TERMINOLOGI AKUNTANSI BERBAHASA ASING
Salah mengartikan atau menginterpretasikan laporan keuangan mampu fatal akibatnya. Lebih celaka lagi kalau kesalahan fatal terjadi hanya alasannya salah mengartikan istilah yang dipergunakan.
Ada 2 jenis sumber kesalahan umum yang biasa terjadi dalam terminologi akuntansi berbahasa asing, yaitu :
Ada 2 jenis sumber kesalahan umum yang biasa terjadi dalam terminologi akuntansi berbahasa asing, yaitu :
A. Penggunaan Simbol Mata Uang
Berhati-hatilah dalam membaca simbul mata uang yang dipergunakan. Sering terjadi salah pengertian mengenai simbul mata uang yang dipergunakan. Pencantuman simbol mata uang memang kelihatannya sepele, tetapi mampu menyebabkan kebingungan yang serius. Berikut yakni kesalahan umum yang biasa terjadi terkait dengan simbul mata uang :
Berhati-hatilah dalam membaca simbul mata uang yang dipergunakan. Sering terjadi salah pengertian mengenai simbul mata uang yang dipergunakan. Pencantuman simbol mata uang memang kelihatannya sepele, tetapi mampu menyebabkan kebingungan yang serius. Berikut yakni kesalahan umum yang biasa terjadi terkait dengan simbul mata uang :
(-) Simbol mata uang tidak tercantum
Terkadang simbol mata uang tidak tercantum. Entah itu dalam bukti transaksi, dalam catatan, maupun dalam laporan. Bisa dibayangkan jikalau diskripsi transaksi atau nama rekeningnya berbahasa inggris tetapi simbul mata uang tidak ada. Apakah serta merta orang akan mengasumsikan transaksi tersebut bermata uang USD ?, belum tentu.
Antara IDR dengan USD tentu mampu dengan mudah dapat dibedakan, alasannya value antara kedua jenis mata uang tersebut sangatlah obvious (kentara?). Misalnya : “Laser Jet Printer unit = 1,900,000.00” sudah pasti kita tahu itu pasti bermata uang IDR, tidak mungkin sebuah printer laser jet harganya mencapai USD 1,900,000.00 bukan ?. Bagaimana jikalau sebuah perusahaan Australia mencatat “Laser Jet Printer Unit = 237.00” apakah berani eksklusif mengasumsikan itu yakni AUD 237.00 ?”. Jelas tidak berani.
Maka dari itu, mencantumkan simbul mata uang, baik itu di dalam bukti transaksi (invoice, faktur, debit note, terlebih-lebih laporan keuangan) yakni wajib.
Terkadang simbol mata uang tidak tercantum. Entah itu dalam bukti transaksi, dalam catatan, maupun dalam laporan. Bisa dibayangkan jikalau diskripsi transaksi atau nama rekeningnya berbahasa inggris tetapi simbul mata uang tidak ada. Apakah serta merta orang akan mengasumsikan transaksi tersebut bermata uang USD ?, belum tentu.
Antara IDR dengan USD tentu mampu dengan mudah dapat dibedakan, alasannya value antara kedua jenis mata uang tersebut sangatlah obvious (kentara?). Misalnya : “Laser Jet Printer unit = 1,900,000.00” sudah pasti kita tahu itu pasti bermata uang IDR, tidak mungkin sebuah printer laser jet harganya mencapai USD 1,900,000.00 bukan ?. Bagaimana jikalau sebuah perusahaan Australia mencatat “Laser Jet Printer Unit = 237.00” apakah berani eksklusif mengasumsikan itu yakni AUD 237.00 ?”. Jelas tidak berani.
Maka dari itu, mencantumkan simbul mata uang, baik itu di dalam bukti transaksi (invoice, faktur, debit note, terlebih-lebih laporan keuangan) yakni wajib.
(-) Simbol Dollar tidak dicantumkan dengan lengkap
Sudah lumrah terjadi simbol dollar hanya ditulis $, misalnya $ 100.00. Jangan lupa yang menggunakan mata uang dollar tidak hanya USA, ada Canada, Singapura, Australia, dan lain sebagainya. Jika menggunakan mata uang Dollar, cantumkanlah secara lengkap sesuai dengan jenisnya. Misalnya USD atau US$, AUD atau AU$, atau SIN$, dan lain sebagainya.
B. Istilah Dalam Chart Account (kode dan nama rekening)
Ada beberapa negara yang sama-sama menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa nasional, tetapi mereka memakai istilah akuntansi yang berbeda.
Misalnya :
United Kingdom dan negara-negara di eropa pada umumnya menyebut “Persediaan Barang” sebagai “Stock”, sedangkan Amerika menyebutnya sebagai “Inventory”, dan kata “Stock” biasa dipergunakan untuk sebutan “Saham”. Kalau tidak salah kita di Indonesia juga sering munggunakan kata “stock” untuk persediaan barang bukan ?, apakah warisan dari penjajahan Belanda ?... maybe.
United Kingdom menyebut “Piutang” dengan istilah “Debtor”, sedangkan di amerika, piutang di istilahkan dengan “Account Receiveable”.
Amerika menyebut “Rent” untuk istilah “Sewa”, sedangkan inggris dan negara-negara persemakmurannya, menyebutnya sebagai “Hire Charges”.
Beberapa negara mungkin menyebut kas bank dengan “Bank” saja, tetapi di amerika biasa disebut dengan “checking account”.
Sudah lumrah terjadi simbol dollar hanya ditulis $, misalnya $ 100.00. Jangan lupa yang menggunakan mata uang dollar tidak hanya USA, ada Canada, Singapura, Australia, dan lain sebagainya. Jika menggunakan mata uang Dollar, cantumkanlah secara lengkap sesuai dengan jenisnya. Misalnya USD atau US$, AUD atau AU$, atau SIN$, dan lain sebagainya.
B. Istilah Dalam Chart Account (kode dan nama rekening)
Ada beberapa negara yang sama-sama menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa nasional, tetapi mereka memakai istilah akuntansi yang berbeda.
Misalnya :
United Kingdom dan negara-negara di eropa pada umumnya menyebut “Persediaan Barang” sebagai “Stock”, sedangkan Amerika menyebutnya sebagai “Inventory”, dan kata “Stock” biasa dipergunakan untuk sebutan “Saham”. Kalau tidak salah kita di Indonesia juga sering munggunakan kata “stock” untuk persediaan barang bukan ?, apakah warisan dari penjajahan Belanda ?... maybe.
United Kingdom menyebut “Piutang” dengan istilah “Debtor”, sedangkan di amerika, piutang di istilahkan dengan “Account Receiveable”.
Amerika menyebut “Rent” untuk istilah “Sewa”, sedangkan inggris dan negara-negara persemakmurannya, menyebutnya sebagai “Hire Charges”.
Beberapa negara mungkin menyebut kas bank dengan “Bank” saja, tetapi di amerika biasa disebut dengan “checking account”.
Negara-negara di eropa menyebut kan penjualan dan pendapatan lain sebagai "Turnover", sedangkan Amerika menyebutnya "Sales and Other Income".
Dan masih banyak istilah-istilah lainnya yang terkadang membingungkan, bahkan mampu menyebabkan salah arti.
Memang telah diatur mengenai terminology penggunaan istilah, bahkan penyeragaman penggunaan mata uang untuk akuntansi internasional. Sudah barang tentu perusahaan-perusahaan yang sudah corporate telah menggunakan standar yang memang worldwide dipakai.
Tetapi masalahnya akan menjadi sangat berbeda saat kita memegang foreign personal account, client abnormal perseorangan yang terkadang (bahkan sering) tidak memahami standar akuntansi. Mencatat transaksi (bukti transaksi, laporan sederhana) menggunakan istilah asli negaranya, yang mungkin saja berbeda dengan standar akuntansi international.
Dan masih banyak istilah-istilah lainnya yang terkadang membingungkan, bahkan mampu menyebabkan salah arti.
Memang telah diatur mengenai terminology penggunaan istilah, bahkan penyeragaman penggunaan mata uang untuk akuntansi internasional. Sudah barang tentu perusahaan-perusahaan yang sudah corporate telah menggunakan standar yang memang worldwide dipakai.
Tetapi masalahnya akan menjadi sangat berbeda saat kita memegang foreign personal account, client abnormal perseorangan yang terkadang (bahkan sering) tidak memahami standar akuntansi. Mencatat transaksi (bukti transaksi, laporan sederhana) menggunakan istilah asli negaranya, yang mungkin saja berbeda dengan standar akuntansi international.
Jadi, berhati-hatilah menggunakan atau mengartikan istilah akuntansi berbahasa asing. Jika tidak yakin dengan istilahnya, tanyakanlah kepada client.