Divestasi
Terdapat beberapa pengertian divestasi yang dikemukakan oleh para ahli,diantaranya Benson et al. (1984) mengkategorikan divestasi sebagai sell-off dan spin-off. Sell-off yaitu menjual sebagian aset dari perusahaan induk, menyerupai anak perusahaan, divisi, atau lini produk kepada perusahaan lain. Sedangkan spin-off terjadi dikala sebuah perusahaan mendistribusikan seluruh saham biasa yang dimiliki pada sebuah anak cabang yang dikuasainya untuk shareholder aslinya. Rosenfeld (1984) mendefinisikan divestasi sebagai sebuah langkah perubahan portofolio aset perusahaan dengan cara melaksanakan sell-offs ataupun spin-offs aset yang tidak diinginkan (bermanfaat lagi). Linn & Rozeft (1984) mendefinisikan sell-off sebagai penjualan sub bagian, divisi, atau lini bisnis oleh suatu perusahaan ke perusahaan lain. Sell-off merupakan bentuk sederhana dari divestiture, proses yang merupakan kontraksi bagi perusahaan yang menjual namun menjadi alat untuk ekspansi bagi perusahaan yang membelinya. Sudarsanam (1995) menyatakan bahwa divestasi merupakan kebalikan dari pertumbuhan sebagai akhir akuisisi dengan cara menjual sebagian bisnisnya untuk alasan yang berbeda-beda. Sedangkan Moin (2004) menyatakan bahwa divestasi yaitu menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain untuk menerima dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan.
Alasan yang melatarbelakangi suatu perusahaan melaksanakan divestasi dapat dibedakan dalam dua kelompok (Moin, 2004), yaitu:
1. Alasan internal perusahaan
a. Kembali ke kompetensi inti (core business)
b. Menghindari sinergi yang negative
c. Melepas bisnis usaha yang non-profitable
d. Kesulitan keuangan (financial distress)
e. Perubahan seni administrasi atau prioritas perusahaan
f. Perusahaan mencari komplemen dana segar untuk keperluan tertentu
g. Melepas unit bisnis untuk bangun sendiri
2. Alasan eksternal perusahaan
a. Paksaan pemerintah
b. Permintaan kreditur
Divestasi terjadi dengan banyak sekali cara, yaitu:
1. Penjualan
Tipe paling umum dari aktivitas divestasi yaitu penjualan sebuah divisi, unit bisnis, segmen atau sekelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli umumnya, namun tidak selalu, membayar tunai. Beberapa alasan kenapa metode penjualan yang dipilih dikala melaksanakan divestasi.
a) Penjualan aset yaitu pertahanan terhadap pengambilalihan yang tidak bersahabat.
b) Penjualan aset menunjukkan dana tunai untuk perusahaan yang dilikuidasi.
2. Spin-off
Dalam spin-off perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham perusahaan induk.
Spin-off berbeda dengan penjualan alasannya dua alasan.
a) Perusahaan induk tidak memperoleh dana tunai dari spin-off
b) Pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan yaitu sama dengan pemegang saham induk.
3. Carve-Out
Dengan carve-out, perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan kemudian menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat. Umumnya pemegang saham perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas gres tersebut.
4. Tracking stock
Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk “menelusuri” kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Misalnya, jikalau tracking stock membagikan dividen maka jumlah dividennya akan bergantung pada kinerja divisi. Divisi yang memiliki tracking stock tetap menjadi bab dari perusahaan induk meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk.
Post a Comment
Post a Comment