Latest Post

Account Assistant Account Officer Account Payable Account Receivable Accounting Accounting Case Study Accounting Certification Accounting Contest Accounting For Manager Accounting Manager Accounting Software Acquisition Admin Administrasi administrative assistant Administrator Advance accounting Aktiva Tetap Akuisisi Akun Akuntan Privat Akuntan Publik AKUNTAN. Akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Dasar Akuntansi Management Akuntansi Manajemen Dan Biaya Akuntansi Pajak Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Syariah Akuntansi Translasi Akunting Analisis Transaksi Announcement Aplikasi Akuntansi archiving ARTICLES ARTIKEL Asumsi dasar Akuntansi Asuransi Aturan Pencatatan Akuntansi Audit Audit Kinerja Auditing Balance sheet Bank Basic Accounting Bea Cukai Bea Masuk Bidang Akuntansi Bukti Transaksi Buku Besar Calculator Capital Cara Pencatatan Akuntansi Career Cash Cash Flow Cat Certification Checker Checker Gudang COGS Collection Contest Corporate Social Responsibility (CSR) Cost Cost Analysis CPA CPA EXAM Credit Credit Policy Current Asset Custom Custom Clearence Dasar Akuntansi Data Debit Kredit Discount Diskon Distributor Dyeing Ekspor Engineering Etika Profesi & Tata Kelola Korporat Example Expense Export - Import FASB Finance FINANCIAL Financial Advisor Financial Control Finansial Foreign Exchange Rate Form FRAUD Free Download Freebies Fungsi Akuntansi GAAP GAJI Garansi Gift Goodwill Gudang Harga Pokok Penjualan Hotel HPP HRD IFRS Impor Import Import Duty Informasi Akuntansi International Accounting Investasi IT Jasa Jasa Konstruksi Job Vacant JUDUL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU Jurnal Khusus Jurnal Pembalik Jurnal Pembalik Dagang Jurnal Penutup Jurnal Penutup Dagang Jurnal Penyesuaian Jurnal Umum Kas Kas Bank Kas Kecil Kasus Akuntansi Kasus Legal Kasus Pajak Kepala Rekrutment Kertas Kerja Keuangan Knitting Komentar Komputer Konsolidasi Konstruksi Konsultan Laba-Rugi Laboratorium Lain-lain lainnya LANDING COST Laporan akuntansi Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dagang Laporan Keuangan Jasa Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal laporan Rugi Laba Layanan Konsumen Lean Accounting Lean Concept Lean Manufacturing Legal Logistik Lowongan Kerja Accounting MA Accounting Macam Transaksi Dagang Management Management Accounting Manager Manajemen Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Manajemen Stratejik Manajer Manajer Administrasi Manfaat Akuntansi Manufaktur Marketing Matching Color Mekanisme Debit Mekanisme Kredit Mencatat Transaksi Merger metode fifo dan lifo Mid Level Miscellaneous Modal Neraca Neraca Lajur Neraca Saldo Neraca Saldo Setelah Penutupan Nerasa Saldo Office Operator Operator Produksi Paint PAJAK pajak pusat.pajak daerah(provinsi dan kabupaten) payroll Pelaporan Korporate Pemasaran Pembelian Pemberitahuan Pemindahbukuan Jurnal Pencatatan Perusahaan Dagang Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengarsipan Pengendalian Pengendalian Keuangan Pengertian Akuntansi PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN pengertian pajak PENGERTIAN PSAK PENGGELAPAN Pengguna Akuntansi Pengkodean Akun Penjualan Perbankan Perlakuan akuntansi Perpajakan Persamaan Dasar Akun Petty Cash Piutang Posting Buku Besar PPH PASAL 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 26 PPn PPn Import Prefesi Akuntansi Prinsip Akuntansi PRINSIP DASAR AKUNTANSI Produksi Profesi Akuntansi Professi Akuntan Profit-Lost Proses Akuntansi Proyek PSAK PSAK TERBARU PURCHASE Purchasing QA QC Quality Assurance Quality Control Quiz Rabat Rajut rangkuman Rebate Recruitment Recruitment Head Rekrutment Retail Retur Return Revenue Review Saldo Normal Sales Sales Representative Sejarah Akuntansi SERIE ARTIKEL Sertifikasi Shareholder Shipping Agent Shipping Charge siklus akuntansi Silus Akuntansi Dagang Sistem sistem akuntansi Sistem Informasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal Soal dan Jawaban CPA SPI Spreadsheet Accounting Spreadsheet Gratis Staff Struktur Dasar Akuntansi Supervisor system pengendalian system pengendalian gaji Tax Taxation Teknik Tekstil Template Teori-teori Akuntansi Tinta Tip n Tricks TIPS AND TRICKS Tools Top Level Transaksi Keuangan Tutup Buku Ujian CPA UPAH update situs USAP Utilities Video Tutor Warehouse Warna warranty What Is New


Ada perbedaan besar antara memiliki isyarat etik alasannya diamanatkan dan memiliki standar watak yang benar-benar memperlihatkan bimbingan untuk taktik bisnis dan perilaku perusahaan. Kode etik perusahaan ialah sebagai kosmetik perusahaan untuk melihat sejauh mana isyarat etik tersebut dianut dalam penyusunan taktik dan operasi hari kerja sehari – hari. Misalnya, kalau administrator perusahaan sangat percaya pada standar watak perusahaan, mereka tanpa ragu akan menolak inisiatif strategis dan pendekatan operasi yang tidak mengukur. Namun, dalam perusahaan dengan pendekatan kosmetik etika, setiap korelasi strategi-etika berasal terutama dari cita-cita untuk menghindari risiko aib dan kemungkinan tindakan disipliner untuk menyetujui inisiatif strategis yang dipandang oleh masyarakat menjadi tidak etis dan mungkin ilegal. Sementara sebagian besar manajer perusahaan berhati-hati untuk memastikan bahwa taktik perusahaan ialah dalam batas-batas dari apa yang legal, namun bukti menunjukkan bahwa mereka tidak selalu berhati-hati untuk memastikan bahwa semua elemen taktik dan acara operasi berada dalam batas-batas apa yang dianggap etis.


Ada tiga pemicu utama dari perilaku bisnis yang tidak etis ditunjukkan sebagai berikut :
• Faulty oversight, enabling the unscrupulous pursuit of personal gain and self-interest.

Orang-orang yang terobsesi dengan akumulasi kekayaan, kekuasaan, status, dan kepentingan mereka sendiri sering mendorong prinsip-prinsip budpekerti dalam upaya mereka untuk keuntungan pribadi. Mengabaikan budpekerti bisnis umumnya dapat mendorong semua jenis manuver strategis yang tidak etis dan perilaku di perusahaan. Tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab dan pengawasan oleh dewan perusahaan perusahaan dibutuhkan untuk menjaga terhadap diri sendiri (self-dealing) dan manipulasi gosip untuk menyamarkan tindakan tersebut oleh manajer perusahaan. Self-dealing terjadi dikala manajer mengambil keuntungan dari posisi mereka untuk memajukan kepentingan langsung mereka sendiri daripada orang-orang dari perusahaan.

Sebuah pola yang sangat merugikan dari kurangnya pengawasan yang sempurna yakni skandal atas praktik pertolongan hipotek dan perbankan yang menimbulkan krisis bagi perumahan pasar real estate di AS dan konsekuensi menyayat hati bagi banyak pembeli rumah. Skandal ini berasal dari taktik sadar tidak etis di banyak bank dan perusahaan hipotek untuk meningkatkan biaya yang diperoleh dari kredit rumah dengan sengaja menurunkan standar pertolongan untuk menyetujui yang disebut "pinjaman subprime" untuk pembeli rumah yang pendapatannya tidak cukup untuk melaksanakan pembayaran hipotek bulanan mereka.

• Heavy pressures on company managers to meet or beat short-term performance targets.
• A company culture that puts profitability and business performance ahead of ethical behavior.


Ada dua alasan mengapa taktik perusahaan harus etis: (1) alasannya ialah taktik yang tidak etis secara moral salah dan mencerminkan keburukan pada huruf personil perusahaan dan (2) alasannya ialah taktik adat mampu menjadi bisnis yang baik dan melayani kepentingan eksklusif pemegang saham.

• Kasus Moral Strategi Etis
Manajer tidak tanpa perasaan menilai apa saja yang strategis untuk mengendalikan. Pembuatan taktik etis biasanya dimulai dengan manajer sendiri yang memiliki huruf moral yang besar lengan berkuasa (misalnya, yang dipercaya, memiliki integritas, dan benar-benar peduli wacana melaksanakan bisnis perusahaan secara terhormat). Manajer dengan prinsip-prinsip adat yang tinggi biasanya mendukung arahan etik perusahaan dan kepatuhan adat yang kuat, dan mereka benar-benar berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan dan prinsip-prinsip bisnis yang etis.

• Kasus Bisnis Strategi Etis
Selain alasan moral alasannya ialah mengadopsi taktik etika, mungkin ada alasan bisnis yang kuat. Mengejar taktik tidak etis dan toleransi perilaku tidak etis tidak hanya merusak reputasi perusahaan, tetapi juga dapat menimbulkan serangkaian luas dari konsekuensi mahal lainnya.

Dampak dari kesalahan etis dari pihak perusahaan melampaui biaya mati untuk membuat kesalahan untuk kejahatan. Rehabilitasi reputasi perusahaan hancur cukup memakan waktu dan memakan biaya. Pelanggan menghindari perusahaan yang dikenal untuk perilaku mereka teduh. Perusahaan diketahui telah terlibat dalam perilaku tidak etis mengalami kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat. Kebanyakan etis masyarakat terhormat tidak ingin menerima terjebak dalam situasi kompromi, juga tidak ingin reputasi eksklusif mereka ternoda oleh tindakan majikan buruk. Kreditur terkesima oleh tindakan tidak etis dari peminjam alasannya ialah kejatuhan bisnis potensial dan risiko berikutnya default pada pinjaman.


Istilah keberlanjutan digunakan dalam banyak sekali cara. Di banyak perusahaan, itu yaitu identik dengan tanggung jawab sosial perusahaan; itu dipandang oleh beberapa sebagai istilah yang secara bertahap menggantikan CSR dalam leksikon bisnis.

Keberlanjutan berkaitan dengan korelasi perusahaan untuk yang lingkungan dan penggunaan dari sumber daya alam, termasuk tanah, air, udara, tanaman, hewan, mineral, materi bakar fosil, dan keanekaragaman hayati. Hal ini secara luas diakui bahwa sumber daya alam di dunia yang terbatas dan sedang dikonsumsi dan terdegradasi pada tingkat yang mengancam kapasitas mereka untuk pembaharuan. Karena perusahaan yaitu pengguna terbesar dari sumber daya alam, mengelola dan memelihara sumber daya tersebut sangat penting bagi kepentingan ekonomi jangka panjang perusahaan.

Sebagian besar perusahaan besar telah mulai mengubah cara mereka melaksanakan bisnis, menekankan penggunaan praktek bisnis yang berkelanjutan, yang didefinisikan sebagai mereka yang bisa memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Banyak juga sudah mulai untuk memasukkan pertimbangan kelestarian lingkungan ke dalam aktivitas membuat strategi-mereka.

Strategi keberlanjutan lingkungan memerlukan tindakan yang disengaja dan bersama untuk menjalankan usaha dengan cara yang melindungi sumber daya alam dan sistem pendukung ekologi, penjaga terhadap hasil yang pada kesannya akan membahayakan planet ini, dan alasannya yaitu itu berkelanjutan selama berabad-abad. Salah satu aspek kelestarian lingkungan yaitu menjaga penggunaan yang sumber daya alam bumi dalam tingkat yang dapat diisi ulang melalui para penggunaan praktek bisnis yang berkelanjutan.


Ada beberapa faktor yang mensugesti Eksposur Ekonomi, yakni :
a. Dimana perusahaan menjual produknya (dalam atau luar negeri).
b. Kompetitor utama perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri
c. Kepekaan seruan barangterhadap harga (elastis atau inelastis).
d. Dimana perusahaan memproduksi produknya (di dalam atau di luar negeri).
e. Input perusahaan berasal dari dalam atau dari luar negeri
f. Bagaimana penetapan harga input atau outputnya (ditetapkan berdasarkan harga pasar dunia atau pasar domestik.
g. Inflasi dengan melihat prosentase perubahan IHK ( Indeks Harga Konsumen).

Hal lain yang dapat mensugesti economic exposure secara tidak pribadi yaitu espektasi terhadap faktor-faktor perekonomian antara lain tingkat bunga dan inflasi. Tingkat bunga akan naik dengan semakin melemahnya nilai suatu mata uang. Hal ini biasanya terjadi sebab untuk mengimbangi melemahnya nilai suatu mata uang, tingkat bunga pun dinaikan sehingga real value dari suatu investasi tidak berubah dan investor ajaib tidak melarikan dananya ke luar negeri. Hal ini sesuai dengan Fischer Effect, dimana tingkat bunga yang tinggi tentunya akan kuat negatif pada perusahaan yang memiliki hutang. Demikian pula dengan inflasi, berdasarkan teori Purchasing Power Parity, semakin melemahnya nilai suatu mata uang akan diikuti oleh kenaikan inflasi. Tingkat bunga akan naik dengan semakin melemahnya nilai suatu mata uang. Hal ini biasanya terjadi sebab untuk mengimbangi melemahnya nilai suatu mata uang, tingkat bunga pun dinaikan sehingga real value dari suatu investasi tidak berubah dan investor ajaib tidak melarikan dananya ke luar negeri. Hal ini sesuai dengan Fischer Effect, dimana tingkat bunga yang tinggi tentunya akan kuat negatif pada perusahaan yang memiliki hutang.


Pengertian Operating Exposure
Exposure valuta abnormal terdiri dari operating exposure dan transaction exposure dan translation expocure. Transaction exposure yaitu ukuran perubahan nilai dari kewajiban keuangan di masa lalu yang belum jatuh tempo hingga setelah adanya perubahan kurs. Kaprikornus transaction exposure terjadi pada arus kas perusahaan yang diakibatkan kontrak kewajiban yang telah dilakukan. Sedangkan operating exposure,disebut juga exposure economi, exposure kompetitif atau exposure strategis yaitu mengukur perubahan alam nilai sekarang perusahaan yang diakibatkan oleh setiap perubahan dalam arus kas operasional masa depan perusahaan yan disebabkan oleh perubahaan yang tidak dibutuhkan dalam nilai tukar. Perubahan nilai itu tergantung pada pengaruh perubahan nilai tukar terhadap volume penjualan, harga, dan biaya-biaya di masa depan.(Eiteman, 2010).

Dalam krisis ekonomi global sekarang ini, fluktuasi kurs antar mata uang abnormal menimbulkan peningkatan operating exposure. Karena operating exposure dapat mensugesti pendapatan dan biaya perusahaan di masa datang, maka suatu perusahaan membutuhkan perspektif jangka panjang, dengan anggapan bahwa operasi perusahaan akan berkelanjutan dalam lingkup kompetisi biaya dan harga yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs antar mata uang asing.

Manajemen Proaktif Operating Exposure
Eksposur operasi dan transaksi dapat dikelola sebagian dengan mengadopsi kebijakan operasi atau pendanaan yang dapat mengimbangi eksposur mata uang abnormal yang diantisipasi. Operating Exposure dapat di kelola secara parsial dengan mengadopsi banyak sekali kebijakan operasi yang dapat mengurangi exposure (paparan). Enam kebijakan rpoaktif yang sering digunakan yaitu :
a. Menandingkan (matching) arus kas dari mata uang
Salah satu jalan untuk meniadakan eksposur panjang yang terus berlanjut yang diantisipasi perusahaan yaitu dengan menerima uang dalam mendominasi mata uang tersebut. Menandingkan (matching) yaitu perusahaan yang menghedge suatu arus kas masuk operasional dengan menciptakan arus kas keluar keuangan sehingga perusahaan tidak harus secara aktif mengelola exposure dengan banyak sekali instrument kontrak keuangan menyerupai kontrak forward.

b. Klausul Perjanjian Menyangkut Mata Uang: Pembagian Resiko
Metode alternative untuk mengelola eksposur arus kas jangka panjang antar perusahaan yaitu dengan melaksanakan pebagian resiko. Ini merupakan perjanjian kontraktual, yaitu antara pembeli dan penjual yang sepakat untuk mengembangkan atau memecah dampak pergerakan mata uang atas pembayaran di antara kedua belah pihak. Perjanjian ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak volatilitas dan pergerakan kurs nilai tukar yang tidak dapat diprediksi bagi kedua belah pihak.
Berbagi risiko merupakan kesepakatan kontraktual di mana pembeli dan penjual oke untuk mengembangkan tatau memecah dampak pergerakan mata uang terhadap pembayaran yang terjadi di antara mereka. Bila kedua perusahaan itu berminat dalam kekerabatan jangka panjang yang didasarkan pada kualitas produk dan keandalan pemasok, dan bukan pada gejolak-gejolak sementara yang tidak dapat diramalkan, dapat disusun suatu kesepakatan kerja sama untuk menanggung beban administrasi risiko mata uang.

c. Pinjaman paralel atau Back-to-back atau parallel loan
Back-to-back atau parallel loan, terjadi ketika dua perusahaan di dua Negara berbeda mengatur untuk meminjam dalam mata uang satu sama lain selama periode waktu tertentu.
Dalam sumbangan back to back, juga disebut sebagai sumbangan paralel atau credit swap, terjadi ketika dua perusahaan bisnis di dua negara terpisah sepakat saling meminjam mata uang pihak lawannya selama suatu periode waktu tertentu. Pada tanggal termin yang disepakati mereka mengembalikan mata uang yang mereka pinjam. Operasi ini dilakukan diluar pasar valuta asing, meskipun kutipan spot dapat digunakan sebagai titik contoh untuk menentukan banyaknya dana yang akan di swap. Pinjaman back to back juga digunakan pada ketika terjadi pembatasan actual atau yang telah diantisipasi terhadap transfer dana investasi ked an dari salah satu negara.

d. Swap mata uang/Currency Swaps
Currency Swaps serupa dengan back-to-back loan, hanya saja tidak tersaji pada neraca perusahaan. Dalam currency swap, perusahaan dan sebuah swap dealer atau swap bank sepakat untuk menukarkan jumlah yang ekuivalen atas dua mata uang yang berbeda pada periode waktu tertentu.
Swap mata uang menyerupai dengan sumbangan back to back kecuali bahwa hal ini tidak tampak pada neraca perusahaan. Dalam suatu swap mata uang, sebuah perusahaan dan dealer swap atau bank swap oke untuk memepertukarkan suatu jumlah yang ekuivalen dari dua mata uang yang berlainan untuk suatu periode waktu tertentu.

e. Lead dan lag
Perusahaan dapat mengurangi baik eksposur operasi dan transaksi dengan mempercepat atau memperlambat waktu pembayaran yang harus dilakukan atau diterima dalam mata uang asing. Leads and lags intra perusahaan lebih mungkin untuk dilakukan karena perusahaan bekerjasama istimewa kemungkinan besar akan memiliki tujuan yang sama sebagai satu perusahaan terkonsolidasi. Sebaliknya Leads and lags antar perusahaan memerlukan preferensi waktu perusahaan lain yang independen terhadap perusahaan lain.

Melakukan lead yaitu membayar lebih awal, tujuannya yaitu membayar utang mata uang sebelum mata uang lemah itu turun nilainya. Melakukan lag yaitu membayar lebih lambat.

Melakukan lead dan lad dapat dilakukan di antara perusahaan terkait (intraperusahaan) atau antara perusahaan independen (antar perusahaan). Dengan asumsi bahwa pembayaran hasilnya harus dilakukan, melaksanakan lead, dan lag selalu menghasilkan perubahaan posisi kas dan utang dari salah satu perusahaan dengan akhir kebalikannya pada perusahaan yang lain.

f. Reinvoicing center
Reinvoicing center yaitu anak perusahaan korporat yang terpisahyang bertindak sebagi perantara antara perusahaan induk atau unit terkait dalam satu lokasi dan seluruh anak perusahaan luar negeri dalam suatu wilayah giografis. Ada tiga keuntungan mendasar dari penciptaan sebuah reinvoicing center yaitu (1) mengelola exposure pertukaran valuta asing, (2) menjamin nilai tukar untuk pesanan di masa depan, dan (3) mengelola arus kas intra-anak perusahaan.

g. Terdapat dua kendala fundamental yang menghalangi penggunaan back-to-back secara luas: sulit bagi perusahaan untuk menemukan mitra, yaitu pihak counterparty untuk jumlah mata uang dan waktu yang dikehendaki.

h. Timbul resiko bahwa salah satu pihak akan gagal untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan pada waktu yang telah ditentukan – meskipun masing-masing pihak memiliki jaminan 100% (yang berdenominasi dalam mata uang yang berbeda).

Karakteristik Operating Exposure
Eksposur operasi yang juga dikenal sebagai eksposur ekonomi, eksposur kompetitif, dan terkadang eksposur strategis mengukur setiap perusahaan dalam nilai kini yang terjadi akhir perusahaan arus kas operasi masa depan, yan disebabkan oleh perubahan arus nilai tukar secara tak terduga. Mengukur eksposur operasi perusahaan memerlukan peramalan dan analisis atas seluruh eksposur transaksi masa depan perusahaan dan eksposur masa depan atas seluruh competitor dan competitor perusahaan di seluruh dunia.
Pengaruh eksposur operasi terdapat kesehatan janka panjang suatu bisnis terbilang jauh lebih penting, kalau dibandingkan dengan perubahan yang disebabkan oleh eksposur transaksi maupun eksposur translasi. Namun demikian, eksposur operasi tetap bersifat subjektif karena bergantung pada estimasi perubahan arus di masa depan selama periode waktu tertentu. Perencanaan terhadap eksposur operasi merupakan tanggungjawab administrasi sutuhnya karena tergantung pada interaksi antara taktik keuangan, pemasaran, pembelian dan produksi.

Manajemen Stratejik dan Operating Exposure
Tujuan administrasi eksposur operasi dan transaski yaitu untuk mengantisipasi dan mensugesti efek perubahan valuta abnormal yang tak terduga terhadap arus kas masa depan perusahaan, dan bukan sekedar berharap untuk kondisi terbaik. Untuk memenuhi tujuan ini, administrasi dapat melaksanakan diversifikasi basis operasi dan pendanaan perusahaan. selain itu, tujuan dari administrasi operating exposure yaitu mengantisipasi dan mensugesti pengaruh perubahan yang tak dibutuhkan dalam nilai tukar terhadap arus kas masa depan perusahaan, daripada sekedar mengharapkan yang terbaik. Untuk memenuhi tujuan ini, administrasi dapat

1. mengdiversifikasikan basis operasi dan
bila operasi suatu perusahaan terdiversifikasi secara internasional, administrasi telah diposisikan untuk mengenali disekuilibrium pada ketika terjadi dan untuk bereaksi secara kompetitif.

2. pembiayan perusahaan.
Bila sebuah perusahaan mendiversifikasikan sumber-sumber pembiayaan, perusahaan itu akan dipreposisikan untuk mengambil keuntungan dari banyak sekali penyimpangan temporer dari efek fisher internasional. Mendiversifikasi sumber pembiayaan, terlepas dari mata uang denominasi, dapat menurunkan biaya modal perusahaan dan meningkatkan ketersediaan modal untuk perusahaan tersebut.

Jika operasi sebuah perusahaan telah terdiversifikasi secara internasional, semenjak awal administrasi telah diposisikan untuk bisa mengakui disekuilibrium ketika terjadi dan bereaksi secara kompetitif.

Pendekatan Kontraktual: Lindung Nilai Terhadap Transaksi yang Tidak Dapat Dilindungi
Dalam kondisi pasar yang semakin mengglobal dan terkait satu sama lain menyerupai cukup umur ini, maka dalam beberapa kali kesempatan untuk melaksanakan hedging menjadi terbatas. Sebagai alternative, perusahaan dapat melaksanakan lindung nilai secara kontraktual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil posisi opsi mata uang jangka panajng untuk mengimbangi potensi kerugian dari perubahan kurs nilai tukar dengan arah yang tidak dikehendaki. Selain itu, kemampuan untuk melaksanakan lindung nilai terhadap transaksi yang tidak dapat dilindungi bergantung pada kemampuan perusahaan:

  1. Untuk memprediksi arus kas masa depan
  2. Untuk memprediksi respon pesaing terhadap perubahan kurs nilai tukar


Transaction exposure valuta abnormal dapat dikelola dengan hedge kontraktual, operasional, dan kuangan. Sejumlah hegding kontaktual utama menggunakan pasar forward, pasar uang, future, dan opsi. Hedging operasional dan keuangan menggunakan perjanjian pembagian risiko, lead, dan lag dalam persyaratan pembayaran, swap, dan banyak sekali taktik lain.

Isitlah hedge alami merujuk pada mengoffset arus kas operasional yang timbul dalam menjalankan bisnis. Hedge keuangan merujuk baik pada mengoffset kewajiban utang atau beberapa derivative keuangan menyerupai swap tingkat bunga. Hedging harus dibedakan secara seksama menyerupai keuangan membedakan arus kas operasi dan pembiayaan.


Pendahuluan Translation Exposure
Translation exposure, atau disebut juga exposure akuntansi, terjadi karena laporan keuangan dari anak perusahaan diluar negeri yang dinyatakan dalam suatu mata uang asing, harus dinyatakan kembali dalam mata uang yang digunakan dalam laporan perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Tujuan utama Translation exposure ialah mempersiapkan laporan konsolidasi, namun laporan keuangan yang sudah ditranslasikan itu juga digunakan oleh administrasi untuk mengkaji kinerja anak perusahaan di luar negeri.

Pengertian Translation Exposure
Eksposur translasi yang juga disebut sebagai accounting exposure, timbul karena laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri – yang dinyatakan dalam mata uang gila – harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk semoga perusahaan dapat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Proses akuntansi untuk translasi mencakup perubahan (konversi) laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri menjadi laoran keuangan yang berdenominasi rupiah.
Eksposur translasi juga merupakan potensi kenaikan atau penurunan kekayaan bersih dan laba bersih perusahaan induk, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar semenjak tanggal terakhir dilakukannya translasi.

Metode Translasi
Ada dua metode dasar bagi translasi laporan keuangan anak perusahaan di luar negeri yang digunakan yaitu :
1. Metode nilai tukar ketika ini (current rate method)
Metode nilai tukar ketika ini merupakan metode yang paling lazim di dunia ketika ini. dengan metode ini, lini item pada laporan keuangan ditranslasikan menurut nilai tukar ketika ini dengan beberapa pengecualian. Lini item-item ini mencakup :
a. Aset dan kewajiban, seluruh aset/aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada nilai tukar ketika ini, yakni nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca.
b. Item laporan laba rugi, seluruh item, termasuk penyusutan dan harga pokok penjualan ditranslasikan pada nilai tukar actual menurut tanggal ketika aneka macam pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian terjadi atau pada suatu nilai tukar rata-rata tertimbang untuk periode itu.
c. Distribusi, dividen yang dibayarkan ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku pada ketika tanggal pembayaran.
d. Item ekuitas, akun saham biasa dan modal disetor ditranslasikan pada nilai tukar historis. Laba ditahan tamat tahun terdiri dari laba ditahan awal tahun, plus atau minus laba atau rugi untuk tahun tersebut.

2. Metode temporal (temporal method)
Dengan metode temporal, aset dan kewajiban tertentu ditranslasikan pada nilai tukar yang konsiste dengan waktu penciptaan item-item keuangan. Metode temporal mengasumsikan bahwa sejumalah lini item aset individual menyerupai persediaan dan peralatan pabrik bersih dinyatakan ulang secara terencana untuk mencerminkan nilai pasar. Lini item termasuk :
a. Aset moneter (terutama kas, sekuritas yang dapat diperdagangkan, piutang dagang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama kewajiban lancar dan utang jangka panjang) ditranslasikan pada nilai tukar ketika ini.
b. Aset dan kewajiban nonmoneter (terutama persediaan dan aset tetap) ditranslasikan pada nilai tukar historis
c. Item laporan laba rugi ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata untuk periode itu, kecuali untuk item-itemseperti penyusutan dan harga pokok penjualan yang secara pribadi terkait dengan aset dan kewajiban nonmoneter. Akun-akun ini ditranslasikan pada nilai tukar historis.
d. Distribusi, dividen yang dibayarkan ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku pada tanggal pembayaran.
e. Item ekuitas, saham biasa dan modal disetor ditranslasikan pada nilai tukar historis. Laba ditahan tamat tahun terdiri dari laba ditahan awal tahun asli ditambah (atau dikurangi) laba (atau rugi) untuk tahun berjalan, ditambah (atau dikurangi) ketidakseimbangan dari translasi.

Perbandingan Translation Exposure dan Operating Exposure
Eksposur operasi bergantung pada:
1. Depresiasi/apresiasi mata uang
Apabila mengalami depresiasi, maka cenderung menjadikan kerugian kurs
2. Peningkatan volume
Volume yang meningkat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
3. Peningkatan harga jual
Harga jual yang meningkat juga meningkatkan keuntungan perusahaan

Sebaliknya eksposur translasi, selain dipengaruhi oleh depresiasi/apresiasi kurs, juga bergantung pada metode yang digunakan dalam translasi. Selisih kurs yang timbul dalam metode kurs berjalan besar lengan berkuasa terhadap nilai ekuitas, bersifat akumulatif, sehingga tidak terlalu besar lengan berkuasa terhadap kinerja perusahaan.

Perbandingan ini dilihat dari konseptual antara Translation Exposure dengan operating exposure yaitu sebagai berikut :
Translation Exposure menganalisis masalah-masalah akuntansi yang timbul dari perusahaan yang beroperasi sebagai perusahaan multinasional. Dimana tujuan Tujuan utama Translation exposure ialah mempersiapkan laporan konsolidasi, namun laporan keuangan yang sudah ditranslasikan itu juga digunakan oleh administrasi untuk mengkaji kinerja anak perusahaan di luar negeri.

Operating exposure yaitu mengkaji wacana rentang waktu dan lintas aneka macam arus kas masa depan yang membentuk nilai dari perusahaan multinasiona. Operating exposuremengukur setiap perubahan dalam nilai sekarang sebuah perusahaan sebagai akhir dari aneka macam perubahan dalam arus kas oprasi masa depan yang disebabkan oleh perubahaan yang tak dibutuhkan dalam nilai tukar. Analisis Operating exposure mengakji dampak perubahan nilai tukar dalam beberapa bulan atau tahun mendatang terhadap operasi perusahaan itu sendiri maupun posiss kompotitif perusahaan terhadap perusahaan lain.

Berdasarkan penjelasan diatas maka Translation Exposure berbicara wacana aneka macam perubahan dalam ekuitas pemilik yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi yang disebabkan oleh perubahan dalam nilai tukar, sedangkan Operating exposure berbicara wacana perubahan dalam arus kas masa depan yang dibutuhkan dalam nilai tukar.

Pengelolaan Translation Exposure
Translation Exposure merupakanpotensi bagi kenaikan atau penurunan dalam kekayaan bersih dan laba bersih perusahaan induk yang dilaporkan yang disebabkan oleh perubahaan dalam nilai tukar semenjak translasi terkahir. Secara prinsip, translasi sangat sederhana. Laporan keuangan mata uang gila harus dikonversikan menjadi mata uang yang digunakan dalam pelaporan perusahaan induk untuk tujuan konsolidasi. Bila digunakan nilai tukar yang sama untuk mengukur kembali setiap lini item pada masing-masing laporan (laporan laba rugi dan neraca), tentu tidak akan terjadi ketidakseimbangan yang ditimbulkan dari pengukuran kembali itu. Namun bila digunakan suatu nilai tukar yang berlainan untuk lini item yang berbeda pada masing-masing laporan, akan terjadi ketidakseimbangan.


Konsep penentuan kurs diawali dengan konsep Purchasing Power Parity (PPP), kemudian berkembang konsep dengan pendekatan neraca pembayaran (balance of payment theory ).

Konsep Purchasing Power Parity (PPP) merupakan teori yang paling banyak diterima dari semua teori penentuan nilai tukar, teori (PPP), menyatakan bahwa nilai tukar ekuilibrium jangka panjang ditentukan oleh rasio harga domestik secara relatif terhadap harga luar negeri, menyerupai berikut ini :
• PPP yaitu yang tertua dan paling banyak diikuti dari teori nilai tukar.
• Kebanyakan teori penentuan nilai tukar memiliki elemen PPP tertanam dalam kerangka kerja mereka.

Pendekatan neraca pembayaran (balance of payment theory) setelah paritas daya beli, pendekatan teoritis yang paling sering digunakan untuk penentuan nilai tukar mungkin yang melibatkan penawaran dan undangan untuk mata uang di pasar valuta asing. Nilai tukar ini mencerminkan transaksi berjalan dan transaksi rekening keuangan dicatat dalam neraca suatu neraca pembayaran, menyerupai berikut ini :
• Berpendapat bahwa nilai tukar ekuilibrium ditemukan dikala arus masuk bersih (outflow) dari valuta abnormal yang timbul dari kegiatan transaksi berjalan sesuai dengan arus keluar bersih (inflow) valuta abnormal yang timbul dari kegiatan finansial.
• Pendekatan neraca pembayaran terus menikmati tingkat luas banding sebagai neraca transaksi pembayaran yaitu salah satu yang paling sering ditangkap dan dilaporkan kegiatan ekonomi internasional.
• Kritik terhadap pendekatan neraca pembayaran timbul dari teori pementingan pada arus mata uang dan modal ketimbang saham uang atau aset keuangan.
• Saham relatif uang atau aset keuangan memainkan tugas dalam nilai tukar determin dalam teori ini, kelemahan dieksplorasi dalam pendekatan pasar moneter dan aset berikut.

Perkembangan konsep penentuan kurs valuta abnormal selanjutnya yaitu pendekatan moneter (monetary approach). Pendekatan moneter menekankan bahwa kurs valuta abnormal sebagai harga relatif dari dua jenis mata uang, ditentukan oleh keseimbangan undangan dan penawaran uang. Pendekatan moneter mempunyai dua anggapan pokok, yaitu berlakunya teori paritas daya beli dan adanya teori undangan uang yang stabil dari sejumlah variabel ekonomi agregate. Hal tersebut berarti model pendekatan moneter terhadap kurs valuta abnormal dapat ditentukan dengan berbagi model undangan uang dan model paritas daya beli.

Pendekatan moneter menyatakan bahwa kurs devisa sebagai harga relatif dari dua jenis mata uang, ditentukan oleh keseimbangan undangan dan penawaran uang. Pendekatan moneter pada dasarnya terdiri dari dua versi, yaitu versi harga fleksibel (fleksible price version) dan versi harga kaku (sticky price version). Versi harga kaku muncul akhir adanya kritik terhadap anggapan adanya fleksibilitas harga dalam versi harga fleksibel. Menurut versi ini, anggapan adanya kekakuan harga lebih realistis kalau menyangkut jangka waktu yang pendek. (Ronald MacDonald ; 1990). Versi harga kaku sering disebut pendekatan Keynesian sebab anggapan adanya variabel jumlah uang beredar yang endogen. Kedua anggapan tersebut tidak mengakui efektifitas mekanisme pasar dalam menyelesaikan ketidakseimbangan pasar uang yang terjadi dalam jangka pendek.

Pendekatan moneter juga mengasumsikan bahwa harga fleksibel dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga mekanisme transmisi berdampak secara langsung.

Pendekatan moneter menghilangkan sejumlah faktor, yang umumnya disepakati oleh para hebat mata pelajaran sama pentingnya untuk bertukar penentuan nilai, termasuk 1) kegagalan PPP untuk terus dalam jangka pendek dan menengah; 2) undangan uang muncul relatif stabil dari waktu ke waktu; dan 3) tingkat kegiatan ekonomi dan jumlah uang beredar muncul untuk menjadi saling bergantung, tidak mandiri. Akibatnya, kita tidak akan mengejar pendekatan moneter lebih lanjut.


Pendekatan ini mengasumsikan bahwa apakah orang abnormal bersedia untuk mengadakan klaim dalam bentuk moneter tergantung pada serangkaian luas pertimbangan investasi atau driver. Driver ini, menyerupai yang ditunjukkan pada Exhibit 10.1, dengan penjelasan yaitu sebagai berikut :
• Suku bunga riil relatif yaitu pertimbangan utama bagi investor di obligasi abnormal dan instrumen pasar uang jangka pendek.
• Pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas merupakan penentu penting investasi ekuitas lintas batas di kedua sekuritas dan investasi abnormal langsung.
• Likuiditas pasar modal sangat penting untuk investor institusi asing. Investor lintas-perbatasan tidak hanya pada akomodasi membeli aset, tetapi juga untuk dapat menjual aset tersebut cepat untuk nilai pasar wajar.
• Infrastruktur ekonomi dan sosial.
• Keamanan politik ini sangat penting untuk kedua portofolio abnormal dan investor langsung. Prospek keselamatan politik biasanya tercermin dalam ums premi risiko politik untuk sekuritas suatu negara dan untuk tujuan mengevaluasi pribadi investasi abnormal pemerintah di negara itu.
• Spekulasi dapat menimbulkan krisis valuta abnormal atau membuat krisis yang buruk.


Meskipun anutan pada penentuan nilai tukar (kondisi paritas, pendekatan neraca pembayaran, dan pendekatan asset) membuat pemahaman nilai tukar tampaknya sederhana, yang jarang terjadi. Modal dan mata uang pasar besar dan cair mengikuti banyak prinsip yang diuraikan sejauh ini relatif baik dalam jangka menengah dan jangka panjang. Semakin kecil dan kurang likuid pasar, bagaimanapun, sering menunjukkan perilaku yang tampaknya bertentangan dengan teori. Masalahnya tidak terletak pada teori, tetapi dalam relevansi asumsi yang mendasari teori. Sebuah analisis dari krisis pasar berkembang menggambarkan tampak sejumlah kontradiksi.

Krisis Asia Juli 1997 dan jatuhnya peso Argentina pada tahun 2002 menunjukkan spektrum emerging market mengenai kegagalan ekonomi, masing-masing dengan penyebab yang kompleks sendiri dan pandangan yang tidak diketahui. Krisis ini juga menggambarkan problem yang berkembang terkait dengan pelarian modal dan spekulasi internasional jangka pendek dalam mata uang dan surat berharga.


Transaksi Exposure
Adalah mengukur perubahan nilai kewajiban keuangan yang luar biasa terjadi sebelum perubahan dalam nilai tukar tetapi tidak akan dilunasi hingga setelah nilai tukar berubah.

Paparan operasi
Adalah mengukur perubahan nilai sekarang dari perusahaan yang timbul dari perubahan yang dibutuhkan arus kas operasi masa depan perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam nilai tukar.

Eksposur transaksi dan eksposur operasi ada karena perubahan yang tak terduga dalam arus kas masa depan. Perbedaan antara keduanya ialah bahwa paparan transaksi berkaitan dengan arus kas masa depan yang sudah dikontrak untuk sementara. Sedangkan paparan operasi berfokus pada dibutuhkan (belum dikontrak untuk) arus kas masa depan yang mungkin berubah karena perubahan nilai tukar telah mengubah daya saing internasional.


Translation Exposure
Adalah potensi perubahan akuntansi yang diturunkan ekuitas pemilik untuk terjadi karena kebutuhan untuk "menerjemahkan" laporan keuangan mata uang abnormal dari anak perusahaan abnormal ke dalam mata uang pelaporan tunggal untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi di seluruh dunia.

Paparan pajak
Karena paparan pajak ditentukan oleh negara domisili masing-masing anak perusahaan, sebuah MNE perlu merencanakan kebijakan administrasi valuta abnormal untuk meminimalkan seluruh dunia setelah pajak tanggapan rugi kurs dan memaksimalkan keuntungan setelah pajak.


Eksposur transaksi muncul dari berikut ini :
• Membeli atau menjual kredit barang atau jasa ketika harga dinyatakan dalam mata uang asing.
• Meminjam atau meminjamkan dana ketika pembayaran harus dilakukan dalam mata uang asing.
• Menjadi pihak kontrak berjangka valuta gila unperformed.
• Jika tidak memperoleh aktiva atau kewajiban menyebabkan dalam mata uang asing.

Contoh yang paling umum dari eksposur transaksi muncul ketika suatu perusahaan memiliki piutang atau hutang dalam mata uang asing. Sebuah eksposur transaksi bergotong-royong dibuat pada ketika pertama penjual mengutip harga dalam mata uang gila untuk calon pembeli.


Seperti banyak pendekatan yang berbeda untuk administrasi eksposur ada alasannya ada perusahaan. Berbagai survei praktek administrasi risiko perusahaan dalam beberapa tahun terakhir di Amerika Serikat, Inggris, Finlandia, Australia, dan Jerman menyampaikan tidak ada konsensus yang konkret ada mengenai pendekatan yang terbaik.

Mengapa Akuntansi itu perlu?

Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus membuat keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan mensugesti kondisi keuangan organisasi. Keputusan yang demikian dikenal dengan istilah Keputusan Ekonomi.

Karena itulah para pengambil keputusan dan pihak-pihak berkepentingan memerlukan berita wacana kinerja ekonomi dan kondisi organisasi, yang dikenal dengan istilah Informasi Ekonomi. Maka tentu diharapkan kegiatan di bidang keuangan yang bertugas mengolah dokumen ekonomi sehingga mampu menghasilkan berita ekonomi yang memadai bagi para pengambil keputusan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Misalnya pada organisasi nirlaba laporan akuntansi dapat digunakan untuk :
1. Direktur Eksekutif memutuskan apakah akan merancang kegiatan gres atau menggeser program-program yang kurang efektif.
2. Manajer menggunakan untuk melaksanakan penganggaran.
3. Penanggungjawab organisasi (Board) memutuskan apakah akan merekomendasikan penggantian pengurus dan pelaksana.
4. Stakeholder mengetahui apakah kinerja organisasi memadai atau tidak.
5. Kantor Pajak mengetahui jumlah pembayaran pajak.

Kegiatan mengolah dokumen ekonomi menjadi berita ekonomi itulah yang kemudian dikenal sebagai Akuntansi.



1. Accounting Entity (Organisasi)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi ialah entity (organisasi) tertentu yang harus terang terpisah dari entity (organisasi) yang lain.
2. Going Concern (Kelangsungan hidup)
Dalam menyusun laporan akuntansi harus menganggap bahwa organisasi (entity) akan terus beroperasi di masa-masa akan datang, tidak ada asumsi bubar. Namun untuk organisasi nirlaba, going concern lebih terkait dengan kuatnya administrasi menggalang dana dan mengatur dana aktivitas untuk menjaga kelangsungan usaha, supaya tidak “Habis Donasi maka Organiasasi
Gulung Tikar.”
3. Measurement (Pengukuran)
Akuntansi ialah sebagai pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki organisasi.
4. Time Period (Periode Akuntansi)
Laporan keuangan menyajikan gosip untuk suatu waktu atau suatu periode tertentu.
5. Monetary Unit (Pengukuran dalam bentuk uang)
Transaski organisasi dilaporkan dalam ukuran moneter.
6. Accrual (Akrual)
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
7. Exchange Price (Nilai Tukar)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umunya didasarkan pada harga pertukaran.
8. Approximation (Penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran nilai, harga, umur penyisihan, dan sebagainya.
9. Judgement (Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diharapkan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki akuntan.
10. General Purpose (Tujuan Utama)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus.
11. Interrelated Statement (Keterkaitan antar Laporan)
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas mempunyai korelasi yang sangat bersahabat dan berkaitan satu sama lain.
12. Substance Over Form (Substansi mengungguli bentuk)
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada bukti legalnya.
13. Materiality (Materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat gosip yang dianggap penting, dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikansinya. Batasan nilai yang signifikan.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.