Fraud (Kecurangan)
Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud yaitu orang yang dapat dipercaya. Kemungkinan besar suatu fraud terjadi dikala lingkungan pekerjaan integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat dipungkiri seseorang akan melaksanakan ketidakjujuran.
Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu administrasi dan karyawan/pegawai. Pihak administrasi melaksanakan kecurangan biasanya untuk kepentingan perusahaan, pola kecurangan yang dilakukan oleh administrasi yaitu salah saji yang timbul alasannya kecurangan pelaporan keuangan (misstatementsarising from fraudulent financial reporting). Sedangkan karyawan/pegawai melakukankecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan alasannya dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul alasannya kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan menyerupai ini seringkali dinamakan kecurangan administrasi (management fraud), misalnya berupa: manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau isu penting dari laporan keuangan.
Kecurangan penyalahgunaan aktiva biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang menimbulkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi problem keuangan dan dilakukan alasannya melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh dari kecurangan karyawan (employeefraud) mengacuh pada Sawyers dalam “The Practice of Modern Internal Audit” yangtelah dialih bahasakan oleh Amin Widjaja, ada 40 bentuk kecurangan karyawan, antara lain :
a) Pemalsuan cap stempel
b) Mencuri barang dagangan, peralatan, persediaan, dan barang-barang perlengkapan lainnya
c) Mengambil sejumlah kecil uang kas dari mesin kasir
d) Tidak mencatat penjualan barang dan mengantongi uangnya
e) Menciptakan kelebihan dana kas dan register dengan melaksanakan kurang pencatatan
f) Pembebanan berlebihan pada akun-akun pengeluaran atau menggunakan uang muka untuk kepentingan pribadi
g) Memutar penagihan atas rekening pelanggan
h) Membiayakan rekening pelanggan dan mencuri uangnya
i) Mengeluarkan kredit untuk klaim dan pengembalian oleh pelanggan palsu
j) Tidak menunjukkan setoran harian ke bank, atau menyetorkan sebagian dari uang saja
Mengacu pada Albrecht, dan Zimbelman (2009:10), berdasarkan pihak yang menjadi korban, fraud dikelompokkan menjadi:
1. Fraud yang menimbulkan perusahaan atau organisasi menjadi korban. Dalam kategori ini, fraud dibagi kembali menjadi kelompok – kelompok yang lebih spesifik;
a. Penggelapan oleh karyawan – pelaku fraud merupakan anggota atau karyawan dari perusahaan atau organisasi. Dalam fraud jenis ini, pelaku mengambil aset perusahaan baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Pengambilan aset secara eksklusif dilakukan dengan cara mengambil uang tunai, perlengkapan, peralatan serta aset – aset lain perusahaan, sedangkan kecurangan secara tidak eksklusif dilakukan dengan mendapatkan sogokan atau komisi dari pihak ketiga.
b. Fraud yang melibatkan pemasok – pelaku fraud yaitu pemasok dari suatu perusahaan atau organisasi. Fraud ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang dilakukan sendiri dan fraud yang melibatkan pihak lain. Pada fraud yang melibatkan pihak lain, biasanya pelaku bekerja sama dengan bab pembelian suatu perusahaan.
c. Fraud yang melibatkan pelanggan – pelaku fraud yaitu pelanggan dari suatu perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang melaksanakan kecurangan biasanya tidak membayar untuk barang yang dibeli, atau menipu perusahaan atau organisasi untuk menunjukkan mereka (pelaku) barang yang tidak seharusnya mereka miliki.
2. Fraud yang dilakukan oleh administrasi – korban dari fraud jenis ini yaitu pemegang saham dan pemberi perlindungan dari suatu organisasi atau perusahaan. Fraud yang dilakukan oleh administrasi juga sering disebut sebagai kecurangan pelaporan keuangan. Manajemen melaksanakan fraud ini dengan memanipulasi laporan keuangan perusahaan.
3. Penipuan investasi dan penipuan pelanggan lainnya – korban dalam fraud jenis ini yaitu pihak – pihak yang kurang berhati – hati atau kurang pengetahuan. Para pelaku fraud jenis ini umumnya menjual investasi palsu ke korban.
4. Kecurangan lain–korban dari fraud jenis ini tidak memiliki batasan golongan.
Secaraumum fraud dapatterjadiapabilaadakesempatan (opportunity), tekanan (pressure) atauinsentif (incentive), danrasionalisasi (rationalization). Tiga halinilebihdikenaldengansegitiga fraud ataufraud triangle. Pressure (menunjukkan motivasi dan sebagai “unshareable need”), rationalization (personal ethics)dan opportunity.
Post a Comment
Post a Comment