Pengertian Operating Exposure
Exposure valuta abnormal terdiri dari operating exposure dan transaction exposure dan translation expocure. Transaction exposure yaitu ukuran perubahan nilai dari kewajiban keuangan di masa lalu yang belum jatuh tempo hingga setelah adanya perubahan kurs. Kaprikornus transaction exposure terjadi pada arus kas perusahaan yang diakibatkan kontrak kewajiban yang telah dilakukan. Sedangkan operating exposure,disebut juga exposure economi, exposure kompetitif atau exposure strategis yaitu mengukur perubahan alam nilai sekarang perusahaan yang diakibatkan oleh setiap perubahan dalam arus kas operasional masa depan perusahaan yan disebabkan oleh perubahaan yang tidak dibutuhkan dalam nilai tukar. Perubahan nilai itu tergantung pada pengaruh perubahan nilai tukar terhadap volume penjualan, harga, dan biaya-biaya di masa depan.(Eiteman, 2010).
Dalam krisis ekonomi global sekarang ini, fluktuasi kurs antar mata uang abnormal menimbulkan peningkatan operating exposure. Karena operating exposure dapat mensugesti pendapatan dan biaya perusahaan di masa datang, maka suatu perusahaan membutuhkan perspektif jangka panjang, dengan anggapan bahwa operasi perusahaan akan berkelanjutan dalam lingkup kompetisi biaya dan harga yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs antar mata uang asing.
Manajemen Proaktif Operating Exposure
Eksposur operasi dan transaksi dapat dikelola sebagian dengan mengadopsi kebijakan operasi atau pendanaan yang dapat mengimbangi eksposur mata uang abnormal yang diantisipasi. Operating Exposure dapat di kelola secara parsial dengan mengadopsi banyak sekali kebijakan operasi yang dapat mengurangi exposure (paparan). Enam kebijakan rpoaktif yang sering digunakan yaitu :
a. Menandingkan (matching) arus kas dari mata uang
Salah satu jalan untuk meniadakan eksposur panjang yang terus berlanjut yang diantisipasi perusahaan yaitu dengan menerima uang dalam mendominasi mata uang tersebut. Menandingkan (matching) yaitu perusahaan yang menghedge suatu arus kas masuk operasional dengan menciptakan arus kas keluar keuangan sehingga perusahaan tidak harus secara aktif mengelola exposure dengan banyak sekali instrument kontrak keuangan menyerupai kontrak forward.
b. Klausul Perjanjian Menyangkut Mata Uang: Pembagian Resiko
Metode alternative untuk mengelola eksposur arus kas jangka panjang antar perusahaan yaitu dengan melaksanakan pebagian resiko. Ini merupakan perjanjian kontraktual, yaitu antara pembeli dan penjual yang sepakat untuk mengembangkan atau memecah dampak pergerakan mata uang atas pembayaran di antara kedua belah pihak. Perjanjian ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak volatilitas dan pergerakan kurs nilai tukar yang tidak dapat diprediksi bagi kedua belah pihak.
Berbagi risiko merupakan kesepakatan kontraktual di mana pembeli dan penjual oke untuk mengembangkan tatau memecah dampak pergerakan mata uang terhadap pembayaran yang terjadi di antara mereka. Bila kedua perusahaan itu berminat dalam kekerabatan jangka panjang yang didasarkan pada kualitas produk dan keandalan pemasok, dan bukan pada gejolak-gejolak sementara yang tidak dapat diramalkan, dapat disusun suatu kesepakatan kerja sama untuk menanggung beban administrasi risiko mata uang.
c. Pinjaman paralel atau Back-to-back atau parallel loan
Back-to-back atau parallel loan, terjadi ketika dua perusahaan di dua Negara berbeda mengatur untuk meminjam dalam mata uang satu sama lain selama periode waktu tertentu.
Dalam sumbangan back to back, juga disebut sebagai sumbangan paralel atau credit swap, terjadi ketika dua perusahaan bisnis di dua negara terpisah sepakat saling meminjam mata uang pihak lawannya selama suatu periode waktu tertentu. Pada tanggal termin yang disepakati mereka mengembalikan mata uang yang mereka pinjam. Operasi ini dilakukan diluar pasar valuta asing, meskipun kutipan spot dapat digunakan sebagai titik contoh untuk menentukan banyaknya dana yang akan di swap. Pinjaman back to back juga digunakan pada ketika terjadi pembatasan actual atau yang telah diantisipasi terhadap transfer dana investasi ked an dari salah satu negara.
d. Swap mata uang/Currency Swaps
Currency Swaps serupa dengan back-to-back loan, hanya saja tidak tersaji pada neraca perusahaan. Dalam currency swap, perusahaan dan sebuah swap dealer atau swap bank sepakat untuk menukarkan jumlah yang ekuivalen atas dua mata uang yang berbeda pada periode waktu tertentu.
Swap mata uang menyerupai dengan sumbangan back to back kecuali bahwa hal ini tidak tampak pada neraca perusahaan. Dalam suatu swap mata uang, sebuah perusahaan dan dealer swap atau bank swap oke untuk memepertukarkan suatu jumlah yang ekuivalen dari dua mata uang yang berlainan untuk suatu periode waktu tertentu.
e. Lead dan lag
Perusahaan dapat mengurangi baik eksposur operasi dan transaksi dengan mempercepat atau memperlambat waktu pembayaran yang harus dilakukan atau diterima dalam mata uang asing. Leads and lags intra perusahaan lebih mungkin untuk dilakukan karena perusahaan bekerjasama istimewa kemungkinan besar akan memiliki tujuan yang sama sebagai satu perusahaan terkonsolidasi. Sebaliknya Leads and lags antar perusahaan memerlukan preferensi waktu perusahaan lain yang independen terhadap perusahaan lain.
Melakukan lead yaitu membayar lebih awal, tujuannya yaitu membayar utang mata uang sebelum mata uang lemah itu turun nilainya. Melakukan lag yaitu membayar lebih lambat.
Melakukan lead dan lad dapat dilakukan di antara perusahaan terkait (intraperusahaan) atau antara perusahaan independen (antar perusahaan). Dengan asumsi bahwa pembayaran hasilnya harus dilakukan, melaksanakan lead, dan lag selalu menghasilkan perubahaan posisi kas dan utang dari salah satu perusahaan dengan akhir kebalikannya pada perusahaan yang lain.
f. Reinvoicing center
Reinvoicing center yaitu anak perusahaan korporat yang terpisahyang bertindak sebagi perantara antara perusahaan induk atau unit terkait dalam satu lokasi dan seluruh anak perusahaan luar negeri dalam suatu wilayah giografis. Ada tiga keuntungan mendasar dari penciptaan sebuah reinvoicing center yaitu (1) mengelola exposure pertukaran valuta asing, (2) menjamin nilai tukar untuk pesanan di masa depan, dan (3) mengelola arus kas intra-anak perusahaan.
g. Terdapat dua kendala fundamental yang menghalangi penggunaan back-to-back secara luas: sulit bagi perusahaan untuk menemukan mitra, yaitu pihak counterparty untuk jumlah mata uang dan waktu yang dikehendaki.
h. Timbul resiko bahwa salah satu pihak akan gagal untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan pada waktu yang telah ditentukan – meskipun masing-masing pihak memiliki jaminan 100% (yang berdenominasi dalam mata uang yang berbeda).
Karakteristik Operating Exposure
Eksposur operasi yang juga dikenal sebagai eksposur ekonomi, eksposur kompetitif, dan terkadang eksposur strategis mengukur setiap perusahaan dalam nilai kini yang terjadi akhir perusahaan arus kas operasi masa depan, yan disebabkan oleh perubahan arus nilai tukar secara tak terduga. Mengukur eksposur operasi perusahaan memerlukan peramalan dan analisis atas seluruh eksposur transaksi masa depan perusahaan dan eksposur masa depan atas seluruh competitor dan competitor perusahaan di seluruh dunia.
Pengaruh eksposur operasi terdapat kesehatan janka panjang suatu bisnis terbilang jauh lebih penting, kalau dibandingkan dengan perubahan yang disebabkan oleh eksposur transaksi maupun eksposur translasi. Namun demikian, eksposur operasi tetap bersifat subjektif karena bergantung pada estimasi perubahan arus di masa depan selama periode waktu tertentu. Perencanaan terhadap eksposur operasi merupakan tanggungjawab administrasi sutuhnya karena tergantung pada interaksi antara taktik keuangan, pemasaran, pembelian dan produksi.
Manajemen Stratejik dan Operating Exposure
Tujuan administrasi eksposur operasi dan transaski yaitu untuk mengantisipasi dan mensugesti efek perubahan valuta abnormal yang tak terduga terhadap arus kas masa depan perusahaan, dan bukan sekedar berharap untuk kondisi terbaik. Untuk memenuhi tujuan ini, administrasi dapat melaksanakan diversifikasi basis operasi dan pendanaan perusahaan. selain itu, tujuan dari administrasi operating exposure yaitu mengantisipasi dan mensugesti pengaruh perubahan yang tak dibutuhkan dalam nilai tukar terhadap arus kas masa depan perusahaan, daripada sekedar mengharapkan yang terbaik. Untuk memenuhi tujuan ini, administrasi dapat
1. mengdiversifikasikan basis operasi dan
bila operasi suatu perusahaan terdiversifikasi secara internasional, administrasi telah diposisikan untuk mengenali disekuilibrium pada ketika terjadi dan untuk bereaksi secara kompetitif.
2. pembiayan perusahaan.
Bila sebuah perusahaan mendiversifikasikan sumber-sumber pembiayaan, perusahaan itu akan dipreposisikan untuk mengambil keuntungan dari banyak sekali penyimpangan temporer dari efek fisher internasional. Mendiversifikasi sumber pembiayaan, terlepas dari mata uang denominasi, dapat menurunkan biaya modal perusahaan dan meningkatkan ketersediaan modal untuk perusahaan tersebut.
Jika operasi sebuah perusahaan telah terdiversifikasi secara internasional, semenjak awal administrasi telah diposisikan untuk bisa mengakui disekuilibrium ketika terjadi dan bereaksi secara kompetitif.
Pendekatan Kontraktual: Lindung Nilai Terhadap Transaksi yang Tidak Dapat Dilindungi
Dalam kondisi pasar yang semakin mengglobal dan terkait satu sama lain menyerupai cukup umur ini, maka dalam beberapa kali kesempatan untuk melaksanakan hedging menjadi terbatas. Sebagai alternative, perusahaan dapat melaksanakan lindung nilai secara kontraktual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil posisi opsi mata uang jangka panajng untuk mengimbangi potensi kerugian dari perubahan kurs nilai tukar dengan arah yang tidak dikehendaki. Selain itu, kemampuan untuk melaksanakan lindung nilai terhadap transaksi yang tidak dapat dilindungi bergantung pada kemampuan perusahaan:
- Untuk memprediksi arus kas masa depan
- Untuk memprediksi respon pesaing terhadap perubahan kurs nilai tukar
Transaction exposure valuta abnormal dapat dikelola dengan hedge kontraktual, operasional, dan kuangan. Sejumlah hegding kontaktual utama menggunakan pasar forward, pasar uang, future, dan opsi. Hedging operasional dan keuangan menggunakan perjanjian pembagian risiko, lead, dan lag dalam persyaratan pembayaran, swap, dan banyak sekali taktik lain.
Isitlah hedge alami merujuk pada mengoffset arus kas operasional yang timbul dalam menjalankan bisnis. Hedge keuangan merujuk baik pada mengoffset kewajiban utang atau beberapa derivative keuangan menyerupai swap tingkat bunga. Hedging harus dibedakan secara seksama menyerupai keuangan membedakan arus kas operasi dan pembiayaan.
Post a Comment
Post a Comment