Jurnal Penyesuaian : Konsep, Pengertian, Contoh dan Cara Membuatnya (Super) Lengkap
Apa Jurnal Penyesuaian, fungsi, dan manfaat dalam proses penyusunan Laporan Keuangan?
Apakah anda, perusahaan anda, atau kantor anda menyewa hosting dan domain untuk website perusahaan atau pribadi?
Perusahaan penyedia hosting biasanya meminta pembayaran di muka untuk harga berlangganan tiga bulan, 6 bulan, atau 12 bulan ke depan.
Kapan seharusnya perusahaan penyedia hosting mencatat pendapatan dari pelanggan hosting?
Sebagaimana yang sudah kita pahami, bahwa pendapatan kadang dihasilkan pada saat kas diterima dan BEBAN terjadi pada saat kas dikeluarkan.
Untuk transaksi seperti berlangganan hosting, pendapatan dihasilkan saat pelanggan menggunakan paket hosting-nya, BUKAN saat kas diterima.
Kebanyakan perusahaan harus mencatat pendapatan saat jasa atau barangnya diberikan kepada pelanggan dan beban saat manfaatnya di konsumsi yang dapat saja terjadi bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan.
Oleh sebab itu, banya perusahaan harus memutakhirkan catatan akuntansinya untuk pos-pos seperti pendapatan dari penyewaan hosting, sebelum mereka menyiapkan Laporan Keuangannya.
Pemutakhiran pos-pos atau akun-akun tersebut di akhir periode di sebut proses penyesuaian (adjusting process).
Dan jurnal yang memutakhirkan saldo akun pada akhir periode akuntansi disebut JURNAL PENYESUAIAN.
01. Konsep dan Pengertian Jurnal Penyesuaian
a)Konsep Jurnal Penyesuaian
Ketika seorang pegawai bagian accounting menyiapkan laporan keuangan, ia berasumsi bahwa masa ekonomis perusahaan dapat dibagi-bagi dalam periode waktu, misalnya bulanan, triwulan, atau tahunan.
Dengan menggunakan konsep periode akuntansi (accounting period concept) pegawai bagian accounting harus menentukan pada periode mana pendapatan dan beban perusahaan seharusnya dilaporkan.
Untuk menentukan periode yang tepat ia mengacu pada prinsip akuntansi berterima umum (PABU), yang dalam bahasa Inggris-nya disebut generally accepted accounting principles (GAAP) yang mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual.
Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting)
Dalam akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting) pendapatan dicatat dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan.
Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan saat jasa telah diberikan kepada pelanggan. Kas yang telah atau belum diterima dari pelanggan selama periode itu.
Konsep akuntansi yang mendukung pencatatan pendapatan seperti ini, disebut konsep pengukuran pendapatan (revenue recognition concept).
Pada akuntansi berbasis akrual, beban dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan beban tersebut.
Sebagai contoh, gaji karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode saat karyawan menyediakan jasa untuk pelanggan, yang tidak harus sama waktunya dengan saat gaji dibayarkan.
Konsep akuntansi yang mendukung pencatatan pendapatan dan beban yang terkait dengan pendapatan tersebut pada periode yang sama disebut konsep pemadanan (matching concept), atau prinsip pemadanan (matching principle).
Dengan memadankan pendapatan dengan bebannya, laba atau rugi bersih untuk periode tersebut akan dilaporkan dengan benar dalam laporan laba rugi.
Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting)
Meskipun PABU mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual, beberapa perusahaan menggunakan akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting).
Dalam akuntansi berbasis kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode ketika kas diterima atau dikeluarkan.
Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan ketika kas diterima dari klien, sementara gaji dilaporkan saat kas dibayarkan kepada karyawan.
Laba bersih atau rugi bersih adalah selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dan pembayaran kas (beban).
Perusahaan jasa atau perusahaan dagang berskala kecil dapat menggunakan akuntansi berbasis kas karena mereka memiliki sedikit piutang dan utang.
Sebagai contoh, dokter, pengacara dan rumah makan sering menggunakan basis kas.
Bagi mereka, basis kas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama dengan laporan yang disiapkan menggunakan basis akrual.
Namun, bagi kebanyakan perusahaan besar, akuntansi berbasis kas tidak akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat untuk memenuhi kebutuhan para pengguna.
b) Pengertian Jurnal Penyesuaian
Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapa dilaporkan tanpa perubahan apa pun dalam laporan keuangan.
Sebagai contoh, saldo akun kas dan akun tanah biasanya adalah jumlah yang dilaporkan di neraca.
Meskipun demikian, pada akuntansi berbasis akrual beberapa akun dalam buku besar memerlukan pemutakhiran (updating).
Sebagai contoh, saldo untuk beban dibayar di muka biasanya lebih catat karena penggunaan aset ini tidak dicatat secara harian.
Saldo akun beban habis pakai (supplies) yang meliputi kertas, ballpoint, tinta printer dan sejenisnya, biasanya mencerminkan biaya bahan habis pakai pada awal periode ditambah biaya beban habis pakai yang dibeli selama periode tersebut.
Untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai harian akan memerlukan banyak ayat jurnal dengan jumlah yang kecil-kecil.
Selain itu, jumlah nilai bahan habis pakai umumnya relatif lebih kecil dibandingkan aset lainnya, sehingga manajer biasanya tidak memerlukan informasi harian mengenai bahan habis pakai.
Analisis dan pemutakhiran akun-akun pada akhir periode sebelum laporan keuangan disiapkan disebut proses penyesuaian (adjusting process).
Ayat jurnal yang memutakhirkan saldo akun pada akhir periode akuntansi disebut ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries).
Seluruh ayat jurnal penyesuaian mempengaruhi paling tidak satu akun laba rugi dan satu akun neraca.
Jadi, ayat jurnal penyesuaian akan selalu melibatkan akun pendapatan atau beban dan akun aset atau kewajiban.
02. Jenis Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian
Adakah cara mudah dan sederhana untuk mengetahui kapan ayat jurnal penyesuaian diperlukan?
Ada 2 kelompok jenis akun yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian, yaitu:
Pertama, adalah kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal, yaitu beban dibayar di muka (prepaid expenses) dan pendapatan diterima di muka (unearned revenue).
Kelompok ini sering disebut sebagai pos tangguhan (deferral).
Kelompok kedua adalah kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di belakang, yaitu akruan pendapatan (accrued revenues) dan akruan beban (accrued expenses).
Dan penjelasan mengenai kedua kelompok besar tersebut adalah sebagai berikut:
a) Beban Dibayar Di Muka (prepaid expenses)
Beban dibayar di muka disebut juga beban yang ditangguhkan (deferred expenses).
Pengertian Beban dibayar di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai aset karena karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya belum diterima.
Aset ini kemudian berubah menjadi beban dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal usaha. Proses penyesuaiannya dengan menggunakan jurnal biaya dibayar di muka.
Bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka adalah dua contoh beban dibayar di muka yang memerlukan jurnal penyesuaian asuransi dibayar dimuka pada akhir periode akuntansi.
Contoh lain adalah iklan yang dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.
b) Pendapatan diterima di muka (unearned revenue)
Pendapatan diterima di muka disebut juga pendapatan yang ditangguhkan (deferred revenue).
Pengertian pendapatan diterima di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai kewajiban karena kasnya telah diterima di muka padahal jasa atau barangnya belum diberikan kepada pelanggan,
Kewajiban ini kemudian berubah menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal usaha.
Contoh pendapatan diterima di muka adalah sewa diterima di muka.
Contoh lain adalah uang kuliah yang diterima di muka oleh universitas, premi yang diterima di muka oleh perusahaan asuransi, dan uang berlangganan majalah yang diterima di muka oleh penerbit majalah.
“Beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka timbul dari transaksi yang melibatkan penerimaan atau pembayaran kas”
Dalam hal ini, pencatatan beban atau pendapatan terkait, ditangguhkan sampai akhir periode atau ke periode mendatang .
Dan bila diilustrasikan dengan sebuah gambar jenis penyesuaian Beban dibayar di muka dan Pendapatan diterima di muka adalah seperti di bawah ini :
Perhatikan contoh berikut ini :
PT Berkah Jaya membayar Rp. 1.200.000 untuk premi satu tahun polis asuransi pada tanggal 1 Desember.
Pembayaran dicatat sebagai debit pada Asuransi Dibayar Di Muka dan Kredit pada Kas Rp 1.200.000.
Pada akhir Desember, premi asuransi yang telah terpakai sebagai beban asuransi hanya Rp. 100.000, yaitu Rp 1.200.000 dibagi 12 bulan.
Sedangkan sisa pencatatan beban asuransi Rp 1.100.000 akan ditunda sampai tahun berikutnya.
Premi asuransi yang terpakai di Desember sebesar Rp 100.000 akan dicatat sebagai beban asuransi pada akhir Desember menggunakan ayat JURNAL PENYESUAIAN.
c) Piutang Pendapatan (Accrued Revenues)
Piutang Pendapatan disebut juga dengan akruan aset (accrued assets) atau akruan pendapatan.
Pengertian Piutang Pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan, tapi belum dicatat di akun pendapatan.
Contohnya adalah imbalan atas jasa yang telah diberikan seorang pengacara, namun belum ditagihkan ke kliennya pada akhir periode.
Contoh lain meliputi piutang bunga atas pemberian pinjaman kepada pihak lain dan piutang sewa atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.
d) Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
Beban yang masih harus dibayar disebut juga akruan kewajiban (accrued liabilities) atau akruan beban.
Pengertian Beban yang Masih Harus Dibayar adalah beban yang telah terjadi, tapi belum dicatat di akun beban.
Contohnya adalah UTANG GAJI pada karyawan pada akhir periode. Contoh lain adalah utang bunga atas pinjaman bank dan utang pajak.
Dari pengertian dua akun piutang pendapatan dan beban yang harus dibayar, dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa piutang pendapatan timbul dari pendapatan yang belum dicatat, tapi telah dihasilkan.
Sedangkan beban yang masih harus dibayar timbul dari beban yang belum dicatat, tapi telah terjadi.
Perhatikan ilustrasi berikut ini untuk menggambarkan proses penyesuaian Piutang Pendapatan dan Beban yang masih harus dibayar :
Untuk me-review kembali pembahasan dari ke-empat jenis akun jurnal penyesuaian, perhatikan contoh soal sederhana tentang jurnal penyesuaian berikut ini (coba dijawab dulu ya, jangan langsung melihat jawabannya)
Contoh Soal dan Penyelesaian Jurnal Penyesuaian:
Kelompokkan pos-pos berikut ini sebagai : (1) Beban dibayar di muka, (2) Pendapatan diterima di muka, (3) Beban yang masih harus dibayar, (4) Piutang Pendapatan.
- Gaji terutang, tapi belum dibayar
- Sisa bahan habis pakai
- Honor yang kasnya telah diterima tapi belum dihasilkan
- Honor yang telah dihasilkan, tapi kasnya belum diterima
Coba dijawab dulu ya, dalam hati pun tak mengapa
Bila sudah dijawab, cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut ini :
- Akruan Beban
- Beban dibayar di muka
- Pendapatan diterima di muka
- Akruan pendapatan
Bagaimana, 100% benar kan? Mudah ya? Akuntansi sesungguhnya memang tidak sulit, namun MENANTANG!
Pada contoh-contoh berikutnya, akan sajikan studi kasus mengenai cara cepat membuat jurnal penyesuaian, stay tune terus ya….
03. Tips Sederhana Membuat Jurnal Penyesuaian
Konsep penyesuaian catatan akuntansi sebenarnya sudah diperkenalkan pada artikel Cara Cepat Membuat 2 Jurnal Pendapatan, Cocok untuk Anda yang Tidak Suka Kerja Lambat dan [Studi Kasus] Aplikasi Jurnal Koreksi yang Terbukti Meningkatkan Efisiensi Siklus Akuntansi
Namun, untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, kami akan tetap membahasnya secara runtut dan mendalam.
a) Jurnal Penyesuaian untuk Beban Dibayar Di Muka
Perhatikan contoh berikut ini:
Pada tanggal 10 Januari 2018 PT Berkah Jaya membeli bahan habis pakai (supplies) sebesar Rp. 1.350.000. Pada tanggal 31 Januari 2018 atau akhir bulan, PT Berkah Jaya menghitung sisa bahan habis pakai yang telah digunakan.
Dan ternyata jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 550.000. Berarti jumlah bahan habis pakai yang digunakan sebesar:
= Rp 1.350.000 – Rp 550.000 = Rp 800.000
Pada tanggal 25 Februari 2018, PT Berkah Jaya membeli kembali bahan habis pakai senilai Rp 1.450.000.
Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam Akun Bahan Habis Pakai seperti berikut ini:
Dari catatan buku besar di atas, saldo akun Bahan Habis Pakai per 25/2/2018 adalah sebesar Rp 2.000.000. Diasumsikan saldo ini bertahan hingga tanggal 28 Februari 2018.
Sebagian bahan habis pakai digunakan selama bulan Februari dan masih ada sisa bahan habis pakai yang belum terpakai.
Jika salah satu dari jumlah tersebut diketahui, maka yang satunya dapat dihitung. Biasanya akan lebih mudah untuk menentukan biaya sisa bahan habis pakai pada akhir bulan daripada mencatat penggunaanya secara harian.
Diasumsikan pada tanggal 28 Februari 2018, jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 760.000, jumlah yang akan dipindahkan dari akun aset ke akun beban adalah Rp 1.240.000 yag dihitung sebagai berikut:
Bahan habis pakai yang tersedia selama Februari 2018 (saldo akun) = Rp 2.000.000
Sisa bahan habis pakai pada tanggal 28 Februari 2018 = Rp 760.000
Beban habis pakai yang digunakan (jumlah penyesuaian) =
= Rp 2.000.000 – Rp 760.000 = Rp 1.240.000
Sisa bahan habis pakai pada tanggal 28 Februari 2018 = Rp 760.000
Beban habis pakai yang digunakan (jumlah penyesuaian) =
= Rp 2.000.000 – Rp 760.000 = Rp 1.240.000
Seperti yang telah kita bahas di artikel tentang Cara Cepat Membuat Jurnal Akuntansi, kenaikan dalam akun beban dicatat sebagai debit dan penurunan dalam akun aset dicatat sebagai kredit.
Pada akhir bulan Februari 2018 akun Beban Habis Pakai seharusnya di-debit Rp 1.240.000 dan akun Bahan Habis Pakai di-kredit Rp 1.240.000 untuk mencatat pemakaian selama bulan Februari.
Ayat jurnal penyesuaian dan akun T untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah sebagai berikut:
Tanggal 28 Februari 2018:
(Debit) Beban Bahan Habis Pakai Rp 1.240.000
(Kredit) Bahan Habis Pakai Rp 1.240.000
Perhatikan akun T di atas, setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun Bahan Habis Pakai memiliki saldo debit Rp 760.000. Saldo ini mencerminkan aset akan menjadi beban di masa mendatang.
b) Jurnal Penyesuaian untuk Pendapatan diterima di muka
Perhatikan contoh saldo Akun Sewa diterima di muka PT Berkah Jaya tanggal 28 Februari 2018 berikut ini:
Saldo ini mencerminkan penerimaan sewa 3 bulan pada tanggal 1 Februari untuk bulan Februari, Maret, dan April.
Pada akhir bulan Februari, akun Sewa Diterima di Muka seharusnya naik (di-debit) sebesar Rp 120.000dan akun Pendapatan Sewa seharusnya naik (di-kredit) Rp 120.000.
Nilai sebesar Rp 120.000 mencerminkan pendapatan sewa untuk satu bulan, yaitu hasil perhitungan Rp 360.000 dibagi 3.
Ayat jurnal penyesuaian dan akun T adalah sebagai berikut:
(Debit) Sewa Diterima di Muka Rp 120.000
(Kredit) Pendapatan Sewa Rp 120.000
Setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun Sewa Diterima di Muka yang merupakan Utang PT Berkah Jaya akan bersaldo kredit Rp 240.000.
Jumlah ini merupakan pendapatan tangguhan (defferal) yang akan menjadi pendapatan di masa depan. Akun Pendapatan Sewa memiliki saldo Rp 120.000, yaitu pendapatan untuk periode ini.
Jika jurnal penyesuaian untuk sewa diterima di muka dan pendapatan sewa di atas tidak dicatat, laporan keuangan yang disiapkan pada tanggal 28 Februari akan menjadi salah saji.
Dalam Laporan Laba Rugi, Pendapatan Sewa dan laba bersih akan kurang catat Rp 120.000 , sedangkan di Neraca, Sewa Diterima di Muka akan lebih catat RP 120.000 dan Modal PT Berkah Jaya akan kurang catat Rp 120.000.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:
c. Jurnal Penyesuaian Untuk Akruan Pendapatan
Selama satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat kas diterima. Jadi, pada akhir periode akuntansi , ada pos pendapatan yang telah dihasilkan namun belum dicatat.
Untuk kasus seperti ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat dengan men-debit akun Aset dan meng-kredit akun Pendapatan.
Misalnya, diasumsikan PT Berkah Jaya menandatangi perjanjian dengan perusahaan PT Sukses Mulia Jaya pada tanggal 15 Maret 2018.
Dalam perjanjian disebutkan bahwa PT Berkah Jaya akan menyediakan jasa konsultasi penyusunan dan implementasi SOP. Sekaligus memberikan transfer knowledge untuk para karyawan PT Sukses Mulia Jaya.
Jasa yang disediakan akan ditagihkan tanggal 15 setiap bulan dengan biaya Rp 20.000 per jam. Per 31 Maret 2018, PT Berkah Jaya telah memberikan 25 jam jasa konsultasi dan pendampingan pada PT Sukses Mulia Jaya.
Meskipun pendapatan Rp 500.000 (25 jam x Rp 20.000) akan difakturkan dan dibayarkan di April 2018, PT Berkah Jaya telah mengakui pendapatan di bulan Maret 2018.
Ayat jurnal penyesuaian dan akun T untu mencatat klaim terhadap pelanggan (piutang usaha) dan pendapatan honor di bulan Maret 2018 adalah sebagai berikut:
(Debit) Piutang Usaha Rp 500.000
(Kredit) Pendapatan Kotor Rp 500.000
Jika penyesuaian atas piutang usaha (Rp 500.000) tidak dicatat, pendapatan Fee Konsultasi dan laba Bersih akan kurang catat sebesar Rp 500.000 dalam Laporan laba Rugi.
Sementara di Neraca, Piutang Usaha dan Modal akan kurang catat sebesar Rp 500.000. Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:
Catatan kecil:
Kasus junal penyesuaian #1:
Contoh jurnal penyesuaian perusahaan jasa, PT Darma Henwa Tbk merupakan perusahaan di bidang jasa pertambangan.
Akruan pendapatan untuk PT Darma Henwa atas jasa yang belum ditagihkan diakui berdasarkan persentase penyelesaian kontrak dengan pelanggan.
Kasus jurnal penyesuaian #2:
Pada akhir tahun berjalan, pendapatan sebesar Rp 20.500.000 telah dihasilkan, tapi belum ditagihkan ke klien. Bagaimana ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat akruan pendapatan?
Solusi:
(Debit) Piutang Usaha = Rp 20.500.000
(Kredit) Pendapatan (Akruan Pendapatan) = Rp 20.500.000
d) Jurnal Penyesuaian untuk Akruan Beban
Beberapa jenis jasa, seperti asuransi, biasanya dibayar sebelum digunakan. Pembayaran di muka ini merupakan beban yang dtangguhkan (defferal). Jenis jasa lainnya dibayarsetelah digunakan.
Contoh studi kasus akruan beban lengkap dengan langkah-langkah solusinya sudah saya bahas di artikel Jurnal pembalik.
Mengambil contoh dari artikel tersebut, ayat jurnal penyesuaian dan akun T untuk mencatat transaksi tanggal 31 Oktober 2017 adalah:
(Debit) Beban Gaji = Rp 250.000
(Kredit) Utang Gaji = Rp 250.000
Bagaimana akibatnya bila penyesuaian untuk gaji (Rp 250.000) tersebut tidak dibuat?
Dalam Laporan Laba Rugi, Beban Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000, dan laba bersih akan lebih catat sebesar Rp 250.000.
Di Neraca, Utang Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000 dan modal akan lebih catat. Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:
e) Jurnal Penyesuaian untuk Beban Penyusutan
Pengertian Aset Tetap (fixed assets atau plan assets) adalah sumber daya fisik yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan bersifat permanen dan memiliki masa kegunaan yang panjang.
Sebenarnya, aset tetap merupakan jenis beban dibayar di muka jangka panjang, karena sifat dan masa manfaatnya yang panjang, aset ini dibahas terpisah dari beban dibayar di muka lainnya, seperti bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka.
Contoh aset tetap adalah peralatan kantor seperti meja, kursi dan komputer yang digunakan sama dengan bahan habis pakai, yaitu untuk menghasilkan pendapatan.
Namun tidak seperti bahan habis pakai, kita tidak dapat melihat secara kasat mata terjadinya penurunan perlatan dalam hal kuantitas/fisik.
Seiring berjalannya waktu, peralatan akan kehilangan kemampuannya untuk memberikan manfaat bagi penggunanya. Penurunan manfaat ini disebut penyusutan atau depresiasi (depreciation).
Semua aset tetap, kecuali TANAH akan kehilangan manfaatnya. Penurunan manfaat aset yang dipakai untuk menghasilkan pendapatan dicatat sebagai beban.
Meskipun demikian, penurunan dalam aset tetap sulit diukur. Karena alasan ini, sebagian dari biaya aset tetap dicatat sebagai beban setiap tahun sepanjang masa manfaatna. Beban periodik ini disebut beban penyusutan (depreciation expense)
Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan sama dengan ayat jurnal penyesuaian untuk penggunaan bahan habis pakai.
dikredit karena harga perolehan aset tetap berikut akumulasi jumlah penyusutan yang telah dicatat sejak pembeliannya biasanya dilaporkan di neraca.
Akun yang dikreditkan adalah akumulasi penyusutan (accumulated depreciation).
Akun akumulasi penyusutan disebut akun kontra (contra accounts) atau akun kontra aset (contra asset accounts), karena akun tersebut dikurangkan dari akun aset pasangannya di neraca.
Saldo normal akun kontra adalah kebalikan dari akun yang dikuranginya. Jadi saldo normal Akumulasi Penyusutan adalah kredit.
Sebutan yang biasa digunakan untuk aset tetap dan akun Aset Kontra Terkait, berikut ini beberapa contohnya:
(Aset Tetap) Tanah – (Aset Kontra) Tidak ada – tanah tidak disusutkan
(Aset Tetap) Gedung – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan – Gedung
(Aset Tetap) Peralatan Kantor – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor
Contoh pencatatan jurnal penyesuaian:
Dan Perhatikan contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan PT Berkah Jaya dalam ayat jurnal dan akun T.
Dalam contoh ini yang dijurnal adalah Peralatan Kantor. Estimasi besarnya penyusutan untuk bulan Maret 2018 diasumsikan Rp 50.000. Dan Saldo awal akun Peralatan Kantor adalah Rp 1.800.000
(Debit) Beban Penyusutan = Rp 50.000
(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor = Rp. 50.000
(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor = Rp. 50.000
Kenaikan Rp 50.000 dalam akun akumulasi penyusutan dikurangi dari biaya Rp 1.800.000 yang dicatat ada akun aset tetap terkait.
Selisih antara dua saldo adalah biaya Rp 1.750.000 yang belum disusutkan. Jumlah sebesar Rp 1.750.000 disebut nilai buku aset (book value of the asset) atau nilai buku bersih (net book value) yang disajikan di Neraca dengan urutan sebagai berikut:
= Peralatan Kantor – Dikurangi akumulasi penyusutan
= Rp 1.800.000 – Rp 50.000
= Rp 1.750.000
= Rp 1.800.000 – Rp 50.000
= Rp 1.750.000
Perlu dicatat bahwa nilai pasar suatu aset tetap biasanya berbeda dengan nilai bukunya. Karena penyusutan merupakan metode alokasi, bukan metode PENILAIAN.
Maksudnya adalah penyusutan mengalokasikan biaya aset tetap yang dibebankan selama estimasi masa manfaat.
Penyusutan tidak berusaha untuk mengukur perubahan nilai pasar yang dapat berupa signifikan dari tahun ke tahun.
Jika penyusutan sebelumnya atas penyusutan Rp 50.000 tidak dicatat, Beban Penyusutan dalam laporan laba rugi akan kurang catat Rp 50.000, dan Laba Bersih akan lebih catat Rp 50.000.
Sementara itu di Neraca, nilai buku peralatan kantor dan modal, akan lebih catat Rp 50.000.
Yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah seperti berikut ini:
Contoh soal jurnal penyesuaian dan penyelesaiannya:
Soal jurnal penyesuaian 01:
Estimasi penyusutan atas peralatan kantor untuk tahun berjalan adalah Rp 18.000.000. Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban penyusutan.
Penyelesaian soal:
(Debit) Beban Penyusutan = Rp 18.000.000
(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan kantor = Rp 18.000.000
(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan kantor = Rp 18.000.000
Soal jurnal penyesuaian 02:
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2017, PT Sukses Mulia Jaya tidak memasukkan ayat jurnal penyesuaian untuk:
– Pendapatan diterima di muka Rp 10.000.000 yang telah dihasilkan.
– Pendapatan diterima yang belum ditagih Rp 12.500.000
– Akruan gaji Rp 5.000.000.
– Pendapatan diterima di muka Rp 10.000.000 yang telah dihasilkan.
– Pendapatan diterima yang belum ditagih Rp 12.500.000
– Akruan gaji Rp 5.000.000.
Tunjukkan pengaruh seluruh kesalahan pada:
a. Pendapatan
b. Beban
c. Laba Bersih untuk Tahun 2017
a. Pendapatan
b. Beban
c. Laba Bersih untuk Tahun 2017
Penyelesaian:
a. Pendapatan kurang catat sebesar:
= Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000 = Rp 22.500.000
= Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000 = Rp 22.500.000
b. Beban kurang catat sebesar Rp 5.000.000
c. Laba Bersih kurang catat sebesar:
= (Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000) – Rp 5.000.000
= Rp 17.500.000
c. Laba Bersih kurang catat sebesar:
= (Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000) – Rp 5.000.000
= Rp 17.500.000
Bagaimana? Mudah ya?
Dan perhatikan juga informasi penting berikut ini terkait materi jurnal penyesuaian:
Pastinya semua kenal Microsoft Corporation?
Yah, sebuah perusahaan pengembangan software paling populer di dunia, di mana pendirinya menjadi salah seorang terkaya di dunia.
Microsoft mengembangkan, menghasilkan, mengeluarkan lisensi, dan mendukung sejumlah besar produk piranti lunak untuk komputer, termasuk windows OS dan MS Office.
Ketika Microsoft menjual produk-produknya, mereka juga melakukan support terhadap produk piranti lunaknya dengan dukungan teknis dan memberikan informasi tentang update software secara periodik.
Hasilnya, tidak semua pendapatan diterima saat tanggal penjualan, sebagian pendapatan saat tanggal penjualan merupakan pendapatan diterima di muka.
Bagian pendapatan yang terkait dengan jasa support, seperti informasi update dan dukungan teknis, diterima dengan berlalunya waktu, yaitu saat jasa telah diberikan pada customer.
Jadi setiap tahun Microsoft membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengubah sebagian pendapatan yang diterima di muka menjadi pendapatan.
So, jika anda ingin bekerja di perusahaan kelas dunia pun harus menguasai materi jurnal penyesuaian
04. Kesimpulan
Kita telah panjang lebar dan super lengkap mempelajari tentang jurnal penyesuaian, mulai dari pengertian dasar jurnal penyesuaian, termasuk jenis jurnal penyesuaian, ayat jurnal penyesuaian dan fungsinya, dan pengaruh penyesuaian dalam laporan keuangan.
Untuk semakin memudahkan kita dalam memahami jurnal penyesuaian secara utuh, maka kami berikan rangkuman penyesuaian dan pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan.
Perhatikan tabel berikut ini (angka-angka (dalam ribuan) diambil dari contoh-contoh di atas):
Ayat jurnal penyesuaian diberi tanggal per hari terakhir periode tersebut.
Namun, karena diperlukan beberapa waktu untuk mengumpulkan informasi mengenai penyesuaian, maka ayat jurnal penyesuaian biasanya dicatat pada tanggal setelah hari terakhir periode akuntansi.
Setiap ayat jurnal penyesuaian biasanya didukung oleh penjelasan
Last….
Perhatikan tips rahasia yang terbukti ampuh untuk memastikan pencatatan jurnal penyesuaian berikut ini:
“Salah satu cara bagi akuntan untuk memastikan apakah semua penyesuaian telah dibuat adalah dengan membandingkan penyesuaian periode berjalan dengan penyesuaian periode sebelumnya”
Semoga bermanfaat dan selamat meng-aplikasikan dalam pekerjaan dan bisnis Anda.
Post a Comment
Post a Comment