Contoh Rekonsiliasi Bank : Penjelasan dan Cara Menyeimbangkan Perbedaan Saldo Kas dan Bank
Contoh Rekonsiliasi Bank ini untuk memahami mengenai cara melakukan pekerjaan rekonsiliasi bank.
Perbedaan catatan kas dengan laporan bank bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya kesalahan pencatatan perusahaan atau bank.
Beberapa elemen yang sering menyebabkan terjadinya perbedaan antara pencatatan kas dan laporan bank.
Perbedaan tersebut antara lain: setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, jasa giro, biaya bank, kas yang tidak disetor, cek kosong dan koreksi penerimaan.
Agar pemahaman kita lebih jelas dan bisa melakukan pembetulan ketika menghadapi kasus seperti ini, maka blog manajemen keuangan akan memberikan contoh kasus berikut ini.
Rekonsiliasi Bank: Analisis, Cara, dan Contohnya
Masih menggunakan data di artikel Begini Cara Mudah Menguji Akurasi Transaksi-transaksi Kas.
Perhatikan data catatan kas dan laporan bank berikut ini:
Perhatikan Dari perbandingan laporan bank dan catatan kas:
Dari data – data tersebut di atas, kita bisa melihat beberapa perbedaan dalam pos-pos tertentu, dan berikut ini penjelasan untuk tiap-tiap pos dan cara menyamakannya :
01. Setoran dalam perjalanan
31-12-2014 :
Sudah dicatat sebagai penerimaan kas bulan Desember sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2014.
Karena masih belum diterima oleh bank sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, maka tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember 2014.
Jumlah Rp. 160.000 ini dicatat sebagai penerimaan bank bulan Januari 2015 sehingga termasuk dalam jumlah penerimaan Rp. 1.408.700.
Di sini saldo bank tanggal 31 Desember 2014 ditambah dan penerimaan bank bulan Januari dikurangi sebesar Rp. 160.000 agar sesuai dengan catatan kas.
31-01-2015 :
Sudah dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari 2015 sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2015.
Karena sampai tanggal 31 Januari 2015 masih belum diterima oleh bank maka tidak termasuk dalam jumlah penerimaan Rp. 1.408.700 dan saldo bank tanggal 31 Januari 2015.
Jumlah Rp. 180.000 ini dicatat sebagai penerimaan oleh bank pada bulan Februari.
Oleh karena itu, agar sesuai antara catatan bank dengan catatan kas maka penerimaan bank bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 180.000.
02. Check yang beredar
31-12-2014 :
Sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Desember, sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31-12-2014.
Check-check ini akan di-uangkan ke bank pada bulan Januari sehingga termasuk dalam jumlah pengeluaran bank bulan Januari sebesar Rp. 1.243.100.
Oleh karena itu saldo bank tanggal 31 Desember 2014 dan pengeluaran bank Januari dikurangi sebesar Rp. 172.400 agar sesuai dengan catatan kas.
31-01-2015 :
Sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari, sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2015.
Cek-cek ini baru di-uangkan ke bank pada bulan Februari, sehingga tidak termasuk dalam pengeluaran bank bulan Januari.
Agar sesuai dengan catatan kas maka pengeluaran bank ditambah, dan saldo bank Januari 2015 dikurangi sebesar Rp. 161.200,-
03. Jasa Giro
31-12-2014 :
Dicatat sebagai penerimaan kas pada bulan Januari sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2014.
Jasa giro ini ditambahkan oleh bank pada bulan Desember, oleh karena itu termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember 2014.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2014 dikurangi, dan penerimaan bank bulan Januari ditambah sebesar Rp. 6.000,-
31-01-2015 :
Jasa giro ini belum dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2015.
Oleh karena jasa giro ini ditambahkan sebagai penerimaan pada bulan Januari sehingga termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Januari 2015.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka penerimaan bank Januari dan saldo bank 31 Januari 2015 dikurangi sebesar Rp. 8.000,-
04. Biaya Bank
31-12-2014 :
Dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari 2015 sehingga masih termasuk dalam saldo tanggal 31 Desember 2014.
Oleh bank, biaya ini dibebankan sebagai pengeluaran bulan Desember, sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember 2014.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo bank 31 Desember 2014 dan pengeluaran bank 31 Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 1.200,-
31-01-2015 :
Dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Februari 2015 sehingga masih termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2015.
Oleh bank, biaya ini dibebankan sebagai pengeluaran pada bulan Januari sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Januari 2015.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka pengeluaran bank bulan Januari dikurangi, dan saldo bank 31 Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 1.600,-
05. Kas yang tidak disetor
31-01-2015:
Dicatat sebagai penerimaan kas pada bulan Januari 2015, sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2015.
Karena tidak disetor maka tidak termasuk dalam penerimaan bank Januari dan saldo bank 31 Januari 2015.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka penerimaan bank bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 40.000,-
06. Check kosong
31-12-2014:
Dicatat sebagai penerimaan kas bulan Desember 2014 sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2014.
Karena cek ini kosong, bank tidak mau menerima sebagai setoran dan dikembalikan ke perusahaan.
Oleh perusahaan cek kosong ini dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari.
Sehingga perbedaan antara kas dan bank terletak pada saldo 31 Desember 2014 dan pengeluaran Januari 2015.
Agar catatan bank sesuai dengan kas, maka saldo bank tanggal 31 Desember 2014 dan pengeluaran bank bulan Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 12.000,-
Bila cek kosong yang dikembalikan oleh bank dicatat sebagai pengurangan dalam jurnal penerimaan kas bulan Januari, maka perbedaan antara bank dengan kas terletak pada saldo 31 Desember 2014 dan penerimaan pada bulan Januari 2015.
Untuk menyesuaikan catatan bank dan catatan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2014 ditambah, dan penerimaan bank di bulan Januari dikurangi sebesar Rp. 12.000.
31-01-2015 :
Dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari 2015 sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2015.
Karena cek ini kosong oleh tidak diterima sebagai setoran dan dikembalikan lagi ke perusahaan.
Oleh perusahaan cek kosong ini dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Februari 2015.
Sehingga perbedaan antara kas dan bank terletak pada penerimaan Januari dan saldo Januari 2015.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka penerimaan bank bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 14.000,-
Bila cek kosong yang dikembalikan oleh bank dicatat sebagai pengurangan dalam jurnal penerimaan kas bulan Februari maka perbedaan antara bank dan kas terletak pada penerimaan Januari dan saldo 31 Januari 2015.
Maka penyesuaiannya sama dengan di atas.
07. Koreksi penerimaan
31-12-2014 :
Penerimaan kas bulan Desember 2014 dicatat terlalu besar Rp. 900. Sehingga saldo kas tanggal 31 Desember 2014 terlalu besar Rp. 900.
Kesalahan ini berakibat pada saldo kas tanggal 31 Januari 2015 yang juga terlalu besar Rp. 900.
Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka saldo bank tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Januari 2015 ditambah sebesar Rp. 900,-.
Kesimpulan
Demikian pembahasan tentang rekonsiliasi bank, yang salah satu tujuannya adalah memverifikasi semua transaksi bank.
Sehingga perbedaan beberapa elemen yang sering terjadi antara catatan kas dengan laporan bank tidak menimbulkan salah saji dalam laporan keuangan.
Bila anda ingin membuat sistem akuntansi keuangan yang bagus termasuk di dalamnya rekonsiliasi bank, bila sempat baca: Kenapa Perlu SOP Akuntansi Keuangan+Accounting Tools?
Bagaimana tanggapan Anda?
Post a Comment
Post a Comment