Artikel ini akan saya bahas dalam bentuk study kasus (tetapi fiktif adanya) hanya untuk mempermudah ilustrasi saja, dan saya dedikasikan khusus untuk mereka yang sedang menangani perusahaan yang gres berdiri, atau perusahaan sudah bangun tetapi akuntansinya gres digarap.
Kasus : Kebingungan Linda… (ahh…. menyerupai judul novel…. :P).
Hari ini yaitu hari pertama Linda (23 tahun, jebolan polytechnic terkenal di Singapura, rencanannya wisuda tgl 30 Maret nanti, GPA 3.75) bekerja di PT. Makmur Sentosa. Pagi-pagi sudah dipanggil oleh pak administrator dan berikan plastic folder yang isinya campuran nota-nota pengeluaran, akte-akte notaris, premium insurance, termasuk voucher pulsa prabayar yang sudah digosok :P.
Dasar Linda smart, begitu hingga di mejanya, ia eksklusif mengeluarkan dan memilah- milah isi folder tersebut sambil memasukkannya ke dalam spreadsheet.
Nah, dibawah ini yaitu spreadsheet-nya Linda:
10 menit kemudian Linda masih geser-geser mouse-nya, tidak terlihat sedang mengetik, sekarang Linda malah mengeluarkan pengikat rambut, rambut yang tadinya digerai sekarang mulai diikat, menyerupai orang yang sedang gerah, padahal AC diruangannya bertemperatur 16 derajat celcius, cukup hirau taacuh bukan?.
Wah….rupanya Linda sedang kebingungan, mau diposting kemana pengeluaran-pengeluaran tersebut, bagaimana menjournalnya?
Siapa yang mau bantu Linda? Pastinya semua mau bantu, ada sahabat kebingungan dan perlu bantuan, tentu kita bantu bukan?
Okay, mari kita sama-sama bantu Linda….
Ada 3 (tiga) key point yang harus kita perhatikan:
Key Point-1: Relevansi Transaksi
Akui pengeluaran-pengeluaran hanya yang terkait dengan perusahaan maupun persiapan pendirian perusahaan, dan eliminasi (jangan akui) pengeluaran-pengeluaran yang tidak relevan.
Kita perhatikan daftar transaksi yang dibuat Linda di atas:
Cantik Spa and Terapist, apakah relevan? Big no, kembalikan notanya ke boss!
Pembuatan akte pendirian perusahaan, apakah relevan? Of course, akui!
Materai @Rp 6000, untuk apa? Untuk isi draft akte, relevan, akui!
Pulsa prabayar, untuk apa? Boss telepon notaris dan konsultan, relavan, akui!
Konsultan, tentu relevan, so akui!
Photocopy, relevan, akui!
Bank Account Set-up, sangat relevan, akui!
Sewa daerah usaha (Kantor), so pasti, akui!
Pembuatan akte sewa menyewa, yoi!, akui!
Ongkos Cat Ruangan Kantor, ya iyalah relevan, akui!
Asuransi Gedung, yupz relevan, akui!
Deposit supplier, ok relevan, akui!
Pasang paping ditempat parkir, sangat relevan!
Okay, kita sudah temukan mana yang relevan mana yang tidak relevan, lalu pengeluaran-pengeluaran relevan tersebut kita akui sebagai apa?
Sabar….sabar…. kita masuk ke key point berikutnya….
Key Point-2: Tanggal Pendirian Perusahaan
Dari mana kita mampu tahu tanggal pendirian perusahaan? Apakah dari tanggal pengeluaran atas pembayaran ke notaris? Salah…..kita lihat dari TANGGAL AKTE PENDIRIAN, biasanya terletak di sampul depan akte, yang disamping berisi tanggal akte juga termuat NOMOR AKTE dan NAMA NOTARIS-nya. Setelah saya intip, tanggal akte pendirian PT. Makmur Sentosa yaitu 11 Februari 2008 (bukan 10 Februari), rupanya pak notaris dibayar didepan.
Apa kekerabatan tanggal pendirian perusahaan dengan akreditasi atas pengeluaran perusahaan?
Segala pengeluaran relevan yang terjadi sebelum tanggal pendirian perusahaan hendaknya diakui sebagai COMPANY SET-UP COST yang nantinya akan kita kelompokkan ke dalam AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Asset), sedangkan segala pengeluaran relevan yang terjadi setelah tanggal pendirian diakui sesuai dengan jenis pengeluarannya.
Mungkin anda ingin bertanya: Bagaimana dengan pengeluaran untuk pulsa prabayar dan photocopy yang terjadi sebelum tanggal pendirian perusahaan? Apakah akan diakui sebagai company set-up dan akan menjadi intangible asset? “WOW!”
Sabar…sabar… kita lanjutkan ke key-point selanjutnya…..
Key Point-3: Potensi Masa Manfaat
Pengeluaran sebelum tanggal pendirian yang memiliki potensi masa manfaat lebih dari satu tahun buku diakui sebagai PREPAID COST yang akan kita golongkan ke dalam COMPANY SET-UP, sedangkan yang potensi masa manfaatnya kurang dari satu tahun buku (i.e.: meterai, photocopy, pulsa prabayar) kita akui sebagai PREPAID EXPENSE.
Kedua pengeluaran tersebut akan eksklusif masuk ke dalam SALDO AWAL NERACA perusahaan, dicatat dengan mengkredit rekening MODAL.
Bedanya?.
Prepaid Expense (Uang Muka Biaya):
Masuk ke dalam kelompok AKTIVA LANCAR, dan setelah perusahaan beroperasi, rekening pre-paid diconvert menjadi expense yang sesuai.
Jurnalnya:
Sebelum perusahaan beroperasi:
[Debit]. Prepaid Expense (Uang Muka Biaya)
[Credit]. Capital (Modal)
Catatan: Jurnal di atas akan membuat Saldo Awal Neraca Akan terisi dengan Prepaid Expense di sisi aktiva dan Capital di sisi Equity.
Setelah perusahaan beroperasi (i.e.: sebelum penutupan buku periode pertama), prepaid expense diconvert dengan menjurnal:
[Debit]. Expense (i.e.:Telephone/Misc Exp/Office Supplies)
[Credit]. Prepaid Expense (Uang Muka Biaya)
Catatan: Jurnal kedua diatas, akan membuat prepaid expenses yang kita akui pada ketika perusahaan belum bangun akan terhapus (washed) dan menjelma expense yang kita bebankan pada periode pertama perusahaan beroperasi.
Prepaid Cost (Company Set-up):
Masukkan ke dalam AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD, dan DIAMORTISASI setelah perusahaan beroperasi.
Jurnalnya:
Sebelum perusahaan beroperasi:
[Debit]. Company Set-up (Intangible Asset)
[Credit]. Modal (Capital)
Setelah perusahaan beroperasi (i.e.: menjelang penutupan buku) diamortisasi dengan jurnal:
[Debit]. Amortisasi Aktiva Tak Berwujud
[Credit]. Company Set-up
Wait.... mungkin anda ingin bertanya: Berapa lama Company Setup diamortisasi?
Umumnya setiap usaha tentunya diperlukan dapat beroperasi selama mungkin, dengan kata lain; tidak ada pemilik usaha yang berharap perusahaannya beroperasi hanya untuk periode tertentu saja, tetapi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas telah diatur (kalau saya tidak salah) 30 tahun. Untuk lebih pastinya, bacalah di Akte Pendirian Perusahaan. Untuk itu, Company Set-up diamortisasi selama umur usaha.
Bagaimana dengan expenditures setelah tanggal pendirian perusahaan?
Perlakuannya sama saja dengan pengeluaran-pengeluaran setelah perusahaan beroperasi:
Pengeluran-pengeluaran yang berpotensi menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun buku, akui sebagai acquisition cost (harga perolehan aktiva), untuk disusutkan/diamortisasi nantinya. Sedangkan bila hanya akan memberi manfaat satu tahun buku saja atau kurang, maka akui sebagai expenses (biaya), tentunya dikelompokkan ke dalam rekening biaya yang sesuai. Hanya saja…………
Hanya saja, semoga memperoleh demam isu analisis yang wajar dan memenuhi the matching principle, maka perhatikanlah unsur revenue (pendapatan) yang terjadi pada ketika itu. Jika atas biaya tersebut akan menjadikan revenue pada periode yang sama, maka mampu eksklusif diakui sebagai biaya sekaligus. Jika belum, maka akuilah sebagai BIAYA DIBAYAR DIMUKA (prepaid expense), dan nanti bila pengeluaran tersebut mulai menghasilkan revenue, maka convert prepaid expense menjadi biaya yang sesuai.
Dalam kasus ini, asuransi gedung yang masa pertanggungannya yaitu tahunan, maka pada bulan pertama dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Prepaid Expense (i.e.: pre-paid insurance)
[Credit]. Cash
Nantinya bila sudah mulai menghasilkan revenue, prepaid expense diconvert menjadi biaya dengan jurnal:
[Debit]. Insurance
[Credit]. Prepaid Insurance
Kesimpulan
Dari 3 Key Point di atas, maka daftar transaksi Linda di atas dapat kita jurnal menyerupai dibawah ini:
Dari Author
Dengan study kasus yang saya angkat ini, mudah-mudahan Linda-Linda yang lain tidak kebingungan lagi, jikapun masih ada Linda-Linda lainnya yang belum membaca study kasus ini, saya mengharapkan anda yang sudah memahami kasus ini dapat membantu Linda-Linda yang sedang kebingungan :-) Jikapun masih ada yang belum mengerti atau ragu-ragu, atau punya view yang berbeda atas kasus ini, silahkan tulis komentar anda disini. Feel free !
To your success,
Lie Dharma Putra
Post a Comment
Post a Comment