Shenanigans Manipulasi Laba
Investor menilai tegas perusahaan direktur ketika perusahaan tersebut gagal untuk memenuhi ekspektasi pendapatan pada ketika pelaporan kuartalan. Harga saham sering menderita penurunan dramatis ketika pendapatan dilaporkan tak sesuai harapan. Tidak mengherankan, jikalau kemudian untuk mengarahkan harga saham (dan paket kompensasi eksekutif) yang lebih tinggi, beberapa perusahaan terlibat dalam banyak sekali kejahatan untuk memanipulasi laba. Ada 7 Shenanigans manipulasi laba (EM) menurut Scilit’s yang menimbulkan kekeliruan pendapatan perusahaan berkelanjutan.
1. Mengakui pendapatanterlalu dini.
Pendapatanharus dicatatsetelah proseslabatelah selesai danpertukarantelah terjadi.
• Proseslabaharussubstansial telah selesai.
• Adanya syarat dalam pertukaran.
Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Pengiriman barang sebelum penjualan selesai.
Barang harus ditukar dengan uang tunai atau kesepakatan yang sanggup mendapatkan amanah untuk membayar sebelum pendapatan diakui. Perlu diperhatikan pada pengiriman awal sebelum penjualan terjadi (terutama pada tamat kuartal) ialah sebagai berikut:
• Pengiriman sebelum tanggal pengiriman.
• Pengiriman barang dagangan hanya berisi adegan dari pesanan pelanggan.
• Pengiriman barang dagangan kepada pelanggan yang telah membatalkan pesanan mereka.
Kontrak jangka panjang dapat menjadi pengecualian (sering menggunakan persentase penyelesaian)tetapi hal ini dapat menjadi masalah, antara lain:
• Ketidakpastian, yaitu perkiraanbiaya masa depan.
• Tindakan interim pada tingkat penyelesaian menjadi sulit.
• Perubahan terhadap biaya dan penyelesaian dapat ditaksir untuk memanipulasi laba.
• Ketidakpastian poitik dapat menghipnotis kontrak (misalnya, pesanan dibatalkan).
• Perusahaan gres dengan produk yang tidak pasti terhadap pasar.
b) Mengakui pendapatan pada ketika adanya ketidakpastian penting
Harus ada probabilitas tinggi bahwa barang akan dibayar dan tidak dikembalikan, dengan harus menentukan apakah:
• Risiko dan manfaat kepemilikan telah ditransfer kepada pembeli.
• Pembeli mungkin mengembalikan barang, dengan maksud apakah ada hak atas pengembalian.
• Pembeli tidak membayar barang, dengan maksud apakah pembeli memiliki pembiayaan untuk membayar barang.
c) Mengakui pendapatan pada ketika tindakan lebih lanjut terkait layanan yang akan datang.
Seharusnya hanya mengakui pendapatan yang diperoleh hingga ketika ini, sedangkan penerimaan sisa ialah kewajiban. Sering terjadi pada waralaba dengan kondisi:
• Mengakui pendapatan pada ketika masih mempromosikan layanan yang akan datang.
• Hak membuatkan wilayah untuk memiliki hak pribadi dengan tujuan membuka waralaba daerah, maka perusahaan tidak boleh menganggap sebagai penghasilan ketika ini (menunda hingga franchise terbuka).
2. Mengakui pendapatan fiktif.
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Mengakui pendapatan pada pertukaran asset yang sama. Tidak adanya legalisasi atas pendapatan pada pertukaran property yang sama.
b) Mengakui pengembalian dana dari pemasok sebagai pendapatan. Retailer sering mendapatkan pengembalian uang dari pemasok. Hal ini bukan merupakan pendapatan.
c) Menggunakan estimasi fiktif pada laporan keuangan interim. Pada kondisi ini harus mengestimasi adanya retur penjualan, biaya jaminan yang akan datang. Pada laporan kuartalan, memperkirakan tingkat persediaan dan harga pokok penjualan, sering dilakukan dengan menggunakan persentase laba kotor.
3. Mendongkrak pendapatan dengan one time gains
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi. Begitu pula dengan keuntungan hanya dilaporkan setelah pertukaran telah terjadi. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Meningkatkan profit dengan menjual asset yang mengabaikan nilai.
Ini ialah bukan keuntungan. Contoh khas meliputi: menjual asset yang diperoleh dari suatu transaksi pooling, perusahaan yang menggunakan LIFO (terutama dengan persediaan yang banyak memungkinkan manajemen untuk mengelola harga pokok penjualan), dan real estate atau asset lainnya yang diperoleh dalam waktu yang lama.
b) Meningkatkan profit dengan utang yang kadaluarsa. Ini sangat menarik ketika utang gres dikeluarkan pada tingkat yang lebih tinggi, profit tersebut tidak terulang.
c) Gagal untuk memisahkan keuntungan atau kerugian yang tidak biasa dan tidak berulang dari pendapatan yang berulang. Misalnya keuntungan dari acara non operasi menyerupai penjualan asset, acara yang tidak terus-menerus menyerupai penghentian bisnis.
d) Membenamkan kerugian pada operasi yang tidak berkelanjutan.
Operasi yang tidak berkelanjutan mencakup operasi yang dihentikan, keuntungan/kerugianyang luar biasa, dan efek kumulatif pendapatan dari prinsip akuntansi yangberubah.
4. Mengalihkan beban ke periode sebelumnya atau ke periode yang akan datang.
Perusahaan harus memanfaatkan biaya yang dikeluarkan dengan menghasilkan manfaat di masa depan dan biaya tersebut yang tidak menghasilkan manfaat tersebut. Jika aset tersebut tidak material atau manfaat yang akan diterima selama periode waktu yang singkat, item tersebut sebagai beban.
Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat diterima. sebagai perusahaan menyadari manfaat dari menggunakan aset, aset atau sebagian ada dari harus ditulis sebagai beban periode. ketika ada penurunan tiba-tiba dan subtantial dari nilai suatu aset aset harus segera dihapuskan dan secara keseluruhan, bukan secara bertahap. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Ketidaktepatan mengkapitalisasi biaya, dengan maksud mengalihkan beban ke periode selanjutnya. Kapitalisasi yang tidak sempurna sering mencakup biaya start-up, biaya penelitian dan pengembangan, periklanan dan biaya administrasi. Hal itu dilakukan dengan menciptakan aset (aset ditangguhkan), juga dapat dilakukan dengan memasukkan beberapa biaya tersebut ke dalam persediaan (menunda biaya hingga barang tersebut dijual).
b) Penyusutan atau amortisasi biaya terlalu lambat. Depresiasi yang lambat dapat menimbulkan kekayaan bersih dan profit yang lebih tinggi.
c) Gagal untuk melaporkan asset yang berharga.
5. Tidak diungkapkannya semua liabilities.
Sebagai perusahaan harus bertanggungjawab terhadap semua kewajiban jikalau kewajiban tersebut akan dilaporkan pada masa yang akan datang. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Melaporkan pendapatan dari pada kewajiban pada ketika kas diterima.
b) Gagal untuk menambah kewajiban kontigen.
c) Gagal untuk mengungkapkan komitmen dan kontinjensi.
d) Melakukan transaksi untuk menjaga Debt off the books.
6. Mengalihkan pendapatan yang sekarang ke periode yang akan datang.
Pendapatan harus dicatat pada periode di mana pendapatan ituditerima. Teknik dalam aturan ini ialah menciptakan cadangan untuk menggeser pendapatan penjualan pada periode selanjutnya. Pada kondisi ini terjadi karena:
a) Dilakukan dengan menunda penjualan.
b) Dilakukan untuk memperlancar pendapatan.
c) Adanya Smoothing income yang biasanya membawa kejutan tidak menyenangkan di masa yang akan datang.
d) Bersikap kritis terhadap perusahaan sukses yang memiliki cadangan besar.
7. Mengalihkan beban di masa yang akan datang ke periode sekarang.
Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat tersebut diterima. Ada dua teknik dasar dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Percepatan beban diskresionari pada periode sekarang.
b) Melaporkan depresiasi atau amortisasi yang terjadi pada masa yang akan datang.
Post a Comment
Post a Comment