalam pesanan penjualan.

- Back order ; dokumen otorisasi pembelian atau produksi barang-barang yang dibuat ketika ada persediaan cukup untuk memenuhi pesanan pelanggan.
- Picking ticket ; dokumen yang berisi daftar item dan jumlah yang dipesan dan otorisasi fungsi pengendalian persediaan untuk melepaskan barang dagangan yang ke departemen pengiriman.

 Menjawab pertanyaan pelanggan
Proses entri pesanan penjualan meliputi pemberian balasan atas ajakan pelanggan. Kadang kala, permintaan-permintaan ini mendahului suatu pesanan, dan sering kali mereka terjadi setelah pesanan dibuat (Romney and Steinbart (2015:377).
- Customer relationship management (CRM) systems ; perangkat lunak yang mengatur informasi wacana pelanggan dengan cara yang memfasilitasi layanan yang efisien dan personal.

Pengiriman
Proses pengiriman mencakup dua tahap. Kedua tahap dalam proses pengiriman ialah mengambil dan mengepak pesanan dan mengirim pesanan tersebut. Departemen bab penggudangan dan pengiriman yang melaksanakan acara tersebut (Romney and Steinbart (2015:378).

 Mengambil dan mengepak pesanan
Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan entri pesanan penjualan akan memicu proses pengambilan dan pengepakan. Para pekerja bab gudang menggunakan kartu pengambilan barang untuk mengidentifikasi produk mana, dan jumlah setiap produk, untuk mengeluarkannya dari persediaan. Para pekerja bab gudang mencatat jumlah setiap barang yang diambil, baik dalam kartu pengambilan barnag itu sendiri kalau menggunakan dokumen kertas, maupun dengan memasukkan data ke dalam sistem jikaformulir elektronis yang digunakan. Persediaan kemudian akan dipindahkan ke departemen pengiriman (Romney and Steinbart (2015:378).

 Mengirim Pesanan
Romney and Steinbart (2015:380), Departemen pengiriman membandingkan perhitungan fisik persediaan dengan jumlah yang ditunjukkan dalam kartu pengambilan barang dan dengan jumlah yang ditunjukkan dalam salinan pesanan penjualan yang dikirim secara pribadi ke bab pengiriman dari entri pesanan penjualan. Setelah staf manajemen bab pengiriman menghitung barang yang dikirm dari gudang, jumlah pesanan penjualan, nomor barang, dan jumlah barang akan dimasukkan dengan menggunakan terminal on-line. Proses ini memperbarui field jumlah yang dimiliki dalam file induk persediaan. Proses ini juga menghasilkan slip pengepakan dan beberapa rangkap dokumen pengiriman. Slip pengepakan mendaftar jumlah dan keterangan setiap barang yang dimasukkan dalam pengiriman tersebut (dapat saja berupa salinan dari daftar pengambilan barang). Dokumen pengiriman ialah kontrak legal yang menyebutkan tanggung jawab atas barang yang dikirim. Dokumen ini mengidentifikasi kurir, sumber, tujuan, dan aba-aba pengiriman lainnya, serta menunjukkan siapa (pelanggan atau pemasok) yang harus membayar kurir tersebut. Sebuah salinan dokumen pengiriman dan slip pengepakan akan menyertai pengiriman tersebut. Apabila pelanggan harus membayar biaya pengiriman, salinan dokumen pengiriman ini dapat berlaku sebagai tagihan pengiriman, untuk menunjukkan jumlah yang harus dibayar pelanggan kepada kurir tersebut. Departemen pengiriman menyimpan salinan kedua dokumen pengiriman untuk melacak dan mengkonfirmasikan pengiriman barang ke kurir tersebut. Salinan lainnya dari dokumen pengiriman dan slip pengepakan dikirim ke departemen penagihan untuk menunjukkan bahwa barang tersebut telah dikirim dan bahwa faktur penjualan harus dibuat serta dikirim. Kurir juga menahan satu salinan dokumen pengiriman untuk catatan mereka.
- Packing slip ; dokumen daftar kuantitas dan deskripsi setiap item yang termasuk dalam pengiriman.
- Bill of lading ; kontrak hukum yang mendefinisikan tanggung jawab untuk barang-barang sementara mereka berada dalam perjalanan.

Penagihan
Aktivitas dasar ketiga siklus pendapatan melibatkan penagihan ke para pelanggan dan memelihara data piutang usaha. Gambar berikut menunjukkan penagihan dan pembaruan piutang usaha sebagai proses terpisah dan keduanya dilakukan oleh dua fungsi terpisah dalam departemen akuntansi (Romney and Steinbart (2015:383).


 Penagihan
Penagihan yang akurat dan sempurna waktu atas barang dagangan yang dikirimkan ialah hal yang penting. Aktivitas penagihan hanyalah acara pemrosesan informasi yang mengemas ulang serta meringkas informasi dari entri pesanan penjualan dan acara pengiriman. Aktivitas ini membutuhkan informasi dari departemen pengiriman yang mengidentifikasi barang dan jumlah yang dikirm, serta informasi mengenai harga dan syarat
khusus penjualan lainnya dari departemen penjualan. Dokumen dasar yang dibuat dalam proses penagihan ialah faktur penjualan, yang memberitahukan pelanggan mengenai jumlah yang harus dibayar dan ke mana harus mengirimkan pembayaran (Romney and Steinbart (2015:383).
- Sales invoice ; dokumen memberitahukan pelanggan dari jumlah penjualan dan di mana untuk mengirim pembayaran.
 Maintain accounts receivable
Fungsi piutang usaha, yang bertanggung jawab kepada kontroler, melaksanakan dua peran dasar, yaitu menggunakan informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit rekening pelanggan dan jadinya mengkredit rekening tersebut ketika pembayaran diterima. Dua cara dasar untuk memelihara data piutang usaha ialah dengan metode faktur terbuka dan
pembayaran gabungan. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada kapan pelanggan mengirimkan pembayaran, bagaimana pembayaran tersebut digunakan untuk memperbarui file induk piutang usaha, dan format laporan keuangan yang dikirim ke para pelanggan (Romney and Steinbart (2015:385).
- Open-invoice method ; Metode untuk menjaga piutang di mana pelanggan biasanya membayar sesuai dengan setiap faktur.
- Remittance advice ; salinan faktur penjualan kembali dengan pembayaran pelanggan yang menunjukkan faktur, laporan, atau barang-barang lainnya yang dibayar.
- Balance-forward method ; Metode mempertahankan piutang di mana pelanggan biasanya membayar accoring untuk jumlah yang ditampilkan pada laporan bulanan, bukan oleh faktur individu. Pengiriman uang diterapkan terhadap resiko saldo rekening total, daripada faktur tertentu.
- Monthly statement ; dokumen daftar semua transaksi yang terjadi selama sebulan terakhir dan menginformasikan pelanggan dari saldo rekening mereka ketika ini.
- Cycle billing ; memproduksi laporan bulanan untuk subset dari pelanggan pada waktu yang berbeda.
- Credit memo ; dokumen, yang disetujui oleh manajer kredit, otorisasi departemen penagihan untuk kredit account pelanggan.

Penagihan Kas
Romney and Steinbart (2015:388), Langkah terakhir dalam siklus pendapatan ialah penagihan kas. Kasir, orang yang melapor pada bendahara, menangani kiriman uang pelanggan dan menyimpannya ke bank. Oleh alasannya kas dan cek dari pelanggan dapat dicuri dengan mudah, maka fungsi piutang usaha, yang bertanggung jawab atas pencatatan kiriman uang pelanggan, seharusnya tidak memiliki kanal fisik ke kas atau cek. Akan tetapi, fungsi piutang usaha harus bisa mengidentifikasi sumber kiriman uang dari mana pun dan faktur penjualan terkait harus dikredit. Salah satu solusinya ialah dengan mengirimkan dua salinan faktur ke pelanggan dan memintanya untuk mengembalikan salah satu salinan tersebut bersama dengan pembayaran. Solusi alternatifnya ialah dengan meminta petugas bab surat-menyurat untuk mempersiapkan daftar pengiriman uang (remittance list), yaitu dokumen yang mengidentifikasi nama dan jumlah semua kiriman uang pelanggan, serta mengirimkan daftara ini ke bab piutang usaha. Cara lainnya untuk menjaga kiriman kiriman uang dari pelanggan ialah dengan membuat perjanjian lockbox dengan sebuah bank. Lockbox ialah alamat pos yang dituju oleh pelanggan ketika mereka mengirimkan uang mereka. Bank yang terlibat mengambil cek dari kotak pos dan menyimpannya ke dalam rekening milik perusahaan. Bank tersebut kemudain mengirimkan pemberitahuan pengiriman uang, sebuah daftar elektronis semua kiriman uang, dan fotocopi semua cek ke perusahaan.
- Remmitance list ; dokumen daftar nama dan jumlah semua pembayaran pelanggan yang diterima melalui pos.
- Lockbox ; alamat pos yang pelanggan mengirimkan uang mereka.
- Electronic lockbox ; sebuah arragement lockbox di mana bank secara elektronik mengirimkan informasi perusahaan wacana nomor rekening pelanggan dan jumlah disetorkan segera setelah mendapatkan pembayaran.
- Electronic funds transfer (EFT) ; transfer dana melalui penggunaan perangkat lunak perbankan online.
- Financial electronic data interchnage (FEDI) ; kombinasi EFT dan EDI yang memungkinkan baik data remittance dan transfer dana aba-aba untuk dimasukkan dalam satu paket elektronik.
- Universal payment identification code (UPIC) ; nomor yang memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan pembayaran melalui kredit ACH tanpa memerlukan penjual untuk membocorkan informasi rinci wacana rekening bank-nya.
- Cash flow budget ; anggaran yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar diproyeksikan untuk jangka waktu tertentu.

Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus Pengeluaran

Dalam mencapai tujuan suatu siklus bisnis, perusahaan akan menghadapi banyak risiko. Berikut ini akan dibahas risiko apa saja yang terjadi dalam siklus pengeluaran serta bagaimana prosedur pengendalian yang sesuai untuk mengatasi risiko tersebut menurut Romney dan Steinbart (2015). Pembahasan ini akan melingkupi empat acara bisnis yang telah dibahas sebelumnya.

Ordering Materials, Supplies and Services
Tujuan dari proses pembelian ini ialah untuk meminimalisasi biaya berkaitan dengan mengatur persediaan yang mencukupi untuk semua proses bisnis. Risiko yang mungkin terjadi dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya ialah sebagai berikut :
a. Pencatatan persediaan yang tidak akurat
Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini ialah pencatatan persediaan yang tidak akurat yang dapat menjadikan habisnya persediaan yang selanjutnya menjadikan kehilangan penjualan. Metode perpetual inventory dapat diterapkan untuk memastikan berita perihal jumlah persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan pada ketika memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya input data secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan teknologi infomasi untuk memastikan keakuratan data. Misalnya dengan menggunakan metode Bar-coding, namun masih mungkin terjadi kesalahan alasannya ialah jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke sistem secara manual.

Penggunaan teknologi Radio-frequency Identification (RFID) akan lebih efisien dibandingkan dengan metode Bar-coding alasannya ialah RFID tidak memerlukan orang untuk memindai kafe code setiap produk kepada mesin pembaca. Meskipun demikian, teknologi RFID memerlukan biaya lebih mahal dibandingkan dengan metode Bar-coding dan tidak dapat diterapkan pada setiap jenis produk, misalnya produk liquid. Perhitungan fisik secara periodik merupakan salah satu pengendalian yang penting untuk membandingkan antara total persediaan di gudang dengan pencatatan pada sistem.

b. Memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan
Risiko yang selanjutnya ialah memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan yang dapat menjadikan tingginya biaya pembelian dan kegagalan untuk mendapatkan diskon volume yang tersedia. Pencatatan yang akurat pada metode perpetual inventory dapat memastikan validitas dari seruan pembelian yang secara otomatis dihasilkan oleh pengendalian pada sistem. Permasalahan selanjutnya ialah kemungkinan terjadinya pembelian barang yang sama namun dari divisi yang berbeda sehingga fungsi yang tersentralisasi dalam proses pembelian perlu untuk diterapkan. Selain itu, supervisor harus melaksanakan review dan menyetujui setiap PR yang terbentuk.

c. Membeli barang pada ketika harga tinggi
Risiko selanjutnya ialah membeli barang pada ketika harga tinggi dimana dapat menyebabkan total biaya menjadi semakin tinggi alasannya ialah biaya pembelian barang mendapat porsi paling besar dari total biaya produksi manufaktur. Oleh alasannya ialah itu, perusahaan berusaha untuk mengamankan harga terbaik terhadap barang-barang yang dibeli. Adanya daftar harga untuk barang yang sering dibeli yang disimpan di dalam sistem dan dikonsultasikan ketika akan membuat pesanan merupakan sebuah pengendalian biar perusahaan tidak membayar terlalu banyak untuk suatu barang yang dibeli. Untuk barang khusus dengan biaya yang tinggi dapat dilakukan competitive bidding dimana penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh perusahaan. Pengendalian anggaran juga sangat membantu dalam mengendalikan beban pembelian. Pembelian harus dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung jawab menyetujui seruan pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran juga dapat dilakukan dengan membandingkan biaya nyata dengan anggaran, jikalau terdapat deviasi yang cukup signifikan, maka harus diambil tindakan investigasi (Management by Exception).

d. Membeli barang dengan kualitas rendah
Dalam upaya untuk mendapatkan harga paling rendah, risiko yang mungkin terjadi ialah membeli barang dengan kualitas rendah. Hal tersebut dapat menjadikan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi. Perusahaan harus mencari tahu supplier mana yang menyediakan barang dengan kualitas terbaik dengan harga yang kompetitif dengan melaksanakan pemeriksaan dan pemantauan kualitas produk dari supplier. Pengendalian lainnya ialah membuat daftar supplier yang telah disetujui dan diyakini memperlihatkan barang dengan kualitas terbaik. Setiap pembelian kepada supplier yang gres harus dilakukan review dan diberikan persetujuan oleh supervisor.

e. Supplier yang tidak dapat dipercaya
Risiko selanjutnya ialah supplier yang tidak dapat dipercaya sehingga juga dapat menjadikan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi. Memilih supplier yang memiliki sertifikasi mutu, misalnya ISO 9000, merupakan salah satu bentuk pengendalian yang dapat dilakukan. Namun, sistem berita akuntansi juga harus dirancang untuk dapat melihat dan melacak berita perihal kinerja supplier. Misalnya sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dikonfigurasikan untuk dapat menghasilkan laporan secara otomatis mengenai PO yang belum dikirimkan dalam jangka waktu yang sudah dijanjikan.

f. Membeli dari supplier yang tidak terotorisasi
Risiko membeli dari supplier yang tidak terotorisasi dapat menimbulkan banyak masalah. Barang yang dibeli dari supplier tersebut memiliki kemungkinan berkualitas rendah atau memiliki harga yang tinggi. Selain itu, risiko ini juga dapat menimbulkan problem hukum, apabila melaksanakan transaksi bisnis terhadap supplier illegal. Oleh alasannya ialah itu, semua PO harus di-review untuk memastikan pembelian hanya dilakukan kepada supplier yang telah disetujui. Pemeliharaan daftar supplier yang sudah disetujui penting untuk dilakukan dan sistem harus dikonfigurasi biar pembelian hanya dapat dilakukan kepada supplier yangdisetujui. Penggunaan pengendalian spesifik dari Electronic Data Interchange (EDI), menyerupai penggunaan user IDs, password, dapat membatasi otorisasi personal biar hanya dapat mengakses hal-hal yang memang tanggung jawabnya.

g. Kickbacks
Kickbacks ialah hadiah atau bingkisan yang diberikan supplier ke agen-agen pembelian untuk mensugesti pemilihan pada supplier mana barang akan dibeli. Risiko ini dapat menjadikan munculnya subjektivitas adegan pembelian dalam memilih supplier mana saja yang akan menyalurkan barang kebutuhan perusahaan. Untuk kickback yang memiliki pengertian ekonomi, supplier harus menemukan beberapa cara untuk memulihkan uang yang dihabiskan untuk suap kepada pembeli. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggelembungkan harga pembelian selanjutnya atau mengganti barang pembelian dengan yang berkualitas rendah. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan harus melarang adegan pembelian mendapatkan hadiah dari supplier sehingga perlu diadakannya pelatihan terhadap karyawan dalam hal ini, melaksanakan rotasi pekerjaan dan mewajibkan karyawan untuk mengambil liburan sejenak.

Receiving and Storing Goods
Tujuan dari fungsi ini ialah melaksanakan verifikasi penerimaan pesanan persediaan dan mengamankan persediaan terhadap kehilangan atau pencurian. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya ialah sebagai berikut :
a. Menerima barang yang tidak dipesan
Risiko mendapatkan barang yang tidak dipesan dapat menimbulkan penambahan biaya ketika harus membongkar barang yang dikirimkan, menyimpan dan mengirimkan kembali barang tersebut. Pengendalian paling baik untuk mengurangi risiko tersebut ialah memerintahkan adegan penerimaan barang untuk mendapatkan barang yang dilengkapi dengan salinan PO yang telah disetujui sehingga adegan penerimaan barang membutuhkan jalan masuk kepada PO yang outstanding.

b. Kesalahan dalam menghitung barang yang diterima.
Melakukan kesalahan dalam menghitung barang yang diterima dapat mensugesti akurasi pencatatan dengan metode perpetual inventory sehingga harus dipastikan bahwa perusahaan hanya membayar untuk barang yang benar-benar telah diterima. Sebagai salah satu pengendalian yang dapat dilakukan ialah tidak memberi tahu adegan penerimaan jumlah barang yang dipesan. Oleh alasannya ialah itu, perusahaan harus mengkomunikasi dengan terang kepada adegan penerimaan barang akan pentingnya perhitunggan penerimaan barang secara hati-hati dan akurat. Selain itu, perusahaan harus meminta karyawan adegan penerimaan untuk menandatangani Receiving Receipt. Beberapa perusahaan memperlihatkan insentif kepada karyawan yang menemukan perbedaan kuantitas antara packing slip dengan jumlah barang nyata berdasarkan hasil perhitungan fisik. Penggunaan metode Bar-code atau RFID juga dapat meminimalisasi risiko dalam menghitung barang yang diterima.

c. Verifikasi penerimaan jasa
Perbedaan prosedur dibutuhkan dalam mengendalikan pembelian jasa. Tantangan utama dalam hal ini ialah memastikan bahwa pengadaan jasa benar-benar telah dilakukan dan hal ini memang sulit untuk dipastikan. Salah satu pengendaliannya ialah menunjuk seorang supervisor yang bertanggung jawab terhadap semua biaya yang dibebankan kepada departemen terkait. Supervisor dibutuhkan untuk mengakui penerimaan jasa dan biaya terkait kemudian akan di bebankan ke akun dimana beliau bertanggung jawab. Selain itu, penting untuk dilakukannya perbandingan biaya nyata dengan anggaran secara rutin untuk menginvestigasi apabila terjadi perbedaan biaya.

d. Pencurian barang persediaan
Risiko pencurian barang persediaan dapat menjadikan hilangnya persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk mengatasi risiko ini dapat dilakukan beberapa prosedur pengendalian. Pertama, persediaan harus disimpan pada lokasi yang aman dengan jalan masuk yang terbatas. Kedua, seluruh pemindahan persediaan harus didokumentasikan sehingga adegan penerimaan dan adegan penyimpanan mengetahui akan adanya pemindahan persediaan. Pendokumentasian tersebut juga harus dilakukan ketika ingin melaksanakan pemindahan barang persediaan dari adegan penyimpanan kepada adegan produksi. Ketiga, penting untuk dilakukannya perhitungan fisik persediaan yang dimiliki dan membandingkannya dengan pencatatan persediaan secara periodik. Terakhir, perlunya pemisahan tanggung jawab antara adegan penerimaan dan penyimpanan persediaan.

Approving Supplier Invoices
Tujuan tahap ini ialah memastikan perusahaan membayar hanya pada barang dan jasa yang dipesan dan diterima. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya ialah sebagai berikut :
a. Gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier
Risiko gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier dapat terjadi alasannya ialah adanya perbedaan antara kuota dengan harga yang dibebankan atau terjadinya salah hitung terhadap jumlah tagihan. Untuk menghindari hal tersebut, maka penting untuk dilakukannya pengecekan keakuratan tagihan supplier serta harga dan kuantitas barang pada tagihan harus dibandingkan dengan Purchase Order dan Receiving Receipt yang sesuai.

b. Kesalahan dalam melaksanakan posting ke akun hutang
Kesalahan dalam melaksanakan posting ke akun hutang dapat menjadikan terjadinya kesalahan dalam pelaporan keuangan dan kinerja perusahaan yang selanjutnya dapat menjadikan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Pengendalian data entry dan pemrosesan data sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko ini. Pengendalian lain yang dapat dilakukan ialah membandingkan saldo akun supplier sebelum dan sesudah cek diproses dengan tagihan yang sedang diproses serta saldo akun supplier dibandingkan secara periodik dengan jumlah akun hutang di buku besar.

Cash Disbursement
Tujuan pada tahap ini ialah organisasi harus mengamankan kas perusahaan. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya ialah sebagai berikut :
a. Membayar untuk barang yang tidak diterima
Risiko ini dapat menjadikan terjadinya pengurangan kas secara sia-sia atau terjadinya kesalahan perhitungan persediaan. Pengendalian yang paling baik untuk mencegah hal tersebut ialah membandingkan kuantitas barang pada tagihan supplier dengan kuantitas yang dimasukkan pada sistem oleh adegan persediaan yang mendapatkan pemindahan barang persediaan dari adegan penerimaan. Beberapa perusahaan mengharuskan adegan persediaan untuk melaksanakan verifikasi terhadap Receiving Receipt sebelum dokumen tersebut digunakan sebagai dokumen pendukung pembayaran tagihan supplier. Melakukan verifikasi terhadap pengadaan jasa akan lebih sulit dilakukan apabila hanya dilakukan berdasarkan tagihan supplier. Oleh alasannya ialah itu, sebagian besar perusahaan bergantung pada pengendalian anggaran dan melaksanakan review secara akurat terhadap beban-beban dari setiap departemen untuk menunjukkan potensi kecurangan yang perlu diinvestigasi lebih lanjut.

b. Gagal dalam mengambil diskon pembelian
Risiko ini dapat menjadikan perusahaan harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan barang dalam jumlah besar. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan ialah pengajuan tagihan dengan tanggal jatuh tempo untuk mendapat diskon. Tagihan yang telah disetujui harus dilengkapi dengan tanggal jatuh tempo dan sistem harus dirancang untuk dapat melacak tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat mencetak daftar semua tagihan yang outstanding secara periodik. Anggaran arus kas yang menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih outstanding juga dapat membantu perusahaan membuat perencanaan dalam memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia.

c. Membayar tagihan yang sama dua kali
Risiko ini dapat mensugesti kebutuhan arus kas dan terjadi pencatatan keuangan yang tidak sesuai. Hal ini terjadi dengan banyak sekali cara, misalnya terdapat duplikat invoice yang dikirim setelah cek perusahaan dikirimkan ke supplier. Pengendalian yang dapat dilakukan ialah memastikan bahwa tagihan yang akan dibayar ialah hanya tagihan yang dilengkapi dengan invoice asli dan dokumen pendukung lainnya menyerupai Purchase Order dan Receiving Receipt serta membatalkan semua dokumen pendukung ketika pembayaran telah dilakukan.

d. Pencurian kas
Kas merupakan asset paling likuid yang sangat mudah untuk disalahgunakan. Pencurian kas dapat menjadikan kerugian perusahaan. Pengendalian yang dapat dilakukan ialah terdapatnya pemisahan tanggung jawab antara adegan yang melaksanakan verifikasi tagihan dengan adegan yang melaksanakan pembayaran. Selain itu penting untuk dilakukannya pembatasan jalan masuk ke kas dan cek kosong serta penandatanganan cek oleh dua otorisasi untuk jumlah yang lebih banyak. Pengendalian lainnya ialah seseorang yang independen dari prosedur pembayaran melaksanakan rekonsiliasi dengan akun bank.

Pengendalian ini menyediakan pengecekan akurat secara independen dan mencegah seseorang dari penggelapan kas dan kemudian menyembunyikan pencurian dengan menyesuaikan bank statement. Akses terhadap supplier master file harus dibatasi dan setiap perubahan yang terjadi pada supplier master file harus di-review secara akurat dan harus terdapat persetujuan atas perubahan tersebut. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan ialah membatasi kemampuan sistem yang dapat membuat supplier dan memproses tagihan kepada supplier tersebut dalam satu waktu sehingga karyawan tidak bisa membuat supplier gres dan eksklusif menerbitkan cek untuk supplier tersebut.

e. Penyalahgunaan cek
Penyalahgunaan cek dapat menjadikan pengeluaran cek untuk supplier fiktif. Pengendalian yang perlu dilakukan ialah melindungi mesin pencetak cek dan membatasi jalan masuk kepadanya serta menggunakan tinta khusus pada ketika mencetak cek. Melakukan rekonsiliasi bank merupakan pengendalian paling penting untuk mendeteksi penipuan cek.

f. Permasalahan arus kas
Penting untuk dilakukannya perencanaan dan pengawasan pengeluaran untuk mencegah permasalahan arus kas. Permasalahan arus kas dapat menjadikan tingginya arus kas keluar dibandingkan dengan arus kas masuk perusahaan. Oleh alasannya ialah itu, anggaran arus kas merupakan pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko ini. Anggaran arus kas menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih outstanding untuk membantu perusahaan membuat perencanaan dalam melaksanakan pembayaran supplier.

Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus Pendapatan

Entri Pesanan Penjualan
Tujuan utama proses entri pesanan penjualan ialah secara akurat dan efisien memproses pesanan pelanggan, memastikan bahwa perusahaan dibayar untuk semua penjualan kredit, dan bahwa semua penjualan sah, serta untuk meminimalkan hilangnya pendapatan akhir dari administrasi persediaan yang kurang baik. Dalam proses entri pesanan penjualan terdapat empat ancaman, yaitu sebagai berikut :

“ Ancaman 1: Pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat ”

Ancaman dasar selama entri pesanan penjualan ialah data yang penting mengenai pesanan tersebut akan hilang ataupun tidak akurat. Kegiatan ini bukan hanya menimbulkan inefisiensi karena perlunya menghubungi kembali pelanggan dan memasukkan kembali pesanan ke dalam sistem, tetapi juga dapat secara negatif menghipnotis persepsi pelanggan, dan akibatnya, dapat besar lengan berkuasa buruk terhadap penjualan di masa mendatang. Beberapa pengendalian edit entri data dapat menghilangkan bahaya tersebut, ibarat pemeriksaan kelengkapan dapat memastikan bahwa semua data yang diperlukan dimasukkan, pencarian otomatis, uji kewajaran dan uji kelengkapan.

“ Ancaman 2 : Penjualan kredit ke pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk “

Ancaman kedua dalam entri pesanan penjualan ialah kemungkinan melaksanakan penjualan yang kemudian menjadi tak tertagih. Mensyaratkan otorisasi yang benar untuk setiap penjualan kredit akan mengurangi bahaya ini. Secara umum, hal ini dicapai dengan menetapkan batas kredit untuk setiap pelanggan dan memperlihatkan pegawai bab penjualan otorisasi umum untuk menyetujui penjualan kredit perhiasan ke pelanggan lama dengan syarat penjualan semacam itu tidak meningkatkan total saldo rekening pelanggan melebihi batas kredit yang disetujui.

“ Ancaman 3: Keabsahan pesanan “

Ancaman lainnya berkaitan dengan legitimasi pesanan. Dahulu, keabsahan pesanan pelanggan didapat melalui penerimaan pesanan pembelian yang telah ditandatangani dari pelanggan. Bersama peningkatan transaksi bisnis cesara eletronis, penggunaan tanda tangan digital dan akta digital disyaratkan untuk memverifikasi identitas setiap pihak.

“ Ancaman 4: Kehabisan persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga “

Ancaman lain dalam proses entri data ialah penjualan akan hilang karena kehabisan persediaan. Sebaliknya persediaan yang berlebih akan meningkatkan biaya penggudangan dan bahkan dapat memerlukan pengurangan harga yang signifikan. Cara mengatasi problem ini, perusahaan-perusahaan membuat sistem pengendalian persediaan dan perkiraan penjualan yang akurat.

Pengiriman
Tujuan utama fungsi pengiriman ialah untuk memenuhi pesanan pelanggan secara efisien dan akurat, serta untuk menjaga persediaan. Dalam proses pengiriman terdapat dua ancaman, yaitu sebagai berikut :

“ Ancaman 5: Kesalahan pengiriman “

Mengirimkan barang yang salah atau jumlah barang dagangan yang salah serta mengirimkan ke lokasi yang salah ialah kesalahan serius karena kesalahan-kesalahan tersebut dapat secara signifikan mengurangi kepuasan pelanggan dan besar lengan berkuasa pada penjualan di masa mendatang. Kesalahan-kesalahan tersebut juga dapat menimbulkan hilangnya aset apabila pelanggan tidak membayar barang yang salah kirim. Penggunaan pemindai kode garis untuk mencatat pengambilan dan pengiriman persediaan dapat secara kasatmata meniadakan kesalahan entri data. Di perusahaan-perusahaan tempat entri data masih dilakukan secara manual, penggunaan pengendalian aplikasi, ibarat pemeriksaan field dan uji kelengkapan, dapat mengurangi kesalahan secara signifikan. Hanya setelah sistem tersebut telah memverifikasi bahwa pengiriman benar maka slip pengepakan dan dokumen pengiriman dicetak.

“ Ancaman 6: Pencurian persediaan “

Sebagai perhiasan dari kerugian aset, pencurian juga membuat catatan persediaan menjadi tidak akurat, yang dapat mengkibatkan maslaah-masalah dalam memenuhi pesanan pelanggan. Prosedur-prosedur pengendalian yang dapat mengurangi risiko pencurian persediaan terdiri dari dua,yaitu (1) persediaan harus disimpan dalam lokasi yang aman dengan pembatasan kanal secara fisik, dan (2) semua transfer persediaan di dalam perusahaan harus didokumentasikan.

Penagihan
Tujuan utama dari fungsi penagihan dan piutang usaha ialah untuk memastikan bahwa para pelanggan ditagih untuk semua penjualan, bahwa faktur akurat, dan bahwa catatan rekening pelanggan dipelihara akurat. Dalam proses penagihan terdapat tiga ancaman, yaitu sebagai berikut:

“ Ancaman 7: Kegagalan untuk menagih pelanggan “

Kegagalan untuk menagih pelanggan atas barang-barang yang sudah dikirim menimbulkan kerugian aset dan kesalahan dalam data penjualan, persediaan, serta piutang usaha. Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan dapat mengurangi bahaya ini. Pesanan penjualan, kartu pengambilan barang, slip pengepakan, dan faktur penjualan harus secara berurutan diberi nomor dan kemudian secara periodik dipertanggungjawabkan.

“ Ancaman 8: Kesalahan dalam penagihan “

Kesalahan dalam penagihan, ibarat kesalahan memperlihatkan harga dan menagih pelanggan untuk barang-barang yang tidak dikirim atau atas pesanan ulang, mencerminkan potensi bahaya lainnya. Kelebihan penagihan dapat menimbulkan ketidakpuasan pelanggan, dan kekurangan dalam penagihan dapat menimbulkan kerugian aset. Kesalahan memperlihatkan harga dapat dihindari dengan cara memerintahkan komputer menarik data yang sempurna dari file induk persediaan. Kesalahan yang melibatkan jumlah barang yang dikirim dapat diketahui dengan merekonsiliasi jumlah yang tercantum di slip pengepakan dengan jumlah dalam pesanan penjualan. Apabila memungkinkan, penggunaan pemindai kode garis dapat mengurangi lebih jauh kemungkinan kesalahan entri data.

“ Ancaman 9: Kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan “

Kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan dapat mengarah pada hilangnya penjualan di masa mendatang dan juga menunjukkan kemungkinan pencurian kas. Pemeriksaan edit berikut ini dapat digunakan untuk memastikan akurasi dalam memperbarui rekening pelanggan :
1. Pemeriksaan validitas atas pelanggan dan nomor faktur.
2. Verifikasi closed-loop untuk memastikan bahwa rekening yang benar yang dikredit.
3. Pemeriksaan field memastikan bahwa hanya nilai numerik yang dimasukkan untuk jumlah pembayaran.

Rekonsiliasi harus dilakukan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan transaksi aslinya karena (1) lebih mudah untuk melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan anda sendiri dan (2) hal ini memperlihatkan suatu cata untuk mengidentifikasi ketidakberaturan. Terakhir, mengirimkan melalui surat laporan rekening bulanan ke setiap pelanggan memperlihatkan tinjauan independen perhiasan atas akurasi proses memasukkan data karena pelanggan akan mengajukan keluhan kalau rekening mereka belum dikredit dengan benar untuk pembayaran yang telah mereka kirimkan.

Penagihan Kas
Tujuan utama dari fungsi penagihan kas ialah untuk menjaga kiriman uang pelanggan. Dalam proses penagihan kas terdapat satu ancaman, yaitu sebagai berikut :

“ Ancaman 10: Pencurian kas “

Prosedur pengendalian khusus harus digunakan karena kas mudah dicuri. Pemisahan peran ialah prosedur pengendalian yang paling efektif untuk mengurangi pencurian. Para pegawai yang memiliki kanal secara fisik ke kas harus tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat atau mengotorisasi transaksi apapun yang melibatkan penerimaan kas. Secara khusus, pasangan peran berikut ini harus dipisahkan :
1. Menangani kas atau cek serta memasukkan data kiriman ke rekening pelanggan. Seseorang yang melaksanakan kedua peran ini dapat melaksanakan jenis penggelapan khusus yang disebut gali lubang tutup lubang (lapping).
2. Menangani kas atau cek dan mengotorisasi nota kredit. Seseorang yang melaksanakan kedua peran ini dapat menutupi pencurian kas dengan cara membuat nota kredit yang sama dengan jumlah yang dicuri.
3. Membuat nota kredit dan memelihara rekening pelanggan. . Seseorang yang melaksanakan kedua peran ini dapat menghapus jumlah tidak tertagih yang merupakan utang teman-temannya.
4. Masalah-masalah Umum Pengendalian
Dua tujuan umum yang bekerjasama dengan semua acara dalam siklus pendapatan ialah bahwa data tersedia dikala diperlukan dan bahwa semua acara dilakukan secara efesien dan efektif. Dalam siklus pendapatan terdapat dua bahaya umum, yaitu:

“ Ancaman 11: Kehilangan data “

Ancaman umum yang signifikan dalam siklus pendapatan ialah kehilangan data mengenai rekening pelanggan. Rekening pelanggan dan catatan persediaan yang akurat ialah hal yang penting, tidak hanya untuk tujuan pelaporan eksternal dan internal saja, tetapi juga untuk merespons pertanyaan pelanggan. Selain itu, kehilangan semua data piutang usaha dapat mengancam kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, catatan-catatan tersebut harus dilindungi dari kehilang atau kerusakan. File-file induk piuang usaha, penjualan dan penerimaan kas harus dibuat cadangannya secara teratur. Dua salinan cadangan file-file kunci, ibarat file induk piutang usaha, harus dibuat. Salah satunya harus disimpan di lokasi kantor dan lainnya di luar lokasi kantor. Pengendalian kanal juga merupakan hal yang penting. Membocorkan info pelanggan ke pesaing dapat menurunkan penjualan dan bahkan membuat perusahaan menghadapi tanggung jawab hukum. Akses tidak sah juga meningkatkan risiko kerusakan file-file data yang penting.

“ Ancaman 12: Kinerja yang kurang baik “

Sebagai perhiasan dari memastikan akurasi dan menjaga aset, tujuan lainnya pengendalian internal ialah mendorong dilaksanakannya peran secara efisien dan efektif. Mempersiapkan dan meninjau laporan memperlihatkan dasar untuk menilai efisiensi dan efektivitas aneka macam acara siklus pendapatan dan untuk mengurangi bahaya kinerja yang dibawah standar. Efisiensi dan efektivitas tenaga penjualan dapat dinilai melalui laporan analisis penjualan (sales analysis report), yang merinci penjualan berdasarkan tenaga penjual, daerah, atau produk. Pandangan lebih jauh wacana kinerja penjualan keseluruhan dapat diberikan dengan mempersiapkan laporan analisis profitabilitas (profitability analysis report), yang merinci kontribusi margin laba setiap daerah, pelanggan, saluran distribusi, tenaga penjual, produk, atau dasar lainnya.

MENGIDENTIFIKASI AKTIVITAS BISNIS UTAMA DAN PEMROSESAN INFORMASI DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN SIKLUS PENGGAJIAN.

Siklus SDM / penggajian dan pengupahan ialah rangkaian aktifitas bisnis berulang dan operasional pemprosesan data terkait yang berhubumgan dengan cara yang efektif dalam mengelolah pegawai. Pada gambar 2-1 menyajikan diagram konteks sistem penggajian yang memperlihatkan lima sumber utama input sistem penggajian. Dimana departemen SDM menunjukkan info mengenai pengangkatan tenaga kerja, pemberhentian, dan perubahan tingkat gaji alasannya ialah adanya kenaikan ataupun promosi. Para pegawai membuat perubahan dalam pengurangan contohnya kontribusi untuk rencana pensiun. Sementara itu banyak sekali departemen menunjukkan data mengenai kehadiran. Lembaga pemerintah menyediakan tarif pajak dan intruksi untuk memenuhi persyaratan tertentu. Dalam cara yang sama perusahaan asuransi dan perusahaan lainnya menunjukkan intruksi menghitung memotong banyak sekali tarif yang ditetapkan.

Cek ialah output utama sistem penggajian dan pengupahan. Para pegawai mendapatkan cek gaji yang kemudian dikirim ke bank untuk mentransfer dana dari rekening reguler perusahaan ke rekening pegawai masing-masing. Cek juga dibuat untuk lembaga pemerintahan dan perusahaan lainnya untuk memenuhi kewajiban perusahaan.

Pada dasarnya siklus SDM / penggajian memiliki tujuh aktifitas dasar yang dilakuka n dalam siklus SDM / penggajian. Ketujuh aktifitas siklus SDM / Penggajian yaitu sebagai berikut :
• Perbarui file induk pegawai
Aktivitas ini melibatkan pembaruanfile induk penggajian untuk mencerminkan banyak sekali jenis perubahan penggajian : memperkerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan dalam pengurangan diskresi. Departemen SDM menunjukkan info ini, pemeriksaan edit yang tepat, menyerupai pemeriksaan validitas atas nomor pegawai dan uji kewajaran atas perubahan yang dilakukan, berlaku untuk semua transaksi perubahan penggajian.

• Perbarui tarif dan pemotongan pajak
Aktivitas kedua dalam siklus SDM / penggajian ialah memperbarui info mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya. Bagian penggajian membuat perubahan-perubahan ini, tetapi perubahan jarang terjadi. Perubahan tersebut terjadi ketika bab penggajian menerim pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan potongan gaji lainnya dari banyak sekali unit pemerintah dan perusahaan asuransi.

• Validasi data kehadiran dan waktu
Langkah ini memvalidasi setiap data waktu dan kehadiran pegawai. Informasi ini datang dalam berbagia bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai. Bagi para pegawai yang dibayar per jam, banyak perusahaan menggunakan kartu waktu untuk mencatat waktu kedatangan pegawai dan waktu keluar, untuk setiap giliran kerja. Para pegawai yang mendapatkan gaji tetap jarang mencatat pekerjaan mereka ke dalam kartu waktu. Sebagai gantinya, para supervisor mereka secara informal akan mengawasi kehadiaran mereka dalam suatu pekerjaan.

• Siapkan penggajian
Langkah ini mempersiapkan penggajian. Tempat pegawai bekerja akan menunjukkan data mengenai jam yang dihabiskan dan seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasi data tersebut. Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian. Prosedur penggajian yang pertama yaitu file transaksi penggajian diurut berdasarkan nomor pegawai, biar berada dalam urutan ayang sama dengan yang berada dalam file induk penggajian. Apabila organisasi tersebut memproses penggajian dari beberapa divisi, file transaksi penggajian setiap divisi harus digabungkan. File data yang diurutkan kemudian digunakan untuk membuat cek gaji pegawai. Bagi setiap pegawai, catatan file induk penggajian data catatan transaksi terkait akan dibaca dan gaji kotor akan dihitung. Bagian para pegawai yang dibayar per jam, jumlah jamyang dihabiskan akan dikali dengan tingkat upah dan kemudian pelengkap untuk lembur atau bonus akan ditambahkan. Bagi para pegawai yang mendapatkan gaji bulanan, gaji kotor ialah pecahan dari gaji tahunan, yang mencerminkan lamanya periode pembayaran. Selanjutnya, semua potongan penggajian akan dijumlah dan totalnya dikurangkan dari gaji kotor untuk mendapatkan gaji bersih. Potongan gaji berada dalam dua kategori umum : potongan untuk pajak penghasilan dan potongan sukarela. Potongan untuk pajak penghasilan mencakup pajak federal, negara bagian, dan lokal, serta pajak jaminan sosial. Potongan sukarela mencakup kontribusi rencana pensiun ; premi asuransi jiwa, kesehatan, dan cacat ; iuran serikat pekerja ; dan kontribusi untuk banyak sekali amal. Terakhir, daftar prnggajian dan cek gaji pegawai dicetak. Daftar penggajian ialah laporan yang mendaftar gaji kotor setiap pegawai, potongan gaji, dan gaji bersih dalam format multikolom. Daftar ini sering kali disertai dengan daftar potongan terpisah, yang mendaftar banyak sekali potongan sukarela untuk setiap pegawai. Daftar penggajian juga digunakan untuk mengesahkan transfer dana ke rekening bank perusahaan untuk penggajian. Cek gaji pegawai juga umumnya melampirkan slip gaji, yang mencantumkan jumlah gaji kotor, potongan, dan gaji bersih untuk periode ketika ini, dan total sampai tahun ini, untuk setiap kategori.

• Keluarkan dana penggajian
Langkah selanjutnya ialah pembayaran yang bahu-membahu atas cek gaji ke pegawai. Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakancek atau dengan penyimpanan eksklusif gaji bersih ke rekening bank probadi mereka. Setoran eksklusif ialah salah satu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya pemrosesan penggajian. Para pegawai yang dibayar melalui setoran eksklusif biasanya akan mendapatkan sebuah kopi cek gaji yang menunjukkan jumlah yang disimpan bersama dengan slip gaji. Setiap penggajian tersebut harus menghasilkan serangkaian file simpanan gaji, satu untuk setiap bank daerah setoran gaji dilakukan. Setiap file berisi sebuah catatan unutk setiap pegawai yang rekeningnya ada di bank tertentu. Setiap catatan mencakup nama pegawai, nomor jaminan sosial, nomor rekening bank, dan jumlah gaji bersih. Dana tersebut kemudian akan dikirim secara elektronis dari rekening bank perusahaan ke rekening pegawai. Jadi, setoran eksklusif meniadakan perlunya kasir menandatangani setiap cek gaji. Akan tetapi, kasir tetap harus mensahkan transfer dana dari rekening giro reguler organisasi tersebut.

• Hitung kompensasi dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung. Contohnya, perusahaan harus membayar pajak jaminan sosial, sebagai pelengkap dari jumlah yang ditahan dari cek gaji pegawai. Hukum federal dan negara bab juga mensyaratkan perusahaan untuk menunjukkan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, sampai ke batas maksimal tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian. Sebagai tambahan, perusahaan sering kali menunjukkan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran permi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.

• Pengeluaran dana pajak penghasilan dan potongan lain-lain
Aktivitas terakhir dalam proses penggajian ialah membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai. Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar banyak sekali kewajiban pajak yang terjadi. Lembaga pemerintahan terkait menspesifikasikan waktu untuk pembayaran ini. Sebagai tambahan, dana yang secara sukarela dikurangi dari cek gaji pegawai untuk banyak sekali kompensasi, menyerupai rencana tabungan gaji, harus dibayarkan keorganisasi terkait.

Sistem info akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang administrasi untuk menyajikan info keuangan bagi kepentingan perusahaan dan pertanggung balasan keuangan kepada pihak luar perusahaan (investor, kreditor, dan kantor pelayanan pajak). Yang pada tujuan khususnya untuk persoalan ini, sistem ini juga dirancang untuk menangani transaksi-transaksi gaji dan pembayarannya diantaranya sistem ini digunakan perusahaan untuk mencatat daftar hadir, mencatat transaksi kedalam jurnal, memposting kedalam buku besar serta menyiapkan laporan keuangan. Rangkaian acara ini terdiri dari proses pemasukan data, penyimpanan, pengolahan, proses menghasilhan laporan, dan pengendalian.

Fungsi-fungsi yang Terkait Dengan Sistem Penggajian dan Pengupahan
Dalam sistem penggajian dan pengupahan ada beberapa fungsi yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Fungsi-fungsi yang saling terkait dengan sistem penggajian dan pengupahan antara lain :

• Fungsi personalia / kepegawaian.
Tanggung jawabnya dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan, tariff gaji, dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan , penghentian karyawan dari pekerjaannya, dan penetapan banyak sekali dukungan kesejahteraan karyawan serta perhitungan gaji dan upah karyawan

• Fungsi keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan uaph setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.

• Fungsi akuntansi
Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan ( misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan terdiri dari :
a. Bagian Utang. Bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji dan upah menyerupai yang tercantum dalam daftar gaji dan upah. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayaran gaji dan upah untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seprti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.

b. Bagian Kartu Biaya. Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem akuntansi panggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk mancatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja ( untuk tenaga kerja eksklusif pabrik )

c. Bagian Jurnal. Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.

• Fungsi pencatat waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
• Fungsi pembuat daftar gaji dan upah
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan banyak sekali potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah karyawan.



MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN UTAMA DALAM AKTIVITAS PENGGAJIAN DAN MENGEVALUASI KECUKUPAN PENGENDALIAN INTERNAL.

Romney dan Steinbart  (2004:229) mendefinisikan pengendalian internal sebagai “rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memperlihatkan info yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.

Fungsi sistem info akuntansi ( SIA ) dalam siklus SDM / Penggajian menurut  Romney dan Steinbart (2004:199) yaitu menyediakan pengendalian yang memadai semoga dapat memastikan terpenuhinya tujuan berikut ini : 
·                Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar
·                Semua transaksi penggajian yang dicatat valid
·                Semua transaksi penggajian yang valid dan diotorisasi dicatat
·                Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat
·                Peraturan pemerintah terkait yang berafiliasi dengan pengiriman pajak dan pengisian laporan penggajian / SDM telah terpenuhi
·                Aset ( kas ataupun data ) dijaga dari kehilangan ataupun pencurian
·                Aktivitas siklus SDM / penggajian dilakukan dengan benar

Romney dan Steinbart dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” menjelaskan beberapa bahaya dan pengendalian dalam siklus penggajian / SDM yang dapat dilihat pada tabel 1 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1 : Ancaman dan pengendalian dalam siklus penggajian / SDM
Proses / Aktivitas
Ancaman
Prosedur Pengendalian Dapat diterapkan
Pengontrakan dan
perekrutan tenaga
kerja
·  Memperkerjakan pegawai yang tidak berkualitas atau berkelakuan buruk.
·  Pelanggaran hukum ketenagakerjaan
Prosedur memperkerjakan yang baik, termasuk verifikasi keahlian pelamar kerja, rujukan dan riwayat pekerjaan.

Dokumen lengkap atas prosedur untuk memperkerjakan, pelatihan perkembangan terkini dalam hal hukum ketenagakerjaan.
Pemprosesan
Pengajian
·  Perubahan file induk penggajian tanpa otorisasi .
·  Data waktu yang tidak akurat

·  Pemrosesan penggajian yang tidak akurat.
·  Pencurian atau distribusi cek gaji tipuan
Pemisahan tugas: data SDM dengan penggajian dan distribusi cek gaji, pengendalian akses, tinjauan atas semua perubahan.
Otomatisasi pengu mpu lan data banyak sekali pemeriksaan edit, rekonsiliasi data kartu waktu dengan data kartu waktu kerja.
Total batch dan pengendalian aplikasi lainnya, rekening kliring penggajian, tinjauan peraturan IRS.

Setoran langsung, distribusi cek gaji dilakukan oleh seseorang yang independen dari proses penggajian, penyelidikan cek gaji yang tidakdiklaim, jalan masuk terbatas ke cek gaji kosong ; sumbangan nomor tercetak dan perhitungan serta pencatatan periodik untuk semua cek gaji, penggunaan rekening giro terpisah untuk penggajian, yang dipelihara sebagai dana tetap, rekonsiliasi semua rekening bank penggajian oleh seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penggajian.
Umum
·  Kehilangan atau pengungkapan data tanpa otorisasi.
·  Kinerja yang kurang baik.
Prosedur pembuatan cadangan ; rencana pemulihan dari bencana, pengendalian jalan masuk fisik dan logis, enkripsi data.

Pengembangan dan tinjauan periodik atas metrik kinerja yang tepat, jadwal pelatihan.
Sumber : Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Dua, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta, 2005, hal.201.


Definisi Buku Besar (General ledger)
Romney & Steinbard (2006), General ledger berisi perihal rangkuman data mengenai setiap asset, kewajiban, ekuitas, penjualan, dan biaya-biaya sebuah organisasi. Kegiatan proses berita meliputi updating general ledger dan persiapan laporan yang merangkum hasil acara organisasi.
Dokumen-dokumen transaksi yang sudah dicatat sebelumnya, baik dalam jurnal umum maupun jurnal khusus kemudian dipindahkan ke dalam buku besar (General ledger) sesuai dengan kelompok rekening dan nomor perkiraannya. Pada dasarnya fungsi buku besar ialah untuk mengetahui total saldo pada masing-masing rekening yang nantinya akan dipindahkan ke neraca saldo secara satu per satu tiap-tiap rekening.

Fungsi Buku Besar (General ledger)
Fungsi general ledger (Wilkinson, 2000, p.380) ialah :
1) Untuk mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat
2) Untuk memposting transaksi – transaksi tersebut pada akun yang sesuai
3) Untuk menjaga keseimbangan debit dan kredit pada akun – akun tersebut
4) Mengkomodasi pencataan jurnal penyesuaian
5) Membuat laporan keuangan yang handal dan sempurna waktu pada setiap periode akuntansi

Tujuan Buku Besar (General ledger)
Tujuan General ledger yang dikemukakan oleh Wilkinson (2000), diantaranya :
(1) Mencatat transaksi akuntansi secara akurat dan sempurna waktu.
(2) Memposting transaksi ke akun yang sesuai.
(3) Menjaga keseimbangan debet dan kredit untuk masing-masing akun.
(4) Mengakomodasikan jurnal penyesuaian, serta
(5) Menyediakan laporan keuangan yang handal dan sempurna waktu dalam setiap periode akuntansi.

Aktivitas Buku Besar (General ledger)
Aktivitas yang ada pada general ledger (Romney dan Steinbart, 2006, p.525-528) ialah sebagai berikut :
1) Update General ledger
Update general ledger terorganisir dari 2 (dua) sumber, yaitu :
a. Accounting subsystem, secara teori general ledger mampu diperbaharui untuk tiap-tiap transaksi individual, namun pada prakteknya, variasi subsistem akuntansi mampu memperbahuri general ledger dengan rangkuman jurnal, yang menampilkan hasil dari semua transaksi yang terjadi selama periode tertentu.
b. Treasurer, adegan treasurer menghasilkan catatan jurnal individual untuk memperbaharui General ledger bagi transaksi tidak rutin ibarat penjualan atau pembelian surat berharga penanaman modal.
2) Memposting jurnal adaptasi atau post adjusting entries
Adjusting entries berasal dari pengendali (controller) setelah trial balance disisipkan. Trial balance ialah laporan yang berisi keseimbangan untuk semua akun general ledger. Terdapat 5 (lima) kategori dasar adjusting entries, yaitu :
a. Accruals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada selesai periode akuntansi untuk menggambarkan transaksi yang telah terjadi namun kas belum diterima atau belum dibayar. Contohnya pencatatan pendapatan sewa.
b. Defferals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada selesai periode akuntansi untuk menggambarkan pertukaran dari kas yang dibayar dimuka untuk pelaksanaan dari kejadian yang berhubungan.
c. Estimates, mewakili catatan-catatan untuk menggambarkan adegan dari pengeluaran yang terjadi diluar periode akuntansi. Contohnya penyusutan dan biaya piutang tak tertagih.
d. Revalutions, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk menggambarkan perbedaan antara nilai bahwasanya dengan nilai yang tercatat dari suatu asset atau perubahan prinsip akuntansi. Contohnya perubahan metode yang digunakan untuk menilai persediaan.
e. Corrections, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk mengatasi pengaruh-pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam general ledger. Contohnya rekonsiliasi.
3) Menyiapkan laporan keuangan atau Prepare finalcial statements
Persiapan laporan keuangan dimulai pertama kali dengan income statement yang datanya diambil dari penjualan nilai biaya pada adjusted trial balance, kemudian dilanjutkan dengan balance sheet. Kegiatan ini memerlukan closing entries dengan nilai penjualan dan biaya sama dengan 0 (nol), kemudian dilakukan transfer net invoice atau loss ke retained earnings.
4) Menghasilkan laporan manajerial
Menghasilkan laporan menejerial merupakan final dalam general ledger and reporting system. Laporan ini akan digunakan untuk memverifikasi akurasi proses posting.

Sumber Input General Ledger
Dalam bukunya Accounting Information System (Wilkinson, 2000, p.384-385), mengemukakan bahwa sumber input general ledger berasal dari banyak sekali sistem pemrosesan transaksi pada satu perusahaan yang diklasifikasikan sebagai transaksi rutin, non rutin, penyesuaian, pembalik, dan penutup. Tipe ini dapat dipecah lagi menjadi :
a. Transaksi rutin eksternal (Routine external transaction), timbul selama periode akuntansi dari pertukaran dengan pihak independen yang berada dalam lingkungan sekitar.
b. Transaksi rutin internal (Routine internal transaction), terjadi alasannya ialah ada transaksi internal yang timbul selama periode akuntansi.
c. Transaksi non rutin (Nonroutine transaction), biasanya jarang terjadi dan berasal dari luar perusahaan dari acara yang tidak rutin.
d. Penyesuaian (Adjusting entries), terjadi pada selesai periode akuntansi (walaupun beberapa timbul selama periode dan tidak berulang).
e. Pembalik (Reserving entries), jurnal pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal adaptasi yang dibuat pada selesai periode akuntansi sebelumnya.
f. Penutup (Closing entries), memindahkan jumlah yang ada pada akun sementara ke dalam akun modal pemilik yang sesuai, sehingga akun sementara menjadi nol.

Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar (General ledger)
Menurut Romney & Steinbard (2006), terdapat beberapa bahaya yang potensial dalam sistem berita general ledger, yang secara garis besar dapat diterjemahkan sebagai berikut :
1) Kesalahan (error) dalam mengupdate general ledger dan pembuatan laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi ketika mengupdate general ledger dapat mensugesti pengambilan keputusan yang tidak sempurna alasannya ialah menyajikan berita yang keliru dalam laporan keuangan. Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk bahaya ini ialah dengan input edit and processing controls, reconciliations and control reports dan audit trail.
 Pemeriksaan validitas
 Pemeriksaan Field (Format)
 Pemeriksaan saldo nol
 Uji kelengkapan
 Verifikasi closed-loop
 Membuat file ayat jurnal adaptasi standar untuk ayat jurnal adaptasi yang berulang untuk setiap periode, ibarat biaya depresiasi
 Pemeriksaan tanda dari saldo akun buku besar, dikala pembaruan selesai, untuk memverifikasi saldonya telah benar (debit atau kredit)
 Menghitung total run-to-run untuk memverifikasi akurasi pemprosesan batch voucher jurnal

2) Kehilangan, kanal tidak berwenang, atau pengubahan terhadap data keuangan. General ledger merupakan komponen kunci dalam sistem berita akuntansi perusahaan. Akses yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dapat menyebabkan kerahasiaan data perusahaan terbongkar yang mungkin akan dimanfaatkan oleh kompetitor yang ada. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya kanal oleh pihak yang tidak berwenang dapat dilakukan dengan cara penggunaan username dan password.
 Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat menimbulkan kebocoran data belakang layar ke pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki pengendalian yang memadai semoga dapat mencegah kanal tanpa otorisasi ke buku besar.
 ID dan pasword pemakai harus digunakan untuk mengendalikan kanal ke buku besar dan pemisahan peran yang benar.
 Pengendalian atas pembuatan catatan voucher jurnal alasannya ialah mengotorisasi perubahan saldo akun buku besar.

3) Poor Performance. Perusahaan mesti menyediakan berita kepada banyak pihak ekternal, termasuk pemerintah, investor, dan creditor. Perusahaan juga membuat laporan pengendalian untuk digunakan dalam pengelolaan operasi. Merancang ulang proses bisnis menawarkan kesempatan komplemen untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas.
 Buku besar merupakan komponen kunci dari sistem berita akuntansi organisasi.pengendalian cadangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Pengunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir dari kerusakan tanpa disengaja.
b) Pembuatan cadangan buku besar secara rutin paling tidak dua salinan cadangan buku besar harus ada.satu salinan disimpan dilokasi perusahaan satunya disimpan diluar perusahaan.
Subsistem Dasar dalam Sistem Informasi Akuntansi
Subsistem dasar dalam sistem berita akuntansi ada 5 siklus subsistem yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi berita (Romney & Steinbart, 2006), yaitu :
a. Expenditure Cycle (Siklus Pembelian)
b. Production Cycle/Conversion Cycle (Siklus Produksi)
c. Revenue Cycle (Siklus Penjualan)
d. Human Resource/Payroll Cycle (Siklus Penggajian)
e. Financing Cycle (Siklus Keuangan)

Kelima siklus di atas menawarkan data transaksi pada General Ledger & Reporting Systems (Siklus Pencatatan) untuk pencatatan dan komunikasi informasi. General Ledger & Reporting Systems meliputi semua kegiatan yang berafiliasi dengan penyiapan laporan keuangan dan laporan manajerial lainnya, termasuk transaksi yang tidak rutin dan jurnal adaptasi yang beraneka ragam (Romney & Steinbart, 2006).


 COSO kependekan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission.
 Sejarahnya, COSO berkaitan dengan Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) yang dikeluarkan SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak terjadi di Amerika tahun 70-an. Perbedaannya yaitu FCPA merupakan inisiatif dari eksekutif-legislatif sedangkan COSO lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.
 Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu :
 American Accounting Association (AAA)
 American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
 Institute of Internal Auditors (IIA)
 Institute of Management Accountants (IMA)
 Financial Executives Institute (FEI)
 Tujuan komisi ini yaitu melaksanakan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi2 yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.

COSO – INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING – GUIDANCE FOR SMALLER PUBLIC COMPANIES

 Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya ialah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif ihwal pengendalian internal (integrated guidance on internal control). Sehingga dibentuk COSO, yang kemudian berafiliasi dengan Coopers & Lybrand dalam membuat laporan tersebut.
 Coopers & Lybrand mengeluarkan report pada 1992, dengan perubahan minor pada 1994, dengan judul ‘Internal Control – Integrated Framework’.
 Report ini berisi definisi umum internal control dan membuat framework untuk melaksanakan penilaian (assessment) dan perbaikan (improvement) atas internal control.
 Kegunaan dari report ini salah satunya ialah untuk mengevaluasi FCPA compliance di suatu perusahaan.
 Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya ialah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif ihwal pengendalian internal (integrated guidance on internal control), yang kemudian dibentuk COSO untuk berafiliasi dengan Coopers & Lybrand untuk membuat report itu.
 Coopers & Lybrand mengeluarkan report tersebut pada 1992, dengan perubahan minor pada 1994, dengan judul ‘Internal Control – Integrated Framework’. Report ini berisi definisi umum internal control dan membuat framework untuk melaksanakan penilaian (assessment) dan perbaikan (improvement) atas internal control. Kegunaan dari report ini salah satunya ialah untuk mengevaluasi FCPA compliance di suatu perusahaan.

POIN PENTING DALAM REPORT COSO ‘INTERNAL CONTROL – INTEGRATED FRAMEWORK’ (1992) :

 Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai :
 Efektifitas dan efisiensi operasional
 Reliabilitas pelaporan keuangan
 Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
 Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
 Control Environment
 Risk Assessment
 Control Activities
 Information and communication
 Monitoring


 All five components of internal control set forth in the Framework (Control Environment, Risk Assessment, Control Activities, Information and Communication, and Monitoring) are important to achieving the objective of reliable financial reporting.
 Each of the Framework’s five components should not be viewed as an “end in itself.” Rather the components should be viewed as an integrated system working together to reduce risk to reliable financial reporting to an acceptable level.

MENARIK KESIMPULAN AKHIR ATAS KEEFEKTIFAN ICoFR.

ICoFR dapat dinilai efektivitasnya dengan menggunakan indikator – indikator yang secara umum terdapat di dalam COSO framework. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pengendalian internal, khususnya ICoFR suatu perusahaan, maka diharapkan suatu mekanisme pengauditan bagi pengendalian internal itu sendiri.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.