Difinisi Dasar Harga Pokok Penjualan
Pada dasarnya Harga Pokok Penjualan (istilah yang digunakan IAI) yaitu segala cost yang timbul dalam rangka menciptakan suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok penjualan yaitu cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang sanggup dihubungkan pribadi dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.
Struktur Harga Pokok Penjualan
Dengan difinisi di atas, sanggup kita peroleh struktur dasar harga pokok penjualan. Harga pokok Penjualan intinya terdiri dari dari 3 (tiga) element besar saja:
[-]. Persediaan (Inventory)
[-]. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
[-]. Overhead Cost
Persediaan
Untuk peruhaan dagang, elemen persediaan hanya terdiri dari “Persediaan Barang Jadi” saja, atau yang dikenal dengan “Inventory”.
Sedangkan perusahaan manufaktur persediaannya terdiri dari:
[-]. Persediaan Bahan Baku (Raw Materials)
[-]. Persediaan Barang Dalam Proses (WIP = Work In Pocess)
[-]. Persediaan Barang Kaprikornus (Inventory)
Elemen “Persediaan” yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu besarnya “Persediaan Terjual”. Dan untuk mengetahui nilai persediaan yang terjual maka perlu mengetahui unsur-unsur dibawah ini terlebih dahulu :
[-]. Persediaan Awal
[-]. Pembelian (Untuk perusahaan dagang)
[-]. Harga Pokok Produksi (Untuk perusahaan manufaktur)
[-]. Persediaan Akhir
[-]. Persediaan digunakan (IAI menyebutnya “Barang Tersedia Untuk Dijual”)
Persediaan Awal:
Adalah besarnya (nilai) persediaan yang sudah kita miliki sebelum proses di periode ini dimulai. Artinya, persediaan tersebut telah ada sebelum acara periode ini dimulai.
Pembeliaan:
Jangan lupa yang kita akui yaitu “cost yang terjadi”, sehingga besarnya nilai pembelian yang kita akui hanya sebesar cost yang timbul saja, yang diwujudkan dengan “Pengeluaran Kas (cash disbursement)” atau ratifikasi “Utang Dagang”. Sehingga nilai pembelian yang kita akui yaitu sebesar nilai bersihnya (net purchase) saja. Hal ini perlu ditegaskan alasannya dalam praktek bisnis, seringkali sebagai perusahaan sebagai pembeli, baik itu pembelian barang jadi (untuk perusahaan dagang) maupun pembelian materi baku (perusahaan manufaktur) memperoleh potongan harga (discount), sanggup juga terjadi pengembalian barang kepada pihak penjual (Return). Untuk memperoleh nilai net purchase, maka kita perlu struktur menjadi:
[-]. Gross Purchase (biasa ditulis “Purchase” saja)
[-]. Discount
[-]. Return
[-]. Net Purchase
Persediaan Akhir:
Adalah besarnya persediaan yang kita bukukan sebagai “persediaan” diakhir periode.
Persediaan Digunakan/Terjual (Persediaaan Tersedia Untuk Dijual):
Adalah besarnya persediaan:
[-]. Barang dagangan yang terjual (untuk perusahaan dagang)
[-]. Besarnya Bahan Baku yang digunakan & barang dagangan yang terjual (untuk
perusahaan manufaktur).
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
Direct Labor Cost yaitu upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang pribadi terlibat pada proses pengolahan barang dagangan. Dikatakan Direct Labor Cost hanya bila besarnya upah yang dibayarkan tergantung pada jumlah output product yang dihasilkan.
Yang termasuk ke dalam kelompok tenaga kerja pribadi yaitu tenaga kerja yang dibayar berdasarkan: “Upah Satuan” atau “Upah Harian/Jam”.
Dalam hal tenaga kerja dibayar dengan upah satuan, tentu dengan terang sanggup kita lihat bahwa upah tenaga kerja tersebut sanggup dibebankan pribadi pada product yang dihasilkan.
Jika upah yang dibayarkan menurut jumlah jam kerja, maka biasanya perusahaan telah memilih jumlah (satuan) yang harus dihasilkan untuk tengang waktu tertentu (per jam atau perhari). Sehingga pada final perhitungan, sanggup diketahui berapa direct labor cost yang akan di bebankan untuk 1 satu unit product, dan total direct labor cost untuk akumulasi product yang dihasilkan.
Pada perusahaan pedagang kecil (small wholesaler atau retailer), direct labor cost sulit untuk sanggup di alokasikan dengan semestinya. Sehingga Direct Labor Cost hanya sanggup kita temukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur atau pertambangan.
Overhead Cost
Adalah cost yang timbul selain dari ketiga kedua elemen tersebut diatas, yang biasanya disebut dengan indirect cost, jenisnya tentu saja bervariasi, tergantung jenis usaha, sekala perjuangan dan jenis sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan. Yang jamak kita temui pada perjuangan manufaktur atau dagang yaitu :
[-]. Sewa (Rental Cost)
[-]. Penyusutan Mesin & Peralatan (Depreciation on Machineries & Equipment)
[-]. Penyusutan Bangunan Pabrik (Factory’s Building Depreciation)
[-]. Listrik, Air untuk pabrik (Factory’s Utilities)
[-]. Pemeliharaan Pabrik & mesin (Factory & Machineries Maintenance)
[-]. Pengemasan (Packaging/Bottling & labor cost-nya)
[-]. Gudang (Warehousing Cost)
[-]. Sample produksi (Pre-production sampling)
[-]. Ongkos kirim (Inbound & Outbound deliveries)
[-]. Container (Continer)
Siklus dan Alur Jurnal Harga Pokok Penjualan
Inventory
Inventory (yang tercantum di dalam neraca pada periode sebelumnya), akan menjadi persediaan awal pada periode kini (current period). Jika persediaan tersebut terjual pada periode ini, maka persediaan tersebut di biayakan (expensed) dan diakui sebagai Harga Pokok Penjualan.
Proses pembebanan inventory dilakukan pada ketika barang terjual (diserahkan) dengan jurnal:
[Debit]. Harga Pokok Penjualan (Inventory terjual)
[Credit]. Inventory
Catatan: untuk membebankan inventory terjual ke dalam harga pokok penjualan, jurnal di atas:
Sisi debit akan menambah harga pokok penjualan pada laporan keuntungan rugi
Sisi kredit akan mengurangi nilai inventory pada neraca di final periode nanti
Jurnal tersebut berpasangan dengan:
[Debit]. Kas (atau piutang)
[Credit]. Penjualan
Catatan: untuk mengakui penjualan dan piutang (penerimaan kas) di periode tersebut
Jika pada periode yang sama terjadi penambahan inventory akhir pembelian barang dagangan, maka pembelian tersebut akan menambah nilai persediaan barang dagangan (inventory), atas pembelian tersebut di jurnal dengan:
[Debit]. Inventory
[Credit]. Cash (atau Utang Dagang)
Catatan: Jurnal diatas:
Sisi debit akan menambah nilai inventory pada neraca
Sisi kredit akan mengurangi kas atau menambah utang dagang pada neraca
Selanjutnya bila sebagaian dari barang tersebut laris terjual maka bab yang laris terjual tersebut akan dibebankan ke dalam harga pokok penjualan menyerupai pada alur pertama tadi, dengan jurnal yang sama (tentu saja dengan nilai yang sesuai)
Work In Process & Raw Material
Untuk perusahaan manufaktur, disamping persediaan barang jadi, juga terdapat persediaan barang dalam proses (work in process) dan persediaan materi baku.
Persediaan barang dalam proses & materi baku pada neraca periode sebelumnya akan menjadi persediaan awal pada periode berjalan. Jika terpakai dalam proses produksi periode berjalan maka persediaan yang terpakai dibebankan ke dalam harga pokok penjualan dengan jurnal :
Untuk Bahan Baku:
[Debit]. Persediaan Barang Dalam Proses (WIP-Raw Material)
[Credit]. Persediaan Bahan Baku (Raw Material)
Untuk Barang dalam proses:
[Debit]. Inventory
[Credit]. Persediaan Barang Dalam Proses
Jika terjadi pembelian materi baku, maka nilai pembelian tersebut akan menambah persediaan materi baku pada neraca, atas pembelian materi baku tersebut di jurnal:
[Debit]. Bahan Baku (Raw Material)
[Credit]. Cash (Utang Dagang)
Selanjutnya bila sebagian dari materi baku yang dibeli tersebut dipakai, maka dilakukan penjurnalan menyerupai ketika pembebanan persediaan materi baku ke dalam Persediaan Work In Process di atas.
Direct Labor Cost aiakumulasikan dengan Raw Material Usage dan Work In Process Usage akan menghasilkan HARGA POKOK PRODUKSI, selanjutnya Harga Pokok Produksi dan Inventory akan membentuk Harga Pokok Penjualan.
Perhitungan Dasar Harga Pokok Penjualan
Jika kita buatkan formulasi dasar maka perhitungan Harga Pokok Penjualan sanggup dirumuskan dengan:
HPP = Inventory Usage + Direct Labour Cost + Overhead Cost
Inventory Usage sanggup kita turunkan menjadi :
Saldo Awal(+)Pembelian atau Penambahan(–)Saldo Akhir
Pembelian itu sendiri sanggup kita turunkan menjadi:
Purchase atau invoice (-) Discount (-) Return
Format Pelaporan Harga Pokok Penjualan
Dengan Struktur, Alur dan perhitungan Harga Pokok Penjualan menyerupai di atas, maka format laporan harga pokok penjualan sanggup kita construct. Hanya saja, referensi bentuk laporan akan saya berikan pada session berikutnya.
Lanjutkan! :
Disana akan saya berikan klarifikasi struktur, alur jurnal dan perhitungan disertai dengan referensi kasusnya. Juga akan saya tampilkan referensi struktur laporannya yang comprehensive, tidak ketinggalan bahas kajian perpajakannya.
Post a Comment
Post a Comment