Dulur Bonek, demi Persebaya yang engkau cintai, Yuk belajar bareng tentang akuntansi keuangan untuk klub sepak bola
Perkembangan industri sepak bola di Indonesia di masa depan berpotensi melahirkan pemain sepak bola yang andal. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 jiwa dan kecintaan masyarakat terhadap sepak bola serta kegemarannya menonton pertandingan sepak bola di televisi.
Apalagi Persebaya, sebagai salah satu klub sepak bola ternama dan terbesar asal Surabaya sangat berpotensi melahirkan talenta-talenta yang akan menjadi motor penggerak dan penopang industri sepak bola di Indonesia.
Dengan dukungan basis masa yang fanatik, bajul ijo Bonekmania! Dan dikelola secara profesional serta konsisten, cita-cita itu bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Layaknya sebuah organisasi yang profesional maka sebuah klub sepakbola, seperti Persebaya Surabaya juga dituntut mampu menyajikan sebuah laporan keuangan yang memuat informasi yang berkualitas bagi para pemakainya.
Ketika sepakbola sudah menjadi sebuah industri, maka sumber pendapatan sebuah klub sepakbola bisa sangat bervariasi, bukan lagi dari penjualan tiket namun juga dari sumber-sumber lain seperti penjualan merchandise, sponsor, hak siar televisi, uang penampilan dan hadiah serta dari penjualan pemain.
Apakah ada ketetentuan yang mengatur tentang laporan keuangan sebuah klub sepak bola?
Industrialisasi yang melanda dunia sepak bola tentunya juga menarik perhatian para investor bisnis untuk berinvestasi pada klub-klub sepak bola.
Adanya investasi jual-beli saham antara investor dan perusahaan, sebuah klub sepak bola memiliki peluang untuk mendapatkan sumber pendanaan eksternal yang beragam.
Di sinilah peran penting laporan keuangan kemudian muncul sebagai media komunikasi antara para pemegang saham dan manajemen klub sepak bola.
Maka FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola dunia mengeluarkan sebuah regulasi resmi yaituFIFA Regulations Club Licensing Article 10 tentang Financial Criteria yang berfokus pada pengelolaan dan pelaporan keuangan klub-klub sepak bola di dunia.
Implementasi dari financial criteria tersebut diharapkan akan memberi peningkatan jangka pendek maupun jangka panjang untuk klub dan dunia sepakbola secara umum.
Untuk memenuhi ketentuan dari financial criteria tersebut, maka sebuah klub sepakbola membutuhkan sistem akuntansi yang bisa dijadikan sebagai panduan untuk mengelola aktivitas keuangan klub-nya.
Padahal sampai saat ini belum ada prinsip akuntansi standar yang dikhususkan untuk industri sepakbola, sehingga tiap klub sepakbola harus bisa menyaring dan memilih sendiri standar yang memadai untuk diaplikasikan pada klub-nya.
Maka dari itu diperlukan seorang akuntan profesional yang memiliki pengetahuan yang spesifik tentang industri sepak bola sehingga ia bisa memutuskan serangkaian aturan akuntansi yang paling memungkinkan untuk diaplikasikan klub sepak bola dan akhirnya akan dihasilkan sebuah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan sebuah klub sepak bola.
Format Laporan Keuangan Klub Sepak Bola
Untuk menilai laporan keuangan klub sepak bola di Indonesia, termasuk Persebaya Surabaya, tak ada salahnya kita mempelajari laporan keuangan yang dibuat oleh klub-klub profesional di benua biru, Eropa.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa perkembangan industri klub sepak bola di Indonesia masih berada di bawah industri sepak bola di Eropa.
Industri sepak bola yang maju di Eropa tentunya juga akan memengaruhi pelaporan keuangan masing-masing klub seperti Manchester United (MU).
Manchester United adalah contoh klub sepak bola berstatus Public Limited Company yang telah dikelola secara profesional.
Guna memenuhi aspek akuntabilitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan, mereka dituntut agar mampu mempertanggungjawabkan dan melaporkan segala bentuk pengelolaan dana dari seluruh aktivitas yang dilakukan secara terbuka dan transparan dalam bentuk informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan klub-klub sepak bola yang berbentuk PLC (Public Limited Company) hampir sama dengan perusahaan biasa.
Terdapat consolidated balance sheet, consolidated income statement, consolidated statement of change in equity, consolidated statement of cash flow dan notes to the consolidated financial statements.
Hanya saja terdapat sedikit perbedaan dalam susunan item-item pada neraca dan Laporan Rugi Laba-nya.
Di bawah ini akan diuraikan mengenai consolidated balance sheet, consolidated income statement, consolidated statement of cash flow dari klub sepak bola yang memasukkan pemain sepak bola sebagai aktiva tak berwujud.
Saya mengambil contoh laporan keuangan Manchester United (MU).
Neraca
Kelompok Aset
Berdasarkan Consolidated Balance Sheet di atas terlihat bahwa dalam menyajikan kelompok Aset, Manchester United mengelompokkannya sesuai dengan IAS 1 (International Accounting Standard) yaitu Current Asset dan Non-current asset.
Non-current asset terdiri dari Property, plant and equipment, Investment property, Goodwill, Players’ registration and other intangible assets, Trade and other receivables, Deffered tax asset.
Sedangkan Current assets terdiri dari Derivative financial instruments, Trade and other receivables, Current tax receivable, dan Cash and cash equivalents.
Sebagai klub sepak bola, aktivitas transfer pemain adalah hal penting yang harus disajikan di dalam laporan keuangan.
Untuk itulah Manchester United melaporkan biaya, amortisasi, dan durasi kontrak pemainnya pada akun Players’ registration and other intangible assets.
Dari susunan neraca di kelompok aset tersebut dapat diketahui bahwa nilai dari kontrak pemain pada periode tahun 2015 cukup besar yaitu 238.944.000,- poundsterling, kira-kira mendekati nilai property, plant, and equipment yang dimiliki oleh klub tersebut.
Kelompok Liabilities
Dari laporan equity and liabilities di atas dapat dilihat bahwa dalam menyajikan kelompok Liabilities, Manchester United mengelompokkan akun tersebut ke dalam Current liabilities dan Non-current liabilities.
Sedangkan dari kelompok equity dapat dilihat pula bahwa Manchester United telah melaporkan sumber permodalan klub selama satu periode.
Laporan Laba Rugi
Berdasarkan penyajian Income Statement di atas, informasi yang disajikan Manchester United terlihat Revenue terdiri dari Commercial revenue, Broadcasting revenue, Matchday revenue.
Di mana Commercial revenue berasal dari : Sponsorship revenue,Retail, merchandising, apparel & products licensing revenue,Mobile & Content revenue.
Dalam penyajian Expenses. Informasi yang disajikan Manchester United hanya mengelompokan Expenses secara garis besar terdiri dari Employee benefit expenses, Other operating expenses, Depreciation, Amortization, dan Finance costs
Dan Dalam catatan atas laporan keuangan Manchester United dapat membantu pengguna dalam memahami informasi yang disajikan.
Cash flow
Dari laporan penyajian Cash Flow di atas terlihat bahwa Manchester United mengklasifikasikan Laporan Arus Kasnya ke dalam tiga aktivitas utama, yaitu : Net cash generated from operating activities, Net cash used in investing activities, Net cash generated from/(used in) financing activities. Di laporan tersebut juga disajikan rincian dari tiap aktivitas.
Hasil analisis atas laporan keuangan Manchester United secara keseluruhan menunjukkan bahwa keseluruhan laporan keuangan Manchester United tersebut telah memenuhi informasi yang disyaratkan dalam regulasi oleh lembaga yang berwenang, yang artinya telah mencerminkan aktivitas utama perusahaan yang bergerak dalam industri sepak bola.
Lalu bagaimana dengan laporan keuangan Persebaya Surabaya Dulur Bonekmania?
Post a Comment
Post a Comment